Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

PEMBELAJARAN MANDIRI
Mata Kuliah : Pendidikan Karakter 1
Dosen : Sutomo, DRS., M.E.d.

Disusun Oleh :
Yasyfa Maulana Rizqi (D322111008)

MEKATRONIK
POLITEKNIK TEDC
CIMAHI
2023
PEMBELAJAR MANDIRI

Hari/Tanggal : 20 Juli 2023


Berapa lama Belajar : 4 Jam

Materi
Pedidikan Karakter Untuk Menjawab Tantangan Abad Ke-21

A. Permasalahan yang dihadapi di abad ke-21


1. Tantangan abad ke-21
Para ahli seperti Daniel Bell dan Thomas Lickona telah mengidentifikasi
beberapa tantangan yang dihadapi dalam abad ke-21, yang secara langsung
maupun tidak langsung berdampak pada terjadinya krisis di bidang karakter
individu dan masyarakat.
• Integration of economy (penyatuan dalam perdagangan): Penyatuan
perdagangan global telah menciptakan pasar bebas dengan persaingan
yang tidak sehat. Praktik-praktik ekonomi yang tidak etis seperti riba,
ghurur, maysir, monopoli, dan manipulasi harga dapat mengganggu
nilai-nilai dan integritas dalam bisnis.

• Fragmentation of politic (pecah-belahnya politik): Tuntutan untuk


demokrasi yang lebih adil dan manusiawi dapat menyebabkan
perpecahan politik dan bahkan tindakan anarkis, mengancam stabilitas
sosial dan kesatuan bangsa.

• Interdependence (kesaling-tergantungan): Ketergantungan antar negara


dapat menyebabkan negara-negara kuat menciptakan hegemoni atas
negara-negara lemah, yang berdampak pada ketidakadilan dan
ketimpangan global.

• High technology (teknologi tinggi): Penggunaan teknologi tinggi, seperti


komputer dan digital teknologi, dapat disalahgunakan untuk
menyebarkan informasi palsu, memprovokasi konflik, dan merusak
reputasi serta karakter individu atau kelompok.
• New colonization in culture (penjajahan baru di bidang kebudayaan):
Pengaruh budaya baru telah menyebabkan dekadensi moral dan "schock
culture" khususnya di kalangan generasi muda. Gaya hidup yang
pragmatis, hedonistik, materialistik, dan sekularistik mengancam nilai-
nilai spiritual dan etika dalam masyarakat.

2. Tanda-tanda zaman yang mengancam masa depan bangsa


Thomas Lickona mengidentifikasi sepuluh tanda zaman yang dianggap
sebagai pertanda menuju kehancuran suatu bangsa. Beberapa tanda-tanda
tersebut adalah peningkatan kekerasan di kalangan remaja, penggunaan
bahasa kasar, penurunan etos kerja, rendahnya rasa hormat kepada orang tua
dan guru, serta meningkatnya ketidakjujuran dan saling curiga.
Tanda-tanda ini mencerminkan adanya gangguan dalam karakter dan
moralitas di masyarakat, yang dapat berdampak pada degradasi nilai-nilai
sosial dan kualitas kehidupan bersama.

3. Mental block
Terjadi sebagian masyarakat yang mengalami mental block, yaitu kondisi
di mana cara berfikir dan berperasaan terhalang oleh ilusi dan penghalang-
penghalang psikologis, yang menyulitkan mereka untuk mencapai
kesuksesan dan kemajuan dalam hidup.
Gejala mental block mencakup perilaku seperti sering mengeluh, konflik
batin, dan ketidakmampuan mengambil risiko. Virus perusak yang terkait
dengan mental block mencakup sikap menyalahkan orang lain, mencari
pembenaran, dan malas.
Mental block dapat menyebabkan individu atau masyarakat sulit untuk
mencapai potensi sejati mereka dan mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi, baik secara pribadi maupun sosial.

4. Distorsi pengertian karakter atau akhlak


Pengertian karakter atau akhlak sering mengalami distorsi sehingga ada
orang yang dianggap berakhlak baik karena melakukan tindakan-tindakan
baik, tetapi sebenarnya juga terlibat dalam perilaku tidak terpuji.
Hal ini menunjukkan adanya ketidakkonsistenan antara perilaku dan
nilai-nilai yang dianut, dan mengindikasikan adanya kerusakan moral yang
mempengaruhi integritas dan etika dalam masyarakat.

5. Praktek hukum transaksional


Praktek hukum transaksional, yang berorientasi pada pertukaran dan
keuntungan pribadi, telah merasuk dalam berbagai bidang kehidupan,
termasuk politik, sosial, pendidikan, dan bahkan agama.
Dalam bidang politik, tujuan politik bukan lagi untuk memperjuangkan
cita-cita dan idealisme yang mencerminkan kepentingan masyarakat dan
negara, melainkan lebih fokus pada kepentingan pribadi, partai, kelompok,
atau golongan.
Dalam bidang pendidikan, terjadi pergeseran fokus dari pembinaan
karakter bangsa ke pendidikan yang lebih berorientasi pada wawasan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta keterampilan, namun kurang diimbangi
dengan pembinaan soft skill dan nilai-nilai moral.

6. Pendidikan karakter bangsa


Pendekatan dalam pendidikan karakter bangsa telah semakin memudar
dalam sistem pendidikan saat ini. Beberapa mata pelajaran yang berkaitan
dengan pembinaan karakter seperti Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan
Kewarganegaraan, Pendidikan Budi Pekerti, dan Pendidikan Sopan Santun,
kurang diminati.
Pendidikan agama yang seharusnya menjadi pembinaan akhlak mulia
terjebak pada pendekatan kognitif dan kurang menekankan pembentukan
karakter dan etika.
Kondisi ini menandakan adanya pergeseran prioritas dalam pendidikan,
dengan lebih mengutamakan pembinaan keterampilan teknis daripada
pembinaan karakter dan moralitas.
B. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter solusi untuk berbagai permasalahan sosial dan moral


yang dihadapi oleh masyarakat, terutama dalam menghadapi tantangan
zaman modern abad ke-21. Berikut adalah beberapa solusi dan
pendekatan yang dapat diambil dalam menghadapi permasalahan
pendidikan karakter di abad ke-21 :

1. Fokus pada Membangun Mental dan Karakter Bangsa


Pendidikan karakter pada abad ke-21 harus diarahkan untuk
memperbaiki mental block dan membantu perkembangan jiwa anak
didik dari sifat kodratnya menuju peradaban yang manusiawi dan
baik. Fokus ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter tidak hanya
berkaitan dengan masalah benar dan salah, tetapi lebih pada
menanamkan kebiasaan dan nilai-nilai baik dalam kehidupan sebagai
bangsa.

2. Pemahaman Nilai-Nilai Karakter Bangsa


Pendidikan karakter harus berbasis pada nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia, seperti gotong royong, kekeluargaan, ramah, toleransi, dan
lain sebagainya. Nilai-nilai ini menjadi dasar yang membentuk sikap,
cara pandang, dan identitas bangsa Indonesia.

3. Tujuan Pendidikan Karakter


Tujuan pendidikan karakter adalah menciptakan manusia yang
memiliki kesadaran untuk membangun sejarah, kebudayaan, dan
peradaban bangsa. Pembinaan karakter harus didasarkan pada iman
kepada Tuhan dan kesadaran bahwa segala tindakan akan dimintakan
pertanggungjawaban di akhirat nanti.

4. Metode dan Pendekatan Pendidikan Karakter


Ada berbagai metode dan pendekatan dalam pendidikan karakter,
seperti pembiasaan, keteladanan, pembelajaran partisipatif,
pendekatan demokrasi, dan pendidikan multikultural. Pendekatan ini
diharapkan dapat membentuk karakter yang baik pada peserta didik.

5. Pembenahan Karakter Sekolah


Penting untuk melakukan pembenahan karakter sekolah itu sendiri,
mulai dari menciptakan lingkungan yang kondusif, memperkuat nilai-
nilai luhur, hingga mengimplementasikan pendidikan demokrasi dan
multikultural di sekolah. Hal ini dapat membantu menciptakan
karakter bangsa yang baik melalui pengalaman dan interaksi peserta
didik dalam lingkungan sekolah.
6. Pentingnya Konsistensi dan Kepemimpinan Sekolah
Konsistensi dalam penerapan pendidikan karakter sangatlah penting.
Kepemimpinan sekolah berperan dalam mengarahkan seluruh proses
pembelajaran karakter. Kepala sekolah harus menjadi teladan dan
memastikan bahwa nilai-nilai karakter ditanamkan dan dipraktekkan
di setiap aspek kehidupan sekolah.

7. Pengaruh Media dan Teknologi


Penting untuk memahami bahwa media dan teknologi berperan besar
dalam membentuk karakter anak-anak. Oleh karena itu, penggunaan
media dan teknologi harus diawasi dan dikendalikan agar tidak
membawa pengaruh negatif pada karakter bangsa.
Materi
Sosiologi Dimensi
Hari/Tanggal : 20 Juli 2023
Berapa lama Belajar : 2 Jam

Sosiologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang lahir dari
filosof Perancis, Auguste Comte. Sosiologi mempelajari perilaku sosial
dalam masyarakat dan melalui pendekatan umum, mengembangkan
metode ilmiah untuk memahami masyarakat. Beberapa pandangan para
ahli mengenai sosiologi mencakup pandangan sosiologi sebagai ilmu
tentang pergaulan manusia, hubungan manusia dalam kelompok, studi
tentang manusia sebagai makhluk sosial, dan sebagai ilmu yang
mempelajari masyarakat dan aspek kehidupan di dalamnya.

Konsep dalam sosial budaya masyarakat mencakup pengertian


tentang masyarakat sebagai suatu sistem sosial dengan unsur-unsur yang
terdiri dari individu yang hidup bersama, bergaul dalam waktu yang
cukup lama, sadar sebagai satu kesatuan, dan menjalani kehidupan
bersama. Talcott Parson juga menyatakan bahwa masyarakat memiliki
sub-unsur berupa kebudayaan, sosial, kepribadian, dan kelompok
biologis.

Nilai sosial adalah elemen abstrak yang mencakup pemahaman


tentang apa yang benar dan penting, seringkali tidak disadari, dan dapat
mempengaruhi perilaku dan pandangan individu terhadap objek atau ide
tertentu. Ada berbagai pandangan para ahli mengenai nilai sosial, namun
pada dasarnya, nilai sosial bukan tentang baik atau buruk, melainkan
mengenai apa yang dianggap benar, penting, dan diinginkan oleh
masyarakat.

Ada berbagai macam nilai sosial, termasuk nilai material, vital,


kerohanian, kebenaran, keindahan, moral, dan religius. Setiap nilai sosial
dapat memiliki efek tertentu dalam masyarakat dan digunakan sebagai
alat solidaritas dalam kelompok sosial.

Norma sosial, di sisi lain, adalah petunjuk, anjuran, atau larangan


yang digunakan oleh masyarakat sebagai pedoman dalam berperilaku.
Norma sosial dapat dibedakan berdasarkan kekuatan pengikatnya, seperti
cara, kebiasaan, tata kelakuan, adat istiadat, dan hukum. Selain itu, norma
sosial juga dapat dibedakan berdasarkan bidang yang diaturnya, seperti
norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma
kebiasaan/adat, dan norma hukum.

Kepribadian adalah pola perilaku khas yang konsisten pada


seseorang individu. Pembentukan kepribadian melibatkan faktor-faktor
biologis, psikologis, dan lingkungan. Proses sosialisasi menjadi faktor
penting dalam pembentukan kepribadian, di mana seseorang belajar dan
menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakatnya.

Dalam masyarakat, nilai sosial, norma sosial, dan kepribadian


saling terkait dan berperan penting dalam membentuk tatanan sosial serta
perilaku anggota masyarakat. Norma sosial dan nilai sosial menjadi
pedoman dan alat untuk mengevaluasi perilaku individu, sedangkan
kepribadian individu mempengaruhi bagaimana nilai dan norma tersebut
diterima dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Proses
sosialisasi membantu mengintegrasikan individu ke dalam norma dan
nilai yang berlaku dalam masyarakat, membentuk kepribadian yang
sesuai dengan lingkungan sosialnya, dan mengukuhkan solidaritas dalam
kelompok sosial.

Anda mungkin juga menyukai