Anda di halaman 1dari 14

Dinasti Mughal

India
Oleh:
Mursyidan prakasa (03010220013)
Hafidhatus Sholihah (03020220041)
Salwa Huwaidatun Najibah (03020220067)
Zumrotun Nafisah (03020220072)
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Mughal
Dinasti Mughal merupakan dinasti yang berdiri setelah seperempat abad setelah berdirinya
Dinasti Safawi. Pada masa itu, Islam terbagi menjadi menjadi tiga kerajaan, yaitu kerajaan Utsmani,
kerajaan Safawi, dan yang termuda yaitu kerajaan Mughal.
Pada masa Mu’awiyah I, terjadi perampokan terhadap orang-orang Islam di India. Atas izin
Khalifah Al-Walid, ia mengirim Muhammad Ibn Qasim dan berhasil menguasai sind dan punjab
dalam kurun waktu 4 tahun lebih.
Karena keberhasilannya tersebut, Muhammad Ibn Qasim diangkat menjadi gubernur. Setelah
Wafatnya Muhammad Ibn Qasim, terdapat 9 orang gubernur yang berkuasa di kawasan tersebut
hingga munculnya dinasti Ghazni.
Pada akhir abad ke-10, Ghazni berhasil ditaklukkan oleh Alptgin dengan memperkuat kota
dengan parit dan benteng.
Pada masa kepimimpinan Mas’ud, ia berhasil memperluas daerah kekuasaannya dengan
menaklukkan negeri Oudh (Ayyuda) dan Benaras. Ketika Mas’ud meninggal, tidak ada lagi
pengganti yang kuat.
Pada tahun 1186 M, negeri Ghaznah yang sudah lemah berhasil dikuasai oleh Alauddin Husain
Ibn Husain.
Pada tahun 1192 M, seorang tokoh yang terkenal karena ia berhasil menguasai Dinasti Ghazni
yaitu Sultan Muhammad Abdul Muzaffar Ibn al-Husain al-Ghori (Muhammad Ghuri), berhasil
memenangkan peperangan Tarain II yang melawan persekutuan raja-raja India yang pada saat itu
dipimpin oleh Pritthiraj dan berhasil menguasai kawasan Delhi, Merat dan Agra. Tahun berikutnya
(1193 M) beliau juga berhasil menaklukkan Qanauj, dan menunjuk Aibek (panglima perang dan
hamba sahayanya) sebagai wakil tetap di India yang menjadikan Delhi sebagai ibu kota India.
Setelah wafatnya Muhammad Ghuri, Quthubuddin Aibek yang menjadi pemimpin selanjutnya.
Aibek kemudian mendapatkan gelar sultan pada tahun 1206 M.
Sejak saat itulah, kemudian berdirilah kesultanan Delhi yaitu : Dinasti Mamluk (1206-1290 M),
Dinasti Khalji (1290-1320 M), Dinasti Tughlug (1320-1414 M), Dinasti Sayyid (1414-1451 M), dan
Dinasti Lodi (1451-1526 M).
Dinasti Mamluk didirikan oleh seorang budak yang bernama Altamas yang di merdekakan oleh
Aibek dan di angkat menjadi pembesar istana karena pada saat itu menganti Aibek.
Altamasy berhasil memperluas kekuasaan Islam ke sebelah utara (Malawa) dan
menyelamatkan negerinya dari serangan Mongol. Setelah itu ia menunjuk anak perempuannya,
Raziya.
Pada tahun 1240 M terjadi pemberontakan untuk menolak sultan perempuan yang
menjatuhkan Raziya oleh Bahram Shah, namun Bahram Shah tidak mampu memimpin , akhirnya
pada tahun 1246 M pamannya, Nasiruddin Mahmud naik tahta, kemudian ia di gantikan oleh
Balban.
Setelah Balban wafat, penggantinya, Kaikobad, tidak cakap sebagai pemimpin. Dengan
dukungan para pembesar istana, Jalaluddin Khalji (75 tahun) naik tahta pada tahun 1290 M. Pada
masa ini lah dinasti Khalji berdiri. Kemudian diteruskan oleh Alauddin Khalji (yang naik tahta karena
dukungan dari para bangsawan berhasil memperluas kekuasaannya hingga ke Gujarat, Rajasthan,
Deccan, dan sebagian wilayah dari India Selatan.
Pengganti Alauddin Khalji adalah Quthubuddin Mubarak Khalji, namun ia dan keluarganya
dibunuh oleh Khusru, gubernur Deccan yang ingin merebut tahta.
Berselang lima bulan, Ghazi Malik Tughlaq, gubernur Depalpur, dapat menguasai Delhi dengan
membunuh Khusru. Ini lah awal terbentuknya dinasti Tughlug.
Ghazi Malik menduduki tahta dengan gelar Ghiyasuddin Tughlug. Beberapa wilayah
dikuasainya antara lain Bidar, Warrangal dan Bangla. Ketika perjalanan kembali dari Bengla,
Ghiyasuddin Tughlug meninggal dunia pada tahun 1325 M.
kepemimpinan digantikan oleh Juna Khan yang memiliki gelar Muhammad Ibn Tughlug I yang
memerintah dari tahun 1325-1351 M. ketika negara sedang dilanda pemberontakan Beliau wafat
pada tahun 1351 M .
Kemudian kepemimpinan digantikan oleh sepupu Juna khan yaitu Fihruz Shah atau Muhammad
Ibn Tughlug II setelah meredam pemberontakan di Sind dan penyerangan Mongol. Fihruz Shah
wafat pada tahun 1388 M. Pemimpin terakhir dari dinasti Tughlug ini adalah Nashiruddin
Muhammad Tughluq.
Pada tahun 1414 M, Khizir Khan, utusan Timur di Debalpur dan Multan dapat menguasai politik
di Delhi. Khizr Khan merupakan pendiri dari Dinasti Sayyid yang alim, pemberani dan sangat
mampu memimpin. Ia meninggal dunia pada tahun 1421 M
Kemudian Mubarak Shah naik tahta, namun ia terbunuh pada tahun 1434 M oleh seorang
bangsawan bernama Sardarul Mulk. Keponakan Mubarak, Muhammad Shah, naik tahta selama 12
tahun (1434-1445M).
Setelah itu, dipimpin oleh Alauddin Alam Shah, yang merupakan raja terakhir dan terlemah
dalam Dinasti Sayyid. Alam Shah memimpin pada tahun 1445-1451 M. Ia secara sukarela
menyerahkan tahtanya kepada Bahlul Lodi. Inilah awal mula Dinasti Lodi.
Bahlul Lodi naik tahta pada tahun 1451 M. Sultan Lodi adalah satu-satunya sultan Delhi yang
berasal dari suku bangsa Pathan. Aksi Bahlul Lodi yang menonjol adalah penaklukan Jaunpur. Ia
berkuasa selama 38 tahun dan meninggal pada 1489 M.
Kemudian kepemimpinan dilanjutkan oleh Nizam Khan, yang merupakan putra kedua dari
Bahlul Lodi dengan gelar Sikander Lodi. Ia meninggal dunia pada tahun 1517 M setelah berhasil
memimpin selama 28 tahun.
Selanjutnya Ibrahim Lodi naik tahta, namun terjadi pemberontakan di Jalal Khan. Ia
memenjarakan banyak bangsawan yang menentang keputusannya. Hal ini semakin memicu
pemberontakan. Pada 21 April 1526 M, terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat antara
Ibrahim Lodi dengan Babur.
Perbandingan antara pasukan Lodi dengan Babur sangatlah jauh akan tetapi Babur bisa
memenangkan pertempuran yang hanya berjumlah sekitar 25.000 orang, sedangkan pasukan Lodi
berjumlah 100.000 orang. Ibrahim Lodi beserta dengan puluhan ribu tentaranya terbunuh dalam
pertempuran itu.
Babur berhasil memenangkan pertempuran dan kemudian menguasai Delhi yang menjadi ibu
kota India. Dengan penguasaan pemerintahan oleh Babur di kota Delhi, maka berdirilah kerajaan
Mughal di India pada tahun 1526 M.
B. Masa Kepemimpinan Dinasti Mughal
1. Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530 M) 9. Azim-us-Syah (1713)
2. Nashiruddin Humayun (1530-1540 dan 1555- 10. Farukh Syiyar (1713-1719)
1556 M). 11. Muhammad Syah (1719-1748)
3. Akbar Khan (1556-1605 M) 12. Ahmed Syah (1748-1754)
4. Jahangir (1605-1628 M) 13. Alamgir II (1754-1759)
5. Shah Jahan (1628-1658 M) 14. Syah Alam (1759-1806)
6. Aurangzeb (1658-1707 M) 15. Sirajuddin Bahadur Syah II (1837-1858).
7. Bahadur Syah (1707-1712)
8. Jihandar Syah (1712-1713)
C. Masa Kejayaan Dinasti Mughal

Di bawah kepemimpinan yang baik, Dinasti Mughal


dapat mencapai puncak kejayaannya. Selain itu, Dinasti
Mughal membangun era peradaban Islam yang sangat
besar. Sejak berdirinya Dinasti Mughal, dinasti ini
memberikan banyak pengaruh di berbagai bidang,
seperti pada bidang sastra, seni lukis, seni musik, seni
bangunan (arsitektur), ilmu pengetahuan, bidang
ekonomi, politik dan militernya.
4. Seni
1. Bidang Bangunan
Sastra (arsitektur) 7. Bidang
Politik

2. Seni Lukis 5. Ilmu


Pengetahuan
8. Bidang
Militer

6. Bidang
3. Seni Musik
Politik
D. Masa Kemunduran atau Kehancuran Dinasti
Mughal
Setelah satu setengah abad Dinasti berada di puncak kejayaan, Mughal mengalami
kemunduran setelah para Aurangzeb tidak bisa mempertahankan kebesaran yang telah
dibina oleh sultan-sultan sebelumnya. Kesuksesan pendahulu mereka tidak bisa
dipertahankan oleh penerusnya, bahkan menjadi rebutan. Selain menjadi ajang
rebutan, dinasti Mughal juga semakin terancam dengan adanya gerakan separatis
Hindu di India Tengah, Sikh dibelahan utara, dan Islam dibagian timur. Sementara itu
Inggris diizinkan menanamkan modal, dengan kekuatan bersenjata semakin menguasai
wilayah pantai.
Pada masa Aurangzeb, pemberontakan terhadap pemerintahan pusat memang
sudah muncul, tetapi dapat diatasi. Pemberontakan itu bermula dari tindakan
Aurangzeb yang dengan keras menerapkan pemikiran puritanismenya. Setelah ia
wafat, penerusnya rata-rata lemah dan tidak mampu menghadapi problema yang
ditinggalkannya.
Selain itu terdapat beberapa faktor lain penyebab kemunduran
Dinasti Mughal, di antaranya yaitu:
 Perebutan kekuasaan pada periode Sultan lemah dan juga
serakah.
 Kebijakan Represif Sultan Aurangzeb yang menimbulkan
banyaknya pemberontakan.
 Konflik Agama
 Saling berebut pengaruh dalam kegiatan perdagangan
 Intervensi Asing
D. Masa Kemunduran atau Kehancuran Dinasti
Mughal
Adapun menurut buku yang ditulis Dr. Badri Yatim, ada empat faktor yang menyebabkan Kerajaan
Mughal mengalami kemunduran dan membawa pada kehancurannya pada tahun 1858 M,
diantaranya:
a. Terjadi stagnasi dalam pembinaan militer. Sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah
pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritime Mughal. Begitu juga kekuatan pasukan
darat. Bahkan, mereka kurang terampil dalam mengoperasikan persenjataan buatan Mughal
sendiri.
b. Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elit politik, yang mengakibatkan pemborosan
dalam penggunaan uang negara.
c. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau kasar dalam melaksanakan ide-ide puritan dan
kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antaragama sukar untuk diatasi oleh sultan-sultan
setelahnya.
d. Semua pewaris tahta kerajaan pada paruh terakhir adalah orang-orang lemah
dalam bidang kepemimpinan
Sekian,
Terima Kasih...

Anda mungkin juga menyukai