NPM : 10040021040
TUGAS
Jika seorang dengan sukarela, dengan tidak mendapat perintah untuk itu, mewakili urusan orang lain
dengan atau tanpa pengetahuan orang ini, maka ia secara diam-diam mengikat dirinya untuk
meneruskan serta menyelesaikan urusan tersebut, hingga orang yang diwakili kepentingannya dapat
mengerjakan sendiri urusannya.
Yang harus menjadi syarat zaakwaarneming adalah gestor harus dengan sadar, memiliki niat, dan
menghendaki untuk mengurus benda atau kepentingan orang lain. Harus dibedakan antara mengurus
benda atau kepentingan sendiri yang kebetulan secara sekaligus juga bermanfaat bagi benda atau
kepentingan orang lain dengan mengurus benda atau kepentingan orang lain yang sekaligus juga
menguntungkan benda atau kepentingan diri sendiri. Dalam peristiwa yang pertama, tujuan pokoknya
adalah benda atau kepentingan sendiri sehingga hal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai
zaakwaarneming . Sedangkan dalam peristiwa yang kedua justru tujuan pokoknya adalah mengurus
benda atau kepentingan orang lain, sehingga apabila syarat-syarat lainnya terpenuhi, keadaan kedua
dapat dikatakan sebagai zaakwaarneming.
Atas kepentingan orang lain ini, Pasal 1354 KUHPerdata maupun NBW tidak mengatur mengenai
apakah gestor yang melakukan tindakan tersebut harus dengan atas nama dominus atau dapat
mengatasnamakan dirinya sendiri. Sehingga, dalam zaakwaarneming tindakan yang dilakukan gestor
untuk mengurus kepentingan dominus dapat dilakukan atas nama dirinya sendiri maupun atas nama
dominus . Namun, Pasal 1357 KUHPerdata mengatur
dominus harus memenuhi perikatan-perikatan yang muncul dari tindakan pengurusan gestor yang
dilakukan atas nama dominus ; dan
dominus mengganti rugi pengeluaran untuk perikatan yang dilakukan atas nama gestor dalam rangka
mewakili kepentingan dominus .
Secara sukarela
Zaakwaarneming harus dilakukan secara sukarela. Tindakan mengurus kepentingan orang lain
tersebut harus dilakukan atas kemauannya sendiri pada saat pertama kali gestor melakukannya.
Tindakan ini tanpa didasari oleh kewajiban untuk melakukan hal tersebut maupun adanya ketentuan
undang-undang dan perjanjian yang mendasari tindakan tersebut. Sesudah adanya tindakan sukarela
yang pertama, maka undang-undang mewajibkan gestor untuk meneruskannya sampai dominus
dapat mengurus kepetingannya sendiri. Sehingga sesudah tindakan pertama, timbul kewajiban untuk
meneruskan tindakan tersebut. Kewajiban yang dimaksud disini adalah kewajiban hukum, baik yang
berdasarkan undang- undang maupun perjanjian, bukan kewajiban moril yang mungkin ada dan
mendasari perbuataan zaakwaarneming.
Tidak mendapat perintah dan secara sukarela tidak selalu sama. Seseorang dapat mendapatkan
perintah tetapi ia menerima kewajiban tersebut secara sukarela. Syarat ini harus ditekankan karena
jika seseorang melakukan urusan orang lain berdasarkan kewajiban yang ada padanya, hal tersebut
merupakan lastgeving (jika berdasarkan perjanjian) atau tindakan berdasarkan undang-undang, bukan
zaakwaarneming.
Zaakwaarneming dapat dilakukan dengan atau tanpa sepengetahuan dominus . Untuk keadaan tanpa
sepengetahuan dominus , tidak terdapat perdebatan mengenai ada atau tidaknya zaakwaarneming.
Karena gestor berarti memang secara sukarela mengurus benda atau kepentingan dominus . Namun
berbeda halnya dengan zaakwaarneming yang terjadi dengan sepengetahuan dominus . Apabila
zaakwaarneming terjadi dengan sepengetahuan dominus , akan sulit membedakan apakah hal
tersebut memang zaakwaarneming atau lastgeving. Letak perbedaannya adalah dalam lastgeving,
terdapat perjanjian dan ada penyataan kehendak untuk menyetujuinya.
ayak dapat berakibat tindakan tersebut merupakan tindakan melawan hukum yang mewajibkan
gestor untuk memberikan ganti rugi kepada dominus yang dirugikan akibat tindakan itu. Selain itu,
gestor juga tidak berhak untuk menuntut penggantian biaya yang sudah ia keluarkan. Gestor berhak
untuk menetapkan jangka waktu yang pantas kepada dominus untuk menilai apakah perbuatan
gestor untuk mengurus kepentingan dominus didasarkan atas adanya alasan yang layak atau tidak.