Anda di halaman 1dari 39

KETENTUAN YANG MENGATUR

Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh

PP Nomor 132 Tahun 2000

Keputusan Dirjen Pajak Nomor Kep-395/PJ/2001

Surat Edaran Dirjen Pajak SE-19/PJ.43/2001


OBYEK PPh

Penghasilan berupa hadiah undian dengan nama dan


dalam bentuk apapun, termasuk dalam bentuk natura
TARIF
25 % dari Nilai Undian
(Jika diberikan dalam bentuk natura maka
nilai hadiah undian tersebut menggunakan
nilai pasar atau nilai wajar)
TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN
 Dipotong saat penyerahan hadiah undian tersebut
oleh pihak penyelenggara undian
 PPh yang telah dipotong oleh penyelenggara
kemudian disetor ke kas negara paling lambat
tanggl 10 bulan berikutnya atas nama pemotong
 Penyelenggara sebagai pemotong akan melaporkan
pemotongan dan penyetoran tersebut ke KPP
dimana penyelenggara terdaftar paling lambat
tanggal 20 bulan berikutnya
KETENTUAN YANG MENGATUR
Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh

PP Nomor 29 Tahun 1996 sebagaimana telah disempurnakan

dengan PP Nomor 5 Tahun 2002


Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394/KMK.04/1996

sebagaimana telah disempurnakan dengan Nomor


120/KMK.03/2002
Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-22/PJ.4/1996
OBYEK PPh
Atas penghasilan dari sewa tanah dan/atau
bangunan berupa :
 Tanah, rumah, rumah susun, apartemen,
kondomonium, gedung perkantoran, pertokoan, atau
pertemuan termasuk bagiannya
TARIF

10 % dari jumlah bruto nilai persewaan


TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN
 Dipotong saat terjadinya pembayaran nilai sewa
tersebut oleh pihak pengguna jasa (penyewa)
 PPh yang telah dipotong oleh pengguna jasa kemudian
disetor ke kas negara paling lambat tanggl 10 bulan
berikutnya atas nama pemotong
 Pengguna jasa sebagai pemotong akan melaporkan
pemotongan dan penyetoran tersebut ke KPP dimana
penyelenggara terdaftar paling lambat tanggal 20 bulan
berikutnya
KETENTUAN YANG MENGATUR
Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh

PP Nomor 131 Tahun 2000

Keputusan Menteri Keuangan Nomor


51/KMK.04/2001
Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-19/PJ.43/2001
OBYEK PPh
Penghasilan berupa bunga dengan nama
dan dalam bentuk apapun yang
diterima/diperoleh dari Deposito, Tabungan,
dan Diskonto SBI
(termasuk bunga yang diterima/diperoleh dari Deposito dan
Tabungan yang ditempatkan di luar negeri melalui bank
yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau
cabang bank luar negeri di Indonesia)
TARIF
 20 % dari jumlah bruto (bersifat final)
terhadap Wajib Pajak Dalam Negeri dan BUT
 20 % atau tarif sebagaimana P3B terhadap
Wajib Pajak Luar Negeri
TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN
Bank dan Bank Indonesia wajib memotong PPh atas
Bunga Deposito dan Bunga Tabungan
Menyetor PPh tersebut dengan SSP atas nama bank
ke Kantor Penerima Pembayaran, paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya
Melaporkan pemotongan dan penyetoran PPh
dimaksud ke KPP (di mana pemotong terdaftar)
dengan SPT Masa PPh Ps. ayat (2), selambat-
lambatnya 20 hari setelah masa pajak berakhir.
PENGECUALIAN
Terhadap Orang Pribadi Subyek Pajak Dalam Negeri
yang seluruh penghasilannya (termasuk bunga dan
diskonto) tidak melebihi PTKP.
Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI
sepanjang jumlah Deposito dan Tabungan serta SBI
tidak melebihi Rp 7.500.000,-
Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh
bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank
luar negeri di Indonesia
PENGECUALIAN
 Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh Dana
Pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri
Keuangan, sepanjang dana yang diperoleh dari sumber
pendapatan sebagaimana dimaksud Pasal 29 Undang-
Undang Nomor 29 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun
 Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah
dalam rangka pemilikan Rumah Sederhana dan Rumah
Sangat Sederhana, Kaveling Siap Bangun untuk Rumah
Sederhana dan Rumah Sangat Sederhana, atau Rumah
Susun Sederhana untuk dihuni sendiri.
KETENTUAN YANG MENGATUR
 Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh

 PP Nomor 6 Tahun 2002

 Keputusan Menteri Keuangan Nomor


121/KMK.03/2002
 Keputusan Dirjen Pajak Nomor Kep-241/PJ/2002
berikut ralatnya
OBYEK PPh
Atas penghasilan berupa bunga dan
diskonto obligasi yang diperdagangkan
atau dilaporkan perdagangannya di Bursa
Efek
TARIF
 Atas bunga obligasi dengan kupon (interest bearing
bond) :
 20 %, bagi Wajib Pajak Dalam Negeri dan BUT
 20 % atau tarif P3B, bagi Wajib Pajak Luar Negeri
dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa
kepemilikan (holding period) obligasi
 Atas diskonto obligasi dengan kupon :
 20 %, bagi Wajib Pajak Dalam Negeri dan BUT
 20 % atau tarif P3B, bagi Wajib Pajak Luar Negeri
dari selisih lebih harga jual pada saat transaksi atau
nilai nominal pada saat jatuh tempo obligasi di atas
harga perolehan obligasi tidak termasuk bunga
berjalan (accured interest)
TARIF
Atas diskonto obligasi tanpa bunga (zero Coupon
bond)
20 %, bagi Wajib Pajak Dalam Negeri dan BUT
 20 % atau tarif P3B, bagi Wajib Pajak Luar Negeri
dari selisih harga jual pada saat transaksi atau
nilai nominal pada saat jatuh tempo obligasi
TATA CARA PELUNASAN DAN
PELAPORAN
 Memotong PPh pada saat dilakukan pembayaran
(kepada wajib pajak yang memperoleh bunga dan
diskonto obligasi) dengan memberikan bukti
pemotongan
 Menyetor PPh yang dipotong tersebut dengan SSP atas
nama pemotong ke Kantor Penerima Pembayaran
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
 Melaporkan pemotongan dan penyetoran PPh dimaksud
ke KPP (di mana pemotong terdaftar) dengan SPT Masa
PPh Ps.4 ayat (2), paling lambat tanggal 20 bulan
berikutnya
PENGECUALIAN
Atas bunga dan diskonto obligasi yang diperoleh :
 Bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank
luar negeri di Indonesia
 Dana pensiun yang pendirian/pembentukannya telah
disahkan Menteri Keuangan
 Reksadana (yang terdaftar pada Bapepam) selama 5
tahun pertama sejak pendirian/pemberian ijin usaha
 Wajib Pajak Orang Pribadi yang penghasilan
keseluruhannya (termasuk bunga dan diskonto obligasi)
dalam 1 tahun pajak tidak melebihi PTKP
KETENTUAN YANG MENGATUR
Pasal 4 ayat (2) Undang Undang PPh

PP Nomor 41 Tahun 1994 sebagaimana


disempurnakan dengan PP Nomor 14 Tahun 1997
Keputusan Menteri Keuangan Nomor
282/KMK.04/1997
OBYEK PPh DAN TARIF
Atas penghasilan dari penjualan saham di bursa
efek
0,1 % dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan
Atas penjualan saham pendiri
0,5 % dari nilai saham pada saat penutupan bursa di
akhir 1996, 31-12-1996 (jika telah diperdagangkan dalam
tahun 1996 atau sebelumnya)
0,5 % dari nilai saham pada saat Initial Public Offering
(jika diperdagangkan pada atau setelah 01-01-1997)
TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN
 Memotong PPh pada saat pelunasan transaksi penjualan
saham dengan memberikan bukti pemotongan
 Menyetor PPh yang dipotong tersebut ke Kantor
Penerima Pembayaran dengan SSP atas nama perantara
pedagang efek paling lambat tanggal 20 setiap bulan,
atas transaksi yang dilakukan dalam bulan sebelumnya
 Melaporkan pemotongan dan penyetoran PPh dimaksud
ke KPP (di mana pemotong terdaftar) paling lambat
tanggal 25 pada bulan yang sama dengan bulan
penyetoran
KETENTUAN YANG MENGATUR
Pasal 4 ayat (1) Undang Undang PPh

Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2009


Obyek PPh dan Tarif
A. Penghasilan berupa dividen yang diterima oleh
Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

B. Tarif PPh sebasar 10 % dari nilai bruto dividen


TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN
 Memotong PPh pada saat pembayaran dividen
dengan memberikan bukti pemotongan
 Menyetor PPh yang dipotong tersebut ke Kantor
Penerima Pembayaran dengan SSP atas nama
pemotong paling lambat tanggal 10 setiap bulan,
atas transaksi yang dilakukan dalam bulan
sebelumnya
 Melaporkan pemotongan dan penyetoran PPh
dimaksud ke KPP (di mana pemotong terdaftar)
paling lambat tanggal 20 pada bulan yang sama
dengan bulan penyetoran
KETENTUAN YANG MENGATUR
Pasal 4 ayat (1) Undang Undang PPh

Surat Edaran Dirjen Pajak SE-20/PJ/2009


OBYEK PPh dan TARIF
Atas penghasilan dari bunga simpanan yang

dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya


 10 % dari jumlah bruto bunga simpanan
TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN
 Memotong PPh pada saat pembayaran bunga simpanan
dengan memberikan bukti pemotongan
 Menyetor PPh yang dipotong tersebut ke Kantor
Penerima Pembayaran dengan SSP atas nama pemotong
paling lambat tanggal 10 setiap bulan, atas transaksi
yang dilakukan dalam bulan sebelumnya
 Melaporkan pemotongan dan penyetoran PPh dimaksud
ke KPP (di mana pemotong terdaftar) paling lambat
tanggal 20 pada bulan yang sama dengan bulan
penyetoran
PENGECUALIAN
Untuk bunga simpanan sampai maksimal
Rp.240.000,- dikecualikan dari obyek PPh Final

Anda mungkin juga menyukai