Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Pendidikan Dan Stratifikasi Sosial Masyarakat

Makalah

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Pembangunan


Pertanian Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember

Dosen Pengampu:
Dra. Sofia, M. Hum.
Dr. Sudarko, SP., M. Si.

Disusun Oleh:
Rios Nahar La Aridu (231510601095)

PROGAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara etimologis, istilah stratifikasi berasal dari kata strata atau stratum
yang berarti “lapisan”. Oleh karena itu, kelas sosial sering diterjemahkan sebagai
kelas sosial. Atau, ini berarti bahwa ada banyak individu dalam suatu hierarki atau
lapisan awal yang menempati posisi yang sama tergantung pada besarnya
masyarakat. Stratifikasi sosial adalah stratifikasi sosial, atau sistem hierarki
kelompok dalam suatu masyarakat. Oleh karena itu, secara etimologis stratifikasi
sosial merupakan stratifikasi atau pengklasifikasian suatu masyarakat secara
hierarkis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Stratifikasi sosial adalah
pembagian masyarakat ke dalam tingkatan atau strata yang terbentuk secara
vertikal, seperti strata bumi atas, tengah, dan bawah. Fuad Hasan mengartikan
stratifikasi sosial sebagai tingkatan atau kelas masyarakat yang menduduki
kedudukan yang sama dalam kontinum status sosial. Anggota kelas sosial tertentu
biasanya mempunyai pendapatan yang relatif sama. Namun yang lebih penting,
mereka memiliki sikap, nilai, dan gaya hidup yang sama. Umumnya, semakin
rendah kedudukan seseorang dalam kelas sosial, maka semakin sedikit koneksi dan
hubungan sosial yang dimilikinya. Misalnya, masyarakat dari kelas sosial yang
lebih rendah umumnya cenderung tidak terlibat dalam organisasi apa pun, dan
kelompok yang berada di tingkat yang lebih rendah atau lebih miskin umumnya
lebih cenderung untuk melepaskan diri dari tatanan umum. Mereka
mengembangkan subkultur dengan caranya sendiri, dan subkultur tersebut biasanya
bertentangan dengan subkultur kelas sosial di atasnya. Ternyata stratifikasi bukan
hanya terjadi saat ini saja. Hal ini sudah terjadi pada zaman dahulu kala. Oleh
karena itu, filsuf Yunani Aristoteles mengatakan bahwa suatu bangsa mempunyai
tiga unsur: yang sangat kaya, yang miskin, dan yang berada di antara si kaya dan
si miskin. Berperan dalam struktur bangunan. Stratifikasi sosial merupakan suatu
sistem berlapis yang membagi masyarakat menjadi beberapa strata(Abdullah
Chozin, Taufan Adi Prasetyo 2021).
Sering kali terdapat berbagai macam perbedaan hirarkis dalam kehidupan
masyarakat, termasuk perbedaan dalam hal ekonomi, politik, agama, ras, kondisi
geografis, dan bahkan tingkat pendidikan, yang sering menyebabkan kesenjangan
dan interaksi sosial yang semakin tajam. Pendidikan adalah faktor utama yang
menyebabkan stratifikasi sosial. Pendidikan seharusnya berfungsi sebagai alat
untuk meningkatkan status sosial masyarakat, bukan sebaliknya. Pendidikan harus
memiliki fungsi dan tujuan yang jelas dan dapat membuat siswa menjadi dewasa
atau belajar mengenali diri mereka sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendidikan berkontribusi pada stratifikasi sosial di masyarakat?
2. Hubungan stratifikasi terhadap akses pendidikan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pendidikan berkontribusi pada stratifikasi sosial di
masyarakat.
2. Untuk mengetahui pengaruh stratifikasi terhadap akses pendidikan.
1.4 Manfaat
1. Penulisan ini dapat digunakan dalam menambah pengetahuan mengenai
hubungan pendidikan dan stratifikasi sosial dalam kehidupan masyarakat.
2. Penulisan ini juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan pembelajaran
selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan pendidikan dan stratifikasi sosial
dalam kehidupan masyarakat.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pendidikan Berkontribusi Pada Stratifikasi Sosial Di Masyarakat


Para pakar telah menulis banyak deskripsi tentang pemahaman masyarakat.
Istilah masyarakat dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin socius, yang berarti
“kawan”, dan kata Arab syaraka, yang berarti “ikut serta, berpartisipasi”.
Masyarakat adalah sekumpulan orang yang "bergaul" atau "berinteraksi" satu sama
lain. Phil Astrid S. Susanto mengatakan bahwa masyarakat, atau masyarakat,
adalah manusia sebagai satuan sosial dan suatu keteraturan yang berulang.
Masyarakat, menurut Dannerius Sinaga, adalah kelompok orang yang tinggal di
suatu wilayah dan saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan mereka secara
langsung atau tidak langsung. Mereka terkait sebagai satuan sosial melalui perasaan
solidaritas karena memiliki latar belakang sejarah, politik, dan kebudayaan yang
sama. Masyarakat adalah kelompok atau kelompok yang terhubung dan memiliki
sikap, tradisi, perasaan, dan budaya yang sama.
Stratifikasi sosial adalah pembagian masyarakat menjadi kelompok-
kelompok berbeda berdasarkan status sosial, kekayaan, pendidikan, dan faktor
lainnya. Hal ini menimbulkan kelas sosial, yaitu perbedaan kedudukan individu
atau kelompok dalam berbagai kedudukan vertikal setiap kelas sosial.
Salah satu penyebab utama terjadinya stratifikasi sosial adalah pendidikan yang
dapat mempengaruhi status sosial individu dan memperparah kesenjangan sosial
dalam masyarakat. Dalam masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial terbuka,
pendidikan dianggap sebagai sarana penting untuk menaiki tangga sosial dalam
kelas tertentu. Namun, sistem kelas sosial bisa tertutup atau terbuka. Sistem tertutup
membatasi kemungkinan orang untuk berpindah dari satu shift ke shift lain dalam
bentuk mobilitas ke atas atau ke bawah, sedangkan sistem terbuka memungkinkan
orang untuk mencoba keterampilannya dan mendapatkan promosi atau ada peluang
bagi orang untuk dipromosikan dari atas ke bawah. Mobilitas sosial sangat mungkin
terjadi. Oleh karena itu, pendidikan harus menjadi alat untuk meningkatkan derajat
sosial masyarakat, bukan sebaliknya. Negara Republik Indonesia menekankan
pentingnya masyarakat yang terpelajar, karena pendidikan nasionallah yang
mengembangkan keterampilan, membentuk watak dan peradaban masyarakat,
bermartabat, dan mencerdaskan kehidupan nasional. Al-Qur'an juga menyatakan
bahwa semua orang beriman wajib memperoleh ilmu untuk meningkatkan taraf
hidupnya.
2.2 Hubungan Stratifikasi terhadap akses pendidikan.
Menurut kamus Bahasa Indonesia kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’
dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses
atau cara atau perbuatan mendidik. (Poerwadaminto, 1995:323 dalam Taufik
Mukmin 2018) Konsep pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang- Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pada Bab I Pasal 1 Ayat
1, pendidikan didefinisikan sebagai: “Usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” (UU RI
NoTahun 2003: Tentang SistemPendidikan Nasional, Bab I, Pasal 1, Ayat 1)
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang harus direncanakan dengan penuh
kesadaran. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara dalam Prayitno menjelaskan
tentang pengertian pendidikan yaitu: tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-
anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang
ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
(Prayitno, 1999:110 dalam Taufik Mukmin 2018).
Ada beberapa definisi yang dapat dijadikan acuan dalam mendefinisikan kelas
sosial. Yaitu sebagai berikut.
a) Menurut Mosaca: Stratifikasi sosial adalah pembedaan anggota suatu
masyarakat berdasarkan statusnya.
b) Menurut Max Weber: Stratifikasi sosial adalah pembagian orang-orang yang
termasuk dalam sistem sosial tertentu ke dalam strata hierarki menurut dimensi
kekuasaan, hak istimewa, dan prestise.
(Fritz Hotman S. Damanik, 2009: 6) Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa stratifikasi sosial adalah suatu konsep yang menunjukkan
adanya perbedaan dan/atau pengelompokan pada tingkat kelompok sosial
(komunitas) secara bertingkat Misalnya, komunitas ini memiliki kelas atas, kelas
menengah, dan kelas bawah.
Masyarakat menggolongkan masing-masing orang dalam berbagai kategori,
dari lapisan yang paling atas sampai yang paling bawah, saat itulah stratifikasi
sosial terjadi. Namun ada masyarakat yang melakukan penggolongan sosial dengan
cukup ketat, sebagaimana yang dijelaskan oleh Nasution bahwa: “Ada masyarakat
yang mempunyai pola stratifikasi yang sangat ketat seperti, seseorang yang lahir
dalam golongan bawah tidak mungkin meningkat kegolongan yang lebih tinggi.
Keanggotaannya dalam suatu kategori tersebutlah yang menentukan tinggi
pendidikan yang dapat ditempuhnya, jabatan yang dapat didudukinya, orang yang
dapat dinikahinya, dan sebagainya. Golongan yang seperti ini biasa disebut istilah
kasta.” (S. Nasution, 2011: 26 dalam Taufik Muikmin 2018). Beberapa masyarakat
menerapkan klasifikasi sosial dengan cara yang tidak seketat yang dijelaskan di
atas, namun batasannya agak kabur, fleksibel, dan dapat berubah sewaktu-waktu.
Dalam masyarakat seperti itu, bahkan anak laki-laki seorang presiden pun bisa
menikahi anak perempuan dari kelas sosial yang lebih rendah. Penggolongan sosial
di atas terjadi karena adanya sifat sistem pelapisan di masyarakat. Menurut Sarjono
Soekanto, pelapisan di masyarakat dapat bersifat tertutup (closed social
certification) dan terbuka (open social Stratification), hal ini dapat dijelaskan
bahwa:
1. sistem tertutup, dimana membatasi kemungkinan berpindah seorang dari suatu
lapisan kelapisan lain, baik berupa gerak keatas maupun gerak kebawah.
Didalam systemyang demikian, satu-satunya jalan menjadi anggota suatu
lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran. Contoh: masyarakat dengan sistem
stratifikasi social tertutup ini adalah masyarakat berkasta, sebagian masyarakat
feodal atau masyarakat yang dasar stratifikasinya tergantung pada perbedaan
rasial.
2. system terbuka yang mana masyarakat didalamnya memiliki kesempatan untuk
berusaha degan kecakapan sendiri untuk naik lapisan. Atau bagi mereka yang
tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan atas kelapisan bawah, kemungkinan
terjadinya mobilitas social sangat besar.
Suatu masyarakat disebut tertutup jika setiap anggota memiliki status yang
sama dengan orang tuanya, sedangkan terbuka jika setiap anggota memiliki status
yang sama. Status masyarakat berbeda dari orang tuanya, di mana bias bervariasi.
Mobilitas sosial yang disebutkan sebelumnya, menunjukkan pergeseran posisi
sosial. Perubahan status dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk pendidikan
dan lapangan kerja. Meskipun pengertian tentang stratifikasi sosial dan kelas sosial
berbeda, pemahaman tentang keduanya sering dianggap sama. Pengelompokan
orang ke dalam strata vertical dalam heirarki dikenal sebagai stratifikasi sosial.
Membicarakan stratifikasi sosial berarti mempelajari bagaimana seseorang atau
kelompok orang berposisi atau diposisikan dalam situasi yang tidak sederajat.
Menurut pendapat saya, kelas sosial lebih sering merujuk pada satu lapisan atau
strata sosial tertentu. Ini karena definisinya lebih masuk dalam ruang lingkup kajian
yang lebih sempit. Suatu masyarakat disebut tertutup jika setiap anggota
masyarakat memiliki status yang sama dengan orang tuanya. Jika setiap anggota
masyarakat memiliki status yang berbeda dengan orang tuanya, biasnya lebih tinggi
atau lebih rendah. Mobilitas sosial yang disebutkan sebelumnya berarti pergeseran
status dalam struktur sosial. Pendidikan dan pekerjaan adalah dua dari banyak
variabel yang dapat mengubah status seseorang. Meskipun pengertian tentang
stratifikasi sosial dan kelas sosial berbeda, pemahaman tentang keduanya sering
dianggap sama. Pengelompokan orang ke dalam strata vertical dalam heirarki
dikenal sebagai stratifikasi sosial. Membicarakan stratifikasi sosial berarti
mempelajari bagaimana seseorang atau kelompok orang berposisi atau diposisikan
dalam situasi yang tidak sederajat. Sebenarnya, definisi kelas sosial termasuk dalam
ruang lingkup kajian yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih merujuk pada satu
lapisan atau strata tertentu dalam sebuah stratifikasi sosial.
Kelas sosial cenderung diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggota
memiliki orientasi politik, nilai budaya, sikap dan prilaku sosial yang secara umum
sama menurut Barger (Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, 2011: 399 dalam Taufik
Mukmin 2018). Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi. Ekonomi
dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena
pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi
kekayaan / perekonomian individu.
Paul B. Horton dan Chester L. Hunt mengatakan bahwa terbentuknya
stratifikasi dan kelas sosial di dalammnya sesungguhnya tidak hanya berkaitan
dengan uang. Stratifikasi sosial adalah strata atau pelapisan orang-orang yang
berkedudukan sama dalam rangkaian kesatuan status sosial. Namun lebih penting
dari itu, mereka memiliki sikap, nilai-nilai dan gaya hidup yang sama. Semakin
rendah kedudukan seseorang di dalam pelapisan sosial, biasanya semakin sedikit
pula perkumpulan dan kedudukan sosialnya (Elly M. Setiadi dan Usman Kolip,
2011:400 dalam Taufik Mukmin 2018). Dalam berbagai penelitian, pencapaian
pendidikan tertinggi seseorang dijadikan indikator status sosial. Menurut beberapa
penelitian, sebenarnya terdapat korelasi yang tinggi antara status sosial seseorang
dengan tingkat pendidikan yang dicapai. Hubungan antara pendidikan dan kelas
sosial muncul antara lain karena anak-anak dari kelas bawah tidak melanjutkan
studi ke universitas, dan anggota kelompok sosial yang lebih tinggi berupaya
membantu anak-anak mereka menyelesaikan pendidikan tinggi. Perbedaan sumber
pendapatan juga mempengaruhi harapan orang tua terhadap pendidikan anaknya.
Wajar jika para orang tua yang sudah menginjak usia 4.444 tahun berharap anaknya
kelak bisa bersekolah di bangku SMA. Yang menjadi pertanyaan hanyalah
universitas mana dan mata pelajaran apa yang harus dipilih, dengan
mempertimbangkan selain , tentu saja kemampuan dan keinginan anak. Di sisi lain,
orang tua dengan kemampuan finansial yang terbatas tidak mengharapkan tingkat
pendidikan yang tinggi, dan hanya mampu lulus dari sebagian besar sekolah dasar
saja sudah cukup. Faktor lain yang menghambat anak-anak kelas bawah untuk
bersekolah di perguruan tinggi adalah kurangnya perhatian orang tua terhadap
pendidikan. Banyak anak dalam kelompok ini menginginkan pendidikan tinggi
namun kekurangan uang menghalangi mereka untuk melakukan hal tersebut. Selain
itu, 4.444 anak putus sekolah karena alasan keuangan. Pendidikan membutuhkan
uang tidak hanya untuk biaya sekolah, tetapi juga untuk pakaian, buku, dan lain-
lain. Pendidikan dipandang sebagai sarana untuk memperoleh kedudukan yang
lebih baik dalam masyarakat. Semakin tinggi pendidikan Anda, semakin besar
harapan Anda untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan cara ini, ada kemungkinan
untuk mengangkat ke kategori yang lebih tinggi. Pendidikan bisa dikatakan sebagai
jalan menuju mobilitas sosial.
Mobilitas sosial adalah sebuah gerakan masyarakat dalamkegiatan menuju
perubahan yang lebih baik. Horton dan Chester dalam Idi mengatakan bahwa:
“Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas
sosial lainnya.” (Abdullah Idi, 2013:195 dalam Taufik Mukmin 2018). Mobilitas
sosial berarti perubahan, pergeseran, peningkatan, atau penurunan status dan peran
anggotanya. Proses di mana setiap individu berhasil atau gagal dalam melakukan
aktivitas sosial, inilah yang dikatakan mobilitas sosial. Di tempat lain juga akan
tergantung pada jenis pendidikan yang diterima.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan berkontribusi terhadap stratifikasi sosial dalam masyarakat,
yaitu pembagian masyarakat menjadi kelompok-kelompok berbeda berdasarkan
status sosial, kekayaan, pendidikan, dan faktor lainnya. Hal ini menimbulkan kelas
sosial, dan pendidikan menjadi salah satu penyebab utama stratifikasi sosial. Dalam
sistem stratifikasi sosial terbuka, pendidikan dianggap sebagai sarana penting untuk
menaiki tangga sosial dalam kelas tertentu. Negara Republik Indonesia
menekankan pentingnya masyarakat terpelajar, karena pendidikanlah yang
mengembangkan keterampilan, membentuk karakter, dan bermartabat dalam
kehidupan berbangsa.
Hubungan antara stratifikasi dan akses terhadap pendidikan sangatlah
penting, karena pendidikan diartikan sebagai upaya sadar dan terencana untuk
menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensinya. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang harus
direncanakan dengan penuh kesadaran dan sangat penting bagi tumbuh kembang
anak serta keselamatan dan kebahagiaannya yang setinggi-tingginya.
Kelas sosial diartikan sebagai pembedaan anggota suatu masyarakat
berdasarkan statusnya, dan pembagian orang ke dalam strata hierarki menurut
dimensi kekuasaan, hak istimewa, dan prestise. Stratifikasi sosial adalah suatu
konsep yang menunjukkan adanya perbedaan dan/atau pengelompokan pada
tingkat kelompok sosial secara bertahap, dimana masyarakat mengelompokkan
setiap orang ke dalam berbagai kategori, dari lapisan tertinggi hingga lapisan
terbawah. Beberapa masyarakat mempunyai pola stratifikasi yang sangat ketat,
sehingga menyulitkan individu untuk naik ke kelas yang lebih tinggi.
3.2 Saran
Kami siswa yang sedang menyusun makalah masih dalam proses belajar.
Oleh karena itu, kami masih membutuhkan arahan dari pihak yang terkait. Untuk
kedepannya, kami dapat terus berusaha untuk belajar lebih banyak dan
meningkatkan keadaan.
DAFTAR PUSTAKA

Chozin, A., & Prasetyo, T. A. (2021). Pendidikan Masyarakat Dan


Stratifikasi Sosial Dalam Prespektif Islam. Mamba'ul'Ulum, 62-73.
Mukmin, T. (2018). Hubungan Pendidikan dan Stratifikasi Sosial. El-
Ghiroh: Jurnal Studi Keislaman, 15(2), 27-42.
Nawawi, M. I., & Putera, R. P. (2019). Stratifikasi Sosial Dalam Tinjauan
Pendidikan Islam. Jurnal PGMI IAI Metro Lampung, 1(28).

Anda mungkin juga menyukai