Sementara, Selosoemardjan dan Soelaeman Soemardi mengartikan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa, dan rasa
manusia. Definisi ini harus dimaknai secara utuh sebagai satu kesatuan, sehingga kebudayaan ini sebagai hasil olah
pikir, olah rasa, olah karsa, dan juga olah raga atau jasmani, dari semua faktor tersebutlah yang nantinya kemudian
dijadikan indikator manusia yang berkarakter, Pendidikan adalah usaha cultural, karena itu sangat berkaitan dengan
kebudayaan. Pendidikan diarahkan pada realitas kebudayaan yang berakar pada nilai tradisi lama, kini, dan yang
akan datang. Peserta didik dapat kita kenalkan terhadap berbagai kebudayaan nasional baik berupa ide, sistem sosial
masyarakat Indonesia, perilaku/moral yang baik sebagai kearifan dengan tidak menutup budaya asing yang dapat
diambil kearifan globalnya seperti etos kerja, penghargaan terhadap hasil cipta/karya, penghargaan terhadap waktu,
dan lain-lain.
Pendidikan dan Kebudayaan memiliki keterkaitan karena proses kebudayaan melalui pendidikan formal adalah
upaya membentuk perilaku dan sikap seseorang yang didasari oleh ilmu pengetahuan, keterampilan sehingga setiap
individu atau orang juga dapat memainkan peranannya masing-masing, sedangkan budaya merupakan suatu
pandangan, keyakinan baik nilai, moral yang terbentuk dari suatu proses berfikir yang memerlukan pendidikan dalam
proes pembentukannya.
B. Globalisasi dan Daya Saing Bangsa 1
Globalisasi 2
Globalisasi adalah sebuah babak
baru dalam proses perkembangan
bangsa, Dimana globalisasi ini
menuntut manusia untuk berfikir
3
maju sesuai dengan perkembangan
zaman.
(Choirul Mahmud, 2011:108).
4
Menurut A.W dalam Choirul Mahmud (2011:109), dijelaskan bahwa dalam
1
praktiknya, beberapa kecenderungan perkembangan masyarakat pada era
global adalah sebagai berikut :
1 2 3 2
4 5 6
Masyarakat Transendentalisasi Masyarakat serba
terbuka agama nilai
4
Mayarakat Fungsional dan teknologis 1
2
Upaya untuk membangun sumber daya
manusia yang berdaya saing tinggi,
berwawasan iptek, serta bermoral dan
berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang
relatif ringan. Hal ini disebabkan dunia
pendidikan kita masih menghadapi berbagai
masalah internal yang cukup mendasar dan 3
bersifat kompleks. Kita masih menghadapi
sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak
jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan
tinggi.
4
Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting M
1 3
Rendahnya pemerataan X
kesempatan belajar (equity) 2 Rendahnya efisiensi
disertai banyaknya peserta internal karena
didik yang putus sekolah, Rendahnya mutu akademik lamanya masa studi
serta banyaknya lulusan yang terutama penguasaan ilmu melampaui waktu
tidak melanjutkan ke jenjang pengetahuan alam (IPA), standar yang sudah T
pendidikan yang lebih tinggi. matematika, serta bahasa ditentukan.
Hal ini identik dengan ciri- terutama bahasa inggris
ciri kemiskinan. padahal penguasaan materi
tersebut merupakan kunci
dalam menguasai dan F
mengembangkan IPTEK.
M
lanjutan...
4. Rendahnya efisiensi eksternal sistem T
pendidikan yang disebut dengan relevansi
pendidikan, yang menyebabkan terjadinya
pengangguran tenaga terdidik yang
cenderung terus meningkat.
X
1 T
Keanekaragaman budaya peserta didik, Dengan beranekaragamnya budaya
peserta didik, tantangan yang besar bagi para pengelola pendidikan untuk dapat
memenuhi kebutuhan peserta didik dengan budaya yang berbeda dan tentunya
X
dengan kebutuhan yang berbeda pula.
2
Kebijakan politik, seperti kita tahu bahwa politik akan berpengaruh terhadap T
kebijakan dalam bidang pendidikan. Perubahan kebijakan dalam pendidikan
tentunya akan selalu ada, karenanya para pengelola pendidikan harus dapat
menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Misalnya ketika ada pergantian
menteri pendidikan maka berganti pula kurikulum pendidikan. jadi, mau tidak mau
F
pengelola pendidikan harus menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
M
THANKYOU!