Anda di halaman 1dari 13

CASE METHOD TELAAH 2 PUISI BERTEMAKAN MEDAN

PADA PERSPEKTIF PSIKOLOGI PENGARANG


Anggota Kelompok

kelompok 8

Ardina br sitepu
Bunga Pardede
Fitri Astri
Mayang Sari
Penyajian Kasus

Terdapat dua karya puisi kepenyairan sumatra utara yang memiliki tema yang sama tentang medan. yaitu
puisi akulah medan karya Teja purnama lubis dan puisi bung akulah medan karya Afrion .Mahasiswa
diarahkan untuk menulis artikel dan membahas masalah masalah apa tentang medan yang disampaikan
kedua puisi tersebut berdasarkan psikologi pengarang .
Telaah dua puisi

1.Puisi Akulah Medan


2. Puisi Bung
karya Teja Purnama Akulah Medan
karya Afrion
Data Analisis

Puisi Akulah Medan karya Teja Purnama Lubis diciptakan tahun 2009 yang bertemakan tentang urban.
Kaum urban bisa berasal dari desa yang memiliki nilai nilai penting. Ketika dia berhadapan dengan
kota,ada nilai yang mebuat dia terpesona, ingin menggegam nilai itu seperti hidonis, konsumerisme.
Perspektif psikologi pengarang

Setelah membaca dan menyimak dapat disimpulkan puisi Akulah Medan karya Teja purnama mengambarkan
keadaan kota medan dan kecintaannya terhadap kota medan. Teja juga menambahkan harapannya melalui
pagelaran ini bisa memberi sentuhan manusiawi. Dalam puisi Aku kita memberi sentuhan manusiawi kepada
pembaca. Purnama menggambarkan keadaan kota Medan dan kecintaannya terhadap kota tersebut. Hal ini
dapat dipastikan karena terdapat pengulangan kalimat ‘Aku tetaplah Medan’. Pengulangan kalimat ini
membuat gambaran bahwa pengarang begitu tertekan sehingga keadaan jiwa dan batin nya bisa kita rasakan
saat membaca puisinya. Dimana beliau pada awalnya menggambarkan sejarah kota Medan yang berawal dari
Guru Patimpus dan Putri Brayan, juga dipertengahan pengarang menyampaikan bagaimana hiruk piruknya
kota Medan di tengah keindahannya. Dalam hal ini psikologi sastra memuat pengkajian terhadap keadaan
jiwa dan batin penulis. Ini berarti penggunaan ilmu psikologi dalam melakukan analisa terhadap karya sastra
dari sisi kejiwaan pengarang, tokoh maupun para pembaca
Dalam larik puisinya Teja Purnama menjadikan dirinya sebagai Medan dengan
maksud bahwasanya dia adalah orang yang berdomisili dalam kota Medan. Dengan pikirannya terebut muncullah bahasa berupa
tulisan. Dengan larik yang seperti ini kita dapat memberikan perseptif bahwasanya sastrawan Teja Purnama adalah orang yang
cinta akan tanah kelahirannya, karena Medan dia merasa bangga sehingga menyatukan kekuatan antara kecamatan deli dan
kelurahan medan yang saling melengkapi. Psikologi positif didapat ketika Teja menulis Saat Guru dan Putri Brayan menyatu jiwa,
dimana perbedaan bukanlah hal yang perlu ditakutkan tapi dibanggakan dan dikuatkan.Dapat kita ketahui kejiwaan pengarang
dalam menggambarkan kota Medan penuh dengan emosi dan kesedihan. Para pembaca juga dapat menyadarinya dengan mudah
karna banyak sekali bait puisi yang menyiratkan perasaan pengarang , bukan hanya menunjukkan kesedihan dan amarah, namun
terdapat juga bagaimana putus asanya pengarang terhadap kota yang ia cintai. Puisi yang berjudul Akulah Medan karya Teja
Purnama ini menunjukkan bahwa kota Medan adalah kota yang indah sekaligus penuh dengan ambisi. Meskipun Medan
digambarkan kota yang penuh peperangan, ambisi, dan dendam. Teja tetap mengakui bahwa ia bagian dari Medan yang mana
pada dasarnya ia menyukai Medan dengan segala isinya.
Pesan Moral

Puisi Akulah Medan


karya Teja Purnama

Pesan moral yang dapat diambil dari puisi "Akulah Medan" adalah pentingnya memiliki semangat juang dan
kegigihan dalam menghadapi berbagai rintangan dan tantangan hidup. Selain itu, puisi ini juga mengajarkan
kita untuk selalu mencintai dan menghargai tempat kelahiran serta lingkungan sekitar kita.
Data Analisis

Puisi "BUNG, AKULAH MEDAN" oleh Afrion mencerminkan perasaan pengarang


terhadap kota Medan dengan gaya yang kuat dan emosional. Dalam keseluruhan puisi,
terlihat bahwa pengarang memiliki ikatan emosional yang kuat dengan kota Medan dan
mengungkapkan perasaan kecemasan, pemberontakan, dan kesedihan terhadap perubahan
yang terjadi di kota tersebut.Dalam hal ini, kita bisa merangkum beberapa masalah yang
termanifestasi dalam puisi ini berdasarkan psikologi pengarang
Perspektif Psikologi
Pengarang

Puisi “Bung, Akulah Medan” karya Afrion memiliki banyak makna mendalam. Mengesankan
kerinduan, cinta, hingga amarah. Penyair mampu meleburkan perasaan-perasaan tersebut dalam
puisi ini, bahkan dengan diksi yang terang-terangan.
Penyair tampak memposisikan diri sebagai sosok yang begitu mengenal Medan atau bahkan
sebagai Medan itu sendiri, mengutip pada larik Bung, akulah Medan! yang muncul beberapa kali
dalam puisi. Semakin diperkuat lewat larik yang berisi kata sejak ... dan sampai ..., seperti pada
sejak tanah liat coklat merah dan pasir hitam melintasi rawa sungai sampai ke muara Selat Malaka.
Dari tanah setapak gang-gang kecil hotmix aspal beton sampai rumah dinding tepas gedung-gedung pencakar langit. Penyair menggambarkan perkembangan kota Medan,
dimulai dari masih terkesan tidak ada apa-apanya sampai memiliki gedung-gedung pencakar langit yang menunjukkan Medan telah menjadi salah satu kota yang besar.
Cinta dan kerinduan telah direpresentasikan melalui larik-larik yang menunjukkan perkembangan kota Medan. Penyair tampak sangat memperhatikan kota tercinta,
sehingga tak luput terselip kesan amarah. Seperti pada biar perluasan kota menimbulkan huru-hara raung suara pergolakan membela kampung terjajah para serdadu dengan
tameng dan gas air mata menembaki saudara bagai belatung menginjaki tumpukan jerami menghapus perjalanan masa silam. Suatu hal ironis di balik kemajuan kota
Medan, sehingga mengorbankan banyak hal. Walau begitu, penyair tetap menyatakan Bung, akulah Medan
Pesan Moral

Puisi Bung Akulah


Medan karya Afrion

Pesan moral yang dapat diambil dari puisi "Bung, Akulah Medan" adalah pentingnya memiliki semangat juang dan kegigihan dalam menghadapi
berbagai rintangan dan tantangan hidup. Selain itu, puisi ini juga mengajarkan kita untuk selalu mencintai dan menghargai tempat kelahiran serta
lingkungan sekitar kita
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai