Anda di halaman 1dari 8

PENANGANAN

LIMBAH
RADIOAKTIF
Astri Indah Yanti

201010950011
Cara Penanganan Limbah
Radioaktif
Limbah radioaktif adalah zat dan bahan bekas serta alat-alat yang telah terkena radioaktif dalam kegiatan nuklir.
Zat radioaktif serta bahan bekas tersebut selanjutnya menjadi limbah dan tidak dipergunakan lagi. Bahan bekas
tersebut dapat berupa benda padat, seperti kertas penyerap, kain pembersih bekas jarum suntik atau alat-alat
terbuat dari gelas yang telah digunakan untuk penanganan zat-zat radioaktif atau pernah digunakan untuk
menampung larutan radioaktif, termasuk bangkai binatang percobaan.

Feeling overwhelmed 2
Apa saja bahaya
radioaktif ?
limbah nuklir dari reaktor Fukushima adalah radioaktif buatan yang memiliki sejumlah dampak berbahaya.
Berbagai dampaknya, di antaranya, sebagaimana dilansir dari CDC adalah: Radiasi dapat merusak DNA dalam
sel tubuh manusia. Radiasi dalam dosis tinggi dapat menyebabkan Sindrom Radiasi Akut (ARS) atau Cedera
Radiasi Kulit (CRI). Radiasi dosis tinggi juga dapat menyebabkan kanker di kemudian hari. Jadi, menurut CDC,
yang paling berbahaya dari paparan radiasi atau zat radioaktif adalah pada dosisnya.

Feeling overwhelmed 3
PENGELOLAAN LIMBAH

Beberapa jenis limbah radioaktif antara lain limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. IPLN – DPFK BRIN
dalam melakukan pengelolaan limbah padat sumber radioaktif bekas akan diolah dengan cara kondisioning
dengan Unit Kondisioning.
Sumber bekas tersebut ditangani dengan cara kondisioning tertentu, sesuai dengan sifat radionuklidanya, dan
dilakukan dengan seksama untuk menjamin keselamatan manusia dan lingkungannya.
Untuk limbah radioaktif cair, pengolahan dengan menggunakan Unit Evaporasi dengan kapasitas Evaporator
0,75 meter kubik per jam. Sedangkan untuk mengolah limbah cair anorganik aktivitas rendah dan sedang
dilakukan dengan cara penguapan pada temperatur 100 derajat celcius. Konsentrat selanjutnya diimobilisasi
dengan matriks semen, sedangkan destilat dapat dibuang ke lingkungan.
Selain evaporasi, limbah radioaktif cair dapat juga diolah dengan Unit Resin Penukar Ion dan Unit Chemical
Treatment. Pengolahan secara kimia seperti teknik presipitasi, koagulasi, dan flokulasi diterapkan untuk
mengolah limbah radioaktif cair korosif aktivitas rendah sampai sedang. Kapasitas optimum dari unit chemical
treatment ini adalah 0,5 meter kubik per hari dengan matriks semen di dalam wadah shell beton 950 liter.
PENGELOLAAN LIMBAH
Apabila limbahnya padat, pengolahan dilakukan dengan kompaksi untuk limbah padat yang tidak terbakar. Unit
Kompaksi mengkompaksi limbah padat aktivitas rendah dan sedang dengan gaya 600 kilo Newton. Hasil proses
kompaksi tersebut akan dikapsulasi di dalam matriks semen. Untuk kapasitas optimum proses kompaksi per
minggu adalah sebanyak 14 drum 100 liter, yang terkompaksi di dalam 2 drum 200 liter.
Sedangkan untuk limbah padat yang terbakar, pengolahan dilakukan dengan Unit Insenerasi. Prosesnya adalah
dengan membakar sempurna limbah organik cair dan limbah padat terbakar dengan temperatur sampai dengan
1100 derajat celcius. Kapasitas pembakarannya adalah 50 kilogram per jam. Abu hasil proses insenerasi tersebut
kemudian diimobilisasi dengan matriks semen di dalam wadah drum 100 liter.
Adapun untuk limbah radioaktif semi cair diolah dengan Unit Sementasi. Limbah ini diimobilisasi dengan
matriks semen di dalam wadah limbah beton 950 liter. Kemampuan optimal unit sementasi adalah 2 shell beton
per minggu.
Fasilitas yang digunakan dalam proses pengolahan limbah radioaktif, beberapa diantaranya yaitu Unit Evaporasi
(Kapasitas Evaporator 0,75 meter kubik jam), Unit Kompaksi (Daya kompaktor 600 kilo Newton), Unit
Sementasi, Unit Insenerasi, Unit Chemical Treatment, Unit Dekontaminasi, Unit Transportasi, Unit Glove Box,
Unit Kondisioning Sumber Bekas, Penyimpanan Sementara Limbah Limbah Radioaktif Aktivitas Rendah dan
Sedang (IS-1 dan IS2), Penyimpanan Sementara Limbah Limbah Radioaktif Aktivitas Tinggi (PSLAT), Fasilitas
Kanal Hubung – Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas (KH-IPSB3), Shaping Compactor, serta
Unit Shredder.
Hal hal yang perlu
diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan pembuangan limbah radioaktif adalah:
1. Pada pembuangan ke saluran tertutup, berbagai faktor yang berikut ini perlu diperhatikan, yaitu:
a. Kontaminasi pada bak cuci, saluran air, tempat kontrol dan saluran tertutup yang akan menimbulkan bahaya pada waktu
perbaikan.
b. Kontaminasi pada saluran tertutup, yang dapat menimbulkan bahaya bagi orang yang bekerja di dalam saluran itu.
c. Cara pengolahan, bila dilakukan terhadap air buangan dan efluen dari cairan yang diolah yang terkontaminasi, yang
mungkin mempengaruhi pemakaian atau pambuangan berikutnya.
d. Kemungkinan terkumpulnya radionuklida tertentu pada lapisan filter atau pada bagian lain dari sistem pengolahan air
buangan.
e. Kemungkinan digunakannya lumpur air buangan.
2. Setiap zat radioaktif yang dibuang, tingkah lakunya mungkin berbeda-beda, sehingga dapat menimbulkan bahaya radiasi.
Oleh karena itu sukar untuk menentukan nilai batas yang berlaku secara umum. Perlu diperhitungkan pengenceran zat
radioaktif dengan cara:
a. Penambahan air yang banyak pada waktu pembuangan ke dalam bak cuci atau pipa saluran pengenceran;
b. Dengan larutan buangan lain yang tidak radioaktif yang berasal dari fasilitas yang sama; dan
c. Pengenceran yang dialami oleh saluran yang terkontaminasi di dalam saluran penampungan dan saluran utama. Perlu
juga diperhitungkan apakah pemanfaat zat radioaktif lain akan membuang ke dalam sistem pembuangan yang sama.

Feeling overwhelmed 6
Hal hal yang perlu
diperhatikan
3. Di daerah yang padat penduduknya, air buangan dari daerah itu dapat memberikan faktor pengenceran yang sangat tinggi,
sedangkan di daerah yang jarang penduduknya faktor pengencerannya rendah.

4. Dalam hal lumpur buangan digunakan sebagai pupuk, walaupun telah terbukti bahwa radionuklida seperti strontium
radioaktif, yang lebih cepat dapat terserap oleh tanaman daripada isotop lain, tidak banyak terkandung dalam lumpur tidak
diperkenankan tanpa diteliti terlebih dahulu. Pembuangan cairan radioaktif ke lingkungan harus selalu diukur sebelum menuju
ke saluran umum, sehingga apabila terdapat kenaikan bahaya radiasi, tindakan keselamatan dapat diambil dan prosedur
pembuangan dapat diperbaiki.
5. Bahan-bahan yang diambil sebagai cuplikan untuk diukur aktivitasnya meliputi endapan dan lumpur dalam instalasi
pengolahan air buangan, hasil panen (yang tadinya diairi dengan air buangan atau telah menggunakan lumpur buangan
sebagai sarana untuk mengembalikan kondisi tanah) dan endapan, ikan, ganggang yang terdapat dekat titik curah (outfall)
apabila saluran pembuangan langsung ke saluran air.

Feeling overwhelmed 7
TERIMAKASIH

Astri Indah Yanti

201010950011

Anda mungkin juga menyukai