Anda di halaman 1dari 28

BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


21 Desember 2015
BIODATA
NAMA : PUDJIASTUTI
TEMPAT, TANGGAL LAHIR : SURABAYA 18 PEBRUARI 1960
JABATAN : KABID KETAHANAN SENIBUDAYA AGAMA
KEMASYARAKATAN & EKONOMI
PADA BADAN KESBANGPOL Prov Kalsel
PENDIDIKAN : S2
ALAMAT KANTOR : ANEKA TAMBANG
TELEPON : 081250082907

2
TUJUAN NEGARA
 melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia;
 memajukan kesejahteraan umum;
 mencerdaskan kehidupan bangsa;
 ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.

3
KEMERDEKAAN BERSERIKAT & BER -KUMPUL,
MENGELUARKAN PIKIRAN DGN LISAN & TULISAN &
SEBAGAINYA DITETAPKAN DGN UU.
Ps 28

SETIAP ORG BERHAK UTK MEMAJUKAN DIRINYA DLM


MEMPERJUANGKAN HAKNYA SECARA KOLEKTIF UTK
MEMBANGUN MASYA, BANGSA, & NEGARANYA.
Ps 28 c (2)

UUD NRI SETIAP ORG BERHAK ATAS KEBEBASAN


BERSERIKAT,BERKUMPUL,& MENGELUARKAN
1945 Ps 28 e (3) PENDAPAT.

Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap


orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
Ps 28 j (2) ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.

4
KEBEBASAN BERSERIKAT DAN BERKUMPUL
Terdapat 27 Peraturan Perundang-Undangan yang mengatur Organisasi Kemasyarakatan
Dalam negara berdasarkan hukum (recthstaat), setiap orang baik sendiri-sendiri maupun
secara kolektif, yang melakukan aktivitas memasuki wilayah publik, menimbulkan hak
(kewenangan) Negara (Pemerintah) untuk mengaturnya.

Pasal 28 J (2) Pasal 28 UUD 1945 Pasal 28 E (2)

UU UU 17/2013
Perkoperasian UU 2/2011 Ormas
UU 28/ 2004 Partai Politik
Yayasan
UU 40/ 2007
UU 40/2008 UU 11/2009
Perseroan Terbatas
PEMUDA KESOS

Amanat Pembukaan UUD 1945: bahwa negara wajib melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia 5
UU NO. 17 TAHUN 2013
TENTANG
ORGANISASI KEMASYARAKATAN

6
STRUKTUR UU ORMAS
BAB JUDUL XI BADAN USAHA ORMAS
I KETENTUAN UMUM XII PEMBERDAYAAN ORMAS
II ASAS, CIRI, DAN SIFAT XIII ORMAS YANG DIDIRIKAN WNA
III TUJUAN, FUNGSI, DAN RUANG XIV PENGAWASAN
LINGKUP
IV PENDIRIAN ORMAS XV PENYELESAIAN SENGKETA
ORGANISASI
V PENDAFTARAN XVI LARANGAN
VI HAK DAN KEWAJIBAN XVII SANKSI
VII ORGANISASI, KEDUDUKAN, DAN XVIII KETENTUAN PERALIHAN
KEPENGURUSAN
VIII KEANGGOTAAN XIX KETENTUAN PENUTUP
IX AD DAN ART ORMAS

X KEUANGAN

7
PENGERTIAN
Organisasi Kemasyarakatan adalah
organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh
masyarakat secara sukarela berdasarkan
kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan,
kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk
berpartisipasi dalam pembangunan demi
tercapainya tujuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila.
8
KLASIFIKASI ORMAS

Dibentuk berdasarkan peraturan


per-UU-an, misal Badan
DIBENTUK
Pembudayaan Kejuangan 45,
PEMERINTAH
Pramuka, PMI, FKUB,
Veteran dll

Dibentuk secara sukarela,


DIBENTUK
ORMAS MASYARAKAT
kehendak, kebutuhan, UU No. 17 Tahun 2013
kepentingan,
kegiatan, dan tujuan

Dibentuk oleh partai politik untuk


DIBENTUK melaksanakan program kerja
PARPOL Parpol, misal AMPG,
Pemuda Kabah dll

9
ASAS, CIRI, SIFAT

tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD NRI


ASAS Tahun 1945

ormas dapat mencantumkan ciri tertentu yang


CIRI mencerminkan kehendak dan cita-cita Ormas yang tidak
bertentangan dengan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945

SIFAT sukarela, sosial, mandiri, nirlaba, dan demokratis

10
PENDIRIAN
PENDIRIAN
TIDAK BASIS
ANGGOTA
(YAYASAN)
PENGESAHAN:
BADAN HUKUM MENKUMKAM
BASIS
ANGGOTA
(PERKUMPULAN)

3 WNI ATAU LEBIH, WADAH


KECUALI YAYASAN BERHIMPUN

TIDAK BASIS
ANGGOTA PENDAFTARAN:
TIDAK MENDAGRI/GUB./
BADAN HUKUM BUP/WALIKOTA
BASIS PENDATAAN: CAMAT
ANGGOTA

11
SYARAT
SYARAT PENDAFTARAN
PENDAFTARAN ORMAS
ORMAS TIDAK
TIDAK BADAN
BADAN HUKUM
HUKUM

► akta pendirian yang dikeluarkan oleh notaris yang memuat AD atau


AD dan ART;
► program kerja;
► susunan pengurus;
SURAT KETERANGAN ► surat keterangan domisili;
TERDAFTAR ► nomor pokok wajib pajak atas nama Ormas;
► surat pernyataan tidak dalam sengketa kepengurusan atau tidak
dalam perkara di pengadilan; dan
► surat pernyataan kesanggupan melaporkan kegiatan.

12
AD
AD &
& ART
ART

► nama dan lambang;


► tempat kedudukan;
► asas, tujuan, dan fungsi;
► kepengurusan;
► hak dan kewajiban anggota;
► pengelolaan keuangan;
► mekanisme penyelesaian sengketa dan pengawasan
internal; dan
► pembubaran organisasi.

13
KERANGKA PIKIR SISTEM PENDAFTARAN ORMAS
(SESUDAH PUTUSAN MK No. 82/PUN-XI/2013
Pasal 8, 3, 17, 18, 23, 24, 25 DIHAPUSKAN)
BASIS
ANGGOTA
PERKUMPULAN RUU PERKUMPULAN

BADAN KEMENTERIAN
HUKUM HUKUM DAN HAM
TIDAK
BASIS YAYASAN UU 16/2001 jo UU 28/2004
ANGGOTA

ORMAS

TIDAK KESBANGPOL SISTEM


BADAN SETEMPAT/
HUKUM INFORMASI ORMAS
KESBANGPOL PROV/
DITJEN KESBANGPOL

14
PEMBERDAYAAN
PENGUATAN
FASILITASI PENINGKATAN
KAPASITAS
KEBIJAKAN KUALITAS SDM
KELEMBAGAAN
peraturan per-UU-an penguatan manajemen org. pendidikan & pelatihan
yg mendukung
penyediaan data & informasi pemagangan
pemberdayaan ormas
pengembangan kemitraan kursus
dukungan keahlian,
program, & pendampingan
penguatan kepemimpinan
& kaderisasi
pemberian penghargaan

penelitian & pengembangan


15
PERKARA GUGATAN UU NO 17
TAHUN 2013 TENTANG ORMAS

No 82/PUN-XI/2013 dan
No 3/PUN-XII/2014

16
PERBANDINGAN SUBSTANSI PASAL PASCA PUTUSAN MK

SEBELUM PUTUSAN MK SETELAH PUTUSAN MK


1. PASAL 8  (LINGKUP ORMAS)
1. PASAL 8 DIHAPUSKAN
Ormas memiliki lingkup:
a. nasional;
b. provinsi; atau
c. kabupaten/kota.

2. PASAL 16 AYAT (3)  (KEWENANGAN 2. PASAL 16 AYAT (3)


SKT) DIHAPUSKAN
Surat keterangan terdaftar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh:
a. Menteri bagi Ormas yang memiliki lingkup
nasional;
b. gubernur bagi Ormas yang memiliki lingkup
provinsi; atau
c. bupati/walikota bagi Ormas yang memiliki
lingkup kabupaten/kota.

17
PERBANDINGAN SUBSTANSI PASAL PASCA PUTUSAN MK

SEBELUM PUTUSAN MK SETELAH PUTUSAN MK

3. PASAL 17  (VERIFIKASI PENDAFTARAN) 3. PASAL 17 DIHAPUSKAN


Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3) wajib melakukan
verifikasi dokumen pendaftaran paling lama 15 (lima
belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya
dokumen pendaftaran.
(2) Dalam hal dokumen permohonan belum lengkap
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meminta Ormas pemohon
untuk melengkapinya dalam waktu paling lama 15
(lima belas) hari kerja terhitung sejak tanggal
penyampaian ketidaklengkapan dokumen
permohonan.
(3) Dalam hal Ormas lulus verifikasi, Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sebagaimana dimaksud
pada
ayat (1) memberikan surat keterangan terdaftar dalam
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja.

18
PERBANDINGAN SUBSTANSI PASAL PASCA PUTUSAN MK

SEBELUM PUTUSAN MK SETELAH PUTUSAN MK


4. PASAL 18  (PENDATAAN OLEH CAMAT) 4. PASAL 18 DIHAPUSKAN
(1) Dalam hal Ormas tidak berbadan hukum yang
tidak memenuhi persyaratan untuk diberi surat
keterangan
terdaftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
dilakukan pendataan sesuai dengan alamat
dan
domisili.
(2) Pendataan Ormas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh camat atau
sebutan lain.
(3) Pendataan Ormas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. nama dan alamat organisasi;
b. nama pendiri;
c. tujuan dan kegiatan; dan
d. susunan pengurus.
19
PERBANDINGAN SUBSTANSI PASAL PASCA PUTUSAN MK
SEBELUM PUTUSAN MK SETELAH PUTUSAN MK
5. PASAL 23  (LINGKUP NASIONAL)
5. PASAL 23 DIHAPUSKAN
Ormas lingkup nasional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 huruf a memiliki struktur organisasi dan
kepengurusan paling sedikit 25% (dua puluh lima
persen) dari jumlah provinsi di seluruh Indonesia.

6. PASAL 24  (LINGKUP PROVINSI) 6. PASAL 24 DIHAPUSKAN


Ormas lingkup provinsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 huruf b memiliki struktur organisasi dan
kepengurusan paling sedikit 25% (dua puluh lima
persen) dari jumlah kabupaten/kota dalam 1 (satu)
provinsi.

7. PASAL 25  (LINGKUP KABUPATEN/KOTA) 7. PASAL 25 DIHAPUSKAN


Ormas lingkup kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 huruf c memiliki struktur organisasi dan
kepengurusan paling sedikit dalam 1 (satu) kecamatan.

20
PERBANDINGAN SUBSTANSI PASAL PASCA PUTUSAN MK
SEBELUM PUTUSAN MK SETELAH PUTUSAN MK

8. PASAL 34  (HAK DAN KEWAJIBAN ORMAS) 8. PASAL 34 DIHAPUSKAN


(1) Setiap anggota Ormas memiliki hak dan kewajiban
yang sama.
(2) Hak dan kewajiban anggota Ormas diatur dalam AD
dan/atau ART.

9. PASAL 40 (1)  (PEMBERDAYAAN O/ 9. PASAL 40 (1) DIHAPUSKAN


PEMERINTAH DAN PEMDA)
(1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melakukan
pemberdayaan Ormas untuk meningkatkan kinerja
dan menjaga keberlangsungan hidup Ormas.

10. PASAL 59 (1)  (LARANGAN BAGI ORMAS) 10. PASAL 59 (1) DIHAPUSKAN
(1) menggunakan bendera atau lambang yang sama
dengan bendera atau lambang negara Republik
Indonesia menjadi bendera atau lambang Ormas.

21
PERBANDINGAN SUBSTANSI PASAL PASCA PUTUSAN MK
SEBELUM PUTUSAN MK SETELAH PUTUSAN MK

11. PASAL 5  (TUJUAN ORMAS) 11. PASAL 5  (diubah)


Ormas bertujuan untuk:
Ormas bertujuan untuk:
a.Memberikan pelayanan kepada
a.Memberikan pelayanan kepada masyarakat;
masyarakat;
b.Menjaga nilai agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
b…………;
Esa;
c………….;
c.Melestarikan dan memelihara norma, nilai, moral, etika, dan
d………….;
budaya yang hidup di masyarakat;
e…………..;
d. Melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup;
f. Menjaga, memelihara, dan memperkuat
e. Mengembangkan kesetiakawanan sosial, gotong royong, dan
persatuan dan kesatuan bangsa; dan ATAU
toleransi dalam kehidupan bermasyarakat;

f. Menjaga, memelihara, dan memperkuat persatuan dan kesatuan g. Mewujudkan tujuan negara.

bangsa; dan

g.Mewujudkan tujuan negara.


22
PERBANDINGAN SUBSTANSI PASAL PASCA PUTUSAN MK
SEBELUM PUTUSAN MK SETELAH PUTUSAN MK

12. PASAL 29 (1)  (CARA PEMILIHAN 12. PASAL 29 (1)  (diubah)

KEPENGURUSAN ORMAS) selengkapnya menjadi:

(1) Kepengurusan Ormas di setiap tingkatan dipilih (1) Kepengurusan Ormas di setiap
secara musyawarah dan mufakat. tingkatan dipilih secara musyawarah
dan mufakat ATAU DENGAN
SUARA TERBANYAK”

23
GARIS
GARIS BESAR
BESAR PUTUSAN
PUTUSAN MK
MK
TERHADAP
TERHADAP UU
UU 17/2013
17/2013 TENTANG
TENTANG ORMAS
ORMAS
► Pemerintah tidak boleh mencampuri urusan internal organisasi;
► Pemerintah tidak boleh membatasi ruang gerak ormas dengan
menerapkan pendaftaran sesuai ruang lingkup atau pendataan
bagi ormas;
► Ormas diberikan kebebasan untuk terdaftar atau tidak;
► Pemerintah tidak boleh intervensi terhadap perkembangan
suatu ormas, hidup, berkembang, dan ”mati”nya suatu ormas
tidak perlu campur tangan pemerintah, biarkan berjalan dengan
alami.

24
PERALIHAN
► Ormas yang telah berbadan hukum sebelum berlakunya UU ini tetap diakui
keberadaannya sesuai dengan ketentuan UU ini;
► Ormas yang telah berbadan hukum berdasarkan Staatsblad 1870 Nomor 64 tentang
Perkumpulan-Perkumpulan Berbadan Hukum (Rechtspersoonlijkheid van
Vereenigingen) yang berdiri sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI dan konsisten
mempertahankan NKRI, tetap diakui keberadaan dan kesejarahannya sebagai aset
bangsa, tidak perlu melakukan pendaftaran sesuai dengan ketentuan UU ini;
► SKT yang sudah diterbitkan sebelum UU ini berlaku, tetap berlaku sampai akhir masa
berlakunya; dan
► ormas yang didirikan oleh WNA, WNA bersama WNI, atau badan hukum asing yang
telah beroperasi harus menyesuaikan dengan ketentuan UU ini dalam jangka waktu
paling lama 3 tahun terhitung sejak UU ini diundangkan.

25
PENUTUP
► Pada saat UU ini mulai berlaku, semua Peraturan Per-UU-an yang terkait dg
Ormas, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
UU ini.
► Pada saat UU ini mulai berlaku, UU Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi
Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor
44, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 3298) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
► Peraturan pelaksanaan dari UU ini harus ditetapkan paling lama 2 tahun
terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

26
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TINDAKLANJUT UU ORMAS
1. UU PERKUMPULAN

2. PP PENDAFTARAN

3. PP PEMBERDAYAAN

4. PP SISTEM INFORMASI ORMAS

5. PP PERIZINAN ORMAS YG DIDIRIKAN WNA

6. PP TATA CARA PENGAWASAN

7. PP TATA CARA PENJATUHAN SANKSI

8. PP TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA 27


SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai