Anda di halaman 1dari 43

PERSIAPAN TINDAK LANJUT PERMENDAGRI

NOMOR 25 TAHUN 2021 TENTANG DINAS PENANAMAN MODAL


DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
DISAMPAIKAN OLEH :
DR. H. SUHAJAR DIANTORO, M.Si
PLH DIRJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN, KEMENTERIAN
DALAM NEGERI
JAKARTA, 13 AGUSTUS 2021
PENYELENGGARAAN PTSP

2
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PTSP DAERAH
UU 23/2014 Ps 350 UU 23/2014 DIUBAH
UU 11/2020
PEMERINTAHAN DAERAH 1. KDH WAJIB MEMBERIKAN
PELAYANAN PERIZINAN SESUAI CIPTA KERJA
DENGAN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

2. DALAM MEMBERIKAN
PELAYANAN PERIZINAN, DAERAH
MEMBENTUK “UNIT PTSP” DICABU
PP 18/2016 PERPRES 97/2014 T
PERANGKAT DAERAH PP 24/2018 PP NOMOR PP NOMOR
PENYELENGGARAAN PTSP 5/2021 6/2021
PELAYANAN PERIZINAN
BERUSAHA
TERINTEGRASI SECARA
ELEKTRONIK
PERMENDAGRI PERMENDAGRI
100/2016 138/2017
PERPRES 42/2020
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
NOMENKLATUR PTSP DAERAH PEMBERIAN
DPMPTSP PROV & PERMENPAN RB PENGHARGAAN DAN/ATAU
KAB/KOTA SANKSI KEPADA K/L DAN
23/2017
PEMDA
PENYELENGGARAAN
MPP

PTSP
3
3
PENYELENGGARAAN
PTSP
DALAM RANGKA MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI INVESTASI,
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN KEPADA
MASYARAKAT, SERTA MENINGKATKAN KUALITAS PENYELENGGARAAN
PTSP BERTANGGUNG JAWAB SECARA
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU, KEMENTERIAN DALAM NEGERI
ADMINISTRATIF
MENERBITKAN :

PASAL 9
PERMENDAGRI 138/2017
PASAL 10
TANGGUNG JAWAB TEKNIS BERADA PADA
PENYELENGGARAAN PERANGKAT DAERAH TERKAIT DAN
PTSP DAERAH PENGAWASAN DAN EVALUASI SETELAH
TERBITNYA PERIZINAN DAN NONPERIZINAN
DILAKUKAN DAN MENJADI TANGGUNG JAWAB
PERANGKAT DAERAH TERKAIT
PERAN STRATEGIS PTSP

• SEBAGAI ENTRY POINT (PINTU MASUK) INVESTASI DAERAH BERBASIS KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN.
• SEBAGAI KATALISATOR (MEMPERCEPAT PROSES) PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) MELALUI PELAYANAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN
YANG PRIMA.
• SEBAGAI PENGAMPU PENDELEGASIAN KEWENANGAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN KEPALA DAERAH.
• SEBAGAI GARDA TERDEPAN ZONA BERSIH DAN BEBAS KKN.
• PENDUKUNG UTAMA PROGRAM PRIORITAS NASIONAL DALAM EASY OF DOING BUSSINESS (EODB).
• SEBAGAI INDIKATOR UTAMA KINERJA PEMERINTAH DAERAH DI BIDANG PELAYANAN PUBLIK

4
PERAN PENTING PTSP

Kebijakan Strategis Nasional; Fokus Kabinet Kerja; Perhatian


ORI, K-4 (Kepolisian, Kejaksaan, KPK dan KSP), dan Satgas
Saber Pungli serta Satgas Percepatan Pelaksanaan berusaha

UJUNG TOMBAK PELAKSANA • PENINGKATAN INVESTASI


KEWAJIBAN DAN • KEPASTIAN HUKUM; DAN KEMUDAHAN
KEWENANGAN • KEPASTIAN UNTUK BERUSAHA DI DAERAH
DAERAH
UNTUK MENYEDIAKAN INVESTASI DAN USAHA; • STIMULAN
LAYANA PERIZINAN DAN • DAYA SAING DAERAH KESEJAHTERAA
N
NONPERIZINAN KEPAD N MASYARAKAT
MASYARAKA A
T

5
PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN BERBASIS ELEKTRONIK

GOALS
(KEMUDAHAN
BERUSAHA
DI DAERAH)

INDIKATOR

PENDELEGASIAN KELEMBAGAAN

SOP SDM
TARGET LOKASI
SAPRAS ANGGARAN PTSP
34 PROVINSI
PELAYANAN SECARA
ELEKTRONIK

6
PERMASALAHAN

PENDELEGASIAN KELEMBAGAAN SOP

• MASIH TERDAPAT BEBERAPA DAERAH YANG BELUM SESUAI PERMENDAGRI NOMOR 100 TAHUN DISUSUN TIDAK BERDASARKAN KEPUTUSAN KEPALA
MENYISAKAN KEWENANGAN KDH TERSEBUT, 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DAERAH, SEHINGGA TIDAK MEMILIKI KEKUATAN HUKUM
CONTOHNYA IZIN LOKASI YG BERSKALA BESAR. DPMPTSP PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA. DALAM MELINDUNGI PENYELENGGARA PERIZINAN.
• PERKADA PENDELEGASIAN DI BEBERAPA DAERAH BELUM TERINTEGRASI DENGAN BAIK.
TIDAK DIPAHAMI.
BELUM DIREVISI.
TIDAK DIPATUHI.
• LEMAHNYA PERAN APARATUR PENGAWAS
TIDAK
INTERNAL PEMERINTAH (APIP) DAERAH DALAM DILAKSANAKAN.
PENGAWASAN PENDELEGASIAN KEWENANGAN TIDAK DIKERTAHUI.
IZIN. TIDAK DIEVALUASI.
TIDAK DIAWASI.

PELAYANAN SECARA
SDM SARPRAS ANGGARAN PTSP ELEKTRONIK

• KOMPETENSI APARATUR • STATUS KANTORNYA MASIH • LEMAHNYA PERENCANAAN • MASIH MANUAL


KURANG MEMADAI. PINJAM PAKAI, DAN PENGANGGARAN. • JARINGAN
• PENINGKATAN SEWA/KONTRAK • LEMAHNYA PEMAHAMAN TIM INTERNET KURANG
KAPASITAS APARATUR • KONDISI FISIK KANTORNYA ANGGARAN PEMERINTAH MEMADAI.
KURANG OPTIMAL. KURANG MEMADAI. DAERAH (TAPD). • APLIKASI PERIZINAN BELUM
• MUTASI APARATUR • TIDAK MEMILIKI • LEMAHNYA KOMITMEN DPRD. TERINTEGRASI .
TIDAK IDEAL. PERLENGKAPAN • MINIMNYA APBD. • OSS DENGAN DPMPTSP
• KUANTITAS KANTOR YANG BELUM TERINTEGRASI
APARATUR KURANG MEMADAI. • SICANTIK CLOUD BELUM
MEMADAI. MENJADI APLIKASI UMUM.

7
STRATEGI PENCAPAIAN

DEREGULASI DEBIROKRATISASI
STRATEGI PENCAPAIAN

SINKRONISASI, • PENYEDERHANAAN
HARMONISASI, DAN BIROKRASI
PENYEDERHANAAN • PENYEDERHANAAN
REGULASI MELALUI PROSES BISNIS
PENYUSUNAN UU CIPTA • PENDELEGASIAN
KERJA (OMNIBUSLAW) KEWENANGAN

DIGITALISASI BINWAS

• STANDARISASI • FASILITASI
• KODEFIKASI • ASISTENSI
• KLASTERISASI • SUPERVISI
• INTEGRASI OSS, SICANTIK • BIMBINGAN
CLOUD DAN APLIKASI TEKNIS
LAINNYA

8
PERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

FASILITASI, ASISTENSI DAN SUPERVISI

PENINGKATKAN KAPASITAS APARATUR DI DPMPTSP

PENGELOLAAN PENGADUAN YANG RESPONSIF

MELAKUKAN BINWAS PENYELENGGARAAN PTSP


DAERAH

MENDORONG PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERCEPATAN


KEMUDAHAN BERUSAHA DI DAERAH MELALUI PTSP

MENDORONG KOMITMEN KDH DALAM PENGALOKASIAN


ANGGARAN DPMPTSP
10
9
UU CIPTA KERJA DAN REGULASI PUSAT
TURUNAN UU NO. 11 TAHUN 2020
TENTANG CIPTA KERJA

10
TINDAK LANJUT UU NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

MANDATORI
S 1 PERATURAN
ATURAN PELAKSANA PEMERINTAH
DIMANDATKAN
UU NOMOR 11 TAHUN KEPADA
KEMENDAGR
2020 I
TENTANG CIPTA

47 PP
KERJA

PP NOMOR 6 TAHUN 2021

4 TENTANG
PENYELENGGARAAN
PERIZINAN BERUSAHA DI

Perpres TUJUA
DAERAH

• N dan daerah serta memberikan kepastian hukum dalam


Diharapkandapat memulihkan perekonomian nasional
berusaha dengan menjaga kualitas perizinan yang dapat dipertanggungjawabkan secara cepat, mudah,
terintegrasi, transparan, efesien, efektif dan akuntabel.
• Sebagai upaya untuk menyederhanakan jumlah dan bentuk perizinan berusaha serta
pengintegrasian peraturan terkait perizinan berusaha
11
TINDAK LANJUT UU NO. 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

PANCASILA

UUD NRI 1945


UU 23/2014 TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH
79 UNDANG-UNDANG • PASAL 16 • PASAL
TERKAIT PERIZINAN • PASAL 292
250 • PASAL
UU NOMOR 11/2020 TENTANG CIPTA KERJA
• PASAL • 300
PASAL
TERDIRI DARI 15 BAB DAN 186 PASAL 251
252 • PASAL
350
• PASAL • 349
PASAL
260 402

47 PERATURAN PEMERINTAH 4 PERATURAN PRESIDEN


(TELAH SELESAI) (TELAH SELESAI)

195 PERATURAN MENTERI/KEPALA

12
TINDAK LANJUT UU NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

Setelah terbitnya PP No 5 Tahun 2021 ttg Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan PP No 6 Tahun 2021
ttg Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di Daerah diperlukan adanya penyesuaian atau revisi peraturan perundangan-
undangan sebelumnya yang mengatur tentang Kelembagaan DPMPTSP

UU NOMOR 11 TAHUN 2020


TENTANG CIPTA KERJA

PP NOMOR 5 TAHUN 2021 PP NOMOR 6 TAHUN 2021


TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN
BERUSAHA BERBASIS RISIKO BERUSAHA DI DAERAH

PERMENDAGRI NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN


REVISI NOMENKLATUR DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI DAN
KAB/KOTA

PERMENDAGRI NOMOR 25 TAHUN 2021 TENTANG


DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU
PINTU

13
KOMPOSISI PERATURAN MENTERI/KEPALA
(BERDASARKAN SEKTOR DAN NSPK)

195 PERATURAN
MENTERI/
KEPALA

22 RANCANGAN MENGENAI 173 RANCANGAN MENGENAI


NORMA, STANDAR, PROSEDUR PELAKSANAAN TEKNIS
DAN KRITERIA (NSPK) OPERASIONAL KEGIATAN SEKTOR

• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor


25 Tahun 2021 tentang Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu

• Di tandatangani pada tanggal 22 Juli


2021
• Diundangkan pada tanggal 2 Agustus
2021
• Berita Negara Republik Indonesia
14
SUBSTANSI PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2021

15
RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA DI DAERAH

TUJUAN
PENYELENGGARAAN PP NO.6 TAHUN
PERIZINAN BERUSAHA DI 2021
MENGATUR:
1DAERAH
Untuk memberikan kepastian
dalam berusaha
hukum A. Kewenangan B. Pelaksanaan C. Perda dan
perizinan berusaha Perkada
Penyelenggaraan
perizinan berusaha di di daerah Mengenai
1 Daerah
Perizinan
Berusaha
2 Meningkatkan iklim investasi dan
kegiatan berusaha
D. Pelaporan E. Pembinaan F. Pendanaan G. Sanksi
2 Penyelenggaraa
n Perizinan
dan Administratif
pengawasa
3 Menjaga kualitas perizinan
yang
Berusaha di
Daerah
n

dapat dipertanggungjawabkan
3 “Dilakukan dengan cepat, mudah,
terintegrasi, transparan, efisien, efektif, dan
akuntabel” KETENTUAN
MENGINGAT:
1) Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar
PP NO.6 TAHUN 2021
TENTANG PENYELENGGARAAN
PERIZINAN BERUSAHA DI DAERAH
9 41 Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
(Ditetapkan tanggal 2 Februari
2021)
BAB PASAL 3) tentang Pemerintahan
Undang-Undang Daerah; dan
Nomor 11
Tahun 2020 tentang
terdiri Cipta Kerja.
dari
16
KEWENANGAN
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha dilakukan
KEWENANGAN oleh Pemerintah, Pemprov, Pemkab dan
Pemkota
PENYELENGGARAAN PERIZINAN
PEMERINTAH PUSAT
BERUSAHA DI DAERAH Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai Norma, Standar, Prosedur,
dan Kriteria (NSPK)

Mendelegasikan kewenangan
Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha pada pemda
Provinsi kepada Kepala
DPMPTSP
BUPATI a Urusan Pemerintah
Pemerintah Daerah
Kabupaten GUBERNUR Provinsi sesuai ketentuan
Pemerintah Daerah perundang-undangan
b Urusan Pemerintah Pusat
Provinsi
yang dilimpahkan kepada
Gubernur berdasarkan Asas
Mendelegasikan kewenangan WALIKOTA Dekonsentrasi dan Tugas
Penyelenggaraan Perizinan Pemerintah Daerah Pembantuan
Berusaha pada Pemda Kota Mendelegasikan kewenangan
Kabupaten kepada Kepala Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
DPMPTSP pada Pemda Kota kepada Kepala
a b Urusan Pemerintah Pusat
DPMPTSP
Urusan Pemerintah
Kab sesuai ketentuan dan atau Provinsi yang a b
perundang-undangan
dilimpahkan kepada Bupati Urusan Pemerintah Pusat
berdasarkan Asas Tugas Urusan Pemerintah
dan atau Provinsi yang
Pembantuan Kota sesuai ketentuan
dilimpahkan kepada
perundang-undangan
Walkot berdasarkan Asas
Tugas Pembantuan
17
PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA DI DAERAH

PASAL 7
DPMPTSP
1. DPMPTSP menjadi penyelenggara Perizinan
WAJIB MENERAPKAN Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha pada Pemda Provinsi dan Kab/Kota. MANAJEMEN Berusaha oleh DPMPTSP
PENYELENGGARAAN PERIZINAN
2. DPMPTSP menyelenggarakan BERUSAHA
Provinsi dan DPMPTSP
pelayanan Pelaksanaan kabupaten/kota
nonperizinan berusaha. Pelayanan
3. DPMPTSP melakukan pengintegrasian
Pengelolaan PENJELASAN PP 6/2021
pelayanan satu pintu antara perangkat
daerah, instansi vertikal. Pengaduan
Masyarakat DPMPTSP Provinsi dan
4. Pembinaan DPMPTSP dilakukan
oleh Menteri. Pengelolaan DPMPTSP Kab/Kota dibentuk
Informasi untuk menyelenggarakan tugas
dan fungsi Urusan Pemerintahan
Penyuluhan
Kepada
di bidang penanaman modal,
Masyarakat tidak merumpun atau
dirumpunkan dengan Urusan
Pelayanan Pemerintahan yang menjadi
Konsultasi kewenangan daerah lainnya.

Pendampingan
Hukum

18
PERDA DAN PERKADA MENGENAI PERIZINAN BERUSAHA
PP 6/2021 PASAL 31

19
KEBIJAKAN DAERAH TENTANG TATA RUANG

PP 6/2021 PASAL 32

PENETAPAN PERDA DAN PERKADA


Perda dan Perkada mengenai Rencana
Tata Ruang disusun dan ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan

20
PELAPORAN PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA DI DAERAH

PP 6/2021 PASAL 33

BUPATI/WALI KOTA GUBERNUR


laporan penyelenggaraan Perizinan
Berusaha di daerah Kab/Kota Sebagai Paling sedikit meliputi :
GWPP • Jumlah Perizinan
• Rencana dan realisasi
investasi
• Kendala dan solusi
Dilakukan
• secara berkala setiap 3
GUBERNUR MENTERI (tiga) bulan
laporan penyelenggaraan Perizinan
Sebagai Berusaha di daerah Provinsi dan
GWPP Kab/Kota

21
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA DI DAERAH

K/L TERKAIT
Melakukan Binwas Teknis

GUBERNUR
• Binwas Kab/Kota dilakukan
oleh Gubernur sebagai GWPP
• Pembinaan oleh
Gubernur dengan dibantu
ASN serta
MENDAGRI dapat bekerjasama dengan profesi
bersertifikat bidang binwas.
• Melakukan Binwas UMUM
• Memberikan
bimbingan
dan/atau
gubernur dengan asistensi
menugaskan
kepada
aparatur sipil negara pusat yang
memiliki kualifikasi dan kompetensi.

22
SANKSI ADMINISTRATIF
Sanksi KDH yang tidak
memberikan pelayanan perizinan berusaha
Sanksi Administrasi
Bagi Pelaku Usaha
Teguran Tertulis Kepada
Pengambilalihan
Gubernur oleh Menteri
Pemberian Teguran Tertulis
dan Kepada
Perizinan Berusaha
Bupati/Walkot oleh
Gubernur
2
Pencabutan 01 Penghentian
Sementara
1 Izin
06 02
Sanksi
Administratif
Bagi Kepala Daerah Pembekuan
dan Pemerintahan Izin
Daerah

05 03
Pembongkaran
Bangunan 04
Denda
Administ
Sanksi pemda yang memberlakukan perda yang
bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi rasi
23
TINDAK LANJUT UU NO. 11 TAHUN 2020
TENTANG CIPTA KERJA OLEH PEMDA DAN
KESIAPAN PERUBAHAN KELEMBAGAAN
DPMPTSP

24
TINDAK LANJUT UU NO. 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA OLEH PEMDA
1 4
Penyusunan Perda Peralihan PP NOMOR 6/2021 Estimasi penurunan PP NOMOR 6/2021
Perizinan Berusaha di TTG PPBD Pendapatan Asli TTG PPBD
Daerah Berdasarkan • PASAL 39 • PASAL 14
Permen NSPK Daerah (PAD)
Pada saat PP ini berlaku, Perda Dalam hal perizinan berusaha
dan Perkada di daerah wajib menyebabkan penurunan PAD,
menyesuaiakan paling lama 2 Pemerintah Pusat memberikan insentif
bulan sejak PP diundangkan sesuai dengan ketentuan PerUUan
5
2 Penyusunan Perda DPMPTSP PP NOMOR 6/2021
Kebijakan mengenai tata
-ruang Tidak Merumpun atau TTG PPBD
Perda: Tata Ruang Prov PP NOMOR 6/2021 • PASAL 7
- Perda Tata Ruang Dirumpunkan (Dikecualikan
TTG PPBD dari PP 18/2016 Ttg • PASAL 38
kab/kota • PASAL 32 • PENJELASAN
- Perkada RDTR Perangkat Daerah)
Ditetapkan sesuai
ketentuan PerUUan
6
3
PP NOMOR 6/2021
PP NOMOR 6/2021 Penyusunan TTG PPBD
Penyusunan Perkada TTG PPBD Perkada SOTK • PASAL 7
Pendelegasian Kewenangan • PASAL 4 DPMPTSP dan • PASAL 38
KDH kepada Kepala • PASAL 5 pecahan rumpunan • PENJELASAN
DPMPTSP • PASAL 31

25
DATA KELEMBAGAAN
PTSP
Telah membentuk dan sudah Belum Sesuai Total Keterangan
sesuai nomenklatur
Nomenklatur
Provinsi 31 3 34 3 Provinsi belum sesuai nomenklatur yaitu Sumatera Utara,
DIY dan Gorontalo (Dalam Proses Perubahan Perda)

Kabupaten 309 107 416 1 kabupaten pada Provinsi DKI Jakarta berbentuk
UNIT PTSP
Kota 76 22 98 5 Kota pada Provinsi DKI Jakarta berbentuk UNIT PTSP

Kelembagaan yang sudah dan belum Kelembagaan yang sudah dan belum Kelembagaan yang sudah dan belum
sesuai Nomenklatur 34 Provinsi sesuai Nomenklatur 416 Kabupaten sesuai Nomenklatur 98 Kota

3 107 22

31 309 76

26
PENYELENGGARAAN DPMPTSP

UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1945

UU NOMOR 11/2020 TTG CIPTA KERJA UU NOMOR 25/2009 - PELAYANAN PUBLIK


PERUNDANG-
UNDANGAN
PP 6/2021 TTG PPBD PERPRES 97/2014 TTG PENY. PTSP SEKTOR

PERMENDAGRI TTG DPMPTSP PERMENDAGRI 138/2017 – PENY PTSP


DAERAH

DPMPTSP

PERIZINAN BERUSAHA NON PERIZINAN

OSS Berbasis APLIKASI


Risiko PENDUKUNG

27
TINDAK LANJUT UU NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

”Perlu dilakukan penyederhanaan UU NOMOR 11/2020 TENTANG CIPTA KERJA UU NOMOR 23/2014 TENTANG PEMDA
birokrasi pada K/L dan Pemda menjadi PASAL 176 PASAL 350
hanya 2 level & menggantikan jabatan
tersebut dengan jabatan fungsional
serta pembenahan dan kemudahan
perizinan"
(Pidato Presiden pada Sidang Paripurna
MPR RI, 20 Oktober 2019)
PP NOMOR 6 TTG PPBD PASAL PP NOMOR 18/2016 TTG PERANGKAT DAERAH
7, PENJELASAN DAN PASAL 38 PASAL 18 DAN PASAL 40
SE MENPANRB :
• NOMOR 384/2019
• NOMOR 390/2019
• NOMOR 391/2019
Tentang Langkah Strategis dan Konkret
Penyederhanaan Birokrasi
PERMENDAGRI NOMOR 25 TAHUN 2021 PERMENDAGRI NOMOR 100/2016
PERMTEENNDTAAGNRGI TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DPMPTSP
PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
Ruang Lingkup NDOPMMPOTRS…P / …….

(7TBEANBTADNAGN D1P5MPAPSTSAPL)

Bentuk dan Tugas, Fungsi dan Jabatan Fungsional Pembinaan


Nomenklatur Susunan Organisasi dan Tim Teknis dan
Pengawasan

28
PERUBAHAN ORGANISASI:

PERUBAHAN

LAMA

BARU

KETERANGAN
1. Bidang merupakan koordinator kelompok JF dan terdiri dari
kelompok JF.
2. Alih status jabatan struktural ke jabatan fungsional.
3. Eselon III menjadi jabatan fungsional ahli madya.
4. Eselon IV menjadi jabatan fungsional ahli muda.

29
SUBSTANSI PERMENDAGRI PER
PASAL DAN PENJELASANNYA

30
RUANG LINGKUP
PERMENDAGRI NOMOR 25 TAHUN 2021 TENTANG DPMPTSP

PERMENDAGRI
TENTANG DPMPTSP PERMENDAGRI TENTANG DPMPTSP
MENGATUR:

Tugas,
Ketentuan Bentuk dan Fungsi, dan
Umum Nomenklatu Susunan
7 r Organisasi

BAB
Jabatan Pembinaan dan Ketentuan Ketentuan
Fungsional Pengawasan Penutup
dan Tim Peralihan

15
Teknis
KETENTUAN MENGINGAT:
1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
PASAL 1945;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
5. PP Nomor 6 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Di
Daerah;
6. Perpres Nomor 11 Tahun 2015 tentang Kementerian Dalam Negeri. 31
RUANG LINGKUP
PERMENDAGRI NOMOR 25 TAHUN 2021 TENTANG DPMPTSP

BAB I. KETENTUAN UMUM

PASAL 1 PASAL 2
1. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Peraturan Menteri ini bertujuan sebagai
yang selanjutnya disingkat DPMPTSP adalah perangkat pedoman pembentukan DPMPTSP yang tidak
daerah pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah merumpun atau dirumpunkan dengan urusan
kabupaten/kota yang mempunyai tugas dan fungsi pemerintahan lainnya yang menjadi
kewenangan daerah provinsi dan daerah
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kabupaten/kota.
penanaman modal yang menjadi kewenangan daerah.

2. Jabatan Fungsional yang selanjutnya disingkat JF adalah


sekelompok Jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan
dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian
dan keterampilan tertentu.

3. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan


pemerintahan dalam negeri.

32
RUANG LINGKUP
PERMENDAGRI NOMOR 25 TAHUN 2021 TENTANG DPMPTSP

BAB II. BENTUK DAN NOMENKLATUR

PASAL 3
1. Perangkat daerah provinsi dan perangkat daerah kabupaten/kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang penanaman modal
dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu berbentuk Dinas.

2. Nomenklatur Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di


bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu provinsi
dan kabupaten/kota yaitu DPMPTSP.

3. Pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) menyelenggarakan pelayanan perizinan berusaha dan
nonperizinan.

4. Pada DPMPTSP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat


dibentuk
unit pelaksana teknis daerah.

33
RUANG
LINGKUP
PERMENDAGRI NOMOR 25 TAHUN 2021 TENTANG DPMPTSP

BAB III. TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI

PASAL 4 PASAL 6
DPMPTSP mempunyai tugas membantu
1) DPMPTSP dipimpin oleh Kepala Dinas.
kepala daerah melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang penanaman 2) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat
modal dan pelayanan terpadu satu pintu. (1) membawahi:
a. 1 (satu) sekretariat; dan
b. Kelompok JF.
PASAL 5
3) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal terdiri dari 1 (satu) subbagian dan kelompok JF.
4, DPMPTSP menyelenggarakan fungsi: 4) Kelompok JF sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
a. penyusunan dan perumusan kebijakan di bidang huruf b terdiri dari koordinator Kelompok JF dan
penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;
kelompok JF.
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal
dan pelayanan terpadu satu pintu; 5) Kelompok JF sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang terdiri dari kelompok JF Penanaman Modal dan
penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu; kelompok JF Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang penanaman
modal dan pelayanan terpadu satu pintu; dan
e. pelaksanaan fungsi lain oleh kepala daerah di bidang
penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu.

34
RUANG LINGKUP
PERMENDAGRI NOMOR 25 TAHUN 2021 TENTANG DPMPTSP

BAB III. TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI

PASAL 7 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI


Ketentuan mengenai fungsi dan bagan struktur
organisasi DPMPTSP sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 dan Pasal 6 tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

PASAL 8

Ketentuan mengenai kedudukan, susunan organisasi,


tugas, dan fungsi, serta tata kerja DPMPTSP
ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.

35
RUANG
LINGKUP
PERMENDAGRI NOMOR 25 TAHUN 2021 TENTANG DPMPTSP

BAB IV. JABATAN FUNGSIONAL DAN TIM TEKNIS

PASAL 9 PASAL 10

1) Kelompok JF sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 1) Pada kelompok JF yang menyelenggarakan


ayat fungsi pelayanan terpadu satu pintu dapat
(3) dan ayat (4) terdiri dari jenis JF sesuai dengan dibentuk tim teknis sesuai dengan kebutuhan
bidang keahlian dan keterampilan yang ditetapkan dan
pelayanan perizinan berusaha dan nonperizinan.
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) Tim teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
2) Jenjang dan jumlah kelompok JF sebagaimana mempunyai tugas menyiapkan rekomendasi atas
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan ayat (4) penerbitan perizinan berusaha dan nonperizinan.
ditetapkan berdasarkan kebutuhan, analisis jabatan, 3) Tim teknis sebagaimana dimaksud pada ayat
dan analisis beban kerja. (1) beranggotakan perangkat daerah teknis
3) Kelompok JF sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terkait yang mempunyai kualifikasi dan
melaksanakan fungsi dan tugas pelayanan fungsional kompetensi sesuai dengan bidangnya
berdasarkan keahlian dan keterampilan tertentu.
ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
4) Pejabat fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)mulai melaksanakan fungsi dan tugas terhitung
sejak dilakukan pelantikan.

36
RUANG
LINGKUP
PERMENDAGRI NOMOR 25 TAHUN 2021 TENTANG DPMPTSP

BAB V. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN BAB VI. KETENTUAN PERALIHAN


PASAL 11 PASAL 12
1) Pembinaan dan pengawasan umum terhadap Bagi pemerintah daerah kabupaten/kota yang
DPMPTSP dilakukan oleh Menteri. DPMPTSP masih merumpun atau dirumpunkan
2) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan dengan urusan pemerintahan yang menjadi
umum DPMPTSP di kabupaten/kota kewenangan daerah lainnya karena intensitas perizinan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri berusaha, investasi, pendapatan asli daerah rendah,
mendelegasikan kepada gubernur sebagai wakil dan keterbatasan sumber daya aparatur, wajib
pemerintah pusat. menyesuaikan paling lama 2 (dua) tahun terhitung
3) Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
melaporkan kepada Menteri hasil pembinaan
dan pengawasan terhadap DPMPTSP di
kabupaten/kota.
LANGKAH-LANGKAH PEMISAHAN

37
RUANG
LINGKUP
PERMENDAGRI NOMOR 25 TAHUN 2021 TENTANG DPMPTSP

BAB VII. KETENTUAN PENUTUP

PASAL 13
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, peraturan
daerah dan peraturan kepala daerah yang mengatur
mengenai DPMPTSP wajib menyesuaikan paling lama 2
(dua) bulan terhitung sejak Peraturan Menteri ini
diundangkan.

PASAL 14
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2016 tentang
Pedoman Nomenklatur Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi dan Kabupaten/Kota
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1906), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

PASAL 15
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

38
TINDAK LANJUT
PEMERINTAH DAERAH

39
PERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK
untuk mewujudkan sinergitas pembangunan pusat dan daerah, serta pelayanan publik yang berkualitas, khusus pada pelayanan perizinan
berusaha dan nonperizinan di daerah melalui PTSP:

MEMBERIKAN DUKUNGAN PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN MELALUI


1 PTSP BERBASIS ELEKTRONIK SECARA NASIONAL

2 MENDORONG PEMERINTAH DAERAH UNTUK MELAKSANAKAN PENYELENGGARAAN PTSP SECARA


ELEKTRONIK

3 MELAKUKAN SINERGI DAN KOORDINASI DITINGKAT PUSAT DAN DAERAH

4 MENDUKUNG PENYEDERHANAAN BIROKRASI MEMPERCEPAT PENYELENGGARAAN PERIZINAN


BERUSAHA DI
DAERAH

5 MENINGKATKAN MUTU DAN PENGUATAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA DI


DAERAH

40
PERAN DPMPTSP DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA DI
DAERAH

Memberikan perbantuan/pendampingan kepada pemohon yang ingin mendaftar melalui Online


Single Submission (OSS), sampai mendapatkan Nomor Izin Berusaha (NIB), Sertifikat Standar
dan Izin berdasarkan kewenangannya;

Melakukan Monitoring, pengawasan dan pengendalian terhadap komitmen pemohon dalam


proses izin usaha dan izin komersial/operasional

Melakukan koordinasi dengan Perangkat Daerah terkait komitmen pemohon melalui Online
Single Submission (OSS), dalam merespon setiap permohonan proses perizinan;

Untuk kegiatan nonperiznan berusaha yang tidak tertuang dalam peraturan perundang-undangan
atau kegiatan usaha, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) melakukan proses non perizinan tidak
melalui sistem Online Single Submission (OSS);

Memberikan pertimbangan kepada lembaga Online Single Submission (OSS) untuk mencabut/
membatalkan perizinan berusaha, berdasarkan atas laporan/pengaduan masyarakat.

41
HAL-HAL YANG PERLU DITINDAKLANJUTI DAERAH

Penyederhanaan jenis dan prosedur penyelenggaraan Kewajiban pemberian pelayanan perizinan


perizinan perubahan dari berbasis perizinan menjadi berusaha oleh DPMPTSP sesuai dengan
perizinan berusaha berbasis risiko pada kegiatan usaha
yang sudah dikelompokan dalam KBLI.
1 2 ketentuan peraturan perundang-undangan dan
NSPK

Mengalokasikan anggaran dalam rangka


Kewajiban pemberian pelayanan
perizinan berusaha oleh DPMPTSP sesuai 10 3
mendukung penyelenggaraan perizinanan
berusaha dan nonperizinan.
ketentuan peraturan perundang-
undangan dan NSPK
Monev dan pengawasan secara ketat
Melakukan penyesuaian Perda dan berkesinambungan terhadap
Nomenklatur DPMPTSP
ketentuan Pasal 38sesuai
PP Nomor 6 9 4 penyelenggaraan perizinan berusaha
dengan Tahun 2021 dengan tidak berbasis risiko baik pada saat maupun
merumpunkan pada urusan pasca perizinan berusaha berbasis risiko
pemerintahan lainnya.
Sinergi, Koordinasi dan
Kewajiban bagi DPMPTSP 8 5 Supervisi dalam rangka
untuk penyelenggaraan Perizinan
menggunakan/menerapkan OSS Berusaha di Daerah
RBA
Melakukan penyesuaian Perkada pendelegasian DPMPTSP dapat mengembangkan sistem
dari berbasis perizinan kepada berbasis 7 6 pendukung pelaksanaan sistem Perizinan
risiko berAdasarkan kewenangannya dan Berusaha terintegrasi secara elektronik sesuai
sesuai dengan ketentuan Perundang- dengan standar yang ditetapkan Pemerintah
Undangan Pusat.

42
TERIMA KASIH

www.kemendagri.go.id Kemendagri_RI kemendagri kemendagri

Anda mungkin juga menyukai