Anda di halaman 1dari 11

Perbuatan Melanggar Hukum dalam Pelayanan

Kesehatan
Dr. M. Husni Syam
Perbuatan Hukum
• Perbuatan hukum adalah setiap perbuatan manusia yang dilakukan dengan
sengaja untuk menimbulkan hak dan kewajiban.
• Perbuatan hukum adalah setiap perbuatan subjek hukum (manusia atau
badan hukum) yang akibatnya diatur oleh hukum, karena akibat itu bisa
dianggap sebagai kehendak dari yang melakukan hukum.
• perbuatan hukum atau tindakan hukum baru terjadi apabila ada “pernyataaan
kehendak”. Untuk adanya pernyataan kehendak diperlukan:
– Adanya kehendak orang itu untuk bertindak, menerbitkan/menimbulkan akibat yang diatur
oleh hukum.
– Pernyataan kehendak, pada asasnya tidak terikat pada bentuk-bentuk tertentu dan tidak
ada pengecualiannya, sebab dapat terjadi secara:
• Pernyataan kehendak secara tegas,
• Pernyataan kehendak secara diam-diam,
Pernyataan Kehendak Secara Tegas

Pernyataan kehendak secara tegas, dapat dilakukan dengan:


– Tertulis, yang dapat terjadi antara lain:
– Ditulis sendiri
– Ditulis oleh pejabat tertentu dan ditanda-tangani oleh pejabat itu, disebut juga
akta otentik atau akta resmi seperti: mendirikan PT dengan akta notaris, suatu
pernikahan dengan surat nikah dan seorang lulus ujian diberikan ijazah/sertifikat.
– Mengucapkan kata, pernyataan kehendak ini cukup dengan mengucapkan kata
setuju, misalnya dengan mengucapkan ok, ya, acc dan semacamnya.
– Isyarat (gerben), pernyataan kehendak secara tegas dengan isyaratnya,
misalnya: dengan manganggukkan kepala tanda setuju, menggelengkan
menyatakan menolak atau dengan sikap tangan atau bahu, mencibirkan mulut,
mengerlingkan mata dan sebagainya.
Pernyataan kehendak secara diam-diam

Pernyataan kehendak secara diam-diam dapat diketahui


dari sikap atau perbuatan, misalnya:
• Sikap diam yang ditunjukkan dalam rapat berarti setuju
• Seorang gadis yang ditanya oleh orang tuanya untuk
dinikahkan dengan seorang pemuda. Gadis itu diam diri
berarti setuju.
Perbuatan hukum
• Perbuatan hukum, terdiri dari:
• Perbuatan hukum sepihak, adalah perbuatan hukum yang dilakukan
oleh satu pihak saja dan menimbulkan hak dan kewajiban oleh satu
pihak pula. Misalnya:
– Pembuatan surat wasiat (Pasal 875 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(“KUH Perdata”)).
– Pemberian hibah sesuatu benda (Pasal 1666 KUH Perdata).
• Perbuatan hukum dua pihak, adalah perbuatan hukum yang
dilakukan oleh dua pihak dan menimbulkan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban bagi kedua pihak (timbal-balik). Misal: persetujuan jual-beli
(Pasal 1457 KUH Perdata), perjanjian sewa-menyewa dan lain-lain.
Perbuatan Melanggar Hukum

keterikatan subjek hukum pada hukum


• Karena UU
• Karen Perjanjian
Kategori Perbuatan Melawan Hukum dalam BW

• 1365 tiap perbuatan melawan hokum yg membawa kerugian


pada orang lain mewajibkan orang tsb karena salahnya
menimbulkan kerugian tsb mengganti kerugian tsb.
• 1366 : setiap org bertanggungjawab tdk saja karena
perbuatannya, tapi juga utk kerugian yg disebabkan kelalaian
atau kiurang hati2nya
• 1367 : seorang tidak saja bertanggungjawab karena perbuatan
sendiri, tapi juga untuk kerugian yg disebabkan karena
perbuatan orang yang menjadi tanggungannya, atau disebabkan
oleh orang2 yang berada dibawah pengawasannya
Unsur Perbuatan Melawan Hukum - 1365 BW
Unsur Penjelasan
Berbuat dan tidak berbuat
adanya perbuatan
• perbuatan yg melanggar UU yg berlaku
perbuatan tsb melawan hukum
• yg melanggar hak org lain yg dijamin oleh hukum, atau
• perbuatan yg bertentangan dg kewajiban hukum sipelaku
atau
• perbuatan yg bertentangan dg kesusilaan, atau
• perbuatan yg bertentangan dg sikap yg baik dlm
bermasyarakat utk memperhatikan kepentingan org lain.
• Adanya unsur kesengajaan
adanya kesalahan dari pihak pelaku
• adanya unsur kelalaian (negligence, culpa)
• tidak ada alasan pembenar atau alasan pemaaf seperti
keadaan overmacht, membela diri, tidak waras dll
materil dan immateriil
adanya kerugian yang diderita
adanya hubungan kausalitas antara causalitas berbasis fakta 9causation in fact)
kesalahan dan kerugian kausalitas berbasis sebab kira2 (proximate cause)
Basis Pertanggung jawaban hukum dalam BW
Perbuatan Melawan Hukum Wanprestasi – 1243 BW
titik tolak dasar gugatannya adalah kepentingan gugatan wanprestasi selalu bersandar pada adanya suatu hubunangan
pihak tertentu yang sirugikan oleh perbuatan keperdataan (contractual) antara pihak, sehingga melahirkan hak dan
pihak lainnya, meskipun diantara para pihak kewajiban hukum. Hak dan kewajiban disini dimanifestasikan dengan
tidak terdapat suatu hubungan hukum
keperdataaan yang bersifat kontraktual (dalam
apa yang disebut sebagai prestasi. Pada saat prestasi tidak dipenuhi
arti kausalitas). Disini landasan gugatannya atau dilaksanakan sesuai dengan isi perjanjian para pihak, maka
cukup dibuktikan apakah perbuatan pelaku lahirlah apa yang kita namakan wanprestasi atau bisa disebutkan
benar telah merugikan pihak lain. Dengan kata sebagai cidera janji.
lain, pengajuan gugatan perbuatan melawan Pasal 1243
hukum semata-mata hanya terorientasi pada Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan, barulah
mulai diwajibkan, apabila siberutang, setelah dinyatakan lalai memenuhi perikatannya, tetap
akibat yang ditimbulkan yang mengakibatkan melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan
pihak lain mengalami kerugian. atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah dilampauinya.
Wanprestasi
Seseorang dikatakan wanprestasi apabila ia melanggar suatu perjanjian yang telah disepakati dengan
pihak lain. Tiada wanprestasi apabila tidak ada perjanjian sebelumnya.

Bentuk Wanprestasi Akibat Hukum Wanprestasi


• Terdapat pihak yang tidak melaksanakan apa • Harus mengganti kerugian yang diderita oleh
yang diperjanjikan; kreditor atau pihak lain yang memiliki hak untuk
• Melaksanakan yang diperjanjikan tapi tidak menerima prestasi tersebut (Pasal 1243 BW);
sebagaimana mestinya; • Harus Pemutusan kontrak yang dibarengi
• Melaksanakan apa yang diperjanjikan tapi dengan pembayaran ganti kerugian (Pasal 1267
terlambat; atau BW);
• Salah satu pihak yang terikat kontrak melakukan • Harus menerima peralihan resiko sejak
sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh wanprestasi tersebut terjadi (Pasal 1237 ayat (2)
dilakukan. BW);
• Harus menanggung biaya perkara jika perkara
tersebut dibawa ke pengadilan (Pasal 181 ayat
(2) HIR).
Perbedaan Wanprestasi dg Perbuatan Melawan Hukum
Sudut Pandang Wanprestasi Perbuatan Melawan Hukum

Sumber Hukum – Pasal 1238, 1239, 1243 KUHPerdata – Pasal 1365 sd 1380 KUHPer.
– Timbul dari Persetujuan/perjanjian – Timbul akibat perbuatan orang
Unsur-unsur a. Ada perjanjian oleh para pihak; a. Adanya suatu perbuatan;
b. Ada pihak melanggar atau tidak melaksakan isi b. Perbuatan tersebut melawan hukum;
perjanjian yang sudah disepakati; c. Adanya kesalahan pihak pelaku;
c. Sudah dinyatakan lalai tapi tetap juga tidak mau d. Adanya kerugian bagi korban;
melaksanakan isi perjanjian. e. Adanya hubungan kausal antara perbuatan
dan kerugian.

Timbulnya hak Hak menuntut ganti rugi dalam wanprestasi muncul dari Hak menuntut ganti rugi dalam PMH tidak perlu
menuntut Pasal 1243 KUHper, yang pada prinsipnya membutuhkan peringatan lalai. Kapan saja terjadi PMH, pihak
pernyataan lalai (somasi) yang merasa dirugikan berhak langsung menuntut
ganti rugi.

Pembuktian dalam Penggugat cukup menunjukan adanya wanprestasi atau Pengugat harus mampu membuktikan semua unsur
gugatan adanya perjanjian yang dilanggar PMH terpenuhi selain itu mampu membuktikan
adanya kesalahan yang dibuat debitur.

Tuntutan ganti rugi – KUHper sudah mengatur tentang jangka waktu – KUHPer tidak mengatur bagaimana bentuk
perhitungan ganti rugi yang dapat dituntut, serta jenis dan dan rincian ganti rugi. Sehingga dapat menggugat
jumlah ganti rugi yang dapat dituntut dalam wanprestasi. kerugian materil dan imateril.
– Gugatan wanprestasi tidak dapat menuntut – Dapat menuntut pengembalian pada keadaan
pengembalian pada keadaan semula (restitutio in integrum) semula.

Anda mungkin juga menyukai