prestasi.
11. Perikatan yang sepintas ialah perikatan yang pemenuhan prestasi hanya
dilakukan dngan satu kali saja dalam waktu yang singkat misalnya : penyerahan barang
jual-beli.
12. Perikatan yang terus-menerus ialah yang pemenuha prestasinya dilakukan
dengan terus-menerus berkelanjutan dalam waktu yang panjang meisalnya : sewamenyewa,
perjanjian
perburuhan
dan
sebagainya.
13. Perikatan yang murni ialah perikatan yang prestasinya dapat dipenuhi pada saat
itu
juga
14. Perikatan bersyarat ialah perikatan yang pemenuhan prestasinya digantungkan
pada
syarat
tertentu.
15. Perikatan dengan ketentuan waktu ialah perikatan yang pemenuhan pestasinya
digantungkan pada waktu yang tertentu.
1. 1.
a. perikatan dengan syarat tangguh perikatan ini baru lahir jika peristiwa yang
dimaksud atau disyaratkan itu terjadi. Perikatan lahir pada detik terjadinya peristiwa
tersebut.
Contoh : saya berjanji akan menyewakan rumah saya kalau saya dipindahkan keluar
negeri. Artinya saya baru akan menyewakan rumah jika saya dipindahkan keluar negeri,
jika saya tidak dipindahkan, maka tidak ada perikatan untuk menyewakan rumah saya.
b. perikatan dengan syarat batal perikatan yang sudah ada akan berakhir jika
peristiwa yang dimaksud itu terjadi.
Contoh : saat ini saya menyewakan rumah saya kepada A dengan ketentuan sewamenyewa ini akan berakhir jika anak saya yang ada di luar negeri pulang ke tanah air.
Contoh : saya berjanji untuk menghadiahkan sepeda saya kepada Ali jika suatu saat saya
menghendakinya.
Contoh : saya berjanji akan memberi Amat sebuah rumah jika berhasil menurunkan
bintang dan bulan ke bumi atau kalau ia berhasil membakar rumahnya Ali atau kalau ia
melakukan sebuah perbuatan zina. Maka perjanjian itu tidak mempunyai kekutan hukum
apapun.
Jika suatu perjanjian digantungkan pada syarat bahwa suatu peristiwa akan
terjadi pada waktu tertentu, maka syarat itu harus dianggap tidak terpenuhi jika
batas waktu itu sudah lewat dan peristiwa tersebut tidak terjadi.
Suatu syarat batal selalu berlaku surut hingga saat lahirnya perjanjian. Syarat
batal adalah suatu syarat yang apabila terpenuhi , menghentikan perjanjian yang
sudah ada dan membawa segala sesuatu kembali pada keadaan semula seolaholah tidak pernah ada perjanjian (Pasal 1265 KUHPer). Artinya, si berpiutang wajib
mengembalikan apa yang sudah diterimanya, apabila peristiwa yang
dimaksudkan itu terjadi.
1. 2.
Apabila 1 dari 2 barang itu musnah atau tidak dapat lagi diserahkan, maka
perikatan itu menjadi perikatan murni atau perikatan bersahaja.
Jika semua barang itu hilang atau musnah akibat si berutang, maka si berutang
wajib membayar harga barang yang hilang terakhir
Jika hak pilih ada pada si berutang, dan salah satu barang hilang atau musnah
bukan akibat salahnya si berutang, si berpiutang wajib mendapat barang yang
satu lagi.
Jika salah satu barang hilang akibat salahnya si berutang, maka si berpiutang
boleh memilih barang yang satu lagi atau harga barang yang sudah hilang.
Jika kedua barang hilang atau salah satu hilang akibat kesalahan si berutang,
maka si berpiutang boleh memilih sesuai pilihannya.
Asas-asas di atas berlaku juga jika barang lebih dari dua ataupun perikatan untuk
melakukan suatu perbuatan.
Adalah perikatan yang terdapat beberapa orang di salah satu pihak (lebih dari
satu debitur atau lebih dari satu kreditur).
Dalam hal terdapat lebih dari satu debitur maka tiap-tiap debitur itu dapat
dituntut untuk memenuhi seluruh utang. Dengan sendirinya pembayaran yang
dilakukan oleh salah seorang debitur, membebaskan debitur lainnya.
Dalam hal beberapa orang di pihak kreditur, maka tiap-tiap kreditur berhak
menuntut pembayaran seluruh utang. Pembayaran yang dilakukan kepada
seorang kreditur, membebaskan si berutang terhadap kreditur-kreditur lainnya.
1. 5. Perikatan yang dapat dibagi dan yang tidak dapat dibagi (Pasal
1296-1303 KUHPer)
Dapat atau tidak dapat dibaginya suatu perikatan adalah tergantung dari apakah
barang nya dapat dibagi atau tidak serta penyerahannya dapat dibagi atau tidak.
Meskipun barang atau perbuatan yang dimaksudkan sifatnya dapat dibagi, tetapi
jika penyerahan atau pelaksanaan perbuatan itu tidak dapat dilakukan sebagiansebagian, maka perikatan itu harus dianggap tidak dapat dibagi.
1. 6.