PENDAHULUAN
1
mengangkat kedudukan sosialnya. Jadi, apakah selalu benar pendidikan dapat menjadi alat
mobilitas sosial. Berikut ini akan kami bahas mengenai pendidikan dan stratifikasi sosial.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Stratifikasi sosial adalah sebuah konsep yang menunjukkan adanya perbedaan atau
pengelompokan suatu kelompok sosial (komunitas) secara bertingkat. Misalnya dalam
komunitas tersebut terdapat strata tinggi, strata sedang, dan strata rendah. Stratifikasi atau
pelapisan sosial pada dasarnya berbicara tentang penguasaan sumber sosial. Yang di maksud
dengan sumber sosial adalah segala sesuatu yang oleh masyarakat dipandang sebagai sesuatu
yang berharga tetapi terbatas dalam jumlah sehingga untuk memperolehnya diperlukan
usaha-usaha tertentu. Dalam setiap masyarakat selalu ada orang-orang yang menguasai atau
mudah memperoleh sumber-sumber sosial, dan yang sebaliknya, yaitu yang sukar atau
hampir tidak memiliki sumber-sumber sosial. Dengan perkataan lain, dalam setiap
masyarakat selalu ada ketidakmerataan sosial.
Menurut Max Weber, ketidakmerataan sosial itu bersumber pada pemilikan tiga
komponen yang terdiri atas kemakmuran (wealth), status (prestige), dan kekuasaan (power).
Orang yang berlainan taraf kemakmurannya akan berlainan pula corak atau gaya hidup dan
cita-cita serta pengharapan-pengharapannya. Demikian pula hal nya orang yang mempunyai
taraf kekuasaan dan status yang berlainan. Ketiga komponen tadi tidak terpisahkan satu sama
lain, artinya orang kaya lazimnya sekaligus memiliki kedudukan (status) dan kekuasaan yang
tinggi pula dalam masyarakatnya.
3
1. Ukuran kekayaan, Kekayaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat
ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling
banyak maka ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian
pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam
lapisan yang rendah.
2. Ukuran kekuasaan dan wewenang, Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau
wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial
dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari
ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat
menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan
wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. Ukuran kehormatan, Kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau
kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas
dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada
masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang
banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang
berperilaku dan berbudi luhur.
4. Ukuran ilmu pengetahuan, Ilmu pengetahuan sering dipakai oleh masyarakat yang
menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan
akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial dimasyarakatnya.
Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik,
profesi yang disandang oleh seseorang misalnya dokter, insinyur, doktor ataupun
profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar
yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga
banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh
gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, membuat ijazah palsu dan
seterusnya.
4
2.2 Hubungan Pendidikan dan Stratifikasi Sosial.
Pada hakikatnya tidak ada masyarakat tanpa kelas. Defenisi sistematik yang di
kemukakan oleh Pitirim A. Sorikin bahwa pelapisan sosial merupakan perbedaan penduduk
atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudan dari
stratifikasi sosial adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat. Salah satu dasar
pembentuk pelapisan sosial atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar
pembentukan pelapisan sosial yaitu ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ini erat
hubungannya dengan pendidikan. Ukuran ilmu pengetahuan yang sering dipakai oleh
anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan yaitu seseorang yang paling
menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan sosial yang tinggi dalam sistem
pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan.
Dalam berbagai studi, disebutkan tingkat pendidikan tertinggi yang didapatkan seseorang
digunakan sebagai indeks kedudukan sosialnya di dalam masyarakat. Menurut penelitian
memang terdapat korelasi yang tinggi antara kedudukan sosial seseorang dengan tingkat
pendidikan yang telah di tempuhnya, meski demikian pendidikan yang tinggi tidak dengan
sendirinya menjamin kedudukan sosial yang tinggi.
5
2. Korelasi golongan sosial dan jenis pendidikan.
Pendidikan menengah pada dasarnya diadakan sebagai persiapan untuk pendidikan
tinggi. Karena biaya pendidikan perguruan tinggi pada umumnya mahal sehingga
tidak semua orang tua mampu membiayai studi anaknya. Pada umumnya, anak-anak
yang orang tuanya mampu, akan memilih sekolah menengah umum sebagai persiapan
untuk studi di universitas. Tetapi bagi orang tua yang mengetahui batas kemampuan
keuangannya akan cenderung memilih sekolah kejuruan bagi anaknya, dengan
pertimbangan setelah lulus dari kejuruan bisa langsung bekerja sesuai dengan
keahliannya.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
7
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Adiwikarta. 1988. Sosiologi Pendidikan Isyu dan Hipotesis tentang Hubungan Pendidikan
dan Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Abdullah, Idi. Sosiologi Pendidikan, Individu, Masyarakat dan Pendidikan: Rajawali Press.
Gunawan, Ary. 2000. Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai
Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.