Anda di halaman 1dari 26

EPIDEMIOLOGI

AKHMADI ABBAS, S.KM., M.Kes.

IIK BHAKTI WIYATA KEDIRI


KOMPETENSI AKHIR
YANG DIHARAPKAN

Mahasiswa mampu menjelaskan


dan menganalisis variabel
epidemiologi
POKOK BAHASAN

VARIABEL
EPIDEMIOLOGI
SUB POKOK BAHASAN

1. Pengertian variabel epidemiologi


2. Kegunaan variabel epidemiologi
3. Faktor person
4. Faktor place
5. Faktor time
6. Contoh kasus
Komponen penting epidemiologi

A. FREKUENSI

B. DISTRIBUSI

C. DETERMINAN
DISTRIBUSI

menunjukkan bahwa dalam memahami


kejadian yang berkaitan dengan penyakit
atau masalah kesehatan, epidemiologi
menggambarkan kejadian tsb menurut
variabel orang (person), tempat (place)
dan waktu (time). Artinya, selalu
menjawab siapa, dimana dan kapan
penyakit tersebut terjadi.
VARIABEL EPIDEMIOLOGI

2. FAKTOR
PLACE (TEMPAT)

DISTRIBUSI
1. FAKTOR
PERSON (ORANG)
Epidemiologi 3. FAKTOR
TIME (WAKTU)

Gbr. SEGITIGA (3 FAKTOR) DISTRIBUSI EPIDEMIOLOGI


Pengertian

Variabel epidemiologi adalah ciri-ciri atau


faktor risiko yang terdapat pada kelompok
penduduk pada suatu waktu dan tempat
tertentu serta agent yang menyebabkan
terjadinya penyakit.
Kegunaan Variabel Epidemiologi
 Informasi terkait ketiga faktor tersebut
berguna untuk menggambarkan adanya
perbedaan antara keterpaparan dengan
susceptibilitas.
 Perbedaan yang dimaksud adalah
perbedaan paparan (exposure) agen
dengan kepekaan (susceptibility) pejamu.
 Dengan demikian, perbedaan tsb akan
menjadi petunjuk tentang sumber, agen yg
bertanggung jawab, pola transmisi dan penyebaran
suatu penyakit.
1. FAKTOR ORANG (Person)

 Person adalah karakteristik dari individu


yang mempengaruhi keterpaparan yang
mereka dapatkan dan susceptibilitasnya
terhadap penyakit.
 Beberapa Karakteristik person seperti:
a. Genetik e. Kebiasaan
b. Umur f. Status Perkawinan
c. Jenis Kelamin g. Kelompok Etnis
h. Status sosial-ekonomi
d. Pekerjaan
a. Karakteristik Usia
15
13
11
Prevalensi (%)

9
7
5
3
1
15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 75+
Prevalensi 10 8.5 9 10 11 12.8 15.8

Sumber: Kemenkes RI, 2019


Gambar 1. Prevalensi Gangguan Mental Berdasarkan
karakteristik Usia di indonesia tahun 2018
b. Karakteristik Jenis Kelamin

13
11
Prevalensi (%)

9
7
5
3
1
Laki-laki Perempuan
Prevalensi 7.6 12.1
Sumber: Kemenkes RI, 2019
Gambar 2. Prevalensi Gangguan Mental Berdasarkan
karakteristik Jenis Kelamin di indonesia tahun
2018
c. Karakteristik Pendidikan
13
11
9
7
Prevalensi (%)

5
3
1
Tidak/ Tidak Tamat Tamat Tamat Tamat
belum tamat SD/ SD/ MI SLTP/ SLTA/ D1/D2/
pernah MI MTS MA D3/PT
sekolah
Preva 13.9 13.5 11.4 9.6 8 5.1
lensi
Sumber: Kemenkes RI, 2019
Gambar 3. Prevalensi Gangguan Mental Berdasarkan
karakteristik Pendidikan di indonesia tahun 2018
d. Karakteristik Pekerjaan
14
13
12 9.8 9.7 10.8 9.7 9.4
Prevalensi (%)

10 7.9
8 6.3
6 3.9
4
2
0
ja a h / ... ta sta n i a n ta ya
k er ol N as a ta ay ru n n
be Se
k
UM is
w
as
w
r uh el nt
u
L a i
k a ir u N a
da I/ B aw W i /b m
b
Ti LR g n pe
O Pe ta /
/I P Pe ir
sop
/ TN h /
S u
PN B ur

Sumber: Kemenkes RI, 2019


Gambar 4. Prevalensi Gangguan Mental Berdasarkan
karakteristik Pekerjaan di indonesia tahun 2018
2. Faktor Tempat (Place)
 Place adalah karakteristik geografis yang
mempengaruhi kejadian suatu penyakit.
 Informasi place dapat berupa batas
alamiah seperti gunung, sungai atau
berdasarkan batas administratif dan
batas-batas historis/ komuniti.
 Beberapa karakteristik tempat seperti:
a. negara, provinsi, Kab, Kec, Kel, RW/ RT
b. Puskesmas, Pustu, Posyandu, dll.
c. Sekolah, kantor dll.
a. Wilayah Global (Dunia)
25 21.3
17.71 17.36 17.16
20 15.69 15.46 15.45 15.02 14.69
12.79
15
10
Prevalensi (%)

5
0
a a t ur ah a i a n n ur ia
t ar ar im g fri
k
un be
a
at
a m e s
u ab t e n D ri se
l Ti o n
ka p p a rt aA ar sia
d
er
i
Er
o
Er
o
im
u
har n
c sia A
In
m T sa da A
A b
& Su t in
a ra a
la
ut ri k
k a e
fri A
m
A
Sumber: IHME (2017)
Gambar 5. Prevalensi Gangguan Mental di Dunia tahun 2016
b. Wilayah indonesia
19.8
20 17.7
18 15.7
16 14
13 12.8 12.8 13.2
14 12.1
11.6 11 10.9 10.9 11 11.6 11.3
Prevalensi (%)

12 10.4 10.1 10.1 10.2 9.8


9 9.6
10 8.4 7.8 8.5 8.5
7.4 7.7 7.4
8 6.3 5.6 6.8
5.5
6
3.6
4
2
0

Prevalensi
Sumber: Kemenkes RI, 2019
Gambar 6. Prevalensi Gangguan Mental Berdasarkan
provinisi di indonesia tahun 2018
c. Karakteristik Tempat Tinggal

9.975
9.925
Prevalensi (%)

9.875
9.825
9.775
9.725
Perkotaan Pedesaan
Prevalensi 9.8 10
Sumber: Kemenkes RI, 2019
Gambar 7. Prevalensi Gangguan Mental Berdasarkan Karakteristik
Tempat Tinggal di indonesia tahun 2018
3. Faktor Waktu (Time)

 Time adalah karakteristik waktu kejadian


suatu penyakit.

 Beberapa karakteristik waktu seperti:


a. Tahun, bulan, minggu, dan hari
b. Jam, menit dan detik
Trend Gangguan Mental
13
11
9
Prevalensi (%)

7
5
3
1
2007 2013 2018
Prevalensi 11.6 6 9.8

Sumber: Kemenkes RI, 2019


Gambar 8. Trend Prevalensi Gangguan Mental di indonesia priode tahun
2007-2018
Kegunaan faktor waktu

1. Meramalkan puncak kejadian penyakit/


insidens
2. Merencanakan upaya penanggulangannya.
3. Melakukan evaluasi dampak
penanggulangan dg membandingkan
tinggi puncak insidens sebelum dan
sesudah penanggulangan.
Pola variasi penyakit berdasarkan
waktu kejadiannya
1. Variasi jangka pendek
a. Sporadis
b. Endemis
c. Pandemis
d. Epidemis
2. Variasi berkala
a. Musiman
b. Siklis
c. Seculer trend
1. VARIASI JANGKA PENDEK

a. Sporadis adalah suatu keadaan dimana suatu masalah


kesehatan (umumnya penyakit) yang ada di suatu
wilayah tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut
perubahan waktu
b. Endemis adalah suatu keadaan dimana penyakit secara
menetap berada dalam masyarakat pada suatu tempat
atau populasi tertentu
c. Epidemis adalah terjadinya penyakit dalam komuniti atau
daerah tertentu dalam jumlah yang melebihi batas
jumlah normal atau yang biasa.
d. Pandemis adalah epidemik yang terjadi dalam daerah
yang sangat luas, dan biasanya mencakup proporsi
populasi yang banyak, bahkan dapat mengenai berbagai
daerah/ negara di dunia ini.
2. VARIASI BERKALA

a. Musiman adalah peningkatan kejadian


penyakit atau kondisi, pada bulan-bulan
tertentu dalam satu tahun kalender.
b. Siklis adalah perubahan berkala yang
terjadi dengan interval lebih panjang dari
satu tahun.
c. Sculer trend adalah perubahan
penyakit, kondisi, ketidakmampuan dan
mortalitas yang terjadi secara perlahan
dalam priode waktu yang lama.
Contoh kasus:
 Penyakit DBD merupakan salah satu dari daftar 10 penyakit
besar di Kota Kediri. Penyakit ini lebih banyak menyerang
kelompok umur 5-14 tahun sebanyak 150(58,3%) kasus, dan
lebih banyak pada jenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak130 (50,5%) kasus. Dari 3 kecamatan yang ada di
Kota Kediri, kasus DBD lebih banyak terjadi di wilayah
Kecamatan Mojoroto dengan jumlah kasus sebanyak 102
(39,7%) kasus dan di wilayah kerja Puskesmas Sukorame
dengan jumlah kasus sebanyak 47 (18,3%) kasus. Jumlah
kasus DBD tertinggi pada tahun 2013 dengan jumlah kasus
DBD sebanyak 274 (35,7%) kasus. Adapun kejadian DBD
pada tahun 2015, jumlah kasus tertinggi berada pada bulan
Januari dengan jumlah kasus sebanyak 58 (22,6%) kasus
THANK YOU
&
See you…

Anda mungkin juga menyukai