PERIKATAN (VERBINTENIS)
Definisi : Suatu hubungan hukum antara dua pihak yang menimbulkan hak dan kewajiban atas
suatu prestasi.
Unsur : adanya hubungan hukum, 2 pihak (kreditur dan debitur), hak dan kewajiban, prestasi.
Prestasi → barang sesuatu yg dapat dituntut, berupa :
a. berbuat sesuatu
b. menyerahkan /memberikan sesuatu
c. Tidak berbuat sesuatu
Syarat prestasi : tertentu atau dapat ditentukan diperbolehkan, dimungkinkan. Suatu prestasi
yg tidak mungkin dilaksanakan disebut sebagai syarat potestatif sehingga perjanjian yg timbul
karenanya batal demi hukum (null and void).
Pembedaan Perikatan :
1. Obligatio Civilis/perikatan perdata → menimbulkan akibat hukum
2. Obligatio Naturalis/perikatan alami → tidak ada akibat hukum
3. Inspanning Verbintenis
- perikatan yang prestasinya berupa upaya.
e.g : perjanjian terapiotonik dokter-pasien seperti pengobatan kanker.
- Resuultaat Verbintenis → prestasinya berupa hasil
e.g : oplas, tambal gigi, reparasi motor.
4. Perikatan prinsipal (perikatan pokok)
- Perikatan yang dapat berdiri sendiri. E.g : Hutang piutang, kredit.
- Perikatan accesoir → perikatan pelengkap. E.g : garansi, gadai, jaminan.
Macam Perikatan :
1. Perikatan bersyarat
Perikatan digantungkan pada suatu peristiwa yg belum tentu dan belum terjadi.
a. Perikatan dengan syarat tangguh : perikatan lahir dengan terjadinya peristiwa yg
diperjanjikan. Contoh : perjanjian akan dibelikan mobil jika lulus ujian pengacara.
b. Peristiwa dengan syarat batal : perikatan yg justru berakhir dengan peristiwa yg
diperjanjikan. Contoh : beasiswa dengan syarat tidak menikah
2. Perikatan dengan ketetapan waktu
Perikatan sudah lahir tetapi pelaksanaannya ditunda sampai waktu yg ditentukan dalam
perjanjian. Contoh : vendor pernikahan, jasa delivery paket, perjanjian perburuhan.
3. Perikatan yg dapat dan tidak dapat dibagi-bagi
Tidak dapat dibagi karena sifat prestasinya atau karena ditentukan dalam perjanjan.
4. Perikatan tanggung renteng
Kreditur tanggung renteng : ada lebih dari 1 kreditur terhadap 1 debitur.
Debitur tanggung renteng : ada lebih dari 1 debitur terhadap 1 kreditur
Masing masing dapat dituntut untuk membayar hutang itu seluruhnya, tetapi jika salah satu
membayar maka dapat juga membebaskan semua orang yang berhutang tadi.
5. Perikatan alternatif (manasuka)
Perikatan dimana debitur diminta memilih satu dari beberapa prestasi yg ditawarkan. Misal :
debitur boleh memilih apakah ia akan memberikan kuda atau mobil atau uang 500 juta.
6. Perikatan dengan ancaman hukuman (strafbeding)
Debitur diwajibkan melakukan sesuatu jika tidak melaksanakan prestasi yg diperjanjikan.
Ditujukan agar jangan sampai si berhutang lalai dengan kewajibannnya.
Perikatan tanpa ada hak gugat → ada schuld tetapi tidak ada haftung
Contoh perikatan alamiah : utang yang timbul dari perjudian atau pembayaran
bunga yang tidak diperjanjikan.
Jika ditentukan tenggang waktu menurut pasal 1328 KUHPer ketika debitur lalai maka dapat
dituntut (?)
Apabila tidak ditentukan jangka waktu pemenuhan prestasi maka saat terjadinya ingkar janji itu
memerlukan adanya bentuk peringatan/teguran agar debitur berprestasi yaitu dengan
pernyataan/penetapan lalai (ingebreke stelling) → Jika tidak ditentukan tenggang waktu, saat
ingkar janji itu perlu peringatan → diperingati, disomasi → dituntut
Penetapan lalai adalah pesan dari kreditur kepada debitur dimana kreditur memberitahu pada
saat kapan selambat-lambatnya debitur harus memenuhi prestasi.
Peringatan berupa :
a. Tidak resmi (ingebreke stelling/pernyataan lalai) → Surat, telegram, disampaikan
langsung oleh kreditur dengan tanda terima.
b. Resmi tertulis (sommatie) → Melalui kepaniteraan PN → Jurus sita menyampaikan surat
peringatan dari pengadilan tsb kepada debitur disertai berita acara penyampaiannya.
SEMA 3/1963 → Salinan surat gugatan dapat dianggap sebagai somasi.
Pernyataan lalai tidak diperlukan, jika :
1. Tidak memenuhi prestasi sama sekali
2. Ditentukan oleh UU 1626 KUHPer
3. Peralihan resiko kpd debitur 1237 KUHPer → resiko atas barang yg dia kuasa itu
rusak/hilang sehingga resiko melekat pada si debitur bukan kreditur, sehingga debitur memiliki
kewajiban menggantinya.
HAPUSNYA PERIKATAN
Berakhirnya perikatan tidak sama dengan berakhirnya perjanjian. Pasal 1381 KUHPer
mengatur 10 cara hapusnya perikatan :
10 cara diatas kemudian dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Hapusnya perikatan dimana kreditur memperoleh prestasi tertentu (1-5)
b. Hapusnya perikatan dimana kreditur dengan sukarela melepaskan prestasi yg
seharusnya diterima (6)
c. Hapusnya perikatan dimana kreditur tidak menerima prestasi (7-10)
Terdapat beberapa cara hapusnya perikatan diluar ketentuan pasal 1381 :
a. Terhadap perikatan yg prestasinya berbuat sesuatu, maka perikatan hapus apabila
debitur meninggal dunia.
b. Pada perjanjian sewa-menyewa dan perjanjian kerja tanpa adanya jangka waktu, maka
perikatan hapus setelah diberi tenggang waktu tertentu sesuai kebiasaan setempat.
Perihal Cara Hapusnya Perikatan :
1. Pembayaran
Pengertian pembayaran :
○ 1383 KUHPer
○ 1384 KUHPer
Asas pacta sunt servanda → perjanjiannya akan mengikat para pihak selayaknya
mereka menaati UU.
Biaya untuk penyelenggaraan pembayaran akan dipikul oleh Debitur
- Ajaran Azo, terjadinya dengan adanya pernyataan dasarnya adalah 1431 dan
1433