Anda di halaman 1dari 76

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI

ISLAM KULIAH VI
OVERVIEW
Pengantar
Perekonomian di Masa Rasulullah SAW
Perekonomian Masa Khulafaurrasyidin
Zaman Kejayaan Islam (750 M - 1258 M)
Pemikiran Ekonomi Islam
Tiga Fase Pemikiran Ekonomi Islam
1. PENGANTAR
 Sejarah ekonomi islam bisa dilihat dari dua perspektif
1. Praktek yang dijalankan pada masa pemerintahan Islam
2. Pemikiran para pakar ekonomi Islam
PRAKTEK PADA MASA PEMERINTAHAN
ISLAM

1. Zaman Nabi Muhammad SAW


2. Perekonomian Masa Khulafaurrasyidin
PEREKONOMIAN DI MASA
RASULULLAH SAW
Nabi Muhammad SAW lahir Senin 12 Rabi’ul awal, 20 April 571M, mendapat
wahyu pada usia 40th.
Mekkah – masyarakat Muslim belum sempat membangun perekonomian;
perjuangan & mempertahankan diri dari intimidasi kaum Quraisy
Madinah;
-perekonomian sederhana – prinsip2 dasar ekonomi
-Komitmen terhadap etika dan norma (syariah Islam)
-Baitul Maal; Institusi pengelola keuangan Negara - kesejahteraan
masyarakat, masa ini berada di Masjid Nabawi yang ketika itu digunakan
sebagai kantor pusat negara, sekaligus berfungsi sebagai tempat tinggal
Rasulullah
-Muzaraah, mudharabah, musaqah
-Pemasukan Negara; zakat dan ushr, Sadaqah & Ghanimah Rikaz, amwal
fadhla, wakaf, nawaib, Jizyah

5
PEREKONOMIAN DI MASA RASULULLAH
SAW
Kehidupan Rasulullah SAW dan masyarakat Muslim saat itu adalah teladan
terbaik implementasi Islam, termasuk bidang ekonomi
 Karakter umum: komitmen tinggi pada etika dan norma, serta perhatian
besar terhadap keadilan dan pemerataan kekayaan.
 Instrumen yang digunakan pasar, negara, dan masyarakat secara
proporsional.

6
PEREKONOMIAN DI MASA
RASULULLAH SAW
Mata pencaharian:berdagang, bertani dan berkebun.
Peranan pasar, al Hisbah, dan Baitul Maal dalam perekonomian
APBN pada masa Rasulullah SAW

7
Sumber-sumber Pendapatan
pada Masa Rasulullah saw

Dari kaum Muslim Dari kaum Umum


nonmuslim
1. Zakat 1. Jizyah 1. Ghanimah
2. Ushr (5-10%) 2. Kharaj 2. Fay
3. Ushr (2, 5 %) 3. Ushr (5%) 3. Uang tebusan
4. Zakat fitrah 4. Pinjaman dari kaum
5. Wakaf muslim atau
6. Amwal Fadhla nonmuslim
7. Nawaib 5. Hadiah dari
8. Shadaqah yang pemimpin atau
lain pemerintah negara
9. Khumus lain

8
Pengeluaran Negara
Primer Sekunder
1. Biaya pertahanan, seperti; per- 1. Bantuan untuk orang yang belajar agama di
senjataan, unta, kuda dan per- Madinah
sediaan 2. Hiburan untuk para delegasi ke-agamaan
2. Penyaluran zakat dan ushr kepada 3. Hiburan untuk para utusan suku dan negara serta
yang berhak menerima-nya menurut biaya perjalanan mereka. Pengeluaran untuk duta-
ketentuan al Quran duta negara
3. Pembayaran gaji untuk wali, qadi, 4. Hadiah untuk pemerintah negara lain
guru, imam, muadzin, dan pejabat 5. Pembayaran untuk pembebasan kaum muslimim
negara lainnya yang menjadi budak
4. Pembayaran upah para sukarelawan 6. Pembayaran denda atas mereka yang terbunuh
5. Pembayaran utang negara secara tidak sengaja oleh pasukan muslim
6. Bantuan untuk musafir (dari daerah 7. Pembayaran utang orang yang meninggal dalam
Fadak) keadaan miskin
8. Pembayaran tunjangan untuk orang miskin
9. Tunjangan untuk sanak saudara Rasulullah saw
10. Pengeluaran rumah tangga Rasulullah saw (hanya
sejumlah kecil; 80 butir kurma dan 80 butir
gandum untuk setiap istrinya)
11. Persediaan darurat (sebagian dari pendapatan
perang Khaibar)
9
PEREKONOMIAN MASA
KHULAFAURRASYIDIN
Abu Bakar Siddiq (537-634M)
Melanjutkan dasar-dasar yang dibangun Usman Bin Affan (577 –
Rasulullah SAW
Zakat – banyak yang tidak membayar
656M)
karena meninggalkan Islam dan menolak Zakat & Jizyah
membayar zakat Supremasi Kelautan
Baitul Maal – diteruskan (Pelabuhan Islam Pertama)
Sistem penggajian aparat Negara Komposisi kelas sosial
Pembagian zakat dengan porsi sama
Ali Bin Abi Thalib (600-
661M)
Sederhana
Keuangan Negara
Mata Uang Negara

10
UMAR BIN KHATTAB
 Sektor Pertanian (memberi hadiah bagi yang g mengelola tanah
tandus dan bila gagal selama 3 tahun maka kehilangan
kepemilikan tanah).
 Saluran Irigasi di daerah taklukan, membangun waduk, kanal
dan pintu air untuk kelancaran dan distribusi air.
 Hukum Perdagangan
Mengurangi pajak barang, perdagangan nabati, kurma syria
50% untuk memperlancar arus pemasukan bahan makanan di
kota-kota
Baitul Maal di Madinah dg dilengkapi sistem administrasi dan
pendirian cabang2 nya dan kebijakan fiskal
 Mendirikan departemen pelayanan miliiter, kehakiman (diwan)
dan teknis, pendidikan dan pengembangan Islam, dan Jaminan
sosial.
Ketika ada aduan seorang laki2 bahwa tentara muslim merusak
tanamannya, maka khalilfah memberi ganti rugi 10.000 dirham

11
ZAMAN KEJAYAAN ISLAM (750 M - 1258 M)

 Zaman Kejayaan Islam (750 M - 1258 M) adalah masa ketika para filsuf, ilmuwan,
dan insinyur dari Dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan
teknologi dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan
menambahkan penemuan dan inovasi mereka sendiri.
Lalu sarjana-sarjana Eropa mulai menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab yang
dimulai abad ke-12 M.
 Filsafat
 Ibnu Rushd (Averroes) dan Ibnu Sina (Avicenna) memberikan kontribusi penting
dalam melanjutkan karya-karya Aristoteles
 Banyak pemikiran Yunani diterjemahkan ke Bahasa Arab
ZAMAN KEJAYAAN ISLAM (750 M - 1258 M)
Kedokteran
 Setelah adanya penerjemahan dari bahasa Arab membuat Eropa Abad Pertengahan kembali
mempelajari kedokteran Hellenik, termasuk karya-karya Galen dan Hippokrates. Jauh sebelum itu,
bangsa Eropa telah banyak belajar dengan umat Islam dalam hal kedokteran.
 Di Sisilia, sebuah sekolah kedokteran dengan dokter-dokter Muslim sebagai pengajarnya,
menjadi sumber ilmu kedokteran di Eropa.
 Dengan memberikan pengaruh yang setara atau mungkin lebih besar di Eropa Barat adalah
Kanon Kedokteran karya Ibnu Sina, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan dibuat
manuskrip lalu dicetak dan disebarkan ke seluruh Eropa. Selama abad kelima belas dan keenam
belas saja, karya tersebut diterbitkan lebih dari lima kali. Sejarah mencatat, ada sekitar 300 buku
kedokteran yang diterjemahkan bangsa Eropa.[3]
 Di dunia Islam Abad Pertengahan, rumah sakit mulai dibangun di semua kota besar, misalnya di
Kairo, rumah sakit Qalawun memiliki staf pegawai yang terdiri dari dokter, apoteker, dan suster.
Orang juga dapat mengakses apotek, dan fasilitas penelitian yang menghasilkan kemajuan pada
pemahaman mengenai penyakit menular, dan penelitian mengenai mata serta mekanisme kerja
mata.
ZAMAN KEJAYAAN
ISLAM (750 M - 1258 M)
Perdagangan
 Kemajuan pada bidang astronomi Para pelaut muslim juga berhasil menciptakan
kapal dagang besar bertiang tiga ke Laut Tengah. Sebuah kanal buatan yang
menghubungkan sungai Nil dengan Terusan Suez dibangun, menghubungkan
Laut Merah dengan Laut Tengah meskipun itu sering berlumpur.
 Umar Ibn Abdul Azis berkata, “Bilamana ada orang yang sanggup berjalan
dari Sana’a (Ibu Kota Yaman) menuju Darul Baidho (Ibu Kota Maroko di
Afrika Utara) untuk mencari orang-orang fakir miskin yang kesusahan, niscaya
mereka tidak akan menemukannya,”
ZAMAN KEJAYAAN
ISLAM (750 M - 1258 M)
Sains
 Astronomi merupakan ilmu pengetahuan alam yang meneliti mengenai benda langit
seperti bintang, planet, komet, sekaligus fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar
angkasa.
 Al–Farghani menulis seluruh hasil pengamatan dan penelitiannya di dalam sebuah
buku yang berjudul “Harakat as-Samawiyya wa Jawami Ilm an-Nujum” atau jika
diartikan ke Bahasa Indonesia menjadi "Asas-asas Ilmu Bintang".
 Abd al-Rahman al-Sufi atau biasa dikenal dengan Al-Sufi merupakan seseorang yang
berkontribusi besar dalam menetapkan arah laluan bagi matahari, bulan, dan planet.
Selain itu, dia juga memiliki sumbangsih yang besar yang terkait pergerakan matahari.
 Karyanya yang paling terkenal ialah "Book of Fixed Stars" atau "Kitab al-Kawatib
al-Thabit al-Musawwar" yang diciptakannya pada 964 masehi. Dalam buku itu, Al-
Sufi menetapkan ciri-ciri bintang, memperbincangkan kedudukan bintang, jarak,
dan warnanya.
ZAMAN KEJAYAAN
ISLAM (750 M - 1258 M)
Ilmu kimia merupakan ilmu dari Mesir kuno yang digagas kembali oleh ilmuwan muslim
sehingga mencapai pengembangan ilmu yang sangat besar. Pada masa itu telah dikenal
beberapa zat dan peralatan laboratorium seperti alkohol (kohol dalam bahasa Arab), alkali
(alqali dalam bahasa Arab), dan sebagainya.[2]
Roger Bacon dari Inggris dianggap orang pertama yang mengonstruksi diagram mesin
pesawat terbang, dan dianggap sebagai orang pertama memikirkan penerbangan manusia.
Berikutnya Leonardo da Vinci menyiapkan prototipe mesin pesawat terbang.
Faktanya, adalah insinyur dan penerbang Spanyol Muslim bernama Abbas bin Firnas (w.
877 M) yang pertama dalam sejarah yang membuat ‘mesin’ pesawat terbang di Cordoba.
Karya spektakuler Roger Bacon yang berjudul Opus Majus pada bab kelima berisi salinan
persis dari Kitab al-Manzhir karya Ibn al- Haitsam.
Di bagian ini ternyata Bacon menguraikan ide-ide optik tiga ilmuwan Muslim, yaitu Ibn
al-Haitsam, Ibn Sina, dan Ibn Rusyd.
ZAMAN KEJAYAAN
ISLAM (750 M - 1258 M)
Cermin kaca dibuat di Venesia pada abad ke-13 M, persisnya tahun 1291 M.
 Faktanya, cermin kaca sejatinya telah ada dan dibuat di Spanyol (Andalusia) pada abad ke-11
M. Konon, orang-orang Venesia memperoleh pengetahuan teknis pembuatan kaca dari Suriah.
Jam mekanik pertama dibuat di Milan, Italia.
 Klaim ini dibantah oleh Will Durant. Menurutnya, jam mekanik pertama sejatinya dibuat oleh
Ibn Firnas (w. 887 M) di Cordoba pada abad ke-9 M. Jam ini telah ada pada masa Khalifah
Harun al-Rasyid, yang mana Khalifah mengirimkannya sebagai hadiah kepada Raja
Charlemagne dari Prancis. Sedangkan orang Eropa memperoleh pengetahuan tentang
pembuatan jam dari literatur-literatur Arab yang telah diterjemahkan ke bahasa Latin.
Galileo adalah orang pertama yang menemukan pendulum.
Faktanya, Ibn Yunus (w. 1009 M) telah menemukan instrumen ini di Kairo pada abad ke-10 M
yang digunakan mengukur waktu.
ZAMAN KEJAYAAN
ISLAM (750 M - 1258 M)
Newton diklaim orang pertama yang menyatakan cahaya putih terdiri dari
berbagai warna.
 Faktanya, Ibn al-Haitsam dan Kamaluddin al-Farisi telah lebih dahulu melakukan
penyelidikan ekstensif pada cahaya, lensa dan kamera obscura. Bahkan dia menemukan
kamera Pin-hole.
Pemikiran optik Ibn al-Haitsam terekam dalam karyanya Kitab al Manazhir. Sedangkan
pemikiran Kamaluddin al-Farisi terekam dalam karyanya Tanqih al-Manazir. Ibn al-
Haitsam sendiri sesungguhnya lebih tepat disebut sebagai bapak optik modern.
Psikologi persepsi Helmholtz tentang inferensi bawah sadar yang memainkan
peran begitu besar di abad ke-19 M dan terus mencakup studi modern tentang
penglihatan.
 Faktanya, Ibn al-Haitsam telah memahami serangkaian kesimpulan logis harus terjadi
sebelum sensasi dapat diubah oleh otak menjadi persepsi.
ZAMAN KEJAYAAN
ISLAM (750 M - 1258 M)
Pecahan desimal pertama kali digunakan oleh matematikawan Belanda
Simon Stevin pada tahun 1589 M.
 Faktanya, pecahan desimal telah digunakan oleh matematikawan Muslim
bernama Jamsyid al-Kasyi dalam bukunya Miftah al-Hisab.
Barat juga mengklaim bahwa simbol x,y pertama kali digunaka Barat joleh
ahli matematika Prancis bernama Vieta pada tahun 1591 M.
 Padahal, aljabar telah ditemukan oleh ilmuwan Muslim dan menggunakan
simbol-simbol ini dalam menemukan solusi persamaan kubik.
 Memang, trigonometri adalah telaah teoretis yang telah ada sejak zaman
Yunani, namun ilmuwan Muslim memformula cabang matematika ini secara
lebih adaptif dan praktis. Al-Batani sendiri sebenarnya telah menemukan
fungsi dasar seperti sinus, cosinus, dan garis singgung.
ZAMAN KEJAYAAN
ISLAM (750 M - 1258 M)
Dalam matematika modern dikenal “Koefisien Binomial” atau “Segitiga
Pascal” yaitu suatu aturan geometri pada koefisien binomial dalam sebuah
segitiga. Konsep ini disematkan kepada penemunya, yaitu Blaise Pascal.
 Faktanya, matematikawan Iran bernama Omar Khayyam telah membuat
kontribusi signifikan dalam bidang ini, yang disebut koefisien Binomial. Dia
menemukan ekspansi untuk semua bilangan bulat eksponen, yang tak seorang
pun dapat menyelesaikannya sebelum dia.
Johann Mueller pada 1464 M menggunakan trigonometri dalam
memecahkan beberapa masalah matematika.
Faktanya, Jabir bin Aflah (ahli matematika dan astronomi dari Spanyol) telah
menggunakan trigonometri dalam memecahkan beberapa masalah matematika
yang terbilang sangat rumit.
ZAMAN KEJAYAAN
ISLAM (750 M - 1258 M)
 Buku-buku teks ekonomi Barat hampir tidak pernah menyebutkan peranan kaum
Muslimin ini.
 Menurut Chapra, meskipun sebagian kesalahan terletak di tangan umat Islam
karena tidak mengartikulasikan secara memadai kontribusi kaum Muslimin,
namun Barat memiliki andil dalam hal ini, karena tidak memberikan penghargaan
yang layak atas kontribusi peradaban lain bagi kemajuan pengetahuan manusia.
Adalah hal yang sangat sulit untuk dipahami mengapa para ilmuawan Barat tidak menyadari
bahwa sejarah pengetahuan merupakan suatu proses yang berkesinambungan, yang dibangun di
atas fondasi yang diletakkan para Ilmuwan generasi sebelumnya.
Jika proses evolusi ini disadari dengan sepenuhnya, menurut Chapra, Schumpeter mungkin tidak
mengasumsikan adanya kesenjangan yang besar selama 500 tahun, tetapi mencoba menemukan
fondasi diatas mana para ilmuwan Skolastik dan Barat mendirikan bangunan intelektual mereka.
ZAMAN KEJAYAAN ISLAM (750 M - 1258 M)

 Sebaliknya, meskipun telah memberikan kontribusi besar, kaum Muslimin


tidak lupa mengakui utang mereka kepada para ilmuwan Yunani,
Persia,India dan Cina.
 Hal ini sekaligus mengakui para cendikiawan Muslim masa lalu terhadap
berbagai ide pemikiran dunia luar selama tidak bertentangan dengan ajaran
Islam.
PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM
 Berbagai praktik kebijakan ekonomi yang berlangsung pada masa
Rasulullah saw. dan al-Khulafa al-Rasyidun merupakan contoh empiris
yang dijadikan pijakan bagi para cendikiawan Muslim dalam melahirkan
teori-teori ekonominya.
 Satu hal yang jelas, fokus perhatian mereka tertuju pada pemenuhan
kebutuhan, keadilan, efisiensi, pertumbuhan, dan kebebasan, yang tidak
lain merupakan objek utama yang menginspirasikan pemikiran ekonomi
Islam sejak masa awal.
PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM
Terminologi pemikiran ekonomi Islam di sini mengandung dua pengertian, yaitu
pemikiran ekonomi yang dikemukakan oleh para sarjana Muslim dan pemikiran
ekonomi yang didasarkan atas agama Islam.
 Dalam realitas kedua pengertian ini sering kali menjadi kesatuan, sebab para
sarjana Muslim memang menggali pemikirannya mendasarkan pada ajaran
Islam.
 Pemikiran ekonomi dalam Islam bertitik tolak dari Alquran dan Hadis yang
merupakan sumber dan dasar utama syariat Islam. Oleh karena itu, sejarah
pemikiran ekonomi Islam sesungguhnya telah berawal sejak Alquran dan
Hadis ada, yaitu pada masa kehidupan Rasulullah Muhammad saw. abad ke-7
Masehi.
TIGA FASE PEMIKIRAN
EKONOMI ISLAM
Sejalan dengan ajaran Islam tentang pemberdayaan akal pikiran dengan tetap berpegang
teguh pada Alquran dan hadis nabi, konsep teori ekonomi dalam Islam pada hakikatnya
merupakan respon para cendikiawan Muslim terhadap berbagai tantangan ekonomi pada
waktu-waktu tertentu. Ini juga berarti bahwa pemikiran ekonomi islam seusia islam itu
sendiri
Nejatullah Siddiqi menguraikan sejarah pemikiran ekonomi islam dalam tiga fase, yaitu
 periode pertama/fondasi (masa awal Islam – 450H/1058 M),
 periode kedua (450-850 H/1058-1446 M),
 periode ketiga (850-1350 H/1446-1932 M).
Periodesasi ini masih didasarkan pada kronologikal (urutan waktu) semata, bukan
berdasarkan kesamaan atau kesesuaian ide pemikiran.
P E R I O D E P E RTA M A / F O N D A S I ( 6 9 9 - 7 6 7 M )

1. Abu Hanifa (699-767M)


3. Muhammad bin Al Hasan (750-804M)
Salam; transaksi penjual & Pembeli
Menghilangkan ambiguitas & Ijarah, Tijarah, Ziraah, dan Sinaah)
perselisihan Perilaku konsumsi ideal
Murabahah & Perdagangan
Zakat & Muzara’ah Transaksi/kerjasama

2. Abu Yusuf (731-798)


4. Abu Ubayd Al-Qasam (838M)
Al-Kharaj; Perpajakan & Peran Negara
Keuangan Negara Keuangan publik
Tasarruf al-Iman ‘ala Ra’iyyah Kebijakan fiskal
Manatun bi al-Mashlahah
Akuntabilitas Zakat, khums, kharaj, fay

26
5. Harith bin Asad Al-Muhasibi 7. Mawardi (1058M)
(859M) Al-Ahkam al-Sulthoniyyah;
Al-Makasib; memperolehi pemerintah & administrasi
pendapatan
Laba & Upah Pengawasan Pasar
Kerjasama & Hukuman Perilaku ekonomi – individu
(mencari keuntungan) Wisdom

6. Ibn Miskwaih (1030M) Mudharabah


Tahdid al-Akhlaq; pertukaran Transaksi Dagang
barang, jasa & peranan uang
Kompensasi
Emas logam

27
1. ABU HANIFA (699-767M)
Meninggalkan banyak karya tulis, antara lain al-Makharif fi al-Fiqh, al-Musnad dan al-
Fiqh al-Akbar.
 Menyumbangkan beberapa konsep ekonomi, salah satunya salam, yaitu suatu bentuk
transaksi di mana antara pihak penjual dan pembeli sepakat bila barang yang dibeli
dikirimkan setelah dibayar secara tunai pada waktu kontrak disepakati.
 Abu Hanifah mengkritisi prosedur kontrak tersebut yang cenderung mengarah kepada
perselisihan antara yang memesan barang dengan cara membayar terlebih dahulu,
dengan orang yang membelikan barang.
 Beliau mencoba menghilangkan perselisihan ini dengan merinci lebih jauh apa yang
harus diketahui dan dinyatakan dengan jelas di dalam kontrak, seperti jenis komoditas,
kualitas, kuantitas, waktu dan tempat pengiriman. Beliau memberikan persyaratan
bahwa komoditas tersebut harus bersedia di pasar selama waktu kontrak dan waktu
pengiriman.
1. ABU HANIFA (699-767M)
Dalam murabahah presentase kenaikan harga (mark up) didasarkan atas kesepakatan
antara penjual dan pembeli terhadap harga pembelian dan pembayarannya diangsur.
Abu Hanifah tidak membebaskan perhiasan dari zakat dan akan membebaskan kewajiban
membayar zakat bagi pemilik harta yang dililit utang.
Beliau tidak memperbolehkan pembagian hasil panen (Muzara’ah) dari penggarap kepada
pemilik tanah dalam kasus tanah yang tidak menghasilkan apa pun. Hal ini dilakukan untuk
melindungi para penggarap yang umumnya orang lemah.
2. ABU YUSUF (113-182 H/731-
798 M)
Kitabnya yang berjudul al-Kharaj, banyak membahas ekonomi publik, khususnya
tentang perpajakan dan peran negara dalampembangunan ekonomi.
Kitab ini ditulis atas permintaan khalifah Harun Ar-Rasyid untuk pedoman
dalam menghimpun pemasukan atau pendapatan negara dari kharaj, ushr, zakat
dan jizyah. Kitab al-Kharaj mencakup berbagai bidang antara lain: tentang
pemerintahan, keuangan negara, pertanahan, perpajakan dan peradilan.
2. ABU YUSUF (113-182 H/731-
798 M)
Abu Yusuf menyusun sebuah kaidah fiqh yang sangat populer, yaitu Tasarruf al-
Imam ‘ala Ra’iyyah Manutun bi al-Mashlahah (setiap tindakan pemerintah yang
berkaitan dengan rakyat senantiasa terkait dengan kemaslahatan mereka).
 Ia menekankan pentingnya sifat amanah dalam mengelola uang negara, uang
negara bukan milik khalifah, tetapi amanat Allah dan rakyatnya yang harus
dijaga dengan penuh tanggung jawab.
 Ia sangat menentang pajak atas tanah pertanian dan mengusulkan penggantian
sistem pajak tetap (lump sum system) atas tanah menjadi sistem pajak
proporsional (propotional system) atas hasil pertanian. Sistem proporsional ini
lebih mencerminkan rasa keadilan serta mampu menjadi automatic stabilizer
bagi perekonomian sehingga dalam jangka panjang perekonomian tidak akan
berfluktuasi terlalu tajam.
2. ABU YUSUF (113-182 H/731-
798 M)
Abu Yusuf menekankan pentingnya prinsip keadilan, kewajaran, dan penyesuaian
terhadap kemampuan membayar dalam perpajakan, serta perlunya akuntabilitas
dalam pengelolaan keuangan negara.
Ia juga membahas teknik dan sistem pemungutan pajak, serta perlunya
sentralisasi pengambilan keputusan dalam administrasi perpajakan.
Menurutnya, negara memiliki peranan besar dalam menyediakanbarang/fasilitas
publik yang dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi, seperti: jalan, jembatan,
bendungan dan irigasi.
Dalam aspek mikro ekonomi, Abu Yusuf juga telah mengkaji, bagaimana
mekanisme harga bekerja dalam pasar, kontrol harga, serta apakah pengaruh
berbagai perpajakan terhadapnya.
3. MUHAMMAD BIN AL-HASAN AL-SHAYBANI (132-
189 H/750-804 M)
Kitab al-Iktisab fiil Rizq al-Mustahab (Book on Earning a Clean Living) dan Kitab al-Asl.
Buku yang pertama banyak membahas berbagai aturan syariat tentang ijarah, tijarah,
ziraah dan sinaah (hiring out, trade, agriculture, and industry).
 Perilaku konsumsi ideal seorang muslim menurutnya, adalah sederhana, suka
memberikan derma (charity), tetapi tidak suka meminta-minta.
Buku yang kedua membahas berbagai bentuk transaksi/kerja sama usaha dalam bisnis,
misalnya salam (prepaid order), sharikah (partnership), dan mudharabah.
 Buku-buku yang ditulis Muhammad bin al-Hasan ini mengandung tinjauan
normatif sekaligus positif, sebagaimana karya kebanyakan sarjana Muslim.
4. ABU UBAYD AL-QASIM IBN
SALLAM (W.224 H/838 M)
Buku yang berjudul Al-Amwal ditulis oleh Abu Ubayd al-Qasim Ibn Sallam
merupakan suatu buku yang membahas keuangan publik/kebijakan fiskal secara
komprehensif.
 Di dalamnya dibahas secara mendalam tentang hak dan kewajiban negara,
pengumpulan dan penyaluran zakat, ‘khums, kharaj, fay, dan berbagai sumber
penerimaan negara lainnya.
 Buku ini juga kaya dengan paparan sejarah ekonomi negara Islam pada masa
dua abad sebelumnya, selain juga merupakan compendium yang autentik
tentang kehidupan ekonomi negara Islam pada masa Rasulullah SAW.
5. HARITH BIN ASSAD
MUHASIBI (W.243 H/859 M)
Harith bin Asad al-Muhasibi menulis buku berjudul al-Makasib yang membahas
cara-cara memperoleh pendapatan sebagai mata pencaharian melalui perdagangan,
industri dan kegiatan ekonomi produktif lainnya.
 Pendapatan harus diperoleh secara baik dan tidak melampaui batas/berlebihan.
Laba dan upah tidak boleh dipungut atau dibayarkan secara zalim, sementara
menarik diri dari kegiatan ekonomi bukanlah sikap Muslim yang benar-benar
Islami.
 Harith menganjurkan agar masyarakat harus saing bekerja sama dan mengutuk
sikap pedagang yang melanggar hukum (demi mencari keuntungan).
6. IBN MISKWAIH (W. 421
H/1030 M)
Ibn Miskwaih dalam bukunya, Tahdib al-akhlaq, banyak berpendapat dalam tataran filosofi
etis dalam upaya untuk mensintesiskan pandangan-pandangan Aristoteles dengan ajaran Islam.
Ia banyak membahas tentang pertukaran barang dan jasa serta peranan uang.
Menurutnya, manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya
untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa. Karenanya, manusia akan melakukan
pertukaran barang dan jasa dengan kompensasi yang pas (reward al-mufakat al-munasibah).
Dalam melakukan pertukaran uang akan berperan sebagai alat penilai dan penyeimbang (al-
muqawwim almusawwi baynahuma) dalam pertukaran, sehingga dapat tercipta keadilan.
Ia juga banyak membahas kelebihan uang emas (dinar) yang dapat diterima secara luas dan
menjadi subtitusi (mu’awwid) bagi semua jenis barang dan jasa. Hal ini dikarenakan emas
merupakan logam yang sifatnya: tahan lama, mudah dibawa, tidak mudah ditiru, dikendaki
dan digemari banyak orang,
7. MAWARDI (W.450 H/ 1058 M)
Pemikiran Mawardi tentang ekonomi terutama dalam bukunya yang berjudul, Al-Ahkam al-
Sulthoniyyah dan Adab al-Din wa’l Dunya.
 Buku yang pertama banyak membahas tentang pemerintah dan administrasi, berisi tentang:
kewajiban pemerintah, penerimaan dan pengeluaran negara, tanah (negara dan masyarakat), hak
prerogatif negara untuk menghibahkan tanah, kewajiban negara untuk mengawasi pasar,
menjamin ketepatan timbangan dan berbagai ukuran lainnya, serta mencegah penyimpangan
transaksi dagang dan pengrajin dari ketentuan syariah.
Buku yang kedua banyak membahasa tentang perilaku ekonomi Muslim secara individual. Buku
ini menyampaikan ajaran-ajaran tasawuf tentang budi luhur (wisdom/al-hukama) inividu dalam
perekonomian yang meliputi empat mata pencaharian utama, yaitu pertanian, peternakan,
perdagangan dan industri.
Selain itu, buku ini juga membahas perilaku-perilaku yang dapat merusak budi luhur, antara lain:
ketamakan dalam menimbun kekayaan dan menuntut kekuasaan. Mawardi juga membahas
tentang berbagai hukum syariat dari mudharabah dalam karyanya, al-Hawi al-Mudharabah.
B. PERIODE KEDUA (450-850
H/1058-1446 M)
Pemikiran ekonomi pada masa ini banyak dilatarbelakangi oleh menjamurnya
korupsi dan dekadensi moral, serta melebarnya kesenjangan antara golongan miskin
dan kaya, meskipun secara umum kondisi perekonomian masyarakat Islam berada
dalam taraf kemakmuran.
Terdapat pemiki-pemikir besar yang karyanya banyak dijadikan rujukan hingga
kini. Para pemikir ini memang berkarya dalam berbagai bidang ilmu yang luas,
tetapi ide-ide ekonominya sangat cemerlang dan berwawasan ke depan.

PERIO DE K EDUA ( 1 0 5 8 - 1 4 4 6 M)
KORUPSI & DE KA DENS I MOR AL

1. Al-Ghazali (1055-1111M) 3. Ibn Khaldun (1332-1404M)


Perukaran & evolusi pasar  Muqaddimah
Produksi & Peranan Negara Perdagangan International
Barter & evolusi uang Hukum permintaan/penawaran
Riba Industri & kerajinan
Kepentingan individu Emas & Perak
Backward sloping supply curve
2. Ibn Taimaya (1263-1328)
 Persaingan pasar bebas 4. Nasiruddin Tusi (1093M)
 Market supervisor Akhlaq e-Nasiri
 Peranan negara Political economy
 Kepemilikan & sumber daya ekonomi Pembagian tenaga kerja
 Beban pajak & Konsep harga Strategi/kerja sama
Tabungan/konsumsi berlebihan
Pajak & pertanian

39
1. AL-GHAZALI (451-505
H/1055-1111 M)
Al-Ghazali dikenal memiliki pemikiran yang luas dalam berbagai
bidang. Bahasanya tentang ekonomi dapat ditemukan dalam karya monumentalnya Ihya
‘Ulum al-Din, di samping dalam Ushul al-Fiqh al-Mustafa, Mizan al-Amal dan al-Tibr
al-Masbuk fi Nasihat al-Muluk.
Bahasan ekonomi Al-Ghazali mencakup aspek luas, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi: pertukaran dan evolusi pasar, produksi barter dan evolusi uang,
serta peranan negara dan keuangan publik.
Dalam pandangan Al-Ghazali, kegiatan ekonomi merupakan amal kebajikan yang
dianjurkan oleh Islam.
Kegiatan ekonomi harus ditujukan mencapai maslahah untuk memperkuat sifat
kebijaksanaan, kesederhanaan, dan keteguhan hati manusia..
1. AL-GHAZALI (451-505
H/1055-1111 M)
Lebih jauh Al-Ghazali membagi manusia ke dalam tiga kategori, yaitu:
pertama, orang yang kegiatan hidupnya sedemikian rupa sehingga melupakan
tujuan-tujuan akhirat, golongan ini akan celaka,
kedua, orang yang sangat mementingkan tujuan-tujaun akhirat daipada tujuan
duniawi, golongan ini akan beruntung, dan
 ketiga, golongan pertengahan/kebanyakan orang, yaitu mereka yang kegiatan
duniawinya sejalan dengan tujuan-tujuan akhiratnya
1. AL-GHAZALI (451-505
H/1055-1111 M)
Bagi Al-Ghazali, pasar merupakan bagian dari “keteraturan alami.” Dalam Al-Ihya’, ia
menerangkan bagaimana evolusi terciptanya pasar.
 Al-Ghazali telah mendiskusikan kerugian dari sistem barter dan pentingnya uang
sebagai alat tukar (means of exchange) dan pengukur nilai (unit of account) barang
dan jasa. Ia mengibaratkan uang sebagai cermin. Cermin tidak punya warna, namun
dapat merefleksikan semua warna.
 Jadi, uang tidak punya harga namun dapat merefleksikan semua harga. Uang
bukanlah komoditas sehingga tidak dapat diperjualbelikan. Memperjualbelikan uang
ibarat memenjarakan uang, sebab hal ini akan mengurangi jumlah uang yang
berfungsi sebagai alat tukar.
 Uang dapat saja tidak berbuat dari emas atau perak, misalnya uang kertas, tetapi
pemerintah wajib menyatakannya sebagai alat pembayaran yang resmi.
 Ia menyatakan bahwa pemalsuan uang (maghsyusy) sangat berbahaya karena
dampaknya yang berantai, bahkan bahkan lebih berbahaya daripada pencurian uang.
1. AL-GHAZALI (451-505
H/1055-1111 M)
Al-Ghazali juga banyak menyoroti kegiatan-kegiatan bisnis yang dilarang atau
diperbolehkan dalam pandangan Islam.
 Riba merupakan praktik penyalahgunaan fungsi uang dan berbahaya,
sebagaimana juga penimbunan barang-barang pokok untuk kepentingan-
kepentingan individual.
 Ia juga menganggap bahwa korupsi dan penindasan merupakan faktor yang dapat
menyebabkan penurunan ekonomi, karenanya pemerintah harus
memberantasnya.
1. AL-GHAZALI (451-505
H/1055-1111 M)
Pemerintah tidak diperbolehkan memungut pajak melebihi ketentuan
syariat, kecuali jika sangat terpaksa.
Contoh keadaan ini, yaitu ketika pengeluaran untuk sektor penting, misalnya
pertanahan negara membutuhkan dana besar sementara sumber penerimaan yang
normal tidak mencukupi. Dalam situasi ini pengelolaan angaran defisit juga
diperkenankan.
 Ketika masyarakat menghadapi kesulitan ekonomi dan tidak menemukan jalan
untuk memenuhi kewajibannya, maka menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk
menyediakan barang dan jasa yang dibiayai dari perbendaharaan pemerintah.
2. IBN TAIMIYAH (661-728 H/ 1263-
1328 M)
Ibn Taimiyah adalah seorang fuqaha yang mempunyai karya pemikiran dalam
berbagai bidang ilmu yang luas, termasuk dalam bidang ekonomi. Dalam bukunya
al-Hisbah Fi’l Islam dan al-Siyasah al-Shar’iyah fi islah al Ra’i wa’l Ra’iyah (Legal
Policies to Reform the rulers and the ruled) ia banyak membahas problema ekonomi
yang dihadapi saat itu, baik dalam tinjuan sosial maupun hukum (fiqh) Islam.
 Karyanya banyak mengandung ide yang berpandangan ke depan, sebagaimana
kemudian banyak dikaji oleh ekonom Barat.
 Karyanya juga mencakup aspek makro maupun mikro ekonomi. Ibn Taimiyah
telah membahas pentingnya suatu persaingan dalam pasar yang bebas (free
market), peranan “Market supervisor” dan lingkup dari peranan negara.
2. IBN TAIMIYAH (661-728 H/ 1263-
1328 M)
Negara harus mengimplementasikan aturan main yang Islami sehingga produsen,
pedagang, dan para agen ekonomi lainnya dapat melakukan transaksi secara jujur
dan fair.
Negara juga harus menjamin pasar berjalan secara bebas dan terhindar dari praktik-
praktik pemaksaan, manipulasi dan eksploitasi yang memanfaatkan kelemahan pasar
sehingga persaingan dapat berjalan dengan sehat.
Selain itu, negara bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan dasar (basic need)
dari rakyatnya.
2. IBN TAIMIYAH (661-728 H/ 1263-1328 M)
Dalam hal kepemilikan (ownership) atas sumber daya ekonomi, Ibn Taimiyah tampaknya berada
pada pandangan pertengahan jika dilihat dari pemikiran ekstrem kapitalisme dan sosialisme saat ini.
Meskipun ia sangat menekankan pentingnya pasar bebas, tetapi negara harus membatasi dan
menghambat kepemilikan individual yang berlebihan. Kepentingan bersama harus menjadi tujuan
utama dari pembangunan ekonomi.
 Tentang beban pajak tidak langsung (incidence of indirect taxes) yang dapat digeserkan oleh
penjual (yang seharusnya membayar pajak ini) kepada pembeli dalam bentuk harga beli yang lebih
tinggi.
Dalam hal uang, ia telah mengingatkan risiko yang dimungkinkan timbul jika menggunakan standar
logam ganda (sebagaimana kemudian dikenal sebagai Gresham’s Law di Barat).
 Hal lain yang dibahas adalah peranan demand and supply terhadap penentuan harga serta konsep
harga ekuivalen yang menjadi dasar penentuan keuntungan yang wajar (reasonable profit). Ibn
Taimiyah telah menekankan pentingnya harga ekuivalen ini dalam pasar monopoli, akan
mengganggu terciptanya harga ini. Konsep harga ini juga dapat berlaku dalam penentuan tingkat
upah tenaga kerja.
3. IBN KHALDUN (732-808 H/ 1332-
1404 M)
Ibn Khaldun barangkali merupakan ekonom Muslim yang terbesar, karena sedemikian cemerlang
dan luas bahasannya tentang ekonomi.
 Ia menulis banyak buku, antara lain; Muqadimah, Syarh Al-Burdah, sejumlah ringkasan atas
buku-buku karya Ibn Rusyd, sebuah catatan atas buku Matiq, ringkasan (mukhtasar) kitab al
— Mahsul karya Fakhr al-Din al-Razi (ushul fiqh), sebuah buku tentang matematika, dan
sebuah buku sejarah yang terkenal, Al-Ibar wa Diwan Al-Mubtada’ wa Al-Khabar fi Tarikh al-
Arab wa al-‘Ajam wa al-Barbar.
Dalam bukunya Muqadimah Ibn Khaldun memberikan bahasan yang luas terhadap teori nilai,
pembagian kerja dan perdagangan internasional, hukum permintaan dan penawaran,
konsumsi, produksi, uang, siklus perdagangan, keuangan publik dan beberapa bahasan makro
ekonomi lainnya.
Secara umum Ibn Khaldun sangat menekankan pentingnya suatu sistem pasar yang bebas. Ia
menantang intervensi negara terhadap masalah ekonomi dan percaya akan efisiensi sistem
pasar bebas.
3. IBN KHALDUN (732-808 H/ 1332-
1404 M)
Ia juga telah membahas tahap-tahap pertumbuhan dan penurunan perekonomian di
mana dapat saja berbeda antara satu negara dengan negara lainnya.
Jika pengeluaran dan pendapatan suatu negara seimbang serta jumlahnya besar,
maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Ia juga menekankan pentingnya demand side economics khususnya pengeluaran
pemerintah, sebagaimana pandangan Keynesian, untuk mencegah kemerosotan
bisnis dan menjaga pertumbuhan ekonomi.
 Dalam situasi kemerosotan ekonomi, pajak harus dikurangi dan pemerintah harus
meningkatkan pengeluarannya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
3. IBN KHALDUN (732-808 H/ 1332-
1404 M)
Analisis Ibn Khaldun dalam teori perdagangan internasional dan hubungan harga
internasional juga sangat cemerlang. Ia menghubungkan perbedaan tingkat harga
antarnegara dengan ketersediaan faktor-faktor produksi, sebagaimana dalam teori
perdagangan internasional modern.
 Penduduk merupakan faktor penting yang mendorong perdagangan internasional.
Dengan jumlah penduduk yang besar, maka akan terjadi pembagian dan spesialisasi
tenaga kerja sehingga akan memperbesar surplus dan perdagangan internasional.
 Pembagian tenaga kerja internasional akan lebih tergantung pada perbedaan keahlian
dan keterampilan penduduk di berbagai negara daripada sumber daya alamnya (natural
endowment).
 Pandangan Ibn Khaldun ini dilengkapi analisis tentang pertukaran di antara negara
miskin dengan kaya, hasrat untuk ekspor dan impor, dampak struktur perekonomian
terhadap pembangunan dan pentingnya kekayaan intelektual (intelectual capital) bagi
proses pertumbuhan.
3. IBN KHALDUN (732-808 H/ 1332-
1404 M)
 Dalam pandangan Ibn Khaldun emas dan perak memiliki fungsi penting dalam
perekonomian, sebagaimana ia nyatakan “Tuhan telah menciptakan dua logam
mulia, emas dan perak, yang dapat digunakan untuk mengukur nilai dari berbagai
komoditas. Logam-logam ini juga biasa digunakan oleh manusia untuk alat
menyimpan kekayaan atau benda berharga. Meskipun manusia kadang menyimpan
benda-benda lain, tetapi biasanya juga dimaksudkan untuk memperoleh emas atau
perak.”
Jadi, sebenarnya Ibn Khaldun merupakan pendahulu ide-ide Merkantilisme.
3. IBN KHALDUN (732-808 H/ 1332-
1404 M)
Ibn Khaldun memperkenankan mata uang yang tidak terbuat dari emas atau perak,
misalnya uang kertas, tetapi pemerintah wajib menjaga stabilitas nilainya.
 Ibn Khaldun menekankan pentingnya ide-ide baru dalam praktik industi dan
kerajinan, serta menganggap bahwa ekspansi pasar merupakan masalah yang krusial.
 Dalam hal penawaran tenaga kerja ia berpendapat bahwa jika tingkat upah berada di
atas titik tertentu maka penawaran tenaga kerja justru akan menurun, sebagaimana
dikenal dengan backward slopping suply curve dalam teori ekonomi modern,
sedangkan pembahasannya tentang siklus perdagangan telah jauh mendahului teori
Hicks.
 Selain itu, pandangannya tentang teori perkembangan penduduk sering
dikontraskan dengan pandangan Malthus, sementara analisisnya tentang kemiskinan
dan penyebabnya sejalan dengan pemikiran Prodhoun, Karl Marx, dan Engels.
4. NASIRUDDIN TUSI (W. 485 H/ 1093
M)
 Nasiruddin Tusi adalah ilmuwan Muslim berpengetahuan lengkap. Ia dikenal
sebagai ahli dalam bidang astronomi, astrologi, matematika, dan tentu saja dalam
bidang ilmu sosial. Karyanya dalam bidang ekonomi terutama ditemukan dalam
kitabnya yang berjudul Akhlaq e-Nasiri (Nasirian Ethnics).
Tusi menyebut ekonomi sebagai political economy, sebagaimana terungkap dalam
kata siyasah –e- mudun yang ia gunakan.
 Kata ini berasal dari dua kata dalam bahasa Arab, yaitu siyasah (politik) dan
mudun (kota dan struktur perekonomiannya).
4. NASIRUDDIN TUSI (W. 485 H/ 1093 M)
 Ia menyatakan bahwa spesialisasi dan pembagian tenaga kerja telah
menciptakan surplus ekonomi sehingga memungkinkan terciptanya
kerja sama dalam masyarakat untuk saling menyediakan barang dan
jasa kebutuhan hidup.
Hal ini merupakan tuntutan alamiah, sebab seseorang tidak bisa menyediakan
semua kebutuhannya sendiri sehingga menimbulkan ketergantungan satu dengan
lainnya. Akan tetapi, jika proses ini dibiarkan secara alamiah, kemungkinan
manusia akan saling bertindak tidak adil dan menuruti kepentingan sendiri-
sendiri.
 Orang yang kuat akan mengalahkan yang lemah. Oleh karena itu, diperlukan
suatu strategi (siyasah/politik) yang mendorong manusia untuk saling bekerja
sama untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
4. NASIRUDDIN TUSI (W. 485
H/ 1093 M)
 Tusi sangat menekankan pentingnya tabungan dan mengutuk konsumsi
yang berlebihan serta pengeluaranpengeluaran untuk aset-aset yang tidak
produktif, seperti perhiasan dan penimbunan tanah tidak produktif.
 Ia memandang pentingnya pembangunan pertanian sebagai fondasi
pembangunan ekonomi secara keseluruhan dan untuk menjamin
kesejahteraan masyarakat.
 ia juga merekomendasikan pengurangan pajak, di mana berbagai pajak
yang tidak sesuai dengan syariah Islam harus dilarang.
C. PERIODE KETIGA (850-1350
H/1446-1932 M)
Dalam periode ketiga ini kejayaan pemikiran, dan juga dalam bidang lainnya, dari umat
Islam sebenarnya telah mengalami penurunan. Namun demikian, terdapat beberapa
pemikiran ekonomi yang berbobot selama dua ratus tahun terakhir.

1. Shah Waliullah (1703-1763M)


 Hujjatullah al-Baligha
 Kerjasama; pertukaran barang & Jasa
 Pembagian ekonomi alamiah
 Kepemilikan & pengelolaan Negara
 Pajak

2. Muhammad Iqbal (1873-1938M)


 Islam vs Kapitalisme & Komunisme
 Peranan Negara
 Zakat
 Keadilan sosial
1. SHAH WALIULLAH (114-1176
H/1703-1762 M)
Pemikiran ekonomi Shah Waliullah dapat ditemukan dalam karyanya yang terkenal
berjudul, Hujjatullah al-Baligha, di mana ia banyak menjelaskan rasionalitas dari
aturan-aturan syariat bagi perilaku manusia dan pembangunan masyarakat.
Menurutnya, manusia secara alamiah adalah makhluk sosial sehingga harus
melakukan kerja sama antara satu orang dengan orang lainnya.
 Kerja sama ini misalnya dalam bentuk pertukaran barang dan jasa, kerja sama usaha
(mudharabah, musyarakah), kerja sama pengelolaan pertanian, dan lain-lain.
 Islam melarang kegiatan-kegiatan yang merusak semangat kerja sama ini, misalnya
perjudian dan riba. Kegiatan ini mendasarkan pada transaksi yang tidak adil,
eksploitatif, mengandun ketidakpastiaan yang tinggi, berisiko tinggi, dan karenanya
memberikan kontribusi positif bagi peradaban manusia.
1. SHAH WALIULLAH (114-1176
H/1703-1762 M)
Shah Waliullah menekankan perlunya pembagian faktor-faktor ekonomi
yang bersifat alamiah secara lebih merata, misalnya tanah. Ia menyatakan,
“Sesungguhnya, semua tanah sebagaimana masjid atau tempat-tempat
peristirahatan diberikan kepada wayfarers (musafir). Benda-benda tersebut
dibagi berdasarkan prinsip siapa yang pertama datang dapat
memanfaatkannya (first come first served). Kepemilikan terhadap tanah akan
berarti hanya jika orang lebih dapat memanfaatkannya daripada orang
lain.”
1. SHAH WALIULLAH (114-1176
H/1703-1762 M)
Untuk pengelolaan negara, maka diperlukan adanya suatu pemerintahan
yang mampu menyediakan sarana pertahanan, membuat hukum dan
menegakkannya, menjamin keadilan, serta menyediakan berbagai saran
publik seperti jalan dan jembatan.
 Untuk berbagai keperluan ini negara dapat memungut pajak dari
rakyatnya. Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan kegiatan
negara yang penting, namun harus memerhatikan pemanfaatannya dan
kemampuan masyarakat untuk membayarnya.
1. SHAH WALIULLAH (114-1176
H/1703-1762 M)
Berdasarkan pengamatannya terhadap perekonomian di Kekaisaran Mughal
India, Waliullah mengemukakan dua faktor utama yang menyebabkan
penurunan pertumbuhan ekonomi.
 Dua faktor tersebut yaitu: pertama, keuangan negara dibebani dengan
berbagai pengeluaran yang tidak produktif;
 kedua, pajak yang dibebankan kepada pelaku ekonomi terlalu berat
sehingga menurunkan semangat berekonomi.
 Menurutnya, perekonomian dapat tumbuh jika terdapat tingkat pajak
yang ringan yang didukung oleh administrasi yang efisien.
2. MUHAMMAD IQBAL (1289-1356 H/1873-
1938 M)

Meskipun di dunia luas lebih dikenal sebagai filosof sastrawan atau juga pemikir
politik, Muhammad Iqbal sebenarnya juga memiliki pemikiran-pemikiran ekonomi
yang brilian. Pemikirannya memang tidak berkisar tentang hal-hal teknis dalam
ekonomi, tetapi lebih kepada konsep-konsep umum yang mendasar.
Dalam karyanya, Puisi dari Timur, ia menunjukkan tanggapan Islam terhadap
kapitalisme Barat dan reaksi ekstrem dari komunisme. Iqbal menganalisis dengan
tajam kelemahan kapitalisme dan komunisme dan menampilkan suatu pemikiran
“poros tengah” yang dibuka oleh Islam.
 Semangat kapitalisme, tantangan dengan semangat Islam. Demikian pula
semangat komunisme yang banyak melakukan paksaan kepada masyarakat juga
bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
2. MUHAMMAD IQBAL (1289-1356 H/1873-
1938 M)

 Keadilan sosial merupakan aspek yang mendapat perhatian besar dari Iqbal,
dan ia menyatakan bahwa negara memiliki tugas yang besar untuk
mewujudkan keadilan sosial ini. Zakat, yang hukumnya wajib dalam Islam,
dipandang memiliki posisi yang strategis bagi penciptaan masyarakat yang
adil.
D. PERIODE KONTEMPORER (1930 M
–SEKARANG)
Era tahun 1930-an merupakan masa kebangkitan kembali intelektualitas di dunia
Islam.
Kemerdekaan negara-negara Muslim dari kolonialisme Barat turut mendorong
semangat para sarjana Muslim dalam mengembangkan pemikirannya.
Pada awalnya, perkembangan ini diawali oleh kiprah para ulama yang kebanyakan
tidak didukung pengetahuaan ekonomi yang memadai dalam menyoroti berbagai
persoalan sosial ekonomi saat itu dari perspektif Islam.
Hal ini telah memicu minat para ekonom Muslim untuk mengembangkan lebih
lanjut dalam aspek-aspek tertentu dalam perekonomian, kemudian diikuti dengan
pendirian institusi ekonomi yang berbasis syariat Islam.
 Saat ini, upaya untuk membangun teori ekonomi islam ke dalam bangunan ilmu
yang integral tengah dilakukan.
1. MUHAMMAD ABDUL MANNAN
Market System Plus Planning
Islamic Man

ASSUMPTIONS

Private Property is an Observation & Revelation as


Individual Right Source of Knowledge

FEATURES Individual & State

Relative & Qualified


Ownership of Private
Property
Implementation of Zakat

Prohibition of Riba (interest)

Market Forces & Planning


64
2. Muhammad Nejatullah Siddiqi
ASSUMPTIONS Islamic Man

Mutual Consultation &


Cooperation is the Norm

Relative, Private Property


Subject to Moral & Social
Obligation
FEATURES

Positive & Active Role of Relative & Qualified Rights


State of Individual, Society & State

Prohibition of Riba (interest)


Implementation of Zakat

Guarantee Basic Necessities


to All

65
3. Syed Nawab Haider Naqvi
Unity Freewill

AXIOMs

Equilibrium Responsibility

FEATURES

Social Security & Anti- Property Relations


Poverty Programs
Resource Allocation &
Abolition of Riba Decision Making

Infaq Incentive

66
4. Monzer Kahf
Islamic Man as Active Agent
Cooperate to
ASSUMPTIONS State as Planner & Supervisor Achieve Goal of
Falah
ECONOMIC POLICIES

Maximization of Rate of Minimization of Ensure Rules of The


Utilization of Resources Distribution Gap Game

Using monetary & Fiscal Policies; production & distributional tools; legal enforcement;
education

FRAMEWORK

Property Rights Zakat

Decision Making Riba

Role of State

67
5. Sayyid Mahmud Taleghani
Islamic Man Market System as in Capitalism
Unacceptable to Islam
ASSUMPTIONS

Social Rights Precede Need for Qualified and Guided


Individual Rights Ijtihad to Answer
Contemporary Problems

FEATURES Property Rights

Decision-Making & Resource


Allocation

Zakat & Other Taxes (Khums,


Jizya, Kharaj)

Prohibition of Riba (interest)

68
6. Muhammad Baqir As Sadr
Islamic Man Restricted to individual
freedom is natural
ASSUMPTIONS
Vicegerency calls for duty,
Private, Public & State Ownership responsibility, accountability &
Exist Simultaneously justice, leading to cooperation

Property Relations
FEATURES
Decision-Making & resource
Allocation

Zakat & Other Taxes (Khums,


Jizya, Fay, Kharaj)

Prohibition of Riba (interest)


& all forms of exploitation

69
BOKS 1
MELACAK MISSING LINK SEJARAH PEMIKIRAN
EKONOMI

Penafian pemikiran Ekonomi Islam dalam sejarah ilmu ekonomi:


 Great gap pemikiran ekonomi selama lebih dari 500 tahun pada dark ages, J A
Schumpeter (1954).

Sesungguhnya pada masa itu adalah era kejayaan peradaban Islam,


sinyalemen great gap adalah tidak obyektif

70
Pemikiran Ekonomi Dunia Islam
7M
Rasulullah SAW
Periode I Periode II
Abu Yusuf, Abu Al Ghazali,
Hanifa, dll Taimiyah,
Khaldun, dll

Great gap
SM 1M 13 M 18 M
Yunani, Bibel Scholastic Adam Smith
Romawi St Thomas

Pemikiran Ekonomi di Barat

71
BOKS 2
PEMIKIRAN EKONOMI DARI TIMUR (ISLAM) KE BARAT

Banyak kemiripan antara pemikiran di dunia Islam dan Barat. Hal ini merupakan
indikasi dari:
1. Kebetulan yang sama, yaitu sama idenya
2. Pemikir-pemikir Barat secara langsung dan tidak langsung sangat dipengaruhi oleh
pemikiran dari para sarjana muslim.
3. Pemikir-pemikir Barat melakukan plagiasi terhadap karya-karya para sarjana muslim.

72
BOKS 2
PEMIKIRAN EKONOMI DARI TIMUR (ISLAM) KE BARAT

Indikasi 1 sangat mungkin, menunjukkan kecermerlangan pemikir muslim, sebab


mereka telah mendahului para pemikiran Barat.
Indikasi 2 juga sangat mungkin, karena:
 Pengaruh Islam terhadap ilmu pengetahuan di Barat banyak diakui
 Banyak kesamaan ide dan praktek ekonomi di keduanya

73
KEBUDAYAAN DAN ILMU PENGETAHUAN
ISLAM MENCAPAI EROPA MELALUI :

Mahasiswa dan cendekiawan Eropa Barat yang belajar Spanyol dan Timur
Tengah
Terjemahan karya-karya muslim ke bahasa Inggris, Perancis, dll.
Melalui Andalusia, di mana kaum muslimin menetap di negeri ini sekitar 8 abad.
Melalui Sisilia.
Melalui perang salib.
Melalui perdagangan antar Barat dan Timur lewat Mesir.
Para pengajar maupun literatur yang digunakan universitas di Eropa banyak
berasal dari dunia Islam
74
KESAMAAN IDE DAN PRAKTEK
EKONOMI
 Praktek ekonomi di Barat yang diadopsi dan diadaptasi dari dunia Islam, misalnya:
syirkah (partnership), suftaja (bills of exchange), hawala (letter of credit), funduq
(specialized large scale commercial institution and market which developed into
virtual stock exchanges).
 Funduq untuk biji-bijian dan tekstil ditiru dari Baghdad, Cordova dan Damaskus,
sementara Dar-ut tiraz (pabrik yang didirikan dan dijalankan negara) didirikan di
Spanyol, Sicilia, dan Palermo. Ma’una (sejenis private bank) - yang dikenal di
Barat sebagai Maona – di Tuscany didirikan untuk membiayai usaha eksploitasi
tambang besi dan perdagangan besi. Wilayatul Hisba (polisi ekonomi) juga
merupakan tiruan dari dunia Islam.

75
REFERENSI
Berbagai Sumber

Anda mungkin juga menyukai