Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, SERTA

GLOBALISASI DAN DAYA SAING BANGSA


Oleh : Syifa Fauziah, Hanifah Utami Rahman dan
Qoriatul Qudtsiyah
KELOMPOK.
1
A. Konsep dasar Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan adalah usaha sadara terencana untuk mewujudkan belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan poteni dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1)

Sementara, Selosoemardjan dan Soelaeman Soemardi mengartikan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa, dan rasa
manusia. Definisi ini harus dimaknai secara utuh sebagai satu kesatuan, sehingga kebudayaan ini sebagai hasil olah
pikir, olah rasa, olah karsa, dan juga olah raga atau jasmani, dari semua faktor tersebutlah yang nantinya kemudian
dijadikan indikator manusia yang berkarakter, Pendidikan adalah usaha cultural, karena itu sangat berkaitan dengan
kebudayaan. Pendidikan diarahkan pada realitas kebudayaan yang berakar pada nilai tradisi lama, kini, dan yang
akan datang. Peserta didik dapat kita kenalkan terhadap berbagai kebudayaan nasional baik berupa ide, sistem sosial
masyarakat Indonesia, perilaku/moral yang baik sebagai kearifan dengan tidak menutup budaya asing yang dapat
diambil kearifan globalnya seperti etos kerja, penghargaan terhadap hasil cipta/karya, penghargaan terhadap waktu,
dan lain-lain.

Pendidikan dan Kebudayaan memiliki keterkaitan karena proses kebudayaan melalui pendidikan formal adalah
upaya membentuk perilaku dan sikap seseorang yang didasari oleh ilmu pengetahuan, keterampilan sehingga setiap
individu atau orang juga dapat memainkan peranannya masing-masing, sedangkan budaya merupakan suatu
pandangan, keyakinan baik nilai, moral yang terbentuk dari suatu proses berfikir yang memerlukan pendidikan dalam
proes pembentukannya.
B. Globalisasi dan Daya Saing Bangsa 1

Globalisasi 2
Globalisasi adalah sebuah babak
baru dalam proses perkembangan
bangsa, Dimana globalisasi ini
menuntut manusia untuk berfikir
3
maju sesuai dengan perkembangan
zaman.
(Choirul Mahmud, 2011:108).

4
Menurut A.W dalam Choirul Mahmud (2011:109), dijelaskan bahwa dalam
1
praktiknya, beberapa kecenderungan perkembangan masyarakat pada era
global adalah sebagai berikut :

1 2 3 2

Masyarakat Masyarakat Masyarakat


fungsional teknologis saintifik

4 5 6
Masyarakat Transendentalisasi Masyarakat serba
terbuka agama nilai
4
Mayarakat Fungsional dan teknologis 1

• Masyarakat fungsional, yaitu masyarakat yang masing-


masing warganya dalam berhubungan sosial hanya terjadi
karena adanya kegunaan atau fungsi tertentu. Ini berarti 2
hubungan antar manusia akan lebih diwarnai oleh motif-
motif kepentingan (fungsional), yang biasanya berkonotasi
“fisik materiil”. Hal-hal yang berada di luar itu, dengan
sendirinya kurang mendapatkan perhatian yang sewajarnya.

• Masyarakat teknologis, dapat dikatakan masyarakat 3


teknologis itu sendiri adalah golongan suatu masyarakat yang
hampir di semua urusan dan kegiatannya harus dikerjakan
menurut tekniknya masing-masing, yang cenderung sudah
baku. Pola kehidupan yang seperti ini sebenarnya membawa
konsekuensi nilai, yaitu seperti makin dominannya
pertimbangan efisiensi, produktivitas dan sejenisnya yang 4
pada umumnya menggambarkan ciri-ciri materialistik.
Masyarakat saintifik dan terbuka 1

• Masyarakat saintifik, yaitu masyarakat yang


dalam menghargai manusia lebih diwarnai
oleh seberapa jauh hal itu bernilai rasional
2
objektif, provable (dapat dibuktikan secara
empirik dan kaidah-kaidah ilmiah yang lain).
Dalam masyarakat semacam ini, ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin lama akan
menunjukkan peran yang semakin penting.
3
• Masyarakat terbuka, yaitu suatu masyarakat
yang sepenuhnya berjalan dan diatur oleh
sistem. Dinamika kehidupan diatur oleh
sistem, bukan diatur oleh orang. Dan sistem ini
tidak saja bersifat lokal, nasional, atau 4
regional, tetapi bersifat global.
.
Transendentalisasi agama dan masyarakat serba nilai 1

• Transendentalisasi agama, yaitu masyarakat yang meletakkan


agama semata-mata sebagai masalah individu (personal/pribadi).
Tuhan tidak lagi diberi otoritas untuk mengatur dinamika alam 2
dan kehidupan. Agama seolah disisihkan dari dinamika sosial
masyarakat.

• Masyarakat serba nilai, yaitu berkembangnya nilai-nilai budaya


masyarakat yang timbul akibat modernisasi itu sendiri. Beberapa 3
kecenderungan tersebut antara lain; sekulerisme, materialism,
individualism, hedonism, dan sebagainya. Dalam era globalisasi
ini yang ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, tentunya membawa dampak baik positif ataupun
negatif terutama dalam bidang pendidikan. 4
Suatu strategi yang dapat dijadikan sebagai landasan kita 1

untuk menghadapi era globalisasi dan daya saing bangsa


seperti yang ditulis oleh Nils AS Hapiro :
2
1. Perencanaan yang cermat (carefull planning)

2. Latihan dan pengalaman (training and experience)


3

3. Bersedia belajar dari orang lain (willingness to learn from


others)
4
C. Permasalahan Dan Tantangan Dalam
1
Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

2
Upaya untuk membangun sumber daya
manusia yang berdaya saing tinggi,
berwawasan iptek, serta bermoral dan
berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang
relatif ringan. Hal ini disebabkan dunia
pendidikan kita masih menghadapi berbagai
masalah internal yang cukup mendasar dan 3
bersifat kompleks. Kita masih menghadapi
sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak
jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan
tinggi.

4
Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting M

untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap


pendidikan selanjutnya, ada beberapa masalah internal pendidikan
yang dihadapi, antara lain sebagai berikut. : T

1 3
Rendahnya pemerataan X
kesempatan belajar (equity) 2 Rendahnya efisiensi
disertai banyaknya peserta internal karena
didik yang putus sekolah, Rendahnya mutu akademik lamanya masa studi
serta banyaknya lulusan yang terutama penguasaan ilmu melampaui waktu
tidak melanjutkan ke jenjang pengetahuan alam (IPA), standar yang sudah T
pendidikan yang lebih tinggi. matematika, serta bahasa ditentukan.
Hal ini identik dengan ciri- terutama bahasa inggris
ciri kemiskinan. padahal penguasaan materi
tersebut merupakan kunci
dalam menguasai dan F
mengembangkan IPTEK.
M
lanjutan...
4. Rendahnya efisiensi eksternal sistem T
pendidikan yang disebut dengan relevansi
pendidikan, yang menyebabkan terjadinya
pengangguran tenaga terdidik yang
cenderung terus meningkat.
X

5. Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan


T
moral yang menyebabkan lunturnya tanggung jawab
dan kesetiakawanan sosial, seperti terjadinya tawuran
pelajar dan kenakalan remaja. Dalam hal ini
pendidikan agama menjadi sangat penting menjadi
landasan akhlak dan moral serta budi pekerti yang
luhur perlu diberikan kepada peserta didik sejak dini.
F
Tantangan yang dihadapi dalam manajemen pendidikan M
dan kebudayaan antara lain :

1 T
Keanekaragaman budaya peserta didik, Dengan beranekaragamnya budaya
peserta didik, tantangan yang besar bagi para pengelola pendidikan untuk dapat
memenuhi kebutuhan peserta didik dengan budaya yang berbeda dan tentunya
X
dengan kebutuhan yang berbeda pula.
2
Kebijakan politik, seperti kita tahu bahwa politik akan berpengaruh terhadap T
kebijakan dalam bidang pendidikan. Perubahan kebijakan dalam pendidikan
tentunya akan selalu ada, karenanya para pengelola pendidikan harus dapat
menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Misalnya ketika ada pergantian
menteri pendidikan maka berganti pula kurikulum pendidikan. jadi, mau tidak mau
F
pengelola pendidikan harus menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
M

3. Kualitas pendidik, dengan peserta didik yang


beranekaragam dengan berbagai karakter dan T
kebutuhan, tentunya diperlukan seorang pendidik
yang berkualitas. Hal ini merupakan tantangan bagi
pengelola pendidikan untuk terus menciptakan para
pendidik yang berkualitas. X

4. Kondisi geografis Indonesia, kondisi geografis


Indonesia bermacam-macam, dari pegunungan sampai T
lautan. Hal ini merupakan tantangan bagi manajemen
pendidikan, dimana dengan kondisi geografis yang
berbeda-beda namun tetap harus dapat menciptakan
kualitas pendidikan yang merata di setiap daerah.
F
1

5. Perkembangan pesat IT, Pada era sekarang perkembangan IT


sangatlah cepat, sehingga para pengelola pendidikan harus dapat
mengimbangi perkembangan tersebut. Karena IT ini merupakan hal yang 2
dibutuhkan untuk menunjang pendidikan yang berkualitas apalagi jika
melihat dengan kondisi geografis Indonesia, IT ini dapat dimanfaatkan
untuk membuat jarak antar wilayah bukan menjadi halangan. Koordinasi
dari pusat ke daerah pun bisa lebih cepat dilakukan dengan IT ini.
Karena itu manajemen pendidikan harus selalu mengikuti perkembangan
IT. 3

6. Manajemen Pendidikan yang masih bersifat semi desentralisasi, Seperti


yang dikemukakan oleh Deden Sholehuddin bahwa salah satu yang
dirasakan kurang diterapkan di Indonesia adalah dari sistem semi
desentralisasi.” 4
Silahkan yang ingin bertanya............

THANKYOU!

Anda mungkin juga menyukai