Anda di halaman 1dari 9

Didaktis, Vol. 8, No.

3, Hal 1 -67, Oktober 2009, ISSN 1412-5889

UPAYA MEMBANGUN GENERASI BERKARAKTER


BANGSA MELALUI KEBIASAAN
BERPIKIR SUKSES

You have to think big to be big


Oleh: Agar dapat menjadi besar engkau harus berpikir
HASAN SUBEKTI besar
Program Studi Pendidikan Sains,
FMIPA, UNESA [Claude M. Bristol (1881-1915) penulis Ameika]
Email: hasan_sains@yahoo.com .
A.RASIONAL
ABSTRAK

Meluasnya fenomena globalisasi


M elihat kondisi sekarang (maaf, tanpa rasa
menyalahkan), mayoritas pendidikan di In-
donesia lebih lebih mementingkan kecerdasan
merupakan dinamika yang strategis dan
membawa pengaruh terhadap tata nilai intelektual, akal, dan penalaran tanpa diimbangi
dari berbagai bangsa termasuk bangsa dengan intensifnya pengembangan kecerdasan
Indonesia perlu disikapi secara arif. Studi hati, perasaan, dan emosi. Akibatnya apresiasi
kualitatif dari kegiatan ini, bertujuan
mendeskripsikan upaya yang dapat terhadap pendidikan terhadap keunggulan nilai
dilakukan untuk membangun generasi humanistik, keluhuran budi, dan hati nurani
berkarakter bangsa dalam bidang pem- menjadi dangkal. Dalam konteks ini, pendidikan
belajaran melalui kebiasaan berfikir telah melahirkan manusia-manusia berkarakter
SUCCESS. Berdasarkan kajian teori yang
telah dilakukan dapat dinyatakan bahwa
mudah diagitasi, pemarah, memaksakan kehen-
Kecerdasan berfikir dari Costa dan Kallick dak dan menghalalkan segala cara.
(2000), dapat itu divisualisasikan menjadi Fenomena globalisasi merupakan dinamika
tujuh kelompok yang membentuk kata yang strategis dan membawa pengaruh terhadap
“SUCCESS”, yaitu: (1) Sensorial, (2) Un- tata nilai dari berbagai bangsa termasuk bangsa
derstanding, (3) Control , (4) Coqnitive, (5)
Exact , (6) Supple, (7) Silly, dapat dijadikan Indonesia. Sebagian kalangan menganggapnya
sebagai salah satu alternatif untuk mem- sebagai ancaman yang berpotensi untuk meng-
bentuk generasi berkarakter bangsa gulung tata nilai dan tradisi bangsa kita dan meng-
dalam proses pembelajaran. gantinya dengan tata nilai pragmatisme dan
Kata kunci: Kecerdasan berpikir, Gene-
populerisme asing. Di sisi lain, globalisasi meru-
rasi Karakter Bangsa. pakan sebuah fenomena alami, sebuah fragmen
dari perkembangan proses peradaban yang harus
kita lalui bersama.
Menurut Shodiq (2010:5) dalam desertasinya

34
Hasan Subekti - Upaya Membangun Generasi Berkarakter ....

menjelaskan bahwa ciri kehidupan adalah akan kelebihan dan kekurangan diri, Ber-
perubahan; ciri perubahan selalu menuntut kemampuan dan cerdas, mampu berkebia-
penguasaan beragam kecakapan untuk saan baik, berfikir dan bertindak positif yang
menghadapinya, nilai-nilai dasar tersebut merupakan keanekaragaman elemen suku
belum cukup untuk bekal peserta didik. Ke- bangsa, keluarga, atau kelompok warga atau
pada peserta didik perlu diberikan pula nilai individu, atau warga bangsa yang merupakan
“dasar perubahan” yang disebut sebagai nilai satu kesatuan.
progresif atau nilai profesional yang meliputi Menurut Henry (dalam Susilo, 2009: 30-
kemampuan bersikap demokratis, produktif, 34), menjelaskan bahwa kecerdasan berfikir
kreatif, inovatif, dan adaptif yang banyak dari Costa dan Kallick (2000), dapat itu divi-
menentukan keberhasilan seseorang dalam sualisasikan menjadi tujuh kelompok yang
konteks perubahan. membentuk kata “SUCCESS”. Ketujuh ke-
Mengacu pada UU tentang sistem pen- lompok yang membentuk kata tersebut, yaitu:
didikan nasional. pasal 1 ayat 1, pendidikan (1) Sensorial, (2) Understanding, (3) Con-
adalah usaha sadar dan terencana untuk me- trol , (4) Coqnitive, (5) Exact , (6) Supple,
wujudkan suasana belajar dan proses pem- (7) Silly.
belajaran agar generasi berkarakter secara Sehubungan dengan hal tersebut diatas,
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk maka pada makalah ini akan diuraikan
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, “Upaya Membangun Generasi berkarakter
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, Bangsa Melalui Kebiasaan Berfikir SUC-
akhlak mulia, serta keterampilan CESS’ yang dijadikan sebagai acuan untuk
Sebuah bangsa adalah kumpulan dari tata mengulas pembentukan generasi berkarakter
nilai (values). Sendi sendi yang menopang bangsa dalam proses pembelajaran. menuju
sebuah bangsa umumnya adalah berupa pada kemandirian bangsa. Hal ini dilakukan
karakter dan mentalitas rakyatnya yang dengan harapan yang diantaranya, yaitu: (1)
menjadi pondasi yang kukuh dari tata nilai sebagai masukan bagi para pemerhati
bangsa tersebut. Keruntuhan sebuah bangsa pendidikan tentang pembelajaran melalui
umumnya ditandai dengan semakin lunturnya kebiasaan berfikir SUCCESS, (2) bahan
nilai nilai bangsa tersebut, walaupun secara pertimbangan untuk merancang pembela-
fisik bangsa tersebut sebenarnya masih eksis jaran melalui kebiasaan berfikir SUCCESS,
(Rajasa, 2007:1). Untuk itu, bangsa itu akan dan (3) Sebagai bahan informasi untuk
tetap berkibar apabila karakter dan mentali- penelitian lebih lanjut tentang pembelajaran
tas rakyatnya yang menjadi pondasi di susun melalui kebiasaan berfikir SUCCESS.
dengan baik. Manurut Soejadi( 2009:12)
menjelaskan bahwa membangun (pendidi- B.KAJIAN TEORI
kan) karakter bangsa merupakan strategi, Kajian teori yang mendasari dan relevan
pendekatan, metode dan teknik dengan me- dengan penelitian ini mengenai arti dan
nyadari potensi llahi dalam diri generasi makna karakter bangsa, implikasi pembela-
berkarakter untuk mencapai pribadi yang jaran karakter bangsa, tata nilai yang generasi
sadar akan nilai kehidupan bersama, sadar berkarakter bangsa dan watak generasi

35
Didaktis, Vol. 8, No. 3, Hal 1 -67, Oktober 2009, ISSN 1412-5889

berkarakter bangsa, yang disajikan secara nya potensi generasi berkarakter agar
lebih rinci sebagai berikut. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
1. Arti dan Makna Karakter Bangsa mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
Jika seseorang hendak membangun, dan menjadi warga negara yang demokratis
apakah membangun gedung ataupun sistem, serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas,
maka tentulah ada sesuatu yang hendak 2003: .25). Hal ini diharapkan mampu meng-
dicapai dan proses membangun itu tentu hasilkan orang-orang yang kreatif dalam
memerlukan strategi, pendekatan, metode, menghadapi tantangan arus budaya global,
teknik dan lain-lain. karakter atau watak selalu mempunyai empati tinggi, sabar, dan
adalah karakter pribadi yang sadar akan nilai suka dengan kejadian apa saja. Mereka tidak
kehidupan bersama, sadar akan kelebihan dan mengenal lelah, tidak sombong, dan jauh dari
kekurangan diri. berkemampuan dan cerdas, rasa jenuh. Orang-orang seperti itu selalu
mampu berkebiasaan baik, berpikir dan menganggap semuanya penting dan berman-
bertindak positif. karakter yang demikianlah faat. Sekali dayung, dua—tiga pulau ter-
yang hendak dicapai dalam proses memba- lampaui. Bagi yang kreatif dan merdeka,
ngun lewat pendidikan. Bangsa terdiri atas banyak jalan menuju Roma.
beberapa unsur. Bangsa mencakup aneka Implikasi dari karakter bangsa, adalah
suku bangsa. Didalamnya terdapat keluarga bahwa bila kita ingin membangun karakter
atau kelompok-kelornpok warga dan individu bangsa maka kita semua harus saling men-
atau warga bangsa yang membentuk ke- dukung, saling membangun , bahu membahu
satuan. Oleh karena itu, maka jelas bahwa kaena kita sadar bahwa setiap unsur dalam
karakter suatu bangsa ditentukan oleh ka- bangsa itu harus pula bersama sama mem-
rakter setiap individu bangsa itu (Soejadi, bangun bangsa kita. Aspek lain yang tidak
2009:12). Sehingga pembangunan dan pem- kalah pentingnya adalah pengaruh dari
binaan karakter suatu bangsa menjadi suatu kemajuan kapasitas berpikir manusia, yang
istilah yang semakin sering diungkapkan umumnya diartikulasikan dalam bentuk
sekaligus di perlukan pemahamannya yang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
lebih baik, khususnya dalam menjadikan Terutama dalam hal ini adalah teknologi
pembangunan fisik suatu bangsa sebagai sa- informasi dan telekomunikasi. Teknologi
lah satu instrumen dalam pembinaan karakter secara sangat radikal telah mengakselerasi
manusianya. proses interaksi antar manusia dari berbagai
bangsa dan memberikan dampak adanya
2. Implikasi Pembelajaran Karakter Bangsa amal gamasi berbagai kepentingan lintas
Berdasarkan visi dan misi pendidikan bangsa atau lazim dikenal dengan globalisasi.
nasional tersebut, pendidikan nasional Barangkali satu contoh menarik dalam
berfungsi mengembangkan kemampuan dan pembinaan karakter bangsa yang dapat
membentuk watak serta peradaban bangsa dijadikan pelajaran dalam konteks ini adalah
yang bermartabat dalam rangka mencer- perjalanan hidup bangsa Korea (Selatan).
daskan bangsa, bertujuan untuk berkembang- Bangsa ini, kalau berdasarkan perspektif

36
Hasan Subekti - Upaya Membangun Generasi Berkarakter ....

historis, tidak atau belum pernah masuk berpihak kepada tujuan hidup (sense of goal),
kategori bangsa yang dominan di wilayah (2) mendahulukan kewajiban daripada hak,
regionalnya. Sejarah mencatat bahwa Ko- mengunggulkan norma/hukum, (3) memiliki
rea umumnya selalu di bawah bayang-bayang aturan main hidup (sense of regulation), (4)
dua negara tetangganya yang sangat kuat, berilmu-kreatif, inisiatif (sense of achieve-
yakni Kekaisaran Jepang di Selatan dan ment), dan (5) semangat hidup silaturahmi-
(dahulu Kekaisaran) Cina di Timur. Namun rasa persatuan kesatuan, gotong royong
melalui suatu proses internalisasi pengetahu- (sense of harmony)
an yang berjalan secara konsisten dan ter-
utama dengan adanya semangat untuk me- 4. Watak Generasi berkarakter Bangsa
lakukan perubahan secara signifikan, Korea Menurut Rachman, A. (Tanpa Tahun: 7-
(khususnya Selatan) saat ini telah tumbuh 8) menjelaskan bahwa watak yang perlu
menjadi kekuatan yang paling diperhitungkan dikembangkan untuk meningkatkan generasi
di kancah regional Asia Timur bahkan dunia. berkarakter bangsa, yaitu: (1) berilmu ilmiah
Pakar reformasi Korea Selatan, Linsu agar fleksibel (memiliki alternatif), (2)
Kim (Rajasa, 2007:1). dalam pernah menga- terbuka-transparan karena menganut azas
takan bahwa pembelajaran secara kontinyu obyektifitas , (3) tegas, yang berpihak pada
atau continuous learning tidak akan mem- kebenaran , (4) plan-oriented. tidak tiba-
berikan pengaruh apa-apa, tanpa disertai ada- tiba tapi terencana, (5) kompetitif didasari
nya kemampuan untuk berubah atau ability percaya diri dan harga diri untuk berprestasi,
to change. Bahkan menurutnya, proses (6) toleransi kepada kekurangan, kegagalan
pembelajaran barulah menemukan makna- dan ketidakpastian, (7) mandiri : (self-re-
nya setelah terjadinya proses perubahan source), (8)disiplin : memiliki sense of regu-
pasca proses pembelajaran tersebut, khusus- lation tinggi , (9) risk-taking- berinisiatif dan
nya dalam konteks pola pikir, pola sikap dan kreatif, (10)orientasi kedepan dan kepada
perilaku. Dari kenyataan ini maka dapat di- penyelesaian tugas , (11) memiliki kejernihan
deduksi bahwa permasalahan umum dalam tujuan (clear sense of goal), (12) memiliki
konteks pembinaan karakter bangsa adalah ketaqwaan yang kokoh (iman, ikhlas, disiplin
mencakup upaya-upaya untuk mencapai beribadah, sabar, syukur dan tawakal)
suatu proses internalisasi pengetahuan yang
kemudian dapat berlanjut sampai dengan 5. Kecerdasan Berpikir
terjadinya suatu pergantian atau changes Menurut Costa dan Kallick (dalam susilo,
tersebut. . 2009:30), secara ringkas, yang termasuk
kecerdasan berpikir meliputi enam belas
3. Tata Nilai yang Generasi berkarakter aspek. Seorang ahli pendidikan dari Singa-
Bangsa pore, yaitu Henry dari Nurture Craft. Pte.
Menurut Rachman, A. (Tanpa Tahun: 7- Ltd meringkas keenam belas hal tersebut
8) menjelaskan bahwa tata nilai yang perlu menjadi gambaran kesuksesan. Secara
dikembangkan untuk meningkatkan generasi menarik hal itu divisualisasikan menjadi tujuh
berkarakter bangsa, yaitu: (1) bermoral- kelompok yang membentuk kata “SUC-

37
Didaktis, Vol. 8, No. 3, Hal 1 -67, Oktober 2009, ISSN 1412-5889

CESS” seperti dalam Gambar 1.

Gambar 1 :The SUCCESS Of Habits Of Mind


(Sumber: http://www.habits-of-mminef images/successl.gif).
Lebih lanjut, tujuh kelompok sesuai kata memiliki ketekunan (persisting), (2)
“success” diharapkan dapat digunakan de- mengambil risiko secara bertanggung
ngan mengaitkannya tugas atau karakteristik jawab (taking responsible risks) dan
seorang generasi berkarakter yang ideal di- mengelola kecenderungan yang hanya
sajikan sebagai berikut. menuruti kata hati tanpa berpikir panjang
a. Sensorial (menggunakan perasaan dan (managing impulsivity).
indra), yang meliputi dua aspek, yaitu: (1), d. Cognitive (mengembangkankecakapan
tetap terbuka untuk mempelajari sesuatu berpikir), yang meliputi tiga aspek, yaitu:
yang baru (remaining open to continu- (1) menggunakan pengalaman yang lalu
ous learning). (2) mengumpulkan data untuk menghadapi situasi baru (applying
melalui seluruh indra (gathering data past knowledge to new situations), (2)
through all senses). berpikir mengenai apa yaag sedang
b. Understanding (memiliki pengertian dipikirkan (thinking about thinking,
terhadap orang lain), yang meliputi dua metacognition), dan (3) mempertanya-
aspek, yaitu: (1) mendengarkan dengan kan dan mengajukan masalah (question-
penuh pemahaman dan empati (listening ing and posing problems).
with understanding and empathy), (2) e. Exact (mengupayakan ketepatan dan
berpikir adanya saling ketergantungan kedisiplinan), yang meliputi dua aspek,
dengan orang lain (thinking interdepen- yaitu: (1). berpikir dan berkomunikasi
dently). dengan jelas dan tepat (thinking and
c. Control (memiliki pengendalian diri), communicating with clarity and preci-
yang meliputi dua aspek, yaitu: (1) sion), (2) berjuang agar memperoleh

38
Hasan Subekti - Upaya Membangun Generasi Berkarakter ....

ketepatan (striving for accuracy). masi, berempati, menghargai orang lain,


f. Supple (bersikap supel, fleksibel, luwes, cakap berkomunikasi, dan cakap bekerja sa-
lemah lembut), yang meliputi dua aspek, ma merupakan kecakapan yang selalu akan
yaitu: (1) berpikir secara fleksibel (think- diperlukan peserta didik kelak, kecakapan-
ing flexibly) (2) menciptakan, berima- kecakapan tersebut dikembangkan di kelas
ginasi, dan berinovasi (creating, imag- sebagai pengalaman belajar peserta didik.
ining, innovating), dan (3) merespon de- Dalam proses pembelajaran, tentunya bu-
ngan rasa takjub dan kagum (responding kan sekedar transfer knowledge (pengeta-
with wonderment and awe). huan), tapi juga huga harus transfer behav-
g. Silly (memiliki rasa humor), yaitu: mencari ior (perilaku). Proses pembelajaran seharus-
hal-hal yang lucu (finding humor). nya menjadi basis penyemaian dan penyu-
buran nilai-nilai luhur dalam dimensi sosial,
C. PEMBAHASAN budaya, dan kemanusiaan kepada peserta di-
Jika para pendidik yakin bahwa kejujuran, dik. Itulah konsep integral pendidikan yang
kedisiplinan, kerja keras, ulet, pantang me- menyangkut pendidikan dari segala aspek
nyerah, cakap menggali dan mengolah infor- kehidupan.

Tabel 1.Kecerdasan berpikir Success dan karakter yang diajarkan


6 Supple Berpikir secara fleksibel (thinking flexibly). Generasi ber-
karakter hendaknya mencoba melihat suatu situasi dengan
sudut pandang yang berbeda. Generasi berkarakter hen-
daknya juga mencari cara untuk mengubah perspektif,
menggagas alteranatif, dan mempertimbangkan pilihan
yang ada.
Menciptakan, berimaginasi, dan berinovasi (creating, ima-
gining, innovating). Generasi berkarakter hendaknya se-
lalu berusaha mencari cara-cara lain dan menghasilkan
ide-ide baru, dan original.
Merespons dengan rasa takjub dan kagum (responding
with wonderment and awe). Generasi berkarakter hendak-
nya membiarkan diri dibuat takjub oleh kecerdasan, ke-
pandaian, dan kreativitas. Generasi berkarakter juga perlu
menemukan hal-hal yang tidak menyenangkan karena
kenakalan dan secepatnya mengatasinya
7 Silly Mencari hal-hal yang lucu (finding humor). Generasi
berkarakter hendaknya mampu tertawa dan membuat
peserta didiknya tertawa, mencari sesuatu dalam hidup
yang lucu, luar biasa, dan tidak diharapkan. Generasi ber-
karakter juga harus dapat menertawakan diri sendiri kalau
memang patut ditertawakan (solve the problem with
humor).

39
Didaktis, Vol. 8, No. 3, Hal 1 -67, Oktober 2009, ISSN 1412-5889

Berpikir adanya saling ketergantungan dengan orang lain


(thinking interdependently). Generasi berkarakter hen-
daknya pandai bekerja sama dengan Generasi berkarakter
lain, bekerja dan belajar dari orang lain dalamberbagai
situasi.
3 Control Memiliki ketekunan (persisting). Generasi berkarakter
hendaknya tetap tekun dalam mengerjakan tugas sampai
selesai dan tetap memiliki perhatian yang terfokus pada
tugas.
Mengambil risiko secara bertanggung jawab (taking res-
ponsible risks). Generasi berkarakter hendaknya mempu-
nyai jiwa petualang, mau mencoba hal-hal yang bam, dan
hidup dengan seluruh kompetensi yang dimiliki demi
Generasi berkarakter hendaknya menggunakan waktu
untuk berpikir dan berpikir lebih dulu sebelum bertindak.
Generasi berkarakter hendaknya tetap tenang dalam mem-
pertimbangkan, dan melakukan sesuatu dengan tujuan
yang jelas.
4 Cognitive Menggunakan pengalaman yang lalu untuk menghadapi
situasi baru (applying past knowledge to new situations).
Generasi berkarakter hendaknya menggunakan apa yang
sudah pernah dtpelajari dan memanfaatkan berbeda dari-
pada situasi ketika mempelajari pengetahuan tersebut.
Berpikir mengenai apa yaag sedang dipikirkan (thinking
about thinking, metacognition). Generasi berkarakter hen-
daknya mengetahui apa yang diketahui, menyadari apa
yang sedang dipikirkan, strategi berpikir apa yang dipakai,
bagaimana perasaan, tindakan, dan bagaimana semuanya
itu saling memengaruhi satu sama lain.
Mempertanyakan dan mengajukan masalah (questioning
and posing problems). Generasi berkarakter hendaknya
mempertanyakan bagaimana dapat mengetahui sesuatu,
bagaimana mengembangkan sikap mau bertanya, mem-
pertimbangkan data apa yang diperlukan, dan memilih
strategi yang tepat untuk menghasilkan data tersebut. Ge-
nerasi berkarakter juga belajar menemukan masalah untuk
dipecahkan.
5 Exact Berpikir dan berkomunikasi dengan jelas dan tepat
(thinking and communicating with clarity and precision).
Generasi berkarakter hendaknya mengupayakan agar ko-
munikasi tertulis maupun lisan dalam dilakukan secara je-
las dan akurat. Generasi berkarakter hendaknya juga
menghindari generalisasi yang berlebihan, pengelabuan
(distortions), dan pengurangan.

40
Hasan Subekti - Upaya Membangun Generasi Berkarakter ....

6 Supple Berpikir secara fleksibel (thinking flexibly). Generasi ber-


karakter hendaknya mencoba melihat suatu situasi dengan
sudut pandang yang berbeda. Generasi berkarakter hen-
daknya juga mencari cara untuk mengubah perspektif,
menggagas alteranatif, dan mempertimbangkan pilihan
yang ada.
Menciptakan, berimaginasi, dan berinovasi (creating, ima-
gining, innovating). Generasi berkarakter hendaknya se-
lalu berusaha mencari cara-cara lain dan menghasilkan
ide-ide baru, dan original.
Merespons dengan rasa takjub dan kagum (responding
with wonderment and awe). Generasi berkarakter hendak-
nya membiarkan diri dibuat takjub oleh kecerdasan, ke-
pandaian, dan kreativitas. Generasi berkarakter juga perlu
menemukan hal-hal yang tidak menyenangkan karena
kenakalan dan secepatnya mengatasinya
7 Silly Mencari hal-hal yang lucu (finding humor). Generasi
berkarakter hendaknya mampu tertawa dan membuat
peserta didiknya tertawa, mencari sesuatu dalam hidup
yang lucu, luar biasa, dan tidak diharapkan. Generasi ber-
karakter juga harus dapat menertawakan diri sendiri kalau
memang patut ditertawakan (solve the problem with
humor).

Secara normatif, dan sebagaimana telah nunjukkan bahwa era globalisasi telah
hampir dapat diterima oleh umumnya kita se- menempatkan generasi berkarakter Indone-
kalian, pembentukan karakter bangsa meru- sia pada posisi yang berada di tengah-tengah
pakan hal yang amat penting bagi generasi derasnya arus informasi yang sedemikian
berkarakter dan bahkan menentukan nasib bebas, sejalan dengan kemajuan teknologi in-
bangsa di masa depan. Selanjutnya, kita juga formasi dan telekomunikasi.Sebagai aki-
telah sering mendengar bahwasanya gene- batnya, maka nilai-nilai asing secara disadari
rasi berkarakter perlu memiliki mental ke- ataupun tidak disadari telah memberi penga-
pribadian yang kuat, bersemangat, ulet, pan- ruh langsung maupun tidak langsung kepada
tang menyerah, disiplin, inovatif dan bekerja generasi muda.
keras, untuk dapat menjadikan bangsanya Gambaran umum, keadaan di atas akan
menjadi bangsa yang memiliki daya saing memberikan pengaruh pada rasa kebangsaan
tinggi, sehingga dapat berada sejajar dengan (nasionalisme) di kalangan generasi muda.
bangsa bangsa lain. Meskipun belum nampak secara jelas, akan
Namun pada kenyataannya, pernyataan tetapi harus diakui bahwa saat ini telah mulai
di atas sering hanya sebatas pada retorika. ada gejala dari menurunnya semangat dan
Kondisi yang kita hadapi sekarang me- rasa kebangsaan atau nasionalisme di

41
Didaktis, Vol. 8, No. 3, Hal 1 -67, Oktober 2009, ISSN 1412-5889

kalangan generasi berkarakter yang ditun-


jukkan dari semakin berkurangnya pema- Rajasa, H. 2007. Membangun Karakter
haman generasi berkarakter terhadap sejarah dan Kemandirian Bangsa. diakses
dan nilai nilai budaya bangsanya sendiri. melalui http://www.setneg.go.id

D. PENUTUP Soedjadi. 2009. Kontribusi pendidikan


Fenomena globalisasi merupakan dina- matematika dalam upaya membangun
mika yang strategis dan membawa pengaruh karakter bangsa. Surabaya: Makalah
terhadap tata nilai dari berbagai bangsa ter- ini ini disampaikan pada Seminar Na-
masuk bangsa Indonesia. Berdasarkan kajian sional Matematika Unesa tanggal 20
teori yang telah dilakukan dapat dinyatakan Juni 2009.
bahwa Kecerdasan berfikir dari Costa dan
Kallick (2000), dapat itu divisualisasikan Sodiq, S. 2010. Pengembangan Materi Pen-
menjadi tujuh kelompok yang membentuk didikan Kecakapan Hidup pada Buku
kata “SUCCESS”, yaitu: (1) Sensorial, (2) Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Mo-
Understanding, (3) Control , (4) Coq- del Pembelajaran Literasi. Disertasi.
nitive, (5) Exact , (6) Supple, (7) Silly, da- Doktor Pendidikan Bahasa, Universitas
pat dijadikan sebagai salah satu alternatif Negeri Surabaya.
untuk membentuk generasi berkarakter
bangsa dalam proses pembelajaran. Akhirnya Susilo, H. 2009. Upaya Membelajarkan
kami hanya bisa berharap terbentuknya mun- Generasi masa depan Yang Cerdas
culnya generasi-generasi insan kamil yang Dan Profesional. Malang: Makalah ini
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ini disampaikan pada Sidang Terbuka
kejujuran, dan budi pekerti dalam membangun Senat Universitas Negeri Malang dalam
peradaban pendidikan di Indonesia yang Pidato Pengukuhan Generasi berka-
berkarakter kini dan esok. Amiiiin! rakter Besardalam Bidang Ilmu Pen-
didikan Biologi pada Fakultas Matema-
SUMBER ACUAN tika dan Ilmu Pengetahuan Alam Tanggal
Depdiknas. 2003. Konsep Dasar Kecakap- 30Juli2009.
an Hidup edisi 2. Jakarta. Dirjen
dikdasmen. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Tahun 2003. diakses melalui http://
Rachman, A. Tanpa Tahun. Memperkuat w w w. i n h e r e n t - d i k t i . n e t / f i l e s /
Jati Diri Bangsa dalam Menghadapi sisdiknas.pdf
Tantangan. Jakarta: Harian Komisi
Nasional Indonesia untuk UNESCO.

42

Anda mungkin juga menyukai