Anda di halaman 1dari 30

1.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PERKEMBANGAN
• Perkembangan adalah perubahan yang terjadi
sepanjang rentang kehidupan yang dimulai sejak
terjadinya konsepsi sampai pada kematian, baik pada
aspek fisik maupun psikhis.
• Perubahan-perubahan yang dialami individu itu,
membuat terjadinya perbedaan individual, sehingga
individu menjadi berbeda dalam tinggi, berat, bentuk
tubuh, karakteristik personal, reaksi emosional dll.
• Mengapa seorang individu dapat berbeda dengan
yang lain?
Karena perkembangan itu merupakan sesuatu yang
kompleks dan berbagai faktor ikut mempengaruhi
selama proses perkembangan itu terjadi.
• Apa saja faktor yang ikut mempengaruhi
perkembangan?.
a. Hereditas
b. Lingkungan
c. Konteks Historis
d. Normatif dan non normatif
e. Ketentuan Allah
A. Faktor Hereditas
• Hereditas: Karakteristik bawaan yang diwarisi dari
orang tua biologis pada saat konsepsi.
Dengan kata lain hereditas adalah segala potensi baik
fisik maupun psikhis yang dimiliki individu sejak masa
konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua
melalui gen.
• Pahami :
Setiap individu memulai kehidupannya sebagai organisme
yang bersel tunggal. Sel ini merupakan perpaduan antara
ovum dan spermatozoa. Didalam rahim, sel benih ini
bertambah besar dengan jalan pembelahan diri menjadi
organisme yang bersel dua dst. Setiap sel memiliki inti sel
(Nukleus) dan sel badan. Inti sel benih berfungsi untuk
pembentukan organisme baru yang menyebabkan
terjadinya pertumbuhan sedang sel badan berfungsi
mengggerakan otot, menghubungkan syaraf menaham
keseimbangan dll. Setiap sel benih didalamnya terdapat
23 pasang kromosom (total menjadi 46 kromosom).
Setiap kromosom mengandung sejumlah gen. gen inilah
yang akan menentukan sifat individu baik fisik maupun
psikhis.
• Mengapa Hereditas ikut mempengaruhi
perkembangan?

• Apa saja yang dipengaruhi hereditas?


­ Karakteristif fisik, struktur tubuh, warna kulit,
bentuk rambuat, jenis kelamin dll.
­ Sifat mental: Kecerdasan, bakat/minat, emosi dll.
• Mengapa setiap individu berbeda?
Jumlah gen-gen pada setiap kromoson itu banyak,
maka kombinasi gen-gen pada pembuahan akan
mempunyai kemungkinan yang banyak pula. Dengan
demikian untuk setiap proses penurunan sifat akan
terjadi variasi, sehingga antar anggota keluarga
memiliki karakteristik dan sifat-sifat yang berbeda.
B. Faktor lingkungan
• Apa itu lingkungan ?
- Papalia mengatakan lingkungan : totalitas hal-hal
yang mempengaruhi perkembangan yang bersifat
non hereditas atau diperoleh dari pengalaman.
- Branfrenbrenner & ann crauter : lingkungan
perkembangan merupakan berbagai peristiwa,
situasi atau kondisi diluar agnanisme yang diduga
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
perkembangan individu.
• Apa saja lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan?
1. Lingkungan Keluarga
• Keluarga dapat dibedakan kepada?
- Keluarga inti: unit rumah tangga dan kekerabatan
yang terdiri dari satu atau dua orang dan anak
kandung, adopsi atau anak tiri
- Keluarga besar : jejaring kekerabatan yang terdiri
dari orang tua, anak, dan kekerabatan lain yang
kadang tinggal serumah dalam sebuah unit rumah
tangga keluarga besar.
• Mengapa lingkungan keluarga menjadi faktor yang
mempengaruhi perkembangan?
1) Dilihat dari peranan keluarga
a. Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya
mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua yang
penuh kasih sayang dan pendidikan yang diberikan orang tua,
merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak
menjadi pribadi dan anggota masyarakat.
b. Keluarga dipandang sebagai instusi yang dapat memenuhi
kebutuhan insani (manusiawi) terutama kebutuhan bagi
pengembangan kepribadian anak dan pengembangan ras
manusia.
c. Iklim keluarga yang sehat dan perhatian orang tua yang penuh
kasih sayang merupakan faktor esensial yang memfalisitasi
perkembangan psikologi anak.
d. Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama tempat
anak tumbuh dan berkembang.
2) Dilihat dari fungsi keluarga
- Secara psikologis fungsi kekeluargaan?
a. Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga
lainnya
b. Sumber pemenuhan kebutuhan baik pisik maupun psikis.
c. Sumber kasih sayang dan penerimaan.
d. Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar
menjadi anggota masyarakat yang baik.
e. Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang
secara sosial diangap tepat.
f. Pembantu anak dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya.
g. Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik,
verbal dan sosial.
h. Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak
mencapai prestasi.
i. Sumber persahabatan/ teman bermain bagi anak sampai
anak cukup usia untuk mendpatkan teman.
- Secara Sosilogi fungsi keluarga ini?
a. Fungsi biologis: pemenuhan kebutuhan biologis
b. Fungsi ekonomi: menafkahi anggota keluarga
c. Fungsi educatif: transimer budaya
d. Fungsi sosialisasi: mensosialisasikan nilai/peran hidup
dalam masyarakat yang harus dilakukan anggotanya.
e. Fungsi perlindungan: pelindung dari gangguan
f. Fungsi agama: penanaman nilai agama
g. Fungsi rekreatif: memberikan kenyamanan.
• Apa saja yang ada dalam keluarga yang ikut
mempengaruhi perkembangan?
a. Keberfungasian keluarga?
Yaitu: keluarga yang telah mampu menjalankan
fungsinya, yang ditandai dengan:
- Saling memperhatikan dan mencintai
- Bersikap terbuka dan jujur
- Orang tua mau mendengarkan anak, menerima
perasaannya dan menghargai pendapatnya.
- Ada sharing masalah diantara anggota keluarga
- Mampu berjuang mengatasi masalah hidupnya
- Saling menyesuaikan diri
- Orang tua melindungi anaknya
- Komunikasi antar keluarga berlangsung baik
- Keluarga memenuhi kebutuhan psikososial anak
dan mewariskan nilai-nilai budaya.
- Mampu beradaptasi dengan perubahan-
perubahan yang terjadi.
• Jika fungsi ini berjalan dengan baik, maka akan
mengokohkan konstelasi keluarga dalam
pengembangan kepribadian anak. Dan jika yang
terjadi sebaliknya maka akan merusak kekokohan
konstelasi keluarga dalam pengembangan
kepribadian anak.
Keluarga yang disfungsi ditandai dengan:
- Kematian salah satu atau kedua orang tua.
- Orang tua bercerai/berpisah
- Hubungan kedua orang tua tidak baik
- Hubungan orang tua, anak tidak baik
- Suasana rumah tangga tegang tanpa kehangatan.
- Orang tua sibuk dan jarang berada di rumah.
- Salah satu atau kedua orang tua mempunyai
kelainan kejiwaan.
• Contoh dampak keluarga disfungsi.
Hasil penelitian McDermott, Moorison, offord dkk
menunjukkan: dalam remaja yang orang tuanya
bercarai cenderung menunjukkan ciri:
- Berperilaku nakal
- Mengalami depresi
- Melakukan hubungan seksual secara aktif.
- Kecenderungan obat terlarang
b. Pola hubungan orang tua-anak?
Yaitu: sikap dan perlakukan orang tua dalam
berinteraksi dengan anak:
• Berbagai contoh pola hubungan orang tua anak yang
mempengaruhi kepribadian anak.
1) Pola Overprotektion (terlalu melindungi)
Cirinya Profil Tingkah Laku Anak
- Kontak yang berlebihan - Anak memiliki perasaan tidak nyaman
dengan anak - Agrefis dan dengki
- Pemberian bantuan kepada - Mudah merasa gugup
anak yang terus menerus, - Melarikan diri dari kenyataan
meskipun anak sudah - Sangat tergantung
mampu merawat dirinya - Ingin menjadi pusat perhatian
sendiri. - Bersikap menyerah
- Mengawasi kegiatan anak - Lemah dalam ego strength, toleransi terhadap frustasi
secara berlebihan. - Kurang mampu mengendalikan emosi
- Memecahkan masalah anak - Menolak tanggungjawab
- Kurang percaya diri
- Mudah terpengaruh
- Peka terhadap kritik
- Bersikap yes men
- Egois
- Suka bertengkar
- Pembuat onar
- Sulit dalam bergaul
2) Pola Rejection (Penolakan)
Cirinya Profil Tingkah Laku Anak
- bersikap masa bodoh - Agresif (muda marah, gelisah,
- bersikap kaku tidak patuh, keras kepala, suka
- kurang mempedulikan bertengkar, nakal)
kesejahteraan anak - Submissive (kurang dapat
- menampilkan sikap mengerjakan tugas, pemalu,
permusuhan atau suka mengasingkan dri, mudah
dominasi terhadap anak tersinggung dan penakut)
- Sulit bergaul
- Pendiam
- Sadis.
3) Pola Accaptance (Penerimaan)
Cirinya Profil Tingkah Laku Anak
- Memberikan perhatian dan - Kooperatif (mau bekerjasama)
cinta kasih yang tulus kepada - Bersahabat
anak - Loyal
- Menempatkan anak dalam - Emosinya stabil
posisi yang penting didalam - Ceria dan bersikap optimis
rumah - Mau menerima tanggung jawab
- Mengembangkan hubungan - Jujur
yang hangat dengan anak - Dapat berbicara
- Bersikap respek terhadap anak - Memiliki perencanaan yang jelas
- Mendorong anak untuk untuk mencapai masa depan
menyatakan perasaan atau - Bersikap realistis (memahami
pendapatnya kekuatan dan kelemahan dirinya
- Berkomunikasi dengan anak secara objektif)
secara terbuka dan mau
mendengarkan masalahnya
4) Pola Diminition (Mendominasi)
Cirinya Profil Tingkah Laku Anak
- Orang tua mendominasi - Bersikap sopan dan sangat berhati-
anak hati
- Pemalu, penurut, mudah bingung
- Tidak dapat bekerjasama.

5) Pola Submission (Penyerahan)


Cirinya Profil Tingkah Laku Anak
- Senantiasa memberikan sesuatu - Tidak patuh
yang diminta anak - Tidak bertanggung jawab
- Membiarkan anak berperilaku - Agrefis, toledor dan lalai
semaunya dirumah - Bersikap otoriter
- Terlalu percaya diri
6) Pola Punitiveness/Overdiscipline (Terlalu disiplin)
Cirinya Profil Tingkah Laku Anak
- Mudah memberikan - Tidak dapat mengambil keputusan
hukuman - Nakal
- Menampilkan kedisiplinan - Sikap bermusuhan atau agresif
secara keras

7) Pola Permissiveness (Pembolehan)


Cirinya Profil Tingkah Laku Anak
- Memberikan kebebasan untuk berfikir - Pandai mencari jalan
atau berusaha keluar
- Menerima gagasan/pendapat - Dapat bekerjasama
- Membuat anak merasa diterima dan - Percaya diri
merasa kuat - Penuntut dan tidak
- Toleran dan memhami kelemahan anak sabaran
- Cenderung lebih suka memberiyang
diminta anak
• Sementara itu hasil penelitian Boumrind terhadap
remaja terkait dengan gaya pengasuhan orang tua
menemukan.
- Remaja yang orang tuanya bersikap authoritarian,
cenderung bersikap bermusuhan dan
memberontak.
- Remaja yang orang tuanya permissive, cenderung
berperilaku bebas dan tidak terkontol.
- Remaja yang orang tuanya authoritative,
cenderung terhindar dari kegelisahan, kekacauan
dan perilaku naka.
c. Kelas Sosial dan Status Ekonomi Keluarga?
Menurut hasil penelitian Maccoby dan Mcloyd, jika
dibandingkan dengan orang tua kelas menengah dan atas,
orang tua kelas bawah cenderung:
- Sangat menekankan kepatuhan dan respek terhadap
otoritas
- Lebih keras dan otoritas
- Kurang memberikan alasan kepada anak
- Kurang bersikap hangat dan kurang memberi kasih
sayang.
Menurut Backer, Deutsch, Kohn dan Sheldon ada kaitan
antara kelas sosial dengan cara teknik orang tua dalam
mengatur anak:
1) Orang tua kelas bawah
Cenderung keras dalam toilet training dan lebih sering
menggunakan hukuman fisik dibanding dengan kelas
menengah. Anak-anak dari kelas bawah cenderung
lebih agressif, independen dan lebih awal dalam
pengalaman seksual
2) Orang tua kelas Menengah
Cenderung lebih memberikan pengawasan dan
menerapkan kontrol yang lebih luas, memiliki ambisi
untuk meraih status yang lebih tinggi dan menekan
anak untuk mengejar statusnya melalui pendidikan atau
latihan profesional.
3) Orang tua kelas Atas
Cenderung lebih memanfaatkan waktu luangnya
dengan kegiatan-kegiatan tertentu, lebih memiliki latar
belakang pendidikan yang reputasinya tinggi dan
biasanya senang mengembangkan apresiasi astetiknya.
Anak-anaknya cenderung bersikap memanipulasi aspek
realistis dan memiliki rasa percaya diri.
• Sementara itu pengaruh ekonomi terhadap
kepribadian remaja.
- Orang tua dari status ekonomi rendah cenderung lebih
menekankan keputusan kepada figur yang mempunyai
otoritas.
- Orang tua dari status ekonomi menengah dan atas
cenderung menekankan kepada pengembangan
inisiatif, keingintahuan dan kreativitas anak.
• Rond Conger, mengatakan orang tua yang
mengalami tekanan ekonomi atau mempunyai
perasaan tidak mampu mengatasi masalah
ekonomi cenderung menjadi depresi dan
mengalami konflik keluarga, akibatnya
menimbulkan masalah remaja seperti: kurang
memiliki harga diri, prestasi belajar rendah, kurang
dapat bergaul dengan teman dan mengalami
masalah penyesuaian diri (karena depresi dan
agresi).
2. Lingkungan Sekolah
• Sekolah merupakpan lembaga pendidikan formal yang
secara sistematis melaksanakan program bimbingan,
pengajaran dan latihan dalam rangka membantu siswa
untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, seperti
intelektual, emosional, sosial, moral, agama.
• Mengapa lingkungan sekolah dapat mempengaruhi
perkembangan?
- Para siswa itu harus hadir disekolah
- Sekolah memberikan pengaruh kepada anak sejak dini
- Siswa banyak menghabiskan waktunya disekolah
- Sekolah memberikan kesempatan pada anak untuk
meraih sukses
- Sekolah memberikan kesempatan pada anak untuk
menilai dirinya dan kemampuannya secara realistis
3. Lingkungan Teman Sebaya
• Kepribadian remaja tidak bisa dilepaskan dari pengaruh
teman sebaya, karena ketika anak/remaja ingin
melepaskan diri dari keluarga maka mereka bergaul
dengan kelompok teman sebayanya.
• Aspek kehidupan apa yang berkembang secara menonjol
dalam pengalaman bergaul dengan teman sebaya ?
a. Social Kognition.
Kemampuan untuk memikirkan tentang pikiran,
perasaan motif dan tingkah laku dirinya dan orang
lain.
b. Konformitas.
Motif untuk menjadi sama, sesuai,seragam dengan
nilai-nilai, kebiasaan, kegemaran atau budaya teman
sebaya.
• Hasil penelitian kandel menunjukkan bahwa teman sebaya dapat
mempengaruhi dalam penggunaan obat terlarang, merokok dan
minuman keras.
• Hasil penelitian Hans Sebald menemukan, bahwa taman sebaya
lebih memberikan pengaruh dalam memilih cara berpakaian, hobi,
perkumpulan/ klub dan kegiatan sosial
• Apa peranan kelompok teman sebaya bagi remaja ?
Memberikan kesempatan belajar tentang :
- Bagaimana berinteraksi dengan orang lain
- Mengontrol tingkah laku sosial
- Mengembangkan keterampilan dan minat yang relevan dengan
usia
- Saling bertukar perasaan dan masalah
- Membantu remaja memperoleh pemahaman tentang : konsep
diri, perasaan berharga dan perasaan optimis tentang masa
depan.
- Membantu remaja untuk memahami tentang identitas dirinya.
C. Konteks Historis
• Konteks historis berkaitan dengan pengalaman tertentu yang
terkait dengan tempat dan waktu yang mempengaruhi
perjalanan hidup sesorang.
• Studi yang dilakukan Glen Elder tentang anak yang tumbuh
pada masa “depresi besar” yang terjadi pada tahun 1930-an
menunjukkan bahwa peristiwa sosiohistoris itu dapat
mempengaruhi perkembangan anak baik pada saat ini dan
dimasa depan.
• Efek dari konteks historis ini efeknya berbeda menurut Elder,
ini terganrung pada tahap perkembangan anak. Anak yang
sudah remaja ketika krisis besar ekonomi tahun 1930-an
ternyata dapay memberdayakan sumber emosi, kognitif dan
ekonomi. Sedangkan anak yang lahir pada tahun 1929
cenderung lebih bergantung pada keluarga.
D. Faktor Normatif dan Non Normatif
• Normatif merupakan konvekteristik dari sebuah peristiwa
yang terjadi dengan cara yang sama pada sebagian besar
orang dari sebuah kelompok
• Faktor normatif ini bisa :
1) Berbasis usia, yang berlangsung bagi orang-orang
dalam kelompok usia tertentu. Faktor ini mencakup:
- Peristiwa biologis, ex: pubertas, menopause
- Peristiwa sosial, ex: masuk sekolah,
menikah,menjadi orang tua, pensiun dll
2) Berbasis sejarah, yaitu merupakan hal yang secara
umum terjadi pada kelompok (konort) tertentu. Ex:
hidup pada periode perang, kelaparan, bencana alam
dll
• Faktor Non normatif merupakan peristiwa luar biasa
yang berpengaruh besar terhadap kehidupan seseorang.
• Faktor non Normatif ini bisa berupa :
1) Peristiwa biasa yang terjadi pada waktu yang tidak
biasa.
ex: menikah usia dini, kematian orang tua pada usia
muda
2) Peristiwa yang tidak biasa, ex : cacat lahir, terancam
teroris dll
3) Peristiwa bahagia, ex : mendapat beasiswa
• Faktor Non normatif merupakan peristiwa luar biasa
yang berpengaruh besar terhadap kehidupan seseorang.
• Faktor non Normatif ini bisa berupa :
• Contoh dampak pengaruh Normatif dan non Normatif.
Pada saat badai hugo menghantam California utara
1989, maka tingkat kelahiran, perkawinan dan
perceraian meningkat di daerah bencana tersebut. Ini
berarti ancaman kehidupan dan peristiwa non Normatif
dapat memotifasi orang untuk membuat keputusan
yang mengubah hidup
E. Faktor Ketentuan Allah
• Dalam mengatur alam ini Allah menciptakan hukum
sebab dan akibat yang bersifat fana. Jadi berbagai hal
terjadi sebagai penyebab lainnya, namun segala
rangkaian kejadian sebab akibat ini merupakan bagian
dari ketentuan Allah, termasuk peristiwa perkembangan
individu.
• Dalam mengatur alam ini Allah menciptakan hukum
sebab dan akibat yang bersifat fana. Jadi berbagai hal
terjadi sebagai penyebab lainnya, namun segala
rangkaian kejadian sebab akibat ini merupakan bagian
dari ketentuan Allah, termasuk peristiwa perkembangan
individu.
• Contoh peristiwa perkembangan yang merupakan
ketentuan Allah . Nabi Isa bisa berbicara pada usia
dimana rata-rata anak seusianya belum bisa berbicara
(lihat Qur’an, 3:46), atau (Qur’an, 19:27-35)
Peristiwa ini mernunjukkan individu kadang-kadang
menunjukkan kecenderungan tertentu yang
menyimpang dari pengaruh hereditas dan lingkungan.
Dan hal itu tidak dapat dijelaskan tanpa melibatkan
faktor ketentuan Allah.

Anda mungkin juga menyukai