Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

1. PENDAHULUAN
Kebanyakan warga gereja beranggapan bahwa Pendidikan Agama Kristen
hanyalah pendidikan yang ditujukan kepada anak-anak atau kepada remaja
seperti halnya dengan Sekolah Minggu dan pelajar sidi, sedang isi
pengajarannyapun dianggap hanyalah sekitar pengajaran mengenai cerita-cerita
Alkitab, Hukum Taurat dan menghapal pengakuan Iman.

Sebagian beranggapan bahwa PAK adalah pendidikan agama yang diajarkan di


sekolah-sekolah sehingga sama halnya dengan bidang studi lainnya. Dengan
demikian sesudah menamatkan satu jenjang pendidikan maka pendidikn
agamapun dianggap turut juga ditamatkan.
Hal yang serupa dapat dibandingkan dengan pengajaran sidi, seseorang merasa
ditamatkan sehingga akta sidi merupakan sertifikat pembuktian sebagai anggota
resmi gereja yang dapat digunakan untuk dapat menerima pemberkatan
perkawinan secara kristen
Sebenarnya PAK tidak sesederhana anggapan-anggapan yang dikemukakan
diatas.

PAK adalah proses pertumbuhan menuju kedewsaan Iman, bertumbuh


dalam segala hal ke arah Dia, Kristus yang adalah Kepala (Eps.4:13,16).

Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan Pendidikan Agama


Kristen itu perlu mengemukakan beberapa pandangan sehingga lebih luas
artinya.
2. PENGERTIAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK)
Pendidikan Agama Kristen mencakup keseluruhan hidup yang
berkembang secara holistik, khususnya dalam hubungannya dengan
masyarakat secara timbal balik. Jadi PAK tidak sekedar pengajaran
Alkitab dan sejenisnya tetapi merupakan bantuan dan latihan yang
diberikan kepada anak agar bertumbuh didalam Kristus.

PAK adalah usaha bagi tersedianya keselamatan yang daripada Allah


didalam Yesus Kristus kepada setiap orang: anak-anak, pemuda
maupun dewasa. Pendidikan Agama Kristen itu berpusat kepada Allah
bukan manusia, sehingga tugas orang Kristen ialah membawa setiap
orang kepada hubungan yang benar kepada Allah.
Pendidikan Agama Kristen adalah proses bagaimana seseorang
diperhadapkan dengan Injil, menuju pemilikan warisan kekristenan dan
partisipasi penuh dalam persekutuan kristen.

Dari ketiga definisi tersebut diatas menunjukkan bahwa rumusan-


rumusan itu tidak mempunyai perbedaan yang prinsipil, bahwa boleh
dikatakan lebih cenderung berdekatan dan mempunyai kesamaan
mendasar, meliputi aspek-aspek pertumbuhan dari seseorang dalam
pemahaman, sikap dan kelakuan didalam Kristus yang akan diwariskan
kepada penerus agar diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Masih banyak lagi definisi pengenai PAK oleh penulis-penulis lain namun
pada umumnya menunjukkan hubungan yang erat dan mempunyai
persamaan yang dekat sehingga satu sama lain saling melengkapi.
3. PERMULAAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Christian Education is as old as Christianity itself. Maksudnya bahwa
Pendidikan Agama Kristen adalah seumur dengan kekristenan itu sendiri.

Bertitik tolak dari ungkapan ini timbul pertanyaan: Sejak kapan kekristenan
itu ada?. Untuk memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut terdapat
berbagai pemikiran dan argumentasi yang diberikan sebagai
pendukungnya.

Pertama:
Secara harafiah dapat disebutkan bahwa kekristenan itu ada sejak Kristus
karena nama Kristen berasal dari nama Kristus sendiri. Pengikut-pengikut
Kristus itulah yang disebut Kristen (Kis.11:26).
Dengan demikian pertanyaan akan berlanjut: Sejak kapan Kristus ada?
Apakah sejak kelahirannya di Betlehem (Luk.2:11), atau sejak permulaan
sekali (Joh.1:1)
Kedua:
Sejak pemilihan Abram (Kej.12:1) melalui sejarah yang panjang Allah
merencanakan keselamatan bagi seluruh umat manusia hingga janji
Allah digenapi dengan kedatangan Tuhan Yesus Kristus (Gal.4:4-5)

Ketiga:
Barangkali harus ditelusuri lebih jauh lagi yaitu sejak kejatuhan
manusia ke dalam dosa. Manusia mencari hubungan dengan Allah
melalui penyerahan korban (Ke.4:3-7).
Dengan demikian jika hal itu diterima maka penyerahan korban itulah
permulaan agama, sekaligus di dalamnya permulaan agama Kristen.

Pada umumnya Pendidikan agama ada ketika agama itu sendiri mulai
muncul dalam hidup manusia. Agama apapun selalu mengadakan
pendidikannya sejak agama itu ada demi kelangsungan agama itu
sendiri.
Khusus mengenai permulaan Pendidikan Agama Kristen akan dibahas
sejak pemiliha Allah kepada Abram karena pemilihan itu merupakan babak
baru dari rencana penyelamatan Allah atas umat manusia.

Jelasnya permulaan Pendidikan Agama Kristen berlatar belakang kepada


Abram dan keturunannya. Dengan kata lain pendidikan Agama Kristen
dimulai dengan pemilihan bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah.

3.1 Pendidikan Pada Zaman Bapak-bapak Leluhur Israel


Satu jenis pendidikan yang sangat mungkin pada zaman Bapak-bapak
leluhur Israel (Abram, Isak dan Yakub) adalah bentuk pendidikan informal
mengingat kehidupan mereka yang dapat dikatakan bersifat nomaden
mulai dari negri Ur Kasdim sampai ke Kanaan.

Satu yang paling menonjol dalam kehidupan Bapak leluhur Israel ialah
kepercayaannya kepada Allah.
‘Kepercayaan ini direalisasikan dalam hidup Abram dan diregenerasikan
kepada keturunannya beserta seisi rumahnya. Dalam Kej.22:1-14
“kepercayaan Abram diuji”.
3.2 Keluarnya Israel dari Mesir ke Kanaan
Dalam periode ini Allah mendidik umat Israel sebagai satu bangsa yang
merdeka keluar dari perhambaan Mesir.
Allah memberikan Hukum Taurat yang mengatur kehidupan mereka:
a. Mengatur kehendak Allah (Kel.20:1-26)
b. Mengatur kehidupan sosial (Kel.21:1-24:110
c. Mengatur kehidupan beribadah (Kel.24:12-31).

Sejak pemberian Hukum Taurat di Sinai itulah menjadi pusat pendidikan


Yahudi. “From the time it was given to Israel at Sinai the law has been the
central core of Jewish education.”

Salah satu diantara yang sangat menonjol dalam sistim pendidikan Israel ialah
mengenai tugas kependidikan orangtua (Ul.6:6-9). Orang tua adalah guru
pertama kepada anak. Keluarga adalah sekolah pertama. Kehidupan dimulai
dalam keluarga demikian juga halnya dengan pendidikan dimulai dalam
keluarga.
3.3 Zaman Kerajaan Israel Hingga Pembuangan ke Babel
Satu perubahan yang sangat mendasar dalam kehidupan Israel sebagai
bangsa Allah ialah bahwa mereka telah mempunyai sistim pemerintahan
dalam bentuk kerajaan menggantikan pemerintahan yang sebelumnya
dipimpin oleh seorang hakim (1 Sam.8:5; 10:1).

Sebagai konsekuensinya tentu sistim pendidikanpun mengalami perobahan


menuju suatu pendidikan yang lebih formal walaupun belum seperti sekolah
yang dimengerti sekarang. Namun sudah dikenal kelompok belajar (1
Sam.10:10;19:20).

Tugas mengajar dipercayakan kepada 4 golongan yaitu:


a. Kaum Imam
b. Nabi
c. Kaum Bijaksana
d. Kaum Penyair.
Namun pendidikan keluarga tetap dominan.
Satu hal yang perlu dicatat selama periode ini sering terjadi peyimpangan dari
Hukum Taurat dan kehendak Allah baik oleh Raja dan pemimpin-pemimpin
lainnya. Pembuangan ke Babel merupakan hukuman yang sangat berat atas
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Israel dan merupakan titik yang
sangat rendah dari keseluruhan aspek-aspek kehidupan Israel: segi
keagamaan, pendidikan maupun kehidupan sosial lainya.

3.4 Kembalinya dari Babel hingga zaman Tuhan Yesus


Jika sebelum pembuangan, Yerusalem sebagai pusat keagamaan maka
sesudah pembuangan berdirilah Synagoge sebagai pusat pendidikan
sekaligus sebagai tempat beribadah. Philo (20 SM – 50M) menamakan
synagoge itu Didaskalia. Nama ini menunjukkan penekanan fungsi synagogue
itu dalam hal pendidikan.
Tetapi kegiatan belajar-mengajar itu digabungkan juga dengan berdoa, sehingga
terbentuklah semacam pelopor kebaktian. Untuk pertama kalinya dalam dunia purba itu
kebaktian berporos pada pengajaran dan bukan pada pemberian kurban (terjadi “perkawinan”
antara pendidikan dan kebaktian. Jadi pendidikan yang dialami disana merupakan pendidikan
agamawi.
Selain Synagoge, pada abad-abad pertama sebelum masehi sekolah-sekolah
sudah berdiri di luar Synagoge yang memberikan pengajaran umum. Sekolah
ini berfungsi sebagai Sekolah Dasar untuk anak-anak yang dimulai oleh Rabbi
Simson ben Syatakh tahun 75 SM. Sekolah ini dinamai: Beth-Hasepher
(Rumah Buku).

Pada zaman Tuhan Yesus, Synagoge dan Beth-Hasepher sudah berdiri di


tempat-tempat kediaman Yahudi. Sehingga Tuhan Yesuspun banyak
melakukan pengajaranNya di Synagoge.

Jelasnya pengajaran Tuhan Yesus adalah pengajaran yang menjadi


penggenapan pendidikan Yahudi. Pengajaran Yesus sendirilah yang menjadi
Pendidikan Agama Kristen, dengan kata lain Pendidikan Agama Kristen
dimulai dan bersumber dari pengajaran Tuhan Yesus.

Selanjutnya Pendidikan Agama Kristen akan dilihat dari bagaimana pengikut


Tuhan Yesus (dalam hal ini gereja) mengajarkan pengajaran yang diterimanya
dari Tuhan Yesus Kristus.
4. PAK SEBAGAI TUGAS GEREJA

4.1 Apakah Gereja itu


Secara etimologis kata Gereja berasal dari bahasa Yunani (Ekklesia) yang
artinya dipanggil keluar. Gereja dalam pengertian secara umum adalah
persekutuan orang-orang percaya yang dipanggil dari kegelapan kepada
terang dan menjadi satu tubuh yaitu tubuh Kristus. Mereka yang dipanggil
keluar itulah yang disebut Gereja.

Gereja tidak hanya hanya dilihat dari bangunannya secara fisik tetapi gereja
lebih dilihat pada orang-orang yang ada di dalam gereja itu sendiri.
Gereja terdiri dari persekutuan orang-orang yang telah diperbaharui oleh
Kristus atau tepatnya, telah mengalami transformasi.

Gereja adalah perwujudan ajaran Kristus. AjaranNya bukan hanya untuk


diucapkan, tapi juga untuk diperlihatkan secara nyata di dalam kehidupan
masyarakat.
Gereja bukan hanya merupakan hasil doktrin Kristus, tapi merupakan bukti
nyata kepercayaannya.
4.2 Apakah Tugas Gereja itu?

Sebelum Yesus naik ke sorga Dia memberikan tugas kepada murid-muridnya:


“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan babtislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus…(Mat.28:19-20).
Dalam Injil Markus dikatakan: “Pergilah keseluruh dunia, beritakanlah Injil
kepada segala makluk (Mark.16:15).
Dalam Kis.Rasul: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun
atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan diseluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”(Kis.1:8).

Sebenarnya tugas gereja itu sudah dimulai sejak Tuhan Yesus memilih murid-
muridNya yang akan diutus untuk memberitakan kerajaan Allah.
- Yesus mengutus kedua belas murid (Luk.9:1-6)
- Yesus mengutus tujuh puluh murid (Luk.10:1-12).
Bahkan dapat pula dikatakan bahwa tugas gereja itu dimulai sejak Allah
mengutus AnakNya Tuhan Yesus Kristus menjadi manusia (Yoh.3:16)
Tugas Gereja itu didefinisikan dengan sebutan “Tritugas Gereja” yaitu:
- Koinonia Persekutuan Practicing
Community
- Marturia Kesaksian
Witnessing
- Diakonia Pelayanan Helping
others

Dengan pemahaman bahwa tugas Gereja adalah upaya yang dilakukan


Gereja dalam menjalankan missinya, tentu tidak cukup dengan Tritugas
Gereja. Aleshire menyebutkan “Five pupuse of the Church”
- Gereja mempunyai tugas untuk beribadah kepada Allah
- Gereja mempunyai tugas untuk memproklamasikan Injil
- Gereja mempunyai tugas missi kepada yang belum Kristen
- Gereja mempunyai tugas membina persekutuan orang percaya
- Gereja mempunyai Tugas untuk mendidik warganya.

Tugas-tugas itu bertujuan: “Untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi


pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus (Eps.4:12)
4.3 PAK Sebagai Tugas Gereja
Smart membahasnya dibawah judul “ The Teaching Function of the The
Church”. Ini menggambarkan tugas dan fungsi mengajar Gereja.
Quinn Pugh sendiri secara tegas mengatakan bahwa “The Church is a School”.
Gereja adalah sekolah, bukan sekedar menyelenggarakan sekolah.

Statemen ini adalah benar mengingat fungsi pendidikan dari Gereja itu. Dengan
mengatakan Gereja adalah sekolah maka Gereja menuntut kelengkapan dirinya
sebagai satu lembaga pendidikan. Yesus mengatakan “Belajarlah
padaKu”(Mat.11:29)

Untuk menjelaskan bagaimana tugas mengajar dan tugas berkhotbah itu


dilaksanakan oleh Tuhan Yesus dapat dilihat dari Gereja sebagai sekolah
haruslah menjalankan fungsi mengajarnya, jika tidak maka ia tidak dapat lagi
disebut sebagai sekolah karena melalaikan tugasnya dalam hal pendidikan.
5. Tujuan PAK
Tujuan PAK dapat disimpulkan didalam satu yaitu: “discipleship”artinya
kemuritan.
Dengan kata lain tujuan PAK adalah menjadikan murid sebagaimana
dilakukan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya. Mereka hidup dalam
persekutuan dengan Tuhan Yesus sebagai Guru. Mereka mengikut Tuhan
Yesus dan mengabdikan dirinya kepada pelayanan yang dilakukan Tuhan
Yesus Yesus.

Menjadikan murid ini jugalah yang ditugaskan kepada murid-murid itu agar
mereka pergi menjadikan semua bangsa menjadi murid-murid dari Tuhan
Yesus (Mat.28:19-20).
Dengan demikian pemuritan ini bukan saja menjadi tujuan PAK tetapi meliputi
tujuan Gereja secara keseluruhan.
Sasaran yang hendak dicapai melalui PAK ialah pertumbuhan individu
(growing persons) dalam berbagai hal.

Anda mungkin juga menyukai