Anda di halaman 1dari 29

MATA PELATIHAN INTI 5 (MPI 5)

Intervensi dan Rujukan Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang serta Pemberian


Makan pada Balita dan Anak prasekolah

Direktorat Gizi dan KIA

Pelatihan SDIDTK dan Pemberian Makan pada Balita dan Anak Pra Sekolah
Metode Blended Learning
Uraian Materi

KEGIATAN MATERI POKOK 3


BELAJAR Pemberian Makan pada Kondisi Khusus

SUB MATERI 1
Pemberian makan pada anak sakit dan
masa pemulihan

2
Pemberian Makan pada Anak Sakit dan Masa Pemulihan
Hubungan antara pemberian makan dan penyakit pada anak.

3
Bagaimana Praktik
pemberian makan bayi
dan anak pada anak sakit
dan masa pemulihan
pada bayi usia <6 bulan

4
Praktik pemberian makan bayi dan anak pada anak sakit dan masa pemulihan:

Anak sakit kurang dari 6 bulan: Anak sakit kurang dari 6 bulan setelah
sembuh:
1. Berikan ASI lebih sering.
2. Menyusu memberikan kenyamanan pada bayi 1. Berikan ASI lebih sering dari waktu sehat.
yang sakit. 2. Berikan ASI perah bila masih diperlukan.
3. Bila bayi terlalu lemah untuk menyusu, perah 3. Hindari memberikan susu formula dan
ASI dan berikan kepada bayi dengan cangkir 4. Hindari memberikan minum memakai botol
atau sendok. dan dot.
4. Bila ibu sakit, susui terus bayinya. Perhatikan 5. Berikan perhatian dan kasih sayang dengan
gizi ibu. memeluknya.
5. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat 6. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

5
Bagaimana Praktik
pemberian makan bayi
dan anak pada anak sakit
dan masa pemulihan
pada bayi usia 6-23 bulan

6
Praktik pemberian makan bayi dan anak pada anak sakit dan masa pemulihan:

Anak sakit pada usia 6-23 bulan: Anak sakit lebih dari 6-23 bulan setelah
sembuh:
1. Susui bayi lebih sering.
2. Berikan lebih banyak makanan dan cairan 1. Meningkatkan pemberian makan sesuai
yang disukai anak sewaktu sakit. rekomendasi.
3. Berikan makanan dengan porsi kecil namun 2. Tawarkan lebih banyak makan lebih dari
sering. biasanya (tambahkan makanan padat setiap
4. Hindari makanan pedas dan berlemak. hari)
5. Susu hewani dan cairan lainnya dapat 3. Memberikan ASI lebih sering selama dua
menambah diare, kecuali ASI. minggu untuk mendapatkan kembali berat
6. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. badan yang hilang selama sakit.
4. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
7
Bagaimana Praktik
pemberian makan bayi
dan anak pada anak sakit
dan masa pemulihan
pada anak usia 24-72
bulan

8
Praktik pemberian makan bayi dan anak pada anak sakit dan masa pemulihan:

Anak sakit pada usia 24-72 bulan:

1. Berikan lebih banyak makanan dan cairan yang disukai


anak sewaktu sakit.
2. Berikan makanan dengan porsi kecil namun sering.
3. Hindari makanan pedas dan berlemak.
4. Tetap memperhatikan kebutuhan gizi.
5. Berikan cukup cairan kepada anak.
6. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Anak sakit lebih dari 24-72 bulan setelah sembuh:

1. Tingkatkan pemberian makan sesuai rekomendasi.


2. Tawarkan lebih banyak makan lebih dari biasanya
(tambahkan makanan padat setiap hari).
3. Tetap memperhatikan kebutuhan gizi.
4. Berikan cukup cairan kepada anak.
5. Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
9
Uraian Materi

MATERI POKOK 3
KEGIATAN Pemberian Makan pada Kondisi Khusus
BELAJAR
SUB MATERI
Pemberian makan pada situasi bencana

10
Apa saja masalah yang
sering terjadi pada situasi
bencana yang dapat
mengganggu proses
pemberian makan balita
dan anak prasekolah?

11
Pemberian Makan pada Situasi Bencana

Masalah yang sering terjadi pada situasi bencana yang dapat mengganggu proses
pemberian makan balita dan anak prasekolah:

 Kondisi ibu yang stres.


 Sumbangan makanan atau produk pengganti ASI.
 Tidak tersedianya ruangan khusus untuk menyusui.
 Tidak tersedianya dapur makanan ataupun aksesnya untuk balita dan anak
prasekolah.
 Terbatasnya ketersediaan air bersih.
 Kurangnya pelayanan kesehatan maupun akses ke fasilitas pelayanan kesehatan

12
Kondisi ibu yang stres
• Dapat menyebabkan gangguan pengeluaran
ASI.

• Penyebab ibu stress:


 Hilangnya sanak saudara
 Kehilangan tempat tinggal dan materi.
 Kurangnya makanan.
 Tidak ada akses pelayanan kesehatan bagi
anak dan dirinya.

13
Sumbangan makanan atau produk pengganti
ASI.

• Banyaknya donasi-donasi seperti: produk-


produk pengganti ASI, botol dan dot.
• Adanya donasi menyebabkan ibu
kurang percaya diri berhenti menyusui dan
memberikan susu formula.
• Susu Formula bukanlah kebutuhan mendesak
pada kondisi bencana, justru dapat sebabkan
beberapa risiko.

14
Tidak tersedianya ruangan khusus untuk
menyusui.

• Menyusui adalah penyelamat bayi.


• Donasi produk pengganti ASI perlu
dihindari.
• Tersedianya ruangan untuk menyusui bagi
ibu untuk mendukung praktik pemberian
makan pada bayi dan anak.
• Dukungan konseling tumbuh kembang
balita dan anak prasekolah di ruangan ini.

15
Rekomendasi praktik pemberian makan bayi dan anak usia 0-23 bulan

1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


2. Menyusui Eksklusif sejak
lahir hingga usia 6 bulan.
3. Pemberian Makanan
Pendamping ASI (MP ASI)
sejak bayi usia 6 bulan
4. Melanjutkan menyusui
hingga anak usia 24 bulan
atau lebih

16
Tidak tersedia dapur makanan untuk balita dan
anak prasekolah termasuk aksesnya dan akses
air bersih
• Anak-anak dapat mengalami kekurangan
makanan yang berdampak pada kurangnya
kekebalan tubuh.
• Penting untuk memperhatikan penanganan gizi
pada anak dengan mendirikan dapur khusus
anak.
• Pemberian makan disesuaikan dengan kebutuhan
gizi sehingga stasus gizi anak dapat
dipertahankan.
• Makanan tambahan dan suplemen gizi seperti
pemberian zinc
• Ketersediaan air bersih juga perlu dipenuhi untuk
berbagai kebutuhan. 17
Kurangnya pelayanan kesehatan maupun
akses ke fasilitas pelayanan kesehatan

• Kurang terpantaunya pertumbuhan dan


perkembangan anak dan penanganan ketika
anak sakit.
• Pengadaan pelayanan kesehatan bagi balita
dan anak prasekolah dapat disesuaikan
dengan tempat pengungsian.
• Pelayanan yang diberikan dapat berfokus
pada :
- Pemantauan tumbuh kembang atau SDIDTK.
- Layanan untuk anak sakit dan
-Pengaturan rujukan anak sakit jika diperlukan.

18
Apa saja dukungan-
dukungan yang penting
diberikan untuk tumbuh
kembang balita dan anak
prasekolah?

19
Uraian Materi

MATERI POKOK 3
KEGIATAN Pemberian Makan pada Kondisi Khusus
BELAJAR
SUB MATERI 3
Kode Pemsaran Produk Pengganti ASI

20
Apa itu KODE?

21
Kode Pemasaran Produk Pengganti ASI
KODE : Aturan global yang mengatur standar minimal yang diadopsi
Tujuan KODE : menunjang pemberian makanan bayi dan anak yang
aman dan bergizi dan melindungi ibu-ibu menyusui dari perilaku
pemasaran minuman/makanan bayi yang agresif.

Apa yang diatur: mengatur pemasaran susu formula.

Di Indonesia:
PP 33 tahun 2012 tentang ASI EKsklusif.
PMK no 15 tahun 2014

KODE meliputi pemasaran:


• Susu formula bayi (0-6 bulan)
• Susu formula lanjutan (6-24 bulan atau lebih)
• Minuman atau makanan lain yang diperdagangkan untuk bayi
seperti sari buah, bubur susu/sereal
• Botol susu dan dot 22
Ringkasan KODE Internasional Pemasaran Produk Pengganti ASI:

• Dilarang mengiklankan susu formula dan produk lain kepada masyarakat.


• Dilarang memberikan sampel gratis kepada ibu-ibu.
• Dilarang promosi susu formula di sarana pelayanan kesehatan.
• Staf perusahaan tidak diperkenankan memberikan nasihat tentang susu formula kepada ibu-ibu.
• Dilarang memberikan hadiah atau sampel kepada petugas kesehatan.
• Dilarang memuat gambar bayi atau sampel kepada petugas kesehatan.
• Informasi kepada petugas kesehatan harus faktual dan ilmiah.
• Informasi tentang susu formula, termasuk pada label, harus menjelaskan keuntungan menyusui
dan biaya serta bahaya pemberian susu buatan.
• Produk yang tidak cocok seperti susu kental manis, dilarang dipromosikan untuk bayi.
• Penjelasan tentang penggunaan susu formula hanya diperbolehkan untuk beberapa ibu yang
betul-betul memberikannya.
• Semua produk harus bermutu baik dan mempertimbangkan semua unsur di suatu negara
termasuk iklim yang dapat memengaruhi daya tahan produk.
23
Contoh-contoh
pelanggaran KODE?

24
Contoh-contoh pelanggaran Kode:

25
SEKARANG SAYA TAU
A. Pada masa tumbuh kembang, anak terkadang mengalami sakit. Ketika sakit biasanya anak hilang selera
makannya atau makan dalam jumlah sedikit, padahal anak membutuhkan energi untuk meningkatkan
daya tahan tubuhnya dalam melawan penyakit. Bila anak tidak mau makan, berat badan dan daya tahan
tubuh semakin menurun sehingga anak lebih lama sembuh atau anak dapat mengalami kekurangan gizi.
Akibat dari sakit yang lama dan gizi kurang, anak dapat semakin sakit kemudian dapat menimbulkan
kecacatan atau bahkan kematian. Untuk itu, ketika sakit dan masa pemulihan penting untuk dapat
menjaga asupan makan anak dengan gizi yang baik sehingga anak lekas sehat kembali dan dapat
mempertahankan status gizinya.
B. Pada kondisi bencana, anak-anak merupakan kelompok rentan yang memerlukan perhatian. Seringkali
mereka kurang mendapatkan makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizinya sehingga mudah terkena
penyakit infeksi. Pelayanan kesehatan juga kurang didapatkan termasuk sarana dan akses air bersih.
Pelayanan kesehatan penting untuk diberikan kepada anak pada kondisi bencana sehingga anak-anak
dapat tetap terpantau tumbuh kembangnya dan mendapatkan layanan yang sesuai ketika sakit serta
rujukan bila diperlukan. Berbagai dukungan sangat diperlukan pada anak pada kondisi bencana sehingga
dapat terjaga asupan gizinya dan tumbuh kembang tetap baik.
C. Kode Pemasaran produk pengganti ASI merupakan aaturan global yang bertujuan untuk menunjang
pemberian makan bayi dan anak yang aman dan bergizi serta melindungi ibu-ibu menyusui dari perilaku
pemasaran produk makanan/minuman yang agresif dan dapat mengganggu kepercayaan diri ibu. Penting
bagi tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan untk dapat mengikuti Kode sehingga dapat mendukung
praktik-praktik pemberian makan pada bayi dan anak. 26

​Lampiran MPI.5.IHB 3b:
​Panduan Latihan Kasus:
PENUGASAN
​Pemberian Makan Pada Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah Di
Kondisi Bencana

27
REFERENSI

1. Buku KIA, Kementerian Kesehatan, 2020


2. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO, 2003.
3. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Bina Gizi, 2014, Panduan Fasilitator Konseling Menyusui.
4. Kementerian Kesehatan RI. 2014. Modul Pemantauan Pertumbuhan.
5. Kode dalam kartun. Kementerian PP, Kementerian Kesehatan RI, BK PP-ASI, IBFAN, WHO/UNICEF/PATH,
2003. Pedoman PMBA, Kementerian Kesehatan, 2020
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016 Tentang Standar Produk
Suplementasi Gizi.
8. Permenkes Nomor 155/Menkes/Per/I/2010 tentang Penggunaaan Kartu Menuju Sehat (KMS) bagi balita.
9. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 70 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Manajemen Terpadu Balita
Sakit Berbasis masyarakat.
10. Pedoman Pelatihan Pelatih Konseling PMBA, 2020, Kementerian Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
11. Pedoman Gizi Bencana, Kementerian Kesehatan, 2020
12. Pedoman Pelaksanaan Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Balita pada Krisis Kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI.2020
13. SK Menkes No. 450 Tahun 2004 tentang pemberian ASI Eksklusif 6 bulan Bagi Bayi di Indonesia.
14. The Community Infant and Young Children Counselling Package, 2013, UNICEF/URCCH. New York.
15. WHO, 2006, Infant and Young Child Feeding Counseliling An Integrated Course, WHO, Geneva.

28
TERIMA KASIH

29

Anda mungkin juga menyukai