Anda di halaman 1dari 6

t C

g Jln.H.R.RasunasaidKav.H
KEMENKOP O
Jakarta Selatan 1 2940

! t Kementerian Koperasi dan UKM Republik lndonesia isoo587


V info@kemenkopukm.go.id

, M.kemenkopukm.go.id

Yth. 1. Kepala Dinas Koperasi Propinsi dan Kabupaten/ Kota;


2. Pengurus dan Pengelola Usaha Simpan Pinjam Koperasi;
3. Para Pemangku Kepentingan.

SURAT EDARAN
NOMOR 6 TAHUN 2023
TENTANG
PEMBERLAKUAN PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN UKM
NOMOR 8 TAHUN 2023 TENTANG USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI

1. Latar Belakang
Sehubungan dengan telah diundangkannya Peraturan Menteri Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Nomor 8 Tahun 2023 tentang Usaha Simpan Pinjam
oleh Koperasi, maka perlu disosialisasikan secara luas kepada seluruh
pemangku kepentingan.
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan
meningkatkan perlindungan kepada anggota, koperasi dan masyarakat. Usaha
simpan pinjam Koperasi merupakan kegiatan usaha menghimpun dan
menyalurkan dana dari dan untuk anggota dan Koperasi lain, sehingga layanan
usaha simpan pinjam hanya diperuntukkan untuk simpan pinjam bagi anggota
dan Koperasi lain. Koperasi yang menyelenggarakan usaha simpan pinjam
harus mengurus perizinan usaha simpan pinjam melalui Online Single
Submrssion (OSS) dan melaksanakan tata kelola usaha simpan pinjam sesuai
ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 8
Tahun 2023 tentang Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan
Sektor Keuangan menegaskan usaha koperasi yang memberikan layanan
kepada anggota koperasi lain atau calon anggota atau masyarakat yang bukan
anggota dikategorikan sebagai Koperasi yang berkegiatan di sektor jasa
keuangan. Koperasi yang berkegiatan didalam sektor jasa keuangan wajib
mengurus perizinan usaha kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan menaati
ketentuan tata kelola usaha sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK.
Pelaksanaan penerbitan lzin Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi dilakukan
melalui OSS yang diselenggarakan oleh Kementerian lnvestasi/BKPM, dan
dengan berlakunya Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 8 Tahun 2023,
maka moratorium perizinan usaha simpan pinjam dicabut, dan pengurusan lzin
Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi dilakukan kembali secara mandiri oleh
Pengurus/ Pengelola Koperasi melalui aplikasi OSS dengan mengacu pada
Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 8 Tahun 2A23 tentang Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi.
Surat Edaran ini merupakan penjelasan dan penegasan terhadap hal-hal di atas,
agar memudahkan bagi pemangku kepentingan dalam melaksanakan Peraturan
Menteri Koperasi dan UKM Nomor 8 Tahun 2023 tentang Usaha Simpan Pinjam
oleh Koperasi.

2. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari Surat Edaran ini sebagai wahana sosialisasi dimulainya
pelaksanaan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 8 Tahun 2023
tentang Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi sebagai acuan ketentuan
pelaksanaan usaha simpan pinjam oleh Koperasi, dari tahap pendirian, perizinan
usaha simpan pinjam, tata kelola, pengawasan dan pelaporan, pelaksanaan
penilaian usaha simpan pinjam Koperasi yang kegiatan usahanya bersifat
tertutup atau bersifat terbuka, dan ketentuan peralihannya.

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup surat edaran ini adalah mensosialisasikan berlakunya Peraturan
Menteri Koperasi Nomor 8 Tahun 2023 tentang Usaha Simpan Pinjam oleh
Koperasi sebagai acuan utama dalam pengurusan perizinan usaha simpan
pinjam, pengaturan tata kelola dan pengawasan usaha simpan pinjam yang
dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM bersama Dinas Koperasi
Propinsi dan Kabupaten/ Kota. Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 8
Tahun 2023 mengatur mengenai:
a. Pendirian dan pembentukan usaha simpan pinjam oleh Koperasi;
b. lzin usaha simpan pinjam oleh Koperasi dan izin jaringan pelayanan
usaha simpan pinjam Koperasi;
c. Standar operasional manajemen usaha simpan pinjam Koperasi;
d. Skala usaha, yang dibedakan dalam empat klasifikasi usaha, yaitu: KUK I,
ll, lll atau KUK lV, yang diukur berdasarkan kriteria jumlah anggota,
jumlah modal sendiri, dan/atau jumlah aset;
e. Pengurus, Pengelola, Pengawas dan Dewan Pengawas Syariah;
.
f Permodalan usaha simpan pinjam oleh Koperasi;
g. Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah;
h. Prinsip mengenali pengguna layanan usaha simpan pinjam Koperasi;
i. Pengawasan dan pelaporan usaha simpan pinjam Koperasi;
j Ketentuan lain yang berkaitan dengan pelaksanaan penilaian usaha
simpan pinjam Koperasi yang bersifat tertutup (dari, untuk dan oleh
anggota) yang dikategorikan sebagai usaha simpan pinjam Koperasi, atau
Koperasi yang kegiatan usahanya bersifat terbuka yang dikategorikan
sebagai Koperasi di sektorjasa keuangan;
k. Sanksi administratif;
t. Ketentuan peralihan; dan
m Ketentuan penutup.

4. Dasar Hukum
a.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian;
b.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan
Penguatan Sektor Keuangan;
c.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lampiran Huruf Q);
d.
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi;
e.
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
f .
lnstruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2019 tentang Percepatan Kemudahan
Berusaha;
g.
Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 8 Tahun 2023 tentang Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi; dan
h.
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 14 Tahun 2019
tentang Pengesahan Koperasi.

5. lsi
a. Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 8 Tahun 2023 tentang Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi, terdiri dari 15 (lima belas belas) BAB dan
112 (seratus dua belas) Pasal, yang dinyatakan berlaku sejak diundangkan
pada tanggal2T Juni 2023. Pengurus dan pengelola usaha simpan pinjam
Koperasi (KSP/ KSPPS dan USP dan USPPS Koperasi) diwaijibkan
melaksanakan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini;
b Koperasi yang menyelenggarakan usaha simpan pinjam wajib memiliki izin
usaha dan izin jaringan layanan bagi yang memiliki kantor cabang, kantor
cabang pembantu, dan/atau kantor kas. lzin usaha diproses secara
mandiri melalui OSS yang diselenggarakan oleh BKPM, tanpa dipungut
biaya (gratis). Pilihan kode KBLI (kode baku lapangan usaha lndonesia)
yang terkait usaha simpan pinjam Koperasi antara 64141 sampai dengan
64148 (dipilih sesuai badan hukum usaha simpan pinjam Koperasi);
c. Koperasi yang telah memiliki izin usaha simpan pinjam sebelum Peraturan
Menteri ini berlaku dinyatakan tetap berlaku dan dapat melaksanakan
kegiatan usahanya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
Peraturan Menteri ini;
d Koperasi yang pada saat pengesahan badan hukum belum memiliki izin
usaha simpan pinjam wajib mengurus izin usaha simpan pinjam paling
lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini berlaku, melalui OSS;
6 Koperasi yang memiliki unit simpan pinjam (USP/ USPPS) dengan aset di
atas 50% dari jumlah aset Koperasi dan/atau aset unit simpan pinjam di
atas Rp 15 milyar wajib beralih menjadi KSP/ KSPPS dalam waktu paling
lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini berlaku;
f Permodalan usaha usaha simpan pinjam oleh Koperasi diatur sebagai
berikut:
NO INDIKATOR BATASAN PERUEN
1 KSP/KSPPS Primer (bukti Modal awal Modal Usaha Awal Minimal
dalam bentuk tabungan di Bank)
1. Kab/Kota Rp 500.000.000
b. Lintas Kab/Kota (Provinsi) Rp 1.000.000.000
c. Lintas Provinsi (Nasional) Rp 2.000.000.000
d. USP/ USPPS Koperasi Primer Rp 500.000.000
2 KSP/KSPPS Sekunder (bukti Modal Awal Modal Usaha Awal Minimal
dalam bentuk tabungan di Bank)
a. Kab/Kota Rp 750.000 000
b. Lintas Kab/Kota (Provinsi) Rp 1.500.000.000
c. Lintas Provinsi (Nasional) Rp 3.000.000.000
d. USP/ USPPS Koperasi Sekunder Rp 1.000.000.000
3 Modal Kerja Jaringan Pelayanan Jumlah Modal Kerja Minimal:
a. Kantor Cabang Rp 2.500.000.000
b. Kantor Cabang Pembantu Rp 2.000.000.000
c. Kantor Kas Ro 1.500.000.000
4 Batasan Setoran Anggota Untuk
Penempatan Modal Usaha Simpan Pinjam
a. Maksimal2Ooh dari modal usaha awal 2Oo/o dari Modal Usaha awal sesuai
untuk Koperasi Primer ketentuan butir 1 diatas
b. Maksimal 50% dari modal usaha awal 50% dari Modal Usaha awal sesuai
untuk Koperasi Sekunder ketentuan butir 2 di atas
5 Batasan Perimbangan Modal Sendiri,
Modal Penyertaan dan Modal Pinjaman
a. Rasio Modal Sendiri ditambah Minimal 35% darijumlah Aset
simpanan anggota terhadap Jumlah
Aset
b. Rasio Modal Penyertaan terhadap Maksimal 25o/o darijumlah Aset
Jumlah Aset
c. Rasio Modal Pinjaman (Bank, LK dan Maksimal 4Oo/o dari Jumlah Aset
Obligasi) terhadap Jumlah Aset
g Batasan tata kelola utama yang perlu diperhatikan oleh pengurus/
pengelola usaha simpan pinjam Koperasi sebagai berikut:
NO INDIKATOR BATASAN PERMEN
1 Suku Bunga Sim pan-Pinjam
a. Suku Bunga/ Bagi Hasil Simpanan Maksimal9% per tahun
b. Suku Bunga/ Bagi Hasil Pinjaman Maksimal24% per tahun
2 Batas Maksimal Pemberian Pinjaman
a. Pihak Terkait (Pengurus/ Pengawas, dll) Maksimal 1Oo/o dari Modal Sendiri
b. Pihak Tidak Terkait Maksimal 15o/o dari Modal Sendiri
3 Penempatan Kelebihan Dana
a. Jika rasio jumlah pinjaman terhadap 1. Giro, Tabungan dan Deposito
jumlah simpanan > 90% (sembilan Bank;
puluh perseratus), maka Koperasi dapat 2. Simpanan pada Koperasi lain per
menempatkan kelebihan dana pada: Koperasi; 10o/o darijumlah
=
simpanan dan
3. lnstrumen pasar modal dan
instrument lainnya s 506 dari
jumlah simpanan.
b. Jika rasio jumlah pinjaman terhadap 1. Giro, Tabungan dan Deposito
jumlah simpanan < 90% (sembilan Bank; dan
puluh perseratus), maka Koperasi 2. Koperasi sekunder< 10% dari
hanya dapat menempatkan kelebihan jumlah simpanan
dana pada:
4 Pelaporan Berkala
a. KUK I dan KUK ll Setiap 6 Bulan sekali
b. KUK llldan KUK lV Setiap 3 bulan sekali
c. Koperasidengan Modal Sendiri> Rp 5 Laporan Keuangan tahunan wajib
Milyar diaudit oleh Akuntan Publik

h Pengurus dan Pengawas Koperasi yang menyelenggarakan usaha simpan


pinjam harus memiliki riwayat hidup dengan ketentuan:
1) tidak tercatat dalam daftar kredit macet di sektor jasa keuangan;
2) tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana di bidang usaha
jasa keuangan dan/atau perekonomian berdasarkan keputusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
3) tidak pernah dinyatakan pailit atau menyebabkan suatu badan usaha
dinyatakan pailit berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir;
dan
4) melampirkan sertifikat atau surat keterangan lulus uji kelayakan dan
kepatutan yang dikeluarkan oleh Menteri, Gubernur, atau BupatiMali
Kota sesuai dengan kewenangannya. Uji kelayakan dan kepatutan bagi
calon Pengurus/ Pengawas sebaiknya dilakukan sebelum pengesahan
dalam Rapat Anggota.
i. Moratorium perizinan usaha simpan pinjam Koperasi melalui OSS yang
diselenggarakan oleh BKPM dicabut, dan pengurusan perizinan usaha
simpan pinjam dan perizinan jaringan layanan usaha simpan pinjam dapat
dilakukan kembali secara mandiri melalui aplikasi OSS.

6. Penutup
Demikian disampaikan untuk dapat dipedomani dan digunakan sebagaimana
mestinya.

di Jakarta
o 14 Agustus2023
Perkoperasian,

t
Zabadi
NlP. 19680212 199303 1 001

Tembusan:
1. Menteri Koperasi dan UKM;
2. Menteri lnvestasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM);
3. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM;
4. Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM.

Anda mungkin juga menyukai