Anda di halaman 1dari 6

WANPRESTASI

Keadaan salah satu pihak (Debitur) di dalam perjanjian tidak


memenuhi prestasi dikatakan“wanprestasi” atau disebut
juga “lalai” atau “ingkar janji”.

Perkataan wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang


berarti “prestasi buruk”.

wanprestasi seorang debitur dapat berupa:


a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan
dilakukannya;
b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak
sebagaimana dijanjikan;
c. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat;
d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukannya.
Karena wanprestasi memiliki akibat yang begitu penting,
maka harus ditetapkan terlebih dahulu apakah si
berutang melakukan wanprestasi atau lalai, dan kalau
hal itu disangkal olehnya, harus dibuktikan di muka
hakim.

Mengenai perjanjian untuk menyerahkan suatu barang


atau untuk melakukan suatu perbuatan, jika dalam
perjanjian itu tidak ditetapkan batas waktunya tetapi si
berutang akan dianggap lalai dengan lewatnya waktu
yang ditentukan, pelaksanaan prestasi itu harus terlebih
dahulu ditagih.
Dengan kata lain untuk pemenuhan prestasi harus lebih
dahulu diberi teguran (sommatie/ingebreke stelling).
Kalau prestasi dapat segera dilakukan, maka dapat dituntut
seketika. Namun apabila prestasi tidak dapat dilakukan
seketika, maka si berutang perlu diberikan waktu yang
pantas.

Cara memberikan teguran


(Psl. 1238 KUHPerdata):

Surat perintah Akta sejenis


Peringatan resmi dari Tulisan biasa (bukan resmi),
juru sita pengadilan surat tercatat yang tujuannya
untuk memberi peringatan agar
debitur memenuhi prestasi
seketika/dlm tempo tertentu
Hukuman/sanksi wanprestasi Psl. 1267 KUHPerdata)
1. Pemenuhan perikatan (kontrak);
2. Pemenuhan perikatan (kontrak) disertai dengan ganti kerugian;
3. Ganti kerugian;
4. Pembatalan perjanjian (bila perjanjian itu bersifat timbal balik);
5. Pembatalan disertai dengan ganti kerugian.
Ganti kerugian (Psl. 1244, 1245 dan 1246 KUHPerdata) berupa
biaya, rugi dan bunga (kosten, shaden en interestens):
a. Biaya
Segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata-nyata telah
dikeluarkan oleh kreditur
b. Rugi
Kerugian karena musnahnya atau rusaknya barang-barang milik
kreditur akibat kelalaian debitur.
c. Bunga
Segala keuntungan yang diharapkan atau sudah diperhitungkan.
Pembatalan perjanjian karena wanprestasi
Pembatalan perjanjian, bertujuan membawa kedua
belah pihak kembali pada keadaan sebelum
perjanjian diadakan.
Kalau suatu pihak sudah menerima sesuatu dari
pihak lain, baik uang maupun barang, maka itu harus
dikebalikan. Pokoknya, perjanjian itu ditiadakan.

Syarat pembatalan perjanjian akibat wanprestasi


(Psl. 1266 KUHPerdata):
1. Perjanjian harus bersifat timbal balik;
2. Harus ada wanprestasi;
3. Harus dengan keputusan hakim.

Anda mungkin juga menyukai