Anda di halaman 1dari 12

KAJIAN ANALITIK

KEBUDAYAAN, PENDIDIKAN, DAN PEMBERDAYAAN


SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA

Oleh:
M. Jafar B.
Dosen UPBJJ-UT Makassar

Abstrak
Kebudayaan merupakan nilai-nilai yang menjadi filter terhadap
pemikiran dan gagasan baru yang tidak sejalan dengan norma-norma yang
melekat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Terutama yang menjadi
hambatan bagi pemberdayaan, pemikiran, perasaan dan sikap masyarakat.
Kegiatan pendidikan mencakup produksi dan distribusi pengetahuan
yang terjadi, baik dalam struktur kelembagaan maupun pada proses sosial
pada umumnya. Ilmu pendidikan terdiri dari dua ranah (domain), yaitu ilmu
pendidikan teoritis dan ilmu pendidikan praktis. Obyek studi ilmu pendidikan
adalah berbagai aspek interaksi psikologi, sosial, budaya antara peserta didik
dan pendidik.
Pembudayaan sumber daya manusia secara individual, kelompok,
organisasi dan masyarakat, mendasari terbinanya budaya organisasi atau
budaya perusahaan (corporate culture). Ilmu kebudayaan (Culturology)
merupakan cabang ilmu pengetahuan kemasyarakatan (sosial sciences), yang
mempelajari hal ihwal kebudayaan sebagai gejala mandiri.

Kata kunci: Kebudayaan, Pendidikan, dan Pemberdayaan Sumber daya Manusia


Indonesia

Pendahuluan angkatan kerja sebesar 100,32 juta


Pengembangan sumber daya pada tahun 2009 (International Ins-
manusia terkait dengan banyak aspek titue for Management Development,
kehidupan manusia dan bangsa serta 2011), merupakan negara berpen-
kebudayaannya. Indonesia yang mul- duduk keempat di dunia dan salah
tietnik dan multibudaya dengan lebih satu negara terpadat penduduknya.
kurang 216,42 juta penduduk dengan Menurut Warnaen (2012), lebih dari

1
Jurnal Ilmiah Administrasita' ISSN 2301-7058
200 etnik tersebar di pulau-pulau di dengan begitu banyak masalah men-
Indonesia, dengan sebaran tak merata dasar bagi kehidupan yang jauh dari
dan kebudayaan yang beragam, ke- harapan masyarakat, bangsa dan
budayaan yang mempengaruhi pro- negara Indonesia. Mendidik adalah
ses pendidikan, berdampak terhadap memanusiakan manusia dan ter-kait
pelaksanaan pemberdayaan sumber dengan harga diri dan harkat hidup
daya manusia dan pada akhirnya manusia. Banyak usaha telah dila-
akan mempengaruhi pengembangan kukan, di antaranya perbaikan kuri-
sumber daya manusia Indonesia kulum, penggantian undang-undang,
secara umum. deregulasi pendidikan, dan peningka-
Mutu manusia Indonesia ber- tan anggaran pendidikan belumlah
ada diurutan ke 117 dari 175 negara cukup untuk meningkatkan mutu
di dunia, berada di bawah Vietnam di lulusan dan meningkatkan mutu
urutan ke 110, dengan pendapatan sumber daya manusia Indonesia ber-
per kapita US$810, pada tahun 1999 pendidikan.
US$3.038. Mutu pendidikan menurut
International Educational Achieve- Budaya Organisasi
ment (IEA), kemam-puan membaca Budaya organissi menurut Jay
siswa Sekolah Dasar (SD) berada di Heyzer and Barry Render (2004),
urutan ke 38 dari 39 negera dan adalah: "One of the great challenges
menurut the Third Mathe-matics and as operations go global is reconci-
Science Study (TIMSS) kemampuan ling differences in social and cultural
matematika siswa SMP di Indonesia behavior. With issues ranging from
di urutan 34 dari 38 negara, sedang- bribery, to child labor, to the enviro-
kan kemampuan IPA di urutan 32 nment, managers sometimes do not
dari 38 negara. Masalah persaingan know how to respond when operating
(compe-tetiveness) dalam bidang in a different culture. What one co-
ekonomi peringkat daya saing global untry's culture deems acceptable may
tahun 2009 diperingkat ke 58 dari 60 be considered unacceptable or ille-
negara dan tahun 2010 turun menjadi gal in another".
nomor 59 dengan aspek infrastruktur Menurut Charles Handy
terburuk dari 60 negara. Bagaimana (1994), terdapat 4 (empat) jenis
mendidik sumber daya manusia budaya organisasi, yaitu: (1) Budaya
organisasi (Kekuasaan ZEUS); (2)

2
Jurnal Ilmiah Administrasita' ISSN 2301-7058
Budaya organisasi (Peran Apollo); change) pendidikan. Menurut Danim
(3) Budaya organisasi (Tugas (2013), pendidikan pada intinya
Athena), dan (4) Budaya organisasi merupakan proses penyiapan subyek
(Individu Dioysius). didik menuju manusia yang bertang-
Wilson (1996) menyatakan gung jawab.
bahwa budaya organisasi penting Ciri-ciri budaya Indonesia
bagi pemberdayaan sumber daya ma- (Kuntjoroningrat, 2005): (1) Nilai
nusia karena proses pemberdayaan budaya tidak berorientasi pada karya
sering menuntut pemutusan dari tra- manusia; (2) Orientasi budaya yang
disi dan perubahan dalam budaya. terlalu banyak terarah pada masa
Bila budaya organisasi memberikan lampau, sehingga melemahkan sese-
kestabilan dan kesamaan yang dapat orang untuk melihat ke masa depan;
menjadi budaya yang menguntung- (3) Cenderung membuat seseorang
kan, serta karena ia didasarkan pada melarikan diri ke dunia kebatinan
masa lalu, budaya organisasi dapat yang tak sesuai dengan jiwa rasio-
bertindak sebagai rem terhadap nalisme; (4) Membuat seseorang cen-
pemikiran dan gagasan baru. Ini derung untuk menggantungkan diri
tidak hanya merupakan hambatan kepada nasib; (5) Cenderung menilai
bagi pemberdayaan, akan tetapi juga tinggi konsep sama rasa yang mewa-
pada pemikiran, perasaan dan sikap jibkan sikap konformisme dan tidak
masyarakat. Terkait dengan unsur- mendorong kemajuan, dan (6) Adat
unsur budaya yang tidak terlihat (the sopan santun yang berorientasi ke
cultural invisibility) yang berakar atas, yang dapat mematikan keingi-
pada masa silam, terdapat pula nan berdiri sendiri dan berusaha
kesenjangan budaya (cultural lag) sendiri.
dimana organisasi sudah terjerat dan Akibat perjuangan dalam
tertanam dalam nilai-nilai, pemiki- merebut kemerdekaan, budaya
ran, aplikasi dan perilaku yang keti- Indonesia memiliki ciri-ciri tamba-
nggalan zaman. Dalam proses pem- han sebagai berikut: (1) Mentalitas
berdayaan, organisasi akan selalu meremehkan mutu; (2) Mentalitas
berhadapan dengan kedua masalah di yang suka "potong kompas" (mene-
atas. Proses pemberdayaan menuntut rabas); (3) Sifat tidak percaya diri;
adanya perubahan budaya (cultural (4) Sifat tidak berdisiplin murni; dan

3
Jurnal Ilmiah Administrasita' ISSN 2301-7058
(5) Mentalitas suka mengabaikan mengembangkan potensi dasar
tanggung jawab. manusia untuk menjadi insan
Budaya Indonesia tidak seja- beradab; dan (3) Proses interaksi
lan, bahkan berlawanan dengan manusiawi yang dilakukan oleh
beberapa ciri dari sikap dan nilai subyek dewasa untuk menumbuhkan
yang sesuai dengan kehidupan kedewasaan kepada subyek yang
modern, yaitu: (1) Terbuka terhadap belum dewasa dengan menggunakan
inovasi dan perubahan; (2) Menum- potensi yang ada dan sesuai.
buhkan perhatian pada masalah di Kegiatan pendidikan yang
luar diri sendiri dan dengan demikian mencakup produksi dan distribusi
akan menumbuhkan sikap yang lebih pengetahuan yang terjadi, baik dalam
demokratis. (3) Lebih berkonsentrasi struktur kelembagaan maupun pada
pada masa depan daripada masa proses sosial pada umumnya. Ilmu
lampau; (4) Menghargai perencanaan pendidikan terdiri dari dua ranah,
dan menjalankan kehidupan berdasar yaitu ilmu pendidikan teoritis dan
rencana yang dibuat; (5) Mengguna- ilmu pendidikan praktis. Obyek studi
kan potensi lingkungan secara aktif ilmu pendidikan adalah berbagai
dan tepat sehingga menjamin pemba- aspek interaksi pesikologi, sosial,
ngunan berkelanjutan yang berwawa- budaya antara peserta didik dan
san lingkungan; (6). Mengandalkan pendidik. Dalam hal ini, peserta
perhitungan, sehingga tidak tergan- didik merupakan subyek dengan
tung pada nasib (destiny); (7) segala karakteristik pribadi, kebutu-
Menghargai martabat manusia dan han, aspirasi, serta nilai-nilai yang
menjamin hak azasi manusia dan dianut. Dalam konteks pengem-
keadilan; (8) Dapat melibatkan kegu- bangan teori-teori pada tiap kom-
naan ilmu dan teknologi; dan (9) Me- ponen kurikulum, belajar, mengajar,
nghargai pekerjaan sesuai prestasi. lingkungan dalam arti luas dan untuk
bidang-bidang yang bersangkutan,
Konsep Pendidikan diperlukan teori-teori ilmu lain, mi-
Danim (2013) menjelaskan salnya: filsafat, psikologi, sosiologi,
bahwa pendidikan adalah: (1) Proses antropologi, administrasi, ekonomi,
kemanusiaan dan pemanusiaan politik dan kebudayaan. Pendidikan
secara simultan; (2) Proses sosial dasar dan menengah di Indonesia
yang dibangun untuk menggali dan

4
Jurnal Ilmiah Administrasita' ISSN 2301-7058
beberapa kali memiliki konsep pen- diamanatkan oleh Perserikatan
didikan, di antaranya konsep pendi- Bangsa-Bangsa. Konferensi UNES-
dikan (link and match, life skill) dan CO 1998 mencanangkan 4 pilar pen-
Kurikulum Berdasar Kompetensi didikan: (1) Learning to know,
(KBK) atau dikenal dengan Kuriku- peserta didik perlu mengetahui
lum 2004. Mengenai Kurikulum landasan ilmu dan pengetahuan yang
2004, basis atau dasar kompetensi, terus berkembang pesat; (2) Learning
didasarkan pada anggapan bahwa to do, mengenal, memahami ilmu
seseorang dianggap kompeten bila: dan pengetahuan serta mengapli-
(1) Memiliki landasan kemampuan kasikan, menganalisis, mengaitkan,
pengembangan kepribadian; (2) mengambil kesimpulan, dan menge-
Kemampuan penguasaan ilmu dan valuasinya. (3) Learning to be, me-
keterampilan (know how dan know nekankan pada penggalian potensi
why); (3) Kemampuan berkarya diri peserta didik mengembangkan
(know to do); (4) Kemampuan potensi kepribadian untuk mem-
menyikapi dan berperilaku dalam bentuk eksistensi sebagai manusia
berkarya sehingga dapat mandiri, intelektual (intellectual human
menilai dan mengambil keputusan beings) yang memiliki semangat pro-
secara bertanggung jawab; dan (5) fesionalisme, kepemimpinan dan
Dapat hidup bermasyarakat dengan kepribadian positif, dan (4) Learning
bekerja sama, saling menghormati to live together, harus belajar hidup
dan menghargai nila-nilai pluralisme, bersama di lingkungannya sebagai
dan menghargai kedamaian (to live makhluk sosial, juga bekerja dalam
together). team work saling membantu dan
Pendekatan konsep Kurikulum peduli pada sesama.
2004, akan mendasari perkembangan Pilar 1 dan 2, lebih mene-
kurikulum pendidikan pra sekolah, kankan pada keterampilan hidup (life
dasar, menengah, tinggi, formal mau- skill), pilar 3 dan 4, lebih menekan-
pun nonformal ataupun informal. kan bagaimana menjadi manusia
Kurikulum 2004 berdasarkan konsep seutuhnya, tidak saja dalam intelek-
pendidikan untuk semua dan pendi- tual akan tetapi juga moral dan
dikan sepanjang hayat (education for kepribadiannya.
all and life long education) seperti

5
Jurnal Ilmiah Administrasita' ISSN 2301-7058
Setelah dipakai sebagai dasar memberikan apa yang kita miliki
Kurikulum 2004 yang sedang diim- uintuk mencerdaskan bangsa lain,
plementasikan, wajar bila terdapat dalam bidang pertahanan pengala-
banyak pendekatan yang berbeda, man sebagai pasukan internasional
akan tetapi dasar kebudayaan bangsa dipuji mutunya, dan dalam bahasa
yang merupakan aspek utama kehi- kita mempelopori bagaimana menya-
dupan suatu bangsa dan proses pen- tukan bangsa yang demikian bera-
didikan tidak dapat dipisahkan dari gam menjadi bangsa yang satu.
pembinaan dan pemberdayaan sum- Mengapa demikian? Kebudayaan
ber daya manusia Indonesia. Diskusi Indonesia tidak mendukung, disebab-
Indonesia sebagai negara yang multi- kan oleh demikian ragam budaya dan
etnik dan multibudaya bahkan dise- kebudayaan kita, kita tidak pernah
but juga sebagai supraetnik dan bersatu dalam seni, budaya, perilaku,
suprakultur, bagi banyak ilmuwan sikap, filsafat hidup, cara berfikir,
merupakan tantangan yang segera sistem pengambilan keputusan, ke-
perlu dijawab. Manusia yang demi- pribadian, disiplin, nilai-nilai, norma,
kian besar jumlah angkatan kerjanya pola pikir, gaya hidup, dan budi
di dunia, dapat merupakan masalah pekerti.
sosial dan ekonomi yang dapat ber- Tidaklah mudah menjadi
imbas kepada negara-negara lainnya. bangsa yang gemah ripah loh jinawi,
Ketertinggalan kita dan ketidak kon- akan tetapi lebih sukar bila kita
sistenan kita pada kemajuan ilmu, malahan tidak berkeinginan untuk
teknologi dan informasi membawa meniti jembatan penderitaan menjadi
negara dan bangsa Indonesia seakan manusia yang terombang ambing
bergelombang dalam eksistensi di antara kebudayaan, ketidakpastian
percaturan kehidupan bangsa-bangsa sistem pendidikan dan pola pember-
di dunia. Beberapa di antaranya dayaan dalam pengembangan sumber
dalam bidang politik beberapa tahun daya manusia yang bermutu. Pem-
lalu kita menonjol dan berperan aktif, berdayaan diperlukan keberanian
dalam olahraga kita sejajar negara untuk melihat kenyataan, khususnya
maju, dalam ekonomi pernah diramal kemampuan dan kompetensi yang
akan menjadi salah satu macan Asia, dimiliki bangsa sekarang ini, bukan
di bidang pendidikan kita berjasa menjadikan Indonesia masa lalu

6
Jurnal Ilmiah Administrasita' ISSN 2301-7058
sebagai yang terbaik dan dipuja-puji. mutulah yang menentukan pening-
Kebudayaan bukanlah dalam arti katan partisipasi masyarakat dalam
sempit seni dan budaya, akan tetapi proses pemberdayaan sumber daya
mencakup masalah filsafat bangsa, manusia, masyarakat, birokrasi dan
gaya hidup, tata kehidupan, cara organisasi. Akulturisasi (proses pen-
berfikir, pembinaan sikap, mental, campuran dua/lebih kebudayaan)
moral dan budi pekerti yang saharus- masyarakat Indonesia merupakan
nya dibina sejak di rumah tangga, pra proses pengembangan dan pember-
sekolah dan Taman Kanak-kanak. dayaan sumber daya manusia
Sikap inovatif, kreatif, inisiatif dan Indonesia dapat tercapai bila kebi-
keberanian menghadapi manusia jakan dilaksanakan dengan perhatian
lainnya dipupuk sejak dini melalui khusus kepada rencana dan strategi
pendidikan informal, non formal dan yang tepat dengan memperhatikan
formal. Ketersinggungan masalah ke- kaum miskin, petani, pekerja, wanita
bendaan dengan masalah ukhrowi dan demokrasi. Manajemen ilmiah
hendaknya dihadapi dengan kebera- merupakan filosofi untuk mengatur
nian melihat kenyataan, sebab dalam dan mengendalikan birokrasi yang
implementasi Kurikulum 2004 sedi- sangat besar pada tahun 2009-an dan
kitnya terdapat 9 kompetensi yang 2010-an, maka pemberdayaan meru-
perlu dikembangkan, yaitu: (1) Dasar pakan filosofi untuk menjalankan
iman dan taqwa; (2) Dasar bahasa organisasi pada abad ke XXI.
Arab dan Inggris; (3) Dasar kompu- Banyak organisasi akan menghadapi
ter dan internet; (4) Tata krama dan transformasi demikian cepat, mengu-
budi pekerti; (5) Dasar komunikasi bah gaya dan cara mereka sebagai
dan teknologi; (6) Dasar penelitian; tanggapan terhadap lingkungan yang
(7) Dasar organisasi; (8) Dasar ke- berubah. Persaingan akan sangat kuat
masyarakatan dan (9) Dasar kewira- dalam lingkungan baru yang terpe-
usahaan. ngaruh oleh teknologi dan informasi
serta kecepatan dan ketepatan waktu,
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia baik di dalam maupun di luar negeri.
Mutu sumber daya manusia Pemberdayaan merupakan upaya
merupakan masalah bagi pemerintah peningkatan harkat dan pribadi sum-
bersama-sama masyarakat, karena ber daya manusia seutuhnya, dengan

7
Jurnal Ilmiah Administrasita' ISSN 2301-7058
upaya mendorong, memotivasi, me- Amerika Serikat, dimulai dari teori
ningkatkan kesadaran akan potensi- motivasi yang didasarkan atas kerja
nya, menciptakan iklim kerja untuk (work-based theory of motivation)
berkembang, memperkuat daya, po- (Foy, 1994 dan Lowe, 1995), dengan
tensi yang dimiliki dengan langkah inti dari teori tersebut adalah bahwa
positif mengembangkannya, penye- manusia akan bekerja lebih giat bila
diaan beebagai masukan, dan mem- diperlakukan sebagai manusia, dari
buka akses ke peluang (opportune- penyebab paksaan dan ketakutan
ties), peningkatan taraf pendidikan, akan hukuman. Model peranserta
kesehatan, akses terhadap modal, prapemberdayaan (preempowerment
teknologi tepat guna, informasi, lapa- models of participation), terdiri dari:
ngan kerja dan pasar dengan keleng- (1) Pendekatan teori bidang (field
kapan sarana dan prasarana. theory approach), bila diizinkan
Pemberdayaan bukan hanya untuk berperanserta dalam pengam-
untuk sumber daya manusia, akan bilan keputusan organiasi, motivasi
tetapi juga terhadap pranata, sistem dan produksi mereka meningkat. (2)
dan struktur, pembaruan kelemba- Kerja pada the Taristock Institute di
gaan, penanaman nilai-nilai, peran Inggris mengarah pada teori sistem
masyarakat di dalam organisasi, khu- sosioteknik (socio technical system
susnya dalam pengambilan keputu- theory), metoda pengujian prasyarat
san dan perencanaan, sekaligus me- teknis dan manusia dari kerja, secara
rupakan pembudayaan demokrasi, erat; (3) Douglas McGregor pada
pembelaan yang lemah terhadap tahun 1960-an dengan Teori Z dan
yang kuat dan menanggulangi persai- Teori Y; (4) Frederich Herzberg,
ngan. Dengan pemberdayaan dihasil- manusia secara individual dimotivasi
kan sumber daya manusia yang tidak oleh prestasi, pengakuan, tanggung
tergantung kepada pemberian, sema- jawab, beban kerja dan kesempatan
kin mandiri dan bertumbuhnya harga untuk maju (job enrichment).
diri. Pemberdayaan adalah konsep
yang lahir sebagai bagian dari per-
Pengembangan Konsep Pemberda- kembangan alam pikiran masyarakat
yaan
dan kebudayaan, khususnya Masya-
Pada tahun 1950-an, dimulai
rakat Barat yang tampak pada tahun
oleh para teoritikus motivasi di

8
Jurnal Ilmiah Administrasita' ISSN 2301-7058
1970-an sebagai gerakan anti kema- Tahapan pemberdayaan menu-
panan, anti sistem, anti struktur dan rut Wilson (1996) terdapat 3 taha-
anti determinisme yang diterapkan pan, yaitu: (1) Tahapan Politik Pem-
dunia kekuasaaan, dan sekarang berdayaan secara perlahan melekat
dikenal sebagai gerakan Aufklarung sebagai mekanisme bantuan diri
atau Enlightment, Muara determi- untuk manusia lain (mechanism of
nisme adalah sistem keagamaan self-help for people). Ketergantungan
sebagai basis ideal dan organisasi pada orang lain secara perlahan
gereja dan monarki sebagai basis diganti dengan ketergantungan pada
struktural. Otoritas keagamaan dan diri sendiri secara nasional, dalam
kerajaan tidak lagi mendapat tempat sistem ekonomi, pendidikan, kebuda-
pada masyarakat, selain disebabkan yaan, efisiensi dan efektivitas, sum-
oleh perkembangan ilmu, pengeta- ber daya dan persaingan. (2) Tahapan
huan, sistem informasi dan teknologi, Organisasi Konsep modern yang
juga kebebasan rasio dan individu mendorong organisasi, seperti total
turut mempercepat proses pemberda- quality management, habitual impro-
yaan. Sistem alternatif yang timbul vement, performance management,
menggantikan sistem keagamaan dan self-directed team work, internal
kerajaan yang deterministik, meliputi customers, competence management
liberalisme, individualisme dan etc. Banyak faktor pemberdayaan
rasionalisme. Mencari sistem alterna- dan ketidakberdayaan tergantung
tif untuk menggantikan kekuasaan pada nilai-nilai, perilaku, sistem, pro-
keagamaan dan kerajaan, disebut sedur dan budaya organisasi, dan (3)
sebagai penghapusan kekuasaan Tahapan sumber daya manusia indi-
(depowerment), dan karenanya diper- vidual pada tingkat atau tahapan
lukan pemberdayaan (empower- individual, perubahan dari sumber
ment), yang merupakan kegiatan daya manusia yang sebelumnya
emansipasi dan liberalisasi manusia kurang percaya diri selalu penurut
serta penataan segala kekuasaan dan dan patuh serta dikendalikan oleh
penguasaan yang menjadi inti dan kekuasaan, keterampilan, status dan
dasar (substance), dari konsep pem- bayangan pribadi, meningkat kepada
berdayaan. hal-hal dan imbalan yang lebih besar.
Proses pemberdayaan berbeda untuk

9
Jurnal Ilmiah Administrasita' ISSN 2301-7058
setiap sumber daya manusia, baik day. Teach him how to fish and you
yang memerlukan waktu singkat, feed him for a life time". Seperti
maupun waktu yang lama, menja- dikatakan oleh Wilson (1996):
dikan perubahan hidup dan perilaku "Empowerment is a management
mereka untuk mencapai tujuan yang initiated process which captures the
semula dianggap tidak mungkin. imagination and desires of all the
Pemberdayaaan menurut The people in the organization thereby
Webster & Oxford English Dictio- enabling them to develop and utilize
nary sebagai berikut: (1) memberi all their talents and abilities in the
kekuasaan (to give power or autho- achievement of the organizational
rity to) mengalihkan kekuatan atau goals and their job and career
mendelegasikan otoritas wewenang goals". Lowe (1995) dalam Nyoman
kepihak lain; dan (2) upaya untuk Sumaryadi (2005) secara spesifik
memberikan kemampuan atau keber- memaparkan beberapa keuntungan
dayaan (to give ability to or to (benefits) yang didapatkan oleh orga-
enable). nisasi bila melakukan proses pember-
Foy (1995) membedakan dayaan individu dengan 3 (tiga)
antara empowerment dan delegation keuntungan, yaitu: (1) Kepekaan
dengan contoh: "You give your terhadap pasar, dengan peningkatan
daughter money to buy a pair of perhatian kepada masyarakat, fleksi-
jeans that's delegation. If you give bilitas yang semakin besar, mening-
her a clothes allowance she can katnya motivasi dan kemampuan
spend as she chooses, that's empo- lebih baik dalam menghadapi peru-
werment". Pemberdayaan memiliki bahan; (2) Pemberdayaan memerikan
segi positif "merasa ikut memiliki dampak terhadap individu sumber
(rumongso melu hardarbeni)", berpe- daya manusia yang diwujudkan
ranserta dalam budaya organisasi, dalam peningkatan motivasi, komit-
dan tujuan yang ditetapkan bersama. men, energi dan antusiasme, tingkat
Covey (1992) berpendapat bahwa keterampilan yang lebih tinggi,
pemberdayaan, adalah "manage- meningkatnya kinerja indi-vidu; (3)
ment's job is empowerment, and Pemberdayaan mempengaruhi sistem
empowerment basically means Give dan strukktur serta konfigurasi orga-
a man a fish and you feed him for a nisasi, dengan berkurangnya peng-

10
Jurnal Ilmiah Administrasita' ISSN 2301-7058
gantian staf (reduced staff turnover), nyata ataupun tersirat dari dan untuk
meningkatnya kontribusi finansial perilaku yang diperoleh dan diterus-
dan semakin rendahnya biaya admi- kan dengan lambang-lambang yang
nistrasi. membentuk hasil karya yang unik
Pembudayaan sumber daya dari kelompok manusia, inti dari
manusia secara individual, dalam kebudayaan terdiri dari gagasan
kelompok, dalam organisasi dan tradisional dan nilai-nilai yang
masyarakat, mendasari terbinanya menyertainya".
budaya organisasi atau budaya
perusahaan (corporate culture). Ilmu Kesimpulan
Kebudayaan merupakan cabang ilmu Mengembangkan suberdaya
pengetahuan kemasyarakatan, yang manusia Indonesia melalui pember-
mempelajari hal ihwal kebudayaan dayaan manusia Indonesia, harus
sebagai gejala mandiri manusia dan berdasarkan kebudayaan Indonesia,
dikembangkan oleh L.A. White seba- jauh dari pandangan sempit keba-
gai the Science of Culture. Indonesia ngsaan (chauvinism), haruslah dite-
dengan multikultur dan multietnik, gakkan dalam setiap kegiatan pendi-
dengan kondisi geografik yang dikan dan pemberdayaan. Karenanya
menantang sumber daya manusia tindakan berikut perlu dilakukan:
untuk bekerja lebih keras dalam 1. Perlu dibentuk Departemen Kebu-
organisasi-organisasi yang siap ber- dayaan Republik Indonesia;
saing di era globalisasi, abad ke XXI 2. Perlu badan strategik pendidikan
yang ditentukan oleh ilmu dan yang berakar, berdasar budaya
pengetahuan berpola teknologi dan dan kebudayaan Indonesia, dngan
informasi. Budaya multikultur de- memanfaatkan segmen pendidi-
ngan beragam tahapan peradaban dan kan dan peran serta ahli-ahli pen-
kebudayaan, memberikan keuntu- didikan, terutama dari Indonesia,
ngan tersendiri untuk menunjang dalam satu badan tingkat nasional
pembinaan budaya organisasi yang langsung di bawah Presiden
berkesinambungan. Kebudayaan di- Republik Indonesia;
artikan oleh A.L. Kroeber dan Clyde 3. Perlu diusahakan strategi pember-
Kluckhohn (1952), sebagai berikut: dayaan sumber daya manusia
"Kebudayaan terdiri atas pola secara Indonesia, dengan strategi yang
berkesinambungan, dengan visi

11
Jurnal Ilmiah Administrasita' ISSN 2301-7058
dan misi yang jelas dan meli-
batkan seluruh aspek bangsa dan
negara Indonesia;
4. Perlu usaha keras untuk menya-
dari betapa pentingnya kebuda-
yaan bagi suatu bangsa dengan
bantuan informasi terarah dan
khas Indonesia;
5. Perlu kerjasama dengan masya-
rakat dunia untuk bahu-membahu
membentuk dunia yang adil untuk
semua bangsa

Daftar Pustaka
Danim, Sudarwan. 2013. Ekonomi
Sumber daya Manusia. Band-
ung: Pustaka Setia.
Kuntjaraningrat. 2012. Manusia dan
Kebudayaan di Indonesia.
Jakarta: Jembatan.
Maurits Simatupang. 2012. Budaya
Indonesia yang Supraetnis.
Jakarta: P. S. Sinanti.
Prijono T. dan S. Soemitro. 1998.
Pemberdayaan Penduduk dan
Peningkatan Kualitas Sumber
daya Manusia. Jakarta: Cita
Putra Bangsa.
Sumaryadi, I Nyoman. 2011. Peren-
canaan Pembangunan D Dae-
rah Otonom dan Pemberdayaan
Masyarakat. Jakarta: Citra
Utama.
Warnaen, Suwarsih. 2012. Stereotip
Etnis dalam Masyarakat Mul-
tietnis. Jakarta: Mata Bangsa.

12
Jurnal Ilmiah Administrasita' ISSN 2301-7058

Anda mungkin juga menyukai