Galuh Maharani S.
FK TRISAKTI
ANATOMI GINJAL
Organ ganda, terletak
dalam rongga abdomen,
retroperitoneal, antara
vertebra L1 – L4
Panjang bervariasi dari
6 -12 cm, dan berat
bervariasi dari 24 – 150
gram
Terdiri dari korteks dan
medulla
ANATOMI GINJAL
NEFRON
Tiap ginjal terdiri dari ±
1 juta nefron
Tiap nefron terdiri dari
glomerulus dan kapsula
bowman, tubulus
proksimal, anse henle
dan tubulus distal
GLOMEROLUS
Suatu anyaman kapiler
yang sangat khusus dan
diliputi oleh simpai
Bowman
Jalinan glomerulus
merupakan kapiler-kapiler
khusus yang berfungsi
sebagai penyaring
Membran basal glomerulus
membentuk suatu lapisan
yang berkesinambungan,
antara sel endotel dengan
mesangial pada satu sisi
dan sel epitel disisi lain
FILTRASI GLOMEROLUS
Membran tersebut mempunyai 3 lapisan yaitu :
1. Lamina dense yang padat (ditengah)
2. Lamina rara interna, yang terletak diantara lamina densa dan
sel endotel
3. Lamina rara eksterna, yang terletak diantara lamina densa dan
sel epitel
Tidak ada protein plasma yang lebih besar dari albumin pada
filtrat gromerulus menyatakan efektivitas dari dinding kapiler
glomerulus sebagai suatu barier filtrasi
Sel endotel, membran basal dan sel epitel dinding kapiler
glomerulus memiliki kandungan ion negatif yang kuat
Protein dalam darah relatif memiliki isoelektrik yang rendah dan
membawa muatan negatif murni. Karena itu, mereka ditolak oleh
dinding kapiler gromerulus yang muatannnya negatif, sehingga
membatasi filtrasi
FILTRASI GLOMEROLUS (2)
Dengan mengalirnya darah ke dalam kapiler
glomerulus, plasma disaring melalui dinding kapiler
glomerulus. Hasil ultrafiltrasi tersebut yang bebas sel,
mengandung semua substansi plasma seperti ektrolit,
glukosa, fosfat, ureum, kreatinin, peptida, protein-
protein dengan berat molekul rendah kecuali protein
yang berat molekulnya lebih dari 68.000 (seperti
albumin dan globulin). Filtrat dikumpulkan dalam
ruang bowman dan masuk ke dalam tubulus sebelum
meningalkan ginjal berupa urin.
FUNGSI GINJAL
1. Fungsi ekskresi
Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mOsmol dengan
mengubah ekskresi air.
Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan kelebihan
H+dan membentuk kembali HCO3ˉ
Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang
normal.
Mengekskresikan produk akhir nitrogen dan metabolisme protein
terutama urea, asam urat dan kreatinin.
2. Fungsi non ekskresi
Menghasilkan renin yang penting untuk mengatur tekanan darah.
Menghasilkan eritropoietin yaitu suatu faktor yang penting dalam
stimulasi produk sel darah merah oleh sumsum tulang.
Memetabolisme vitamin D menjadi bentuk aktifnya.
Degradasi insulin.
Menghasilkan prostaglandin
GLOMERULONEFRITIS AKUT
Glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu reaksi
imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus
tertentu.Yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman
streptococcus
Menurut kejadiannya GN dibedakan atas GN primer
dan GN sekunder. Dikatakan GN primer jika penyakit
dasarnya berasal dari ginjal sendiri dan GN sekunder
jika kelainan ginjal terjadi akibat penyakit sistemik
lain seperti penyakit autoimun tertentu, infeksi,
keganasan atau penyakit metabolik.
Streptococcus
Adalah bakteri gram positif
berbentuk bulat yang secara
khas membentuk pasangan
atau rantai selama masa
pertumbuhannya
Sebagian besar (75%)
glomerulonefritis akut
paska streptokokus timbul
setelah infeksi saluran
pernapasan bagian atas,
yang disebabkan oleh
kuman Streptokokus beta
hemolitikus grup A tipe 1,
3, 4, 12, 18, 25, 49
PATOFISIOLOGI GNA
PREVALENSI
GNAPS dapat terjadi pada semua kelompok umur, namun
tersering pada golongan umur 5-15 tahun
Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1
Prevalensi meningkat pada orang yang sosial ekonominya rendah,
sehingga lingkungan tempat tinggalnya tidak sehat
GEJALA KLINIS
Hematuria
Albuminuria
Edema ringan (periorbita)
Hipertensi
Demam
Gejala gastrointestinal (muntah, tidak nafsu makan, konstipasi,
diare)
GAMBARAN LABORATORIUM
Proteinuria (+1 - +4)
Hematuria makroskopik
Kelainan sedimen urin
Peningkatan ureum dan kreatinin
Peningkatan titer ASTO
GAMBARAN PATOLOGI
Makroskopis ginjal tampak agak membesar, pucat dan
terdapat titik-titik perdarahan pada korteks.
Mikroskopis tampak hampir semua glomerulus terkena,
sehingga dapat disebut glomerulonefritis difusa.
DIAGNOSIS BANDING
Nefritis IgA
Membranoproliferatif Glomerulonefritis (tipe I dan II)
Lupus nefritis
Glomerulonefritis kronis
PENATALAKSANAAN
Tirah baring
Pemberian penisilin pada fase aktif
Diit rendah protein (1 g/kgbb/hari) dan rendah garam (1 g/hari)
Pengobatan terhadap hipertensi
Diuretik
Dialisis
Digitalis, sedativa, dan oksigen
PEMBAGIAN GLOMERULONEFRITIS
Berdasarkan gambaran histopatologisnya dapat dibedakan atas;
GN lesi minimal = nefrosis lipoid
GN membranosa = ekstramembranosa = epimembranosa
GN proliferative = endokapiler = post streptococcal
GN kresentik = progresif cepat
GN membranoproliferatif = mesangiokapiler : tipe 1 dan 2
GN proloferatif fokal segmental = proliferative mesangial
Glomerulosklerosis fokal segmental
Berdasarkan gambaran klinisnya GN dikenal 5 macam bentuk,
yaitu;
Sindroma nefritis akut
Sindroma nefrotik
Kelainan urin persisten
Gagal ginjal akut progresif cepat
Gagal ginjal kronik
SINDROMA NEFRITIS AKUT
DEFINISI
Sindrom Nefritik Akut (Glomerulonefritis Akut,
Glomerulonefritis Pasca Infeksi) adalah suatu peradangan
pada glomeruli yang menyebabkan hematuria (darah dalam
air kemih), dengan gumpalan sel darah merah dan
proteinuria (protein dalam air kemih) yang jumlahnya
bervariasi.
ETIOLOGI
Bisa timbul setelah suatu infeksi oleh streptokokus, juga bisa
disebabkan oleh reaksi terhadap infeksi lainnya, seperti:
infeksi pada bagian tubuh buatan, endokarditis bakterialis,
pneumonia, abses pada organ perut, cacar air, hepatitis
infeksius, sifilis, malaria, dll.
GEJALA KLINIS THERAPI
Antibiotik
Edema periorbital dan edema
tungkai Diit rendah protein dan garam
Diuretik
Urin berwarna gelap
Anti hipertensi
Hipertensi
Nyeri kepala
Gangguan penglihatan PROGNOSIS
Sebagian besar penderita mengalami
Gangguan fungsi hati
penyembuhan yang sempurna.
Pada 1% penderita anak-anak dan
DIAGNOSA 10% penderita dewasa, sindroma
Proteinuria nefritik akut berkembang menjadi
sindroma nefritik yang berkembang
Peningkatan ureum dan kreatinin dengan cepat.
darah Sekitar 85-95% anak-anak kembali
Peninggian kadar antibodi mendapatkan fungsi ginjalnya yang
streptococcus normal, tetapi memiliki resiko tinggi
Peningkatan kadar kalium darah menderita tekanan darah tinggi di
kemudian hari.
Sekitar 40% dewasa mengalami
penyembuhan yang tidak sempurna
dan tetap memiliki kelainan fungsi
ginjal.
SINDROMA NEFROTIK
Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis ditandai
oleh:
Peningkatan protein dalam urin secara bermakna
(proteinuria)
Penurunan albumin dalam darah
Edema
Serum cholesterol yang tinggi (hiperlipidemia)
ETIOLOGI GEJALA KLINIS
Sindrom nefrotik Proteinuria > 3,5 g/hari
bawaan pada dewasa atau 0,05 g/kg
BB/hari pada anak-anak.
Sindrom nefrotik Hipoalbuminemia < 30 g/l.
sekunder Edema generalisata. Edema
Sindrom nefrotik terutama jelas pada kaki,
namun dapat ditemukan
idiopatik edema muka, ascxites dan
Kelainan minimal efusi pleura.
Anorexia
Nefropati membranosa Fatigue
Glomerulonefritis Nyeri abdomen
Berat badan meningkat
proliferatif Hiperlipidemia, umumnya
Glomerulosklerosis ditemukan
fokal segmental hiperkolesterolemia.
Hiperkoagualabilitas, yang
akan meningkatkan resiko
trombosis vena dan arteri.
KOMPLIKASI TERAPI
Infeksi (akibat defisiensi respon Diit tinggi protein, diit rendah
imun) natrium jika edema berat
Pembatasan sodium jika ada
Tromboembolisme (terutama vena
renal) hipertensi
Antibiotik untuk mencegah infeksi
Emboli pulmo
Terapi diuretik sesuai program
Peningkatan terjadinya
aterosklerosis Terapi albumin jika intake dan
Hypovolemia output urin kurang
Terapi prednison dgn dosis 2
Hilangnya protein dalam urin
mg/kg/hari sesuai program
Dehidrasi
DIAGNOSIS
Gejala klinis
Riwayat infeksi saluran nafas atas
Analisa urin : meningkatnya
protein dalam urin
Menurunnya serum protein
Biopsi ginjal
KELAINAN URIN PERSISTEN
KELAINAN DAPAT
BERUPA
Hematuria ringan dengan atau
tanpa silinder eritrosit
Proteinuria dengan atau tanpa
silinder hialin
Piuria dengan atau tanpa
silinder leukosit
TATALAKSANA
Pada umumnya tidak
memerlukan penatalaksanaan
khusus. Namun perlu
disingkirkan kemungkinan
penyebab kelainan
ekstraglomerular dan
memerlukan monitoring terus-
menerus
GAGAL GINJAL AKUT
DEFINISI
Gagal ginjal akut
merupakan suatu
keadaan klinis yang
ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal
secara mendadak
dengan akibat terjadinya
peningkatan hasil
metabolit seperti ureum
dan kreatinin.
GEJALA KLINIS PENATALAKSANAAN
Anemia Penatalaksanaan harus
Penurunan volume urin ditujukan kepada penyakit
primer yang menyebabkan
Hipetrensi gagal ginjal akut tersebut, dan
Muntah berdasarkan keadaan klinis
Letargi yang muncul.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Penurunan Hb
Peningkatan kadar BUN serum,
kreatinin, asam urat dan fosfat.
Peningkatan antibodi
streptococcus
Roentgen abdomen
USG ginjal
CT-Scan abdomen
GAGAL GINJAL KRONIK
DEFINISI
Gagal ginjal kronis merupakan kegagalan fungsi ginjal (unit
nefron) yang berlangsung pelahan-lahan karena penyebab
berlangsung lama dan menetap yang mengakibatkan
penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) sehingga ginjal
tidak dapat memenuhi kebutuhan biasa lagi dan
menimbulkan gejala sakit (Hudak & Gallo, 1996).
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD)
merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah
nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001;
1448)
KESIMPULAN
Glomerunefritis merupakan penyakit perdangan ginjal bilateral.
Paling lazim terjadi pada anak-anak 3 sampai 7 tahun meskipun
orang dewasa muda dan remaja dapat juga terserang ,
perbandingan penyakit ini pada pria dan wnita 2:1.
GNA ialah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri
atau virus tertentu.Yang sering terjadi ialah akibat infeksi. Tidak
semua infeksi streptokokus akan menjadi glomerulonefritis, hanya
beberapa tipe saja. Timbulnya GNA didahului oleh infeksi ekstra
renal, terutama di traktus respiratorius bagian kulit oleh kuman
streptokokus beta hemolitikus golongan A tipe 12, 4, 16, 25 dan 49
Tujuan utama dalam penatalaksanaan glomerulonefritis adalah
untuk Meminimalkan kerusakan pada glomerulus, Meminimalkan
metabolisme pada ginjal, Meningkatkan fungsi ginjal.
Sebagian besar pasien akan sembuh, tetapi 5% diantaranya
mengalami perjalanan penyakit yang memburuk dengan cepat