Anda di halaman 1dari 30

DISKUSI PERCOBAAN

TITRASI
1. Titrasi asam
2. Titrasi basa
3. Titrasi argentometri
4. Titrasi bebas air
5. Titrasi nitrimetri
6. Titrasi iodimetri
7. Titrasi kompleksometri
8. Titrasi permanganometri

Praktikum Kimia Analisis dan Instrumen


Titrasi Asam
Titrasi Asam

Titrasi asam merupakan titrasi yang melibatkan reaksi antara asam dengan
basa sehingga terjadi perubahan pH larutan yang dititrasi. Titrasi dengan
larutan titran berupa asam kuat seperti HCl 0,1 N atau H2SO4 0,1 N) disebut
juga asidimetri. Titrasi asidimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan
standar asam untuk menentukan basa. Jenis asam yang digunakan pada titrasi
asam kuat dengan basa kuat pada penetapan kadar senyawa obat dalam
farmakope adalah asam klorida, asam sulfat, asam perklorat, dan tiamin
hidroklorida.

(Ningrum et al., 2023)


Titrasi Asam (Khairunisa et al., 2022)

Cara Kerja Prinsip

Prinsip titrasi asam atau asidimetri adalah kadar


Timbang seksama sampel aminofilin lebih
larutan basa ditentukan menggunakan larutan
kurang 500 mg, larutkan dalam 30 mL air, standar asam. Sampel ditambahkan titran yang
tambahkan jingga metil LP, titrasi dengan berupa asam sedikit demi sedikit hingga
asam hidroklorida 0,1 N LV mencapai titik ekuivalen yang ditandai dengan
perubahan warna setelah ditambahkan indikator

Tujuan

Metode titrasi asam bertujuan untuk Indikator


menetapkan kadar larutan basa yang
Indikator dalam titrasi asam digunakan untuk menunjukkan titik
belum diketahui konsentrasinya akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna. Contoh
indikator yang umum digunakan adalah fenolftalein, metil
merah, bromtimol biru, dan jingga metil.
Titrasi Basa
Titrasi Basa
Titrasi basa dapat disebut juga alkalimetri, Titrasi alkalimetri adalah metode
analisis kimia yang digunakan untuk menentukan konsentrasi asam dalam
suatu larutan. Dalam proses ini, suatu larutan asam yang tidak diketahui
konsentrasinya akan dititrasi dengan larutan basa yang memiliki konsentrasi
yang diketahui. Seperti dalam titrasi asidimetri, indikator pH sering
digunakan untuk menentukan titik ekivalen, yaitu titik di mana jumlah asam
yang ditambahkan tepat cukup untuk netralisasi basa dalam larutan. Titik
ekivalen ini digunakan untuk menghitung konsentrasi basa dalam larutan
Titrasi Basa (Khairunisa et al., 2022)

Cara Kerja Prinsip

Prinsip titrasi basa adalah kadar larutan asam


Timbang seksama lebih kurang 550 mg
ditentukan menggunakan larutan standar basa.
zat, Larutkan dalam 50 mL air, tambahkan Sampel ditambahkan titran yang berupa basa
0,5 mL indikator fenolftalein LP dan titrasi sedikit demi sedikit hingga mencapai titik
dengan natrium hidroksida 1 N LV ekuivalen yang ditandai dengan perubahan warna
setelah ditambahkan indikator

Tujuan

Metode titrasi basa bertujuan untuk Indikator


menetapkan kadar larutan asam yang
Indikator dalam titrasi basa digunakan untuk menunjukkan titik
belum diketahui konsentrasinya akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna. Contoh
indikator yang umum digunakan adalah fenolftalein LP
Titrasi Argentometri

Titrasi argentometri merupakan titrasi yang melibatkan


pembentukan endapan selama proses titrasi, karena adanya
reaksi antara titran dengan analit menghasilkan senyawa yang
bersifat mengendap atau sukar larut. Endapan terjadi karena
adanya penambahan zat tertentu secara terus menerus dalam
suatu larutan sehingga melewati titik jenuhnya.

(Ethica,
2020)
Titrasi Argentometri
Tujuan Prinsip

Argentometri merupakan salah satu metode analisis Titrasi argentometri didasarkan pada pembentukan
kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui endapan yang tidak mudah larut antara titran
konsentrasi analit dengan menggunakan larutan dengan analit, yaitu reaksi pembentukan endapan
baku sekunder yang mengandung unsur perak. dengan kation Argentum (Ag+) sebagai kation
Larutan baku sekunder yang umum digunakan pengendap.
adalah perak nitrat (AgNO3), karena senyawa ini
merupakan senyawa perak yang dapat larut dalam
air.

(Indayatmi, 2020)
Titrasi Argentometri
Cara Kerja

Titrasi 20 mL larutan (3mL sampel


dalam 500 mL) dengan perak nitrat 0,1
N LV menggunakan kalium kromat P
10% sebagai indicator.
Titrasi
Bebas Air
Titrasi Bebas Air
Titrasi bebas air adalah suatu jenis titrasi asam-basa yang tidak
menggunakan air sebagai pelarut, melainkan menggunakan pelarut organik.
Titrasi ini dilakukan pada senyawa yang keasaman/kebasaannya lemah
sekali sehingga tidak dapat dititrasi dalam lingkungan air. Penetapan titik
akhir pada titrasi bebas air dapat dilakukan dengan penambahan indikator
atau lebih disukai cara potensiometrik.
Titrasi Bebas Air
TITRASI BEBAS AIR BASA LEMAH, titran dalam titrasi bebas air basa

1. lemah adalah asam perklorat dalam asam asetat. Salah satu jenis analisis
dengan TBA basa lemah adalah analisis L-DOPA.

TITRASI BEBAS AIR ASAM-ASAM LEMAH, titran yang sering


digunakan yaitu natrium metoksida, litium metoksida dalam metanol, atau

2. tetrabutil amonium hidroksida dalam dimetilformamid. Salah satu jenis


analisis dengan TBA asam-asam lemah adalah allopurinol.
Titrasi Bebas Air
Cara kerja Keuntungan
Cara kerja: Timbang saksama lebih kurang 400 mg zat
kering CTM, lalu dilarutkan dalam 50 mL asam asetat Metode ini cocok untuk Pelarut yang digunakan
glasial P, kemudian ditambahkan 1 tetes indikator titrasi asam-asam atau basa- adalah pelarut organik yang
basa yang sangat lemah juga mampu melarutkan
kristal violet LP dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 analit-analit organik.
N LV hingga berwarna hijau. Lakukan penetapan
blangko
Titrasi
Nitrimetri
Titrasi Nitrimetri

> Nitrimetri adalah metoda titrasi yang menggunakan NaNO 2 sebagai


pentiter dalam suasana asam.
> Pada suasana asam, NaNO 2 berubah menjadi HNO 2 (asam nitrit)
yang akan bereaksi dengan sampel yang dititrasi membentuk garam
diazonium.
> Proses Katalis : Pembentukan garam diazonium berjalan lambat, oleh
karena itu untuk mempercepatnya dapat ditambahkan KBr (kalium
bromida) sebagai katalis.
Titrasi Nitrimetri

Prinsip Titrasi Nitrimetri


Zat yang dapat dititrasi dengan nitrimetri adalah zat yang mengandung
gugus –NH 2 (amin) aromatis primer atau zat lain yang dapat
dihidrolisis/direduksi menjadi amin aromatis primer
Penentuan titik akhir titrasi
1. Visual
2. Elektrometri (potensiometri)
Titrasi Nitrimetri

Cara Kerja
Timbang seksama lebih kurang 300 Mg zat. masukkan ke dalam gelas ukur.
Tambahkan 5 mL asam hidroklorida P dan 50 mL air, diaduk hingga larut.
Dinginkan dalam tangas es hingga suhu lebih kurang a5 derajat dan ditambahkan
lebih kurang 25 gram pecahan es ke dalam tangas es. Titrasi perlahan dengan
Na.Nitrit 0,1 M LV hingga larutan yang dititrasi digoreskan pada kertas amilum P
terjadi warna biru. lanjutkan titrasi hingga warna biru menetap jika dibiarkan
selama 1 menit
Titrasi
Iodimetri
Titrasi Iodimetri
Tujuan Prinsip

Dalam bidang farmasi metode ini digunakan untuk Titrasi Iodimetri merupakan titrasi redoks. Prinsip
menentukan kadar zat-zat yang mengandung dasar dari metode titrasi Iodimetri ini adalah
oksidator, misalnya Cl2, Fe(III), Cu(II) dan penambahan berlebih ion iodida ke dalam larutan
sebagainya. Dengan mengetahui kadar suatu zat kromium yang merupakan oksidator, kemudian ion
berarti mengetahui mutu dan kualitasnya. kromium inilah yang mengoksidasi ion iodida
menjadi iod, iod yang bebas kemudian dititrasi
dengan natrium tiosulfat.

(Indayatmi, 2020)
CARA KERJA
TITRASI IODIMETRI

Timbang seksama sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 400 mg
metampiron, masukkan ke dalam labu ukur 50 mL, tambahkan 4 mL air, kocok.
Saring melalui penyaring kaca masir ke dalam labu 50 mL. Cuci labu dan
penyaring dua kali, tiap kali dengan 2 mL air. Titrasi, kumpulkan filtrat dan cairan
cucian dengan iodium 0,1 N LV.
Titrasi
Kompleksometri
Titrasi Kompleksometri

Titrasi kompleksometri memiliki prinsip pembentukan senyawa kompleks antara


logam dan spesies pembentuk kompleks seperti Na2EDTA. Titran dan titrat
dikomplekskan satu sama lain untuk menghasilkan senyawa kompleks. Titrasi ini
menggunakan reaksi kompleksasi antara logam pusat dan ligan serta umum
digunakan dalam EDTA. Syarat awal pembentukan kompleks adalah tingginya
tingkat kelarutan.
Titrasi Kompleksometri

Berikut reaksi pada titrasi kompleksometri :


Titrasi Kompleksometri

Cara Kerja
Ditimbang seksama lebih kurang 1 mL larutan H2O2 dalam labu ukur 100 mL yang
telah ditara kemudian diencerkan dengan air sampai tanda batas. Pada 20 mL larutan
ini ditambahkan 20 mL asam sulfat 2 N dan dititrasi dengan kalium permanganat 0,1
N LV.
Titrasi
Permanganometri
Titrasi Permanganometri

Tujuan Prinsip

Permanganometri merupakan penetapan kadar zat Titrasi permanganometri merupakan suatu proses
berdasarkan reaksi oksidasi dan reduksi dengan redoks dengan kalium permanganat sebagai larutan
KMnO4 (larutan kalium permanganat) yang standar. Larutan KMnO4 dapat digunakan dalam
mengalami reduksi. suasana asam, basa, dan netral.
Untuk mengetahui tercapainya titik ekivalen tidak
perlu penambahan indikator karena larutan
KMnO4 yang berwarna ungu telah berfungsi
sebagai indikator sendiri.

Pada proses titrasi permanganometri, jika larutan yang dititrasi telah mulai timbul warna ungu muda berarti titik ekivalen
telah tercapai.
Titrasi Permanganometri
Cara Kerja
Diencerkan larutan uji dengan air hingga 200 mL atau dilarutkan sejumlah zat uji
dalam sejumlah asam asetat 2 N dan diencerkan dengan air hingga 50 mL.
DItambahkan lebih kurang 50 mg jingga xylenol campur P dan heksamina P
secukupnya hingga warna merah muda ungu. Ditambahkan lagi 2 gram heksamin P
dan titrasi dengan dinatrium edetat 0,1 M LV seperti tertera pada monografi, hingga
warna berubah menjadi kuning.
Question
Time

Anda mungkin juga menyukai