Anda di halaman 1dari 29

STATEGI PEMASARAN

Dr. Agus Nompitu, SE, M.TP


Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM
Provinsi Lampung
Definisi UMKM

• Pengertian Usaha Mikro menurut Keputusan


Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29
Januari 2003 :

Usaha produktif milik keluarga atau perorangan


Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil
penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00
(seratus juta rupiah) per tahun.
Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada
bank paling banyak Rp.50.000.000,-

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 2


Lanjutan
Diperbarui dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2008
tentang UMKM :

 Usaha produktif milik orang perorang dan atau


badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria
usaha mikro, memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan
paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 3


Lanjutan
Pengertian Usaha Kecil
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, Usaha Kecil
adalah :

 Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan


oleh orang perorang atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha
kecil.

 Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00


tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.
300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp.
2.500.000.000,00

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 4


Lanjutan
Pengertian usaha menengah Menurut UU No.20 Tahun 2008,
Usaha Menengah yaitu :

 Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang


dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
atau usaha besar.

 Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00


sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00
sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00.

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 5


Lanjutan
Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Kriteria
Ukuran
Asset Omset
Usaha

Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta

Usaha Kecil > 50 juta – 500 juta Maksimal 300 juta

Usaha
> 500 juta – 10 milyar > 2,5 – 50 milyar
Menengah
Sumber : UU No. 20 tahun 2008

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 6


JLH UMKM PROV. LAMPUNG PER 31-12-2017

SEKTOR USAHA
NO KAB/KOTA JUMLAH
MIKRO KECIL MENENGAH Lamp Brt; Lamp Sel;
1 Lamp Brt 5.065 159 4 5.228 5.228 8.562
Lamp Teng;
2 Lamp Sel 7.943 467 152 8.562 1.155
3 Lamp Teng 1.155 0 0 1.155
4 Lamp Tim 34.492 6.080 122 40.694
Lamp Tim;
5 Lamp Utr 34.492 6.080 122 40.694
40.694
6 Mesuji 3.029 151 5 3.185
7 Pesawaran 1.097 214 58 1.369
8 Pss Brt 782 29 3 814
9 Pringsewu 3.706 770 42 4.518 TOTAL;
Lamp Utr;
157.922
10 Tanggamus 5.773 0 0 5.773 56.012
11 Tl. Bawang 13.804 239 2 14.045
Mesuji;
12 Tlb. Brt 1.373 2 0 1.375
3.185
13 W. Kanan 5.575 70 4 5.649
14 Bdr. Lamp 1.933 152 40 2.125 Pesawaran;
15 Metro 6.426 907 85 7.418 1.369
Pss Brt; 814
Jumlah 101.051 11.356 547 157.922 Prings; 4.518
Bdr.
Lamp; Metro; W. Kanan; Tlb. Barat; Tanggamus;
Tl. Bawang;
2.125 7.418 5.649 5.773
1.375 14.045
jumlah UMKM per 31 Desember 2016 sebanyak
95.158 unit atau meningkat sebesar 60,25 %.

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 7


Manajemen
Karakteristik UMK pengelolaan
masih
sederhana

Rendahnya
Terkonsentrasi
pada kelompok
Secara akses
terhadap
usaha tertentu Umum lembaga
kredit

Belum
memiliki
status badan
hukum

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 8


Lanjutan
Usaha Mikro
 Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-
waktu dapat berganti;
 Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat
pindah tempat;
 Belum melakukan administrasi keuangan yg sederhana
sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan
keuangan usaha;
 Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki
jiwa wirausaha yang memadai;
 Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah;
 Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sbgn
sudah akses ke lembaga keuangan non bank;
 Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas
lainnya termasuk NPWP.

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 9


Lanjutan
Contoh Usaha Mikro

 Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan,


peternak, nelayan dan pembudidaya;
 Industri makanan dan minuman, industri meubelair
pengolahan kayu dan rotan,industri pandai besi
pembuat alat-alat;
 Usaha perdagangan seperti kaki lima serta
pedagang di pasar dll.;
 Peternakan ayam, itik dan perikanan;
 Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon
kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi).

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 10


Lanjutan
Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar
yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi
intermediasi-nya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan
unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain :

 Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap


dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha
masih tetap berjalan bahkan terus berkembang;

 Tidak sensitive terhadap suku bunga;

 Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter;

 Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima


bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat.

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 11


Lanjutan
Usaha Kecil
 Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap
tidak gampang berubah;
 Lokasi/tempat usaha umumnya sdh menetap tdk berpindah-
pindah;
 Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan
walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai
dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat
neraca usaha;
 Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP;
 Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman
dalam berwira usaha;
 Sebagian sdh akses ke perbankan dlm keperluan modal;
 Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha
dengan baik seperti business planning.

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 12


Lanjutan
Contoh Usaha Kecil
 Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang
memiliki tenaga kerja;
 Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang
pengumpul lainnya;
 Pengrajin industri makanan dan minuman, industri
meubelair, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah
tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan
tangan;
 Peternakan ayam, itik dan perikanan;
 Koperasi berskala kecil.

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 13


Lanjutan
Usaha Menengah
 Umumnya memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur
bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian
keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi;

 Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi


dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau
pemeriksaan termasuk oleh perbankan;

 Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada
Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;

 Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha,
izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;

 Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;

 Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik. 14
DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG
Lanjutan
Contoh Usaha Menengah
 Usaha pertanian, perternakan, perkebunan,
kehutanan skala menengah;
 Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan
impor;
 Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut),
garment dan jasa transportasi taxi dan bus antar
proponsi;
 Usaha industri makanan dan minuman, elektronik
dan logam;
 Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi
dan marmer buatan.
DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 15
Bagaimana
cara
menyusun Akar
Permsalahan
strategi
Pemasaran
bagi UMKM Analisis
Alternatif
Strategi

Strategi
Pemasaran
Dr. Sulisyanto, SE, MM
LPPM Osoed 2011

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 16


Masalah
Sumber Daya
Manusia

Masalah
Masalah Lingkungan
Operasional
MASALAH
UMUM
UMKM

Masalah Masalah
Keuangan
Pemasaran

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 17


Masalah SDM

Lemah Manajerial

Tidak baiknya Regenerasi

Terbatasnya Tenaga Kerja

Rendahnya Produktivitas

Belum adanya Asosiasi atau Koperasi

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 18


Masalah Operasional
1. Rendahnya Inovasi

2. Rendahnya Pengendalian Kualitas

3. Sederhananya Teknologi

4. Terbatasnya bahan baku

5. Rendahnya manajemen persediaan

6. Tidak baiknya layout pabrik

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 19


Masalah Keuangan

• Terbatasnya Modal Kerja dan


1 Investasi

• Rendahnya akses kredit


2 perbankan

• Rendahnya dalam mengelola


3 keuanga Usaha

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 20


Masalah Pemasaran

1 • Rendahnya deverensiasi

• Terbatasnya media / biaya


2 promosi

3 • Belum dimiliki jaringan bisnis

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 21


Masalah Lingkungan

1
• Kenaikan bahan bakar

2
• Kenaikan UMR

3
• Perubahan Selera

4
• Banyak Produk penganti

5
• Masuknya pesaing baru

6
• Munculnya Industri Padat Karya

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 22


Keterkaitan antar Masalah
Sumber Daya Manusia
• Lemah Manajerial
• Tidak baiknya Regenerasi
• Terbatasnya Tenaga Kerja
• Rendahnya Produktivitas
• Belum Adanya Asosiasi Usaha
Pemasaran
Masalah Keuangan • Rendahnya Deverensiasi
• Terbatasnya Modal • Terbatasnya Media/Biaya
• Sulitnya Akses Kredit Promosi
• Belum Dimiliki Jaringan
Bisnis
Operasional Produksi
• Rendahnya Inovasi
• Sederhanya Teknologi
• Terbatasnya Bahan Baku Lingkungan
• Kenaikan bahan bakar
• Belum ada asosiasi usaha
• Kenaikan UMR
• Perubahan selera
• Banyaknya Produk Pengganti
• Munculnya Inds Padat Karya
• Kenaikan Harga Bahan Baku
DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 23
Strategi Pemasaran
Variabel Pemasaran

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 24


Strategi Bauran Pemasaran
Pada
HARGA
berapa
Konsumen PRODUK
mampu Price Product apa yang
bayar dibutuhkan
konsumen
Target
Media
TEMPAT PROMOSI
dimana Promotion apa yang
Place
Produk dpt
dapat digunakan
diperoleh
dgn
mudah

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 25


MEREK Mempermudah
mengenali
Konsumen produk dan
memberi
keyakinan
Tidak bermerek
Bisa dijual,
diiklankan dan
Produsen berbeda dgn
merek lain

Mempertimbangkan Merek :
 Mudah diucapkan, dieja dan diingat
Bermerek
 Tampil beda
 Terdaftar
DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 26
Produk UMKM
umumnya :

1. Tanpa nama merk


2. Kemasan sangat
sederhana
3. Tanpa label

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 27


Strategi Produk

 Pemberian nama merk

 Perbaikan kemasan

 Pemberian label

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 28


TERIMA
KASIH

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI LAMPUNG 29

Anda mungkin juga menyukai