Anda di halaman 1dari 9

Bab. 3.

Dinamika Perwujudan
Kedaulatan Negara
Republik Indonesia
I. Perkembangan Demokrasi di Indonesia
1. Demokrasi Parlementer (1945-1959)

= Masa ini sistem pemerintahan Presidensial artinya presiden tidak bertanggung jawab kepada legislatif (DPR), kemudian sistem
ini berubah menjadi Demokrasi parlementer, dengan melantik Sutan syarir sebagai Perdana menteri
2. Demokrasi terpimpin (1959-1966)
= Pada masa ini sistem Parlementer berubah kembali ke negara kesatuan, kemudian berubah lagi ke bentuk negara RIS
(Republik indonesia Serikat), kemudian terjadi pemberontakan G30S/PKI 1955, dan diikuti demontrasi dan mengakibatkan
kepemimpinan digantikan oleh presiden Soeharto
3. Demokrasi Pancasila (1966-1998)
=Pada masa ini sistem Demokrasi Pancasila presiden dipimpin Soeharto yg berkuasa selama 32 Thn, karena UUD tidak
membatasi kekuasaan Presiden masa itu, dan pemerintahan Soeharto berakhir 1998 diiringi demonstrasi besar besaran karena
praktek KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) dan pemerintahan Otoriter (suka-suka)
4. Demokrasi Pancasila masa Reformasi (1998- Sekarang)
= Pada 21 Mei 1998 Soeharto mundur dan digantikan wakilnya B.J. Habibie sebagai Presiden ke -3 RI, masa ini disebut masa
Reformasi dengan perbaikan peraturan yang ada, menyempurnakan pasal UUD 1945 yang tidak relevan lagi, dan perbaikan
disemua bidang.
II. Perkembangan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indoneseia
1. Sistem Parlementer, berlaku mulai 14 november 1945
= Ciri-ciri pemerintahan Parlementer:
- Terdapat pemisahan kekuasaan antara kepala negara dan kepala pemerintahan
- Kepala pemerintahan merupakan perdana menteri, perdana menteri dipilih oleh parlemen
- Kepala negara adalah presiden, raja atau kaisar

2. Sistem Parlementer semu, berlaku mulai 27 Desember 1949- 17 Agustus 1950 saat Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat)
= Ciri-ciri Parlementer semu yaitu:
- Perdana Menteri diangkat oleh Presiden, bukan oleh Parlementer
- Presiden dan para menteri masih merupakan pemerintah, seharusnya presiden hanya sebagai kepala negara dan perdana
menteri hanya sebagai kepala pemerintah
- Pembentukan kabinet dilakukan oleh presiden dan bukan oleh parlemen

3. Sistem Presidensial, mulai berlaku 5 juli 1959- sekarang


= Ciri-ciri sistem Presidensial yaitu:
- Presiden dipilih rakyat langsung
- Presiden dan Parlemen (DPR) tidak bisa saling menjatuhkan
- Presiden dan parlemen memiliki tugas masing-masing yang jelas
III. Lembaga- Lembaga Negara
= Lembaga Negara Indonesia berasal dari konsep teori TRIAS POLITIKA yang memiliki konsep
pemisahan kekuasaan secara tegas antara lain :
1.Lembaga Kekuasaan Eksekutif (Presiden dan kepala daerah)
2. Lembaga Kekuasaan Legislatif/ Wakil rakyat (MPR, DPR, DPD, DPRD)
3. Lembaga kekuasaan Yudikatif (MA, MK, KY )

= Lembaga-lembaga negara yang terdapat dalam UUD NRI 1945, yaitu:


2.MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)
2. Presiden
3. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
4. BPK (Badan pemeriksa keuangan )
5. MA (Mahkamah Agung)
6. MK (Mahkamah Konstitusi)
7. DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
8. KY (Komisi Yudisial)
IV. Hubungan antar Lembaga Negara
1. MPR dan Presiden
1. MPR merupakan lembaga Tinggi negara disamping DPR dan Presiden
2. MPR bertugas mengangkat serta memberhentikan Presiden/ Wapres
3. MPR juga dapat memberhentikan presiden sebelum masa jabatannya berakhir,
hal ini dapat dilakukan bila Presiden melakukan:
a. Presiden melakukan pelanggaran, seperti penghianatan pada negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana, dan pembuatan tercela
b. Terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden
2. MPR, DPR, dan DPD
1. MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui Pemilu
2. MPR, DPR, DPD bekerjasama mengatur pembuatan UU serta peraturan-peraturan
lain agar sesuai UUD 1945
3. MPR, DPR, DPD adalah penyalur aspirasi rakyat melaui partai politik
3. DPR, DPD dan Presiden
1. DPR, DPD dan Presiden sebagai lembaga Negara bertugas:
a. Mebuat UU dengan persetujuan Presiden
b. Penetapan UU dengan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara)
2. DPR juga berfungsi sebagai pengawas terhadap pemerintahan
3. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, dan Presiden
tidak dapat membubarkan DPR
4. Pemerintah wajib bermusyawarah dengan DPR mengenai berbagai
masalah yang menyangkut kepentingan rakyat
4. MA (Mahkamah Agung) dengan lembaga lainnya
1. MA berwenang memberi pertimbangan kepada Presiden mengenai
pemberian grasi (potongan tahanan/ bebas tahanan) dan rehabilitasi
2. MA dapat memberi pertimbangan dalam bidang Hukum baik diminta
maupun tidak, kepada lembaga negara termasuk presiden berkenaan
dengannpenyelenggaraan negara
3. Terhadap DPR, DPD, dan BPK, MA berwenang memberi pertimbangan
Hukum baik diminta ataupun tidak juga sebagai judicial law peraturan
perundang-undangan dibawah Undang-Undang apakah Undang-Undang
itu benar atau bertentangan dengan Undang-Undang
THANK
YOU
ADA
PERTANYA
AN?

Anda mungkin juga menyukai