Dosen pengampu :
Disusun Oleh :
Kelas :
PAI 1 M
KEGURUAN 2023
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1982), h.197.
2
Suci Budiati dan Saefur Rochmat, “The Impact of Education on Social
Stratification and Social Mobility in Communities in Indonesia.” Atlantis-Press:
Advances in Social Science, Education and Humanities Research.
2020.https://doi.org/10.2991/assehr.k.200130.016
ii
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendidikan?
2. Apa pengertian dari stratifikasi sosial?
3. Apa hubungan pendidikan dan stratifikasi sosial?
4. Apa saja teori dalam stratifikasi sosial?
5. Apa unsur-unsur dalam stratifikasi sosial?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari stratifikasi sosial
2. Untuk mengetahui pengertian stratifikasi sosial
3. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dan stratifikasi sosial
4. Untuk mengetahui teori dalam stratifikasi sosial
5. Untuk mengetahui unsur-unsur dalam stratifikasi sosial
iii
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
3
Rahmat Hidayat dan Abdillah, Ilmu Pendidikan Konsep, Teori dan
Aplikasinya, (Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia,
2019), h.23
4
Prayito, Dasar Teori dan Praksis Pendidikan, (Bandung: Grasindo, 1999),
h.110.
1
B. Pengertian Stratifikasi Sosial
5
Idianto Muin, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 48.
6
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo
persada,1995)
2
akan memiliki hak dan akses lebih luas terhadap beragam fasilitas dan
sumber daya.
Teori- teori klasik tentang stratifikasi sosial dibahas pada bagian ini
merupakan teori-teori dari Karl Marx dan Max Weber.
7
Endang Hermawan dan Rini Sulastri, Sosiologi Pendidikan,
(Indramayu: Adanu Abimata, 2023), h.142.
3
1. Teori Karl Marx
Dalam teori ini, stratifikasi sosial terjadi karena
kesenjangan dalam relasi atau hubungan kepemilikan alat-alat
produksi atau adanya kesenjangan akses terhadap alat-alat
produksi dalam masyarakat. Jadi menurut pandangan ini,
stratifikasi sosial disebabkan oleh relasi individu-individu yang
berbeda terhadap alat produksi, baik sebagai pemilik alat produksi
maupun sebagai tenaga kerja. Marx mengkaji tiga bahasan utama
mengenai stratifikasi sosial, yaitu kelas, kepentingan kelas, dan
perjuangan kelas (termasuk di dalamnya konflik kelas).8
8
Indera Ratna Irawati Pattinasarany, Stratifikasi Dan Mobilitas Sosial, Jakarta,
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2016, hal. 2
9
Ibid , hal. 7
4
dengan stratifikasi sosial maka kedudukan atau (status) dapat
diartikan sebagai tempat seseorang secara umum dalam (lapisan)
Masyarakat sehubungan dengan keberadaan orang lain, lingkungan
pergaulan, harga diri, hak, dan keawajiban.
Narwoko mengatakan bahwa status menurut cara memperolehnya
dibagi menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut :
a. Ascribed Status
Ascribed status diartikan sebagai kedudukan seseorang dalam
masyarakat yang diberikan tanpa memandang kemampuan atau
perbedaan antar individu. Kedudukan tersebut didapatkan secara
turun temurun melalui kelahiran. Ascribed status terdapat pada
masyarakat dengan sistem pelapisan sosial yang tertutup seperti
sistem pelapisan berdasarkan perbedaan ras. Meskipun demikian,
bukan berarti bahwa dalam Masyarakat dengan sistem pelapisan
sosial terbuka tidak ditemui adanya ascribed status, tetapi juga bisa
ditemukan missal kedudukan lali-laki dalam suatu keluarga akan
berbeda dengan kedudukan istri dan anak-anaknya karena pada
umumnya ayah merupakan kepala keluarga.
b. Achieved Status
c. Assigned Status
5
seseorang yang dianggap berjasa, yang telah memperjuangkan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
2. Peran
Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan
(status). Apabila seseorang telah menjalankan suatu hak dan
kewajiban ini sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut
dianggap telah melaksanakan peran. Suatu status pasti memiliki
sejumlah peran yang melekat padanya, sedangkan peran tidak
mungkin ada tanpa status. Dapat disimpulkan bahwa status dan
peran tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Setiap orang dapat memiliki bermacam-macam peran yang
berasal dari pola pergaulan hidupnya. Hal tersebut berarti pula
bahwa peran tersebut menentukan apa yang diperbuat seseorang
bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan
masyarakat kepadanya.
Peran yang melekat pada diri seseorang, harus dibedakan
dengan posisi atau tempatnya dalam pergaulan kemasyarakatan.
Levinso menyebutkan bahwa suatu peran paling sedikit mencakup
tiga hal, yaitu:
a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan
posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.
b. Peran adalah suatu konsep tentang apa yang dapat
dilakukan oleh individu dalam masyarakat, dan.
c. Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial di masyarakat.
6
seseorang sebagai akibat adanya beberapa status yang dimilikinya
yang saling bertentangan.
a. Konflik Peran
Konflik peran akan terjadi apabila seseorang
dengan kedudukan tertentu harus melaksanakan
peran yang sesungguhnya tidak diharapkan.
b. Ketegangan Peran
Ketegangan peran akan terjadi apabila seseorang
mengalami kesulitan melakukan peran karena
adanya ketidak sesuaian anatara kewajiban-
kewajiban yang harus diembannya dengan tujuan
peran itu sendiri.
c. Kegagalan Peran
Kegagalan peran akan terjadi apabila seseorang
tidak sanggup menjalankan beberapa peran
sekaligus karena dapat tuntutan-tuntutan yang
saling bertentangan.
d. Kesenjangan Peran
Kesenjangan peran terjadi jika seseorang harus
menjalankan peran yang tidak sesuai minat ataupun
prioritas hidupnya sehingga ia seringkali merasa
tertekan.10
10
Endang Hermawan dan Rini Sulastri. 2023. Sosiologi Pendidikan Kajian Fenomena
Pendidikan melalui perspektif Sosiologi dan Ilmu Pendidikan. Indramayu: CV.Adanu Abimata.
7
ANALISIS
8
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA