dalam bentuk apapun, termasuk dalam bentuk natura TARIF 25 % dari Nilai Undian (Jika diberikan dalam bentuk natura maka nilai hadiah undian tersebut menggunakan nilai pasar atau nilai wajar) TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN Dipotong saat penyerahan hadiah undian tersebut oleh pihak penyelenggara undian PPh yang telah dipotong oleh penyelenggara kemudian disetor ke kas negara paling lambat tanggl 10 bulan berikutnya atas nama pemotong Penyelenggara sebagai pemotong akan melaporkan pemotongan dan penyetoran tersebut ke KPP dimana penyelenggara terdaftar paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya KETENTUAN YANG MENGATUR Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh
PP Nomor 29 Tahun 1996 sebagaimana telah disempurnakan
dengan PP Nomor 5 Tahun 2002
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394/KMK.04/1996
sebagaimana telah disempurnakan dengan Nomor
120/KMK.03/2002 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-22/PJ.4/1996 OBYEK PPh Atas penghasilan dari sewa tanah dan/atau bangunan berupa : Tanah, rumah, rumah susun, apartemen, kondomonium, gedung perkantoran, pertokoan, atau pertemuan termasuk bagiannya TARIF
10 % dari jumlah bruto nilai persewaan
TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN Dipotong saat terjadinya pembayaran nilai sewa tersebut oleh pihak pengguna jasa (penyewa) PPh yang telah dipotong oleh pengguna jasa kemudian disetor ke kas negara paling lambat tanggl 10 bulan berikutnya atas nama pemotong Pengguna jasa sebagai pemotong akan melaporkan pemotongan dan penyetoran tersebut ke KPP dimana penyelenggara terdaftar paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya KETENTUAN YANG MENGATUR Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh
PP Nomor 131 Tahun 2000
Keputusan Menteri Keuangan Nomor
51/KMK.04/2001 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-19/PJ.43/2001 OBYEK PPh Penghasilan berupa bunga dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima/diperoleh dari Deposito, Tabungan, dan Diskonto SBI (termasuk bunga yang diterima/diperoleh dari Deposito dan Tabungan yang ditempatkan di luar negeri melalui bank yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia) TARIF 20 % dari jumlah bruto (bersifat final) terhadap Wajib Pajak Dalam Negeri dan BUT 20 % atau tarif sebagaimana P3B terhadap Wajib Pajak Luar Negeri TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN Bank dan Bank Indonesia wajib memotong PPh atas Bunga Deposito dan Bunga Tabungan Menyetor PPh tersebut dengan SSP atas nama bank ke Kantor Penerima Pembayaran, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya Melaporkan pemotongan dan penyetoran PPh dimaksud ke KPP (di mana pemotong terdaftar) dengan SPT Masa PPh Ps. ayat (2), selambat- lambatnya 20 hari setelah masa pajak berakhir. PENGECUALIAN Terhadap Orang Pribadi Subyek Pajak Dalam Negeri yang seluruh penghasilannya (termasuk bunga dan diskonto) tidak melebihi PTKP. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah Deposito dan Tabungan serta SBI tidak melebihi Rp 7.500.000,- Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia PENGECUALIAN Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, sepanjang dana yang diperoleh dari sumber pendapatan sebagaimana dimaksud Pasal 29 Undang- Undang Nomor 29 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka pemilikan Rumah Sederhana dan Rumah Sangat Sederhana, Kaveling Siap Bangun untuk Rumah Sederhana dan Rumah Sangat Sederhana, atau Rumah Susun Sederhana untuk dihuni sendiri. KETENTUAN YANG MENGATUR Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh
PP Nomor 6 Tahun 2002
Keputusan Menteri Keuangan Nomor
121/KMK.03/2002 Keputusan Dirjen Pajak Nomor Kep-241/PJ/2002 berikut ralatnya OBYEK PPh Atas penghasilan berupa bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan atau dilaporkan perdagangannya di Bursa Efek TARIF Atas bunga obligasi dengan kupon (interest bearing bond) : 20 %, bagi Wajib Pajak Dalam Negeri dan BUT 20 % atau tarif P3B, bagi Wajib Pajak Luar Negeri dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period) obligasi Atas diskonto obligasi dengan kupon : 20 %, bagi Wajib Pajak Dalam Negeri dan BUT 20 % atau tarif P3B, bagi Wajib Pajak Luar Negeri dari selisih lebih harga jual pada saat transaksi atau nilai nominal pada saat jatuh tempo obligasi di atas harga perolehan obligasi tidak termasuk bunga berjalan (accured interest) TARIF Atas diskonto obligasi tanpa bunga (zero Coupon bond) 20 %, bagi Wajib Pajak Dalam Negeri dan BUT 20 % atau tarif P3B, bagi Wajib Pajak Luar Negeri dari selisih harga jual pada saat transaksi atau nilai nominal pada saat jatuh tempo obligasi TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN Memotong PPh pada saat dilakukan pembayaran (kepada wajib pajak yang memperoleh bunga dan diskonto obligasi) dengan memberikan bukti pemotongan Menyetor PPh yang dipotong tersebut dengan SSP atas nama pemotong ke Kantor Penerima Pembayaran paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya Melaporkan pemotongan dan penyetoran PPh dimaksud ke KPP (di mana pemotong terdaftar) dengan SPT Masa PPh Ps.4 ayat (2), paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya PENGECUALIAN Atas bunga dan diskonto obligasi yang diperoleh : Bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia Dana pensiun yang pendirian/pembentukannya telah disahkan Menteri Keuangan Reksadana (yang terdaftar pada Bapepam) selama 5 tahun pertama sejak pendirian/pemberian ijin usaha Wajib Pajak Orang Pribadi yang penghasilan keseluruhannya (termasuk bunga dan diskonto obligasi) dalam 1 tahun pajak tidak melebihi PTKP KETENTUAN YANG MENGATUR Pasal 4 ayat (2) Undang Undang PPh
PP Nomor 41 Tahun 1994 sebagaimana
disempurnakan dengan PP Nomor 14 Tahun 1997 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 282/KMK.04/1997 OBYEK PPh DAN TARIF Atas penghasilan dari penjualan saham di bursa efek 0,1 % dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan Atas penjualan saham pendiri 0,5 % dari nilai saham pada saat penutupan bursa di akhir 1996, 31-12-1996 (jika telah diperdagangkan dalam tahun 1996 atau sebelumnya) 0,5 % dari nilai saham pada saat Initial Public Offering (jika diperdagangkan pada atau setelah 01-01-1997) TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN Memotong PPh pada saat pelunasan transaksi penjualan saham dengan memberikan bukti pemotongan Menyetor PPh yang dipotong tersebut ke Kantor Penerima Pembayaran dengan SSP atas nama perantara pedagang efek paling lambat tanggal 20 setiap bulan, atas transaksi yang dilakukan dalam bulan sebelumnya Melaporkan pemotongan dan penyetoran PPh dimaksud ke KPP (di mana pemotong terdaftar) paling lambat tanggal 25 pada bulan yang sama dengan bulan penyetoran KETENTUAN YANG MENGATUR Pasal 4 ayat (1) Undang Undang PPh
Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2009
Obyek PPh dan Tarif A. Penghasilan berupa dividen yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
B. Tarif PPh sebasar 10 % dari nilai bruto dividen
TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN Memotong PPh pada saat pembayaran dividen dengan memberikan bukti pemotongan Menyetor PPh yang dipotong tersebut ke Kantor Penerima Pembayaran dengan SSP atas nama pemotong paling lambat tanggal 10 setiap bulan, atas transaksi yang dilakukan dalam bulan sebelumnya Melaporkan pemotongan dan penyetoran PPh dimaksud ke KPP (di mana pemotong terdaftar) paling lambat tanggal 20 pada bulan yang sama dengan bulan penyetoran KETENTUAN YANG MENGATUR Pasal 4 ayat (1) Undang Undang PPh
Surat Edaran Dirjen Pajak SE-20/PJ/2009
OBYEK PPh dan TARIF Atas penghasilan dari bunga simpanan yang
dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya
10 % dari jumlah bruto bunga simpanan TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN Memotong PPh pada saat pembayaran bunga simpanan dengan memberikan bukti pemotongan Menyetor PPh yang dipotong tersebut ke Kantor Penerima Pembayaran dengan SSP atas nama pemotong paling lambat tanggal 10 setiap bulan, atas transaksi yang dilakukan dalam bulan sebelumnya Melaporkan pemotongan dan penyetoran PPh dimaksud ke KPP (di mana pemotong terdaftar) paling lambat tanggal 20 pada bulan yang sama dengan bulan penyetoran PENGECUALIAN Untuk bunga simpanan sampai maksimal Rp.240.000,- dikecualikan dari obyek PPh Final