Anda di halaman 1dari 14

ZAAKWERNEMIN

HUKUM PERIKATAN
ANGGOTA KELOMPOK

● M HARITS ANSYAH (1903101010128)


● M HABIL MAALIKII (1903101010310)
● IMAM FIRDAUS (1903101010321)
● MUHAMMAD AQIL (1903101010357)
● KASHASA RIRINA D (2003101010027)
01
PENGERTIAN
ZAAKWERNEMIN
G
03 Hak dan
kewajiban

02 SYARAT
ZAAKWERNEMING
PENGERTIAN
ZAAKWERNEMING
KUHPerdata tidak secara tegas memberikan rumusan
pengertian dari zaakwaarneming, namun maksud
dari zaakwaarneming dapat dilihat dari Pasal 1354
KUHPerdata, yaitu suatu keadaan jika seseorang secara
sukarela, dengan tidak mendapat perintah untuk itu,
mewakili urusan orang lain dengan atau tanpa pengetahuan
orang ini, maka ia secara diam-diam mengikatkan dirinya
untuk meneruskan serta menyelesaikan urusan tersebut,
hingga orang yang diwakili kepentingannya dapat
mengerjakan sendiri urusan tersebut.
PENGERTIAN
ZAAKWERNEMING
Pengertian di dalam Pasal 1354 KUHPerdata pun
disempurnakan di dalam Nieuw Burgerlijk Wetboek (NBW)
pada pasal 6:198, yang
mengartikan zaakwaarneming sebagai mengurus
kepentingan orang lain dengan sengaja karena didasari atas
alasan yang layak tanpa ada kewenangan pengurusan baik
kewenangan dari suatu Tindakan hukum atau dari undang-
undang.
SYARAT
ZAAKWERNEMING
1.Urusan atau kepentingan orang lain

Yang harus menjadi


syarat zaakwaarneming adalah gestor harus dengan sadar,
memiliki niat, dan menghendaki untuk mengurus benda atau
kepentingan orang lain. Harus dibedakan antara mengurus
benda atau kepentingan sendiri yang kebetulan secara
sekaligus juga bermanfaat bagi benda atau kepentingan
orang lain dengan mengurus benda atau kepentingan orang
lain yang sekaligus juga menguntungkan benda atau
kepentingan diri sendiri.
SYARAT
ZAAKWERNEMING
2. Secara sukarela
Zaakwaarneming harus dilakukan secara
sukarela. Tindakan mengurus kepentingan orang lain
tersebut harus dilakukan atas kemauannya sendiri pada saat
pertama kali gestor melakukannya. Tindakan ini tanpa
didasari oleh kewajiban untuk melakukan hal tersebut
maupun adanya ketentuan undang-undang dan perjanjian
yang mendasari tindakan tersebut. Sesudah adanya tindakan
sukarela yang pertama, maka undang-undang
mewajibkan gestor untuk meneruskannya
sampai dominus dapat mengurus kepetingannya sendiri.
Sehingga sesudah tindakan pertama, timbul kewajiban untuk
meneruskan tindakan tersebut.
SYARAT
ZAAKWERNEMING
3. Dengan tidak mendapat perintah
Tidak mendapat perintah dan secara sukarela tidak selalu
sama. Seseorang dapat mendapatkan perintah tetapi ia
menerima kewajiban tersebut secara sukarela. Syarat ini
harus ditekankan karena jika seseorang melakukan urusan
orang lain berdasarkan kewajiban yang ada padanya, hal
tersebut merupakan lastgeving (jika berdasarkan
perjanjian) atau tindakan berdasarkan undang-undang,
bukan zaakwaarneming.
SYARAT
ZAAKWERNEMING
4. Dengan atau tanpa sepengetahuan dominus
Zaakwaarneming dapat dilakukan dengan atau tanpa
sepengetahuan dominus . Untuk keadaan tanpa
sepengetahuan dominus , tidak terdapat perdebatan
mengenai ada atau tidaknya zaakwaarneming. Karena
gestor berarti memang secara sukarela mengurus benda
atau kepentingan dominus . Namun berbeda halnya
dengan zaakwaarneming yang terjadi dengan
sepengetahuan dominus . Apabila zaakwaarneming terjadi
dengan sepengetahuan dominus , akan sulit membedakan
apakah hal tersebut
memang zaakwaarneming atau lastgeving.
SYARAT
ZAAKWERNEMING
5. Adanya alasan yang layak
Hal lainnya yang penting dari zaakwaarneming adalah
adanya alasan yang layak untuk melakukan hal tersebut.
Ketiadaan alasan yang layak dapat
berakibat tindakan tersebut merupakan tindakan melawan
hukum yang mewajibkan gestor untuk memberikan ganti
rugi kepada dominus yang dirugikan akibat tindakan itu.
Selain itu, gestor juga tidak berhak untuk menuntut
penggantian biaya yang sudah ia keluarkan. Gestor berhak
untuk menetapkan jangka waktu yang pantas
kepada dominus untuk menilai apakah
perbuatan gestor untuk mengurus
kepentingan dominus didasarkan atas adanya alasan yang
layak atau tidak.
SYARAT
ZAAKWERNEMING
6. Wujud Tindakan
Baik KUHPerdata maupun NBW tidak merinci
wujud tindakan pengurusan
dalam zaakwaarneming. Tindakan zaakwaarneming dapat
meliputi tindakan nyata maupun tindakan hukum.
HAK DAN KEWAJIBAN
Orang yang melakukan Zaakwarneming disebut sebagai
Gestor, seorang Gestor memiliki Hak dan Kewajiban
apabila dilihat berdasarkan KUHPerdata, diantaranya:
A. Gestor berkewajiban untuk bertindak sebagai bapak
rumah tangga yang baik dan melakukan pengurusan
secara layak dan sebaik-baiknya.
B. Gestor berkewajiban untuk meneruskan pekerjaan yang
telah diurusnyaa sampai dengan orang yang diwakili
dapat meneruskannya dalam hal orang yang
diwakilinya meninggal dunia sebelum urusannya
selesai maka Gestor harus meneruskan pekerjaannya
sampai ahli warisnya dapat mengambil alih
kewajibannya.
HAK DAN KEWAJIBAN
Orang yang melakukan Zaakwarneming disebut sebagai
Gestor, seorang Gestor memiliki Hak dan Kewajiban
apabila dilihat berdasarkan KUHPerdata, diantaranya:
C. Gestor bertanggung jawab atas kerugian orang yang
diwakilinya yang disebabkan karena pelaksanaan tugas
yang kurang baik dari Gestor.
D. Gestor bertanggung jawab atas kerugian orang yang
diwakilinya yang disebabkan karena pelaksanaan tugas
yang kurang baik dari Gestor.
E. Gestor mempunyai hak retensi, yaitu hak menahan
barang-barang kepunyaan orang yang diwakilinya sampai
pengeluaran-pengeluarannya dibayar kembali.
“SEKIAN DAN TERIMAKASIH”

Anda mungkin juga menyukai