Dr. ADE - PENANGGULANGAN PTM Di FKTP (PJPD, DM & OBES
Dr. ADE - PENANGGULANGAN PTM Di FKTP (PJPD, DM & OBES
1. Tentukan dahulu apakah orang 5. Tekanan darah (TD) yang dipakai adalah tekanan
yang diperiksa penyandang DM darah sistolik – lihat nilai sistolik pada lajur paling
atau tidak. Gunakan kolom yang kanan.
sesuai dengan statusnya. 6. Lihat kolom konversi kadar kolesterol total pada lajur
2. Kemudian tentukan kolom jenis bawah (pada tabel digunakan satuan mmol/l,
kelaminnya (laki-laki di kolom kiri sedangkan di Indonesia umumnya menggunakan
dan perempuan di kolom kanan). satuan mg/dl, angka konversi tercantum).
3. Tentukan status merokok apakah 7. Tarik garis dari blok umur ke arah dalam, kemudian
merokok atau tidak, sesuaikan di tarik garis dari TD ke arah dalam dan nilai kolesterol
kolomnya masing-masing ke atas, angka dan warna kotak yang tercantum pada
4. Selanjutnya tetapkan blok usia. titik temu antara kolom umur, TD, dan kolom
Lihat lajur angka paling kiri kolesterol menentukan besarnya risiko untuk
(misalnya untuk usia 46 tahun mengalami penyakit kardiovaskular dalam kurun
pakai blok usia 45-49 tahun, 68 waktu 10 tahun mendatang.
tahun pakai blok 65-69 tahun, dst 8. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini dilanjutkan
dengan tata laksana
TATA LAKSANA HASIL PREDIKSI RISIKO
MENGGUNAKAN HASIL LABORATORIUM
Risiko PJPD < 5% Risiko PJPD 5-10% Risiko PJPD 10-20% Risiko PJPD >20%
Stroke adalah manifestasi klinis akut akibat disfungsi neurologis pada otak, medulla
spinalis, dan retina baik sebagian atau menyeluruh yang menetap selama ≥ 24 jam
atau menimbulkan kematian akibat gangguan pembuluh darah
Klasifikasi Stroke :
a. Stroke hemoragik biasanya disertai dengan sakit kepala hebat, muntah,
penurunan kesadaran, tekanan darah tinggi.
b. Stroke iskemik biasanya tidak disertai dengan sakit kepala hebat, muntah,
penurunan kesadaran dan tekanan darah tidak tinggi.
Kriteria Rujukan
Semua pasien stroke setelah ditegakkan diagnosis secara klinis dan diberikan
penanganan awal, segera mungkin harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf, terkait dengan angka kecacatan dan
kematian yang tinggi. Dalam hal ini, perhatian terhadap therapeutic window untuk
penatalaksanaan stroke akut sangat diutamakan
Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
b. Pada Non ST Elevation Myocardial infarct (NSTEMI), EKG yang ditemukan dapat
berupa depresi segmen ST dan inversi gelombang T, atau EKG yang normal.
Risiko PJPD < 5% Risiko PJPD 5-10% Risiko PJPD 10-20% Risiko PJPD >20%
MASALAH KESEHATAN
Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk penyakit tidak
menular seperti penyakit kardiovaskular (terutama penyakit
jantung dan stroke), diabetes, gangguan muskuloskeletal,
beberapa jenis kanker (endometrium, payudara, dan usus besar).
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan :
Biasanya Pasien Datang Bukan Dengan Keluhan Kelebihan Berat Badan Namun Dengan Adanya
Gejala Dari Risiko Kesehatan Yang Timbul.
Penyebab
a. Ketidakseimbangnya asupan energi dengan tingkatan aktifitas fisik.
b. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan antara lain kebiasaan makan berlebih, genetik,
kurang aktivitas fisik, factor psikologis dan stres, obat-obatan (beberapa obat seperti steroid,
KB hormonal, dan anti-depresan memiliki efek samping penambahan berat badan dan
retensi natrium), usia (misalnya menopause), kejadian tertentu (misalnya berhenti merokok,
berhenti dari kegiatan olahraga, dsb).
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
a. Pengukuran Antropometri (BB, TB dan LP)
• Indeks Masa Tubuh (IMT/Body mass index/BMI) menggunakan rumus Berat Badan (Kg)/Tinggi Badan kuadrat (m2)
• Pemeriksaan fisik lain sesuai keluhan untuk menentukan telah terjadi komplikasi atau risiko tinggi
b. Pengukuran lingkar pinggang (pada pertengahan antara iga terbawah dengan kristailiaka, pengukuran dari
lateral dengan pita tanpa menekan jaringan lunak). Risiko meningkat bila laki-laki >85 cm dan perempuan
>80cm.
c. Pengukuran tekanan darah Untuk menentukan risiko dan komplikasi, misalnya hipertensi
Pemeriksaan Penunjang
Untuk menentukan risiko dan komplikasi, yaitu pemeriksaan kadar gula darah, profil lipid, dan asam urat.
Obesitas dikelompokkan menjadi obesitas risiko tinggi bila disertai
dengan 3 atau lebih keadaan di bawah ini:
a. Hipertensi
b. Perokok
c. Kadar LDL tinggi
d. Kadar HDL rendah
e. Kadar gula darah puasa tidak stabil
f. Riwayat keluarga serangan jantung usia muda
g. Usia (laki-laki > 45 thn, atau perempuan > 55 thn).
PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF (PLAN)
PENATALAKSANAAN
NON –MEDIKAMENTOSA
a. Penatalaksanaan dimulai dengan kesadaran pasien bahwa kondisi sekarang adalah obesitas, dengan berbagai risikonya dan berniat
untuk menjalankan program penurunan berat badan
b. Diskusikan dan sepakati target pencapaian dan cara yang akan dipilih (target rasional adalah penurunan 10% dari BB sekarang)
c. Usulkan cara yang sesuai dengan faktor risiko yang dimiliki pasien, dan jadwalkan pengukuran berkala untuk menilai keberhasilan
program
d. Penatalaksanaan ini meliputi perubahan pola makan (makan dalam porsi kecil namun sering) dengan mengurangi konsumsi lemak dan
kalori, meningkatkan latihan fisik dan bergabung dengan kelompok yang bertujuan sama dalam mendukung satu sama lain dan diskusi
hal-hal yang dapat membantu dalam pencapaian target penurunan berat badan ideal.
e. Pengaturan pola makan dimulai dengan mengurangi asupan kalori sebesar 300-500 kkal/hari dengan tujuan untuk menurunkan berat
badan sebesar ½-1 kg per minggu.
f. Latihan fisik dimulai secara perlahan dan ditingkatkan secara bertahap intensitasnya. Pasien dapat memulai dengan berjalan selama 30
menit dengan jangka waktu 5 kali seminggu dan dapat ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 5 kali
seminggu.
PENGATURAN POLA MAKAN
56
KRITERIA RUJUKAN OBESITAS
a. Konsultasi pada dokter spesialis penyakit dalam bila pasien merupakan obesitas dengan
risiko tinggi dan risiko absolut
b. b. Jika sudah dipercaya melakukan modifikasi gaya hidup (diet yang telah diperbaiki,
aktifitas fisik yang meningkat dan perubahan perilaku) selama 3 bulan, dan tidak
memberikanrespon terhadap penurunan berat badan, maka pasien dirujuk ke spesialis
penyakit dalam untuk memperoleh obat-obatan penurun berat badan
Prognosis
Terdapat berbagai komplikasi yang menyertai obesitas. Risiko akan meningkat seiring dengan
tingginya kelebihan berat badan.
REHABILITASI PADA OBESITAS