Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN DAN

STRATIFIKASI SOSIAL

Dosen pengampu: Ahmad


Muthi’ Uddin, M. Pd.
Disusun Oleh: Kelompok
5 (PAI 4A)
Disusun Oleh: Kelompok 5 (PAI 4A)
1. Muhammad Oleh: Nur
1. Muhammad Nur Zaeni 210101022
Disusun Kelompok 5 (PAI
2. Bryan Azzanun Ilyasa 210101046
Zaeni
4A)
3.
210101022
1.Abdul Rouf Alfatoni
Muhammad 210101303
Nur Zaeni 210101022
2. Bryan Azzanun Ilyasa 210101046
2. Bryan3. AbdulAzzanun Ilyasa
Rouf Alfatoni 210101303

210101046
3. Abdul Rouf Alfatoni
210101303
1. Pengaruh Pendidikan terhadap Status Sosial Individu
dalam Suatu
Kelompok
a) Pengertian Pendidikan
Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha
Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi
warga Negara yang berdemokrasiserta bertanggung jawab.
b) Tingkat Pendidikan Keluarga
Beragamnya tingkat pendidikan orang tua beragam pula upaya
yang dilakukan
mulai dari melakukan komunikasi yang intens antara suami dan
istri mengenai
pendidikan khususnya pendidikan untuk anak, sadar bahwa
pendidikan bagi anak
itu adalah hal yang penting, kemudian keinginan dari orang tua
untuk
menyekolahkan anaknya lebih tinggi dari tingkat pendidikan
mereka, serta
memiliki tujuannya yang jelas untuk menyekolahkan anaknya.
Selain dari itu,
upaya yang dilakukan setiap orang tua adalah dengan terus
bekerja keras demi
memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya.
2. Kelas dan Stratifikasi berbagai Perspektif Ahli Sosiologi

Peter L Berger (1978), seorang ahli sosiologi modern, menganggap


sistem
kelas sebagai tipe stratifikasi yang menjadi salah satu dasar posisi-
posisi yang
umum dalam masyarakat menurut ukuran-ukuran ekonomi; dari
perumusannya ini
tampak bahwa konsep kelas ini dikaitkan dengan posisi seseorang
dalam
masyarakat sehubungan dengan kriteria kemampuannya secara
ekonomi.
Apabila kita menelaah istilah kelas sebagaimana yang
dipergunakan dalam
teori Marxisme, maka terdapat perbedaan prinsipil dengan
pengertian umum
tentang kelas yang dipakai dalam sosiologi, perbedaan itu
mencakup :
• Dalam Marxisme, istilah kelas cenderung hanya digunakan dalam
kerangka ekonomi saja; walaupun dengan adanya kelas-kelas tersebut
ternyata berpengaruh besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan
kebudayaan dalam masyarakat. Dalam kerangka ini, Marxisme membagi
kelas dalam masyarakat menjadi dua bentuk; pertama, kelas yang memiliki
tanah dan alat-alat produksi, dan kedua kelas yang tidak memiliki itu dan
hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan dalam proses pruduksi.
• Menurut konsep Marxisme, kelas itu senantiasa berada dalam pertentangan
untuk berebutan kekuasaan, sedangkan sosiologi lebih menekankan pada
hubungan antara dan bekerja sama tanpa pertentangan,
• Marxisme cenderung menekankan prediksi keterbentukan masyarakat itu
ditandai dengan hilangnya semua kelas dalam masyarakat sehingga terjadi
suatu classless society (masyarakat tanpa kelas), sedangkan menurut
sosiologi bahwa kelas itu akan ada sepanjang masa dalam tiap masyarakat
yang hidup teratur.
3. Kemiskinan dan Ekslusi Sosial
a) Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi
untuk
memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat disuatu daerah.
Kondisi
ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya kemampuan
pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang, maupun
papan.
Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak pada
berkurangnya
kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar
kesehatan
masyarakat dan standar pendidikan
b) Pengertian Eksklusi
Menurut Pierson eksklusi sosial adalah proses yang menghalangi atau
menghambat individu dan keluarga, kelompok dan kampung dari
sumber daya
yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, ekonomi
dan politik
di dalam masyarakat yang utuh. Proses ini terutama sebagai
konsekuensi dari
kemiskinan dan penghasilan yang rendah, tetapi bisa juga dampak dari
faktor lain
seperti diskriminasi, tingkat pendidikan yang rendah, dan merosotnya
kualitas
lingkungan.
4. Stratifikasi Sosial/ Pelapisan
a) Pengertian Stratifikasi Sosial
Secara etimologis, istilah stratifikasi atau stratification berasal dari
kata strata
atau stratum yang berarti “lapisan”. Karena itu social stratification
sering
diterjemahkan dengan istilah pelapisan masyarakat.
Jadi
stratifikasi sosial secara etimologi adalah pelapisan atau
penggolongan masyarakat
secara hierarki yang dipengaruhi oleh beberapa unsur.

b) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi


Stratifikasi Sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar
pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut:

Pertama, ukuran kekayaan.


Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada

Kedua, ukuran kekuasaan dan wewenang.


Seseorang yang mempunyai
kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapiran teratas dalam
sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan.

Ketiga, ukuran
kehormatan.
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan
atau kekuasaan.
Kesimpulan
Menurut ahli pendidikan ini konsep pendidikan mengandung pengertian sebagai
suatu proses pengalaman, karena kehidupan adalah pertumbuhan, pendidikan berarti
membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi usia. Proses pertumbuhan ialah proses
penyesuaian pada tiaptiap fase serta menambahkan kecakapan di dalam
perkembangan seseorang.

Stratifikasi sosial adalah pelapisan sosial atau sistem hierarki kelompok di dalam
masyarakat. Jadi stratifikasi sosial secara etimologi adalah pelapisan atau
penggolongan masyarakat secara hierarki yang dipengaruhi oleh beberapa unsur.

Anda mungkin juga menyukai