NIM : 1840200196
KELAS : MB 2
MATKUL : SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM
NO. WA : 0813 7298 3646
SOAL
Jawab:
Ditinjau dari tempat tinggalnya, orang arab terbagi dua yaitu warga, yaitu Arab Badui
(kampung) dan Arab Hadhari (perkotaan). Untuk bertahan hidup, warga Arab Badui
menggantungkan sumber kehidupannya dengan beternak. Mereka hidup secara nomaden atau
berpindah-pindah sambil menggiring ternak mereka menuju daerah dengan curah hujan tinggi
atau ke padang rumput. Mereka mengonsumsi daging dan susu hasil ternak, membuat pakaian,
kemah, dan perabot dari wol (bulu domba) serta menjualnya jika keperluan pribadi dan
keluarganya sudah terpenuhi. Ada pula warga yang bekerja di bidang perniagaan, terutama
mereka yang tinggal di Makkah. Kala itu, Makkah merupakan pusat perniagaan. Aktivitas
perdagangan ini juga dilakukan oleh kalangan bangsawan, seperti Hasyim, Abu Thalib, Abu
Lahab, Abbas, Abu Sufyan bin Harb, Abu Bakar, Zubair bin Awwam, bahkan Rasulullah Saw.
Allah SWT juga mengabadikan perjalanan dagang yang dilakukan orang-orang Quraisy sebagai
perjalanan dagang yang sangat terkenal, yaitu perjalanan musim dingin menuju Yaman dan
sebaliknya, perjalanan dagang musim panas ke Syam. Selain penduduk Makkah, penduduk
Yaman juga terkenal dengan perniagaan. Mereka menjadikan perniagaan sebagai mata
pencaharian terbaik dalam mencari rezeki. Kegiatan bisnis mereka tidak sebatas di darat, tetapi
juga merambah melintasi laut. Warga Yaman terbiasa berangkat ke daerah pesisir Afrika,
seperti Habasyah, Sudan, Somalia, bahkan ke Hindia dan Pulau Jawa, Sumatera, serta negeri
Asia lainnya untuk berdagang. Setelah cahaya Islam menyinari Arab, pedagang yang
melakukan perjalanan panjang ke berbagai negara tersebut bukan hanya menjajakan dagangan
mereka, tapi juga menyiarkan agama yang dibawa Rasulullah Saw. Para pedagang ini pula yang
memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di penjuru dunia.
Jawab:
Rasulullah telah menerapkan pola bisnis dengan persaingan yang sehat, tanpa
menggunakan wewenang kekuasaannya untuk menutup pasar Yahudi, mengingat kedudukan
Rasulullah pada saat itu adalah seorang pemimpin, tapi justru Rasulullah sepenuhnya
menyerahkan penilaiannya kepada masyarakat. Dan pada akhirnya ekonomi Yahudi yang sudah
ratusan tahun, gulung tikar dan bangkrut bahkan mereka menjadi miskin dan akhirnya menutup
pasar mereka.
Selain itu, ukhuwwah islamiyah, persaudaraan sesama muslim, antara golongan Muhajirin
dan golongan Anshor sangat ditekankan oleh Rasulullah. Rasulullah sangat menyadari bahwa
kebersamaan, kekeluargaan dan persaudaraan merupakan salah satu prasyarat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Bukan hanya berfaedah bagi kekuatan secara politik saja, tetapi juga
dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Dari sini terlihat bahwa pemikiran ekonomi Rasulullah orientasi substanstifnya adalah
“kepada kepentingan bersama masyarakatlah yang diutamakan”. Bahkan untuk tercapainya arah
dan tujuan dimaksud, Rasulullah sangat menekankan terciptanya “efesiensi sosial”. Artinya
bagaimana ekonomi negara bisa dikelola secara bersama dengan baik dan ketepatgunaan yang
tinggi sehingga kemakmuran dan kesejahteraan dalam arti yang sesungguhnya.
Oleh karena itu, prinsip sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dalam pandangan ekonomi
Rasulullah adalah sangat dikedepankan. Implikasi dari pandangan ini adalah perintah Rasullah
untuk saling tolong-menolong antar sesama dalam segala aktivitas kehidupan, terutama dalam
tatanan ekonomi
3. Jelaskan perkembangan pemikiran ekonomi islam pada masa sahabat, Abu Bakar, Umar, Usman
dan Ali, serta buat dalam table perbedaan dan persamaan perekonomian 4 sahabat rasulullah ini!
Jawab:
4. Jelaskan kebijakan fiscal apa saja yang dilakukan Abu Yusuf pada masa itu?
Jawab:
Pertama, penetapan kharaj (pajak) yangs esuai dan seimbang, di mana beliau mengganti
sistem perpajakan yang awalnya berbentuk masabah menjadi muqasamah guna mencapai
keadilan ekonomi.
Kedua, membangun fleksibilitas sosial, di mana warga negara sama di hadapan hukum.
Dan beliau menetapkan kebijakan bagi non-muslim untuk membayar Jizyah, sebuah konsep
perpajakan yang telah dilakukan pada masa Rasulullah Saw.
Ketiga membangun ekonomi dan politik yang transparan, hal ini berkaitan dengan
kebijakan pengeluaran negara, dengan isidental revenue maupun permanen revenue dijelaskan
secara transparan kepada masyarakat terutama berkaitan dengan fasilitas publik.
Keempat, Sistem ekonomi yang otonom.
5. Menurut As-Syaibani kefakiran itu lebih baik dibanding kaya. Disisi lain As-Syaibani
mewajibkan kerja. Dari teori As-Syaibani ini tampak ada kontadiksi tapi sebenarnya tidak.
Jelaskan realitanya maksud dari As-Syaibani ini?
Jawab:
Dalam ekonomi islam, tidak semua aktivitas yang menghasilkan barang atau jasa bisa
disebut sebagai aktivitas produksi. Hanya aktivitas yang menghasilkan barang atau jasa yang
halal saja yang dapat disebut aktivitas produksi. Berbeda dengan pandangan ekonomi
konvensional yang tidak mensyaratkan kehalalan atau keharaman barang yang dihasilkan
kedalam indicator aktivitas produksi. Juga suatu barang atau jasa dipandang memiliki nilai guna
jika dan hanya jika barang tersebut memiliki maslahat.
Berbeda dengan padangan ekonomi konvensional yang memandang produksi jika produk
atau jasa tersebut memiliki nilai guna. Dalam hal ini, Imam Asy-Saibani berpendapat bahwa
barang yang memiliki nilai guna belum tentu memiliki mashlahat, sementara barang yang
mempunyai mashlahat sudah pasti bernilai guna.
6. Apa perbedaan dan persamaan pemikiran ekonomi Abu Ubaid dan Ibnu Taimiyah tentang
konsep uang? Buat bentuk table !
Jawab:
Persamaan Perbedaan
Abu ubaid berpandangan bahwa fungsi uang adalah Menurut abu ubaid uang tidak
sebagai alat tukar dan media pertukaran. Begitu pula memiliki nilai intrinsic sebagai
menurut ibnu taimiyah bahwa uang sebagai alat atau standar dari nilai pertukaran
media yang mempermudah penukaran barang.
Tidak membenarkan memperjual uang karna uang
bukan komoditas
7. Apa perbedaan dan persamaan imam al ghazali dan ibnu taimiyah tentang regulasi harga? Buat
bentuk table !
Jawab:
Persamaan Perbedaan