Anda di halaman 1dari 13

DAULAH MUGHAL

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu mapel SKI

Guru pengampu: Muhammad Nur Rofik , M.Pd

Anggota Kelompok: -Bayu Cahya Nugroho

-Nadine Candra Anugrah

-Ahnaf Candra H

-Anggun Kirania

-Arsya Nima F

-Checilya Indah T
-Ibrahim Caesario A

-Kevin Satria P

-Mitri Astuti

-M.Ma’ruf Aryanto S

-Yunita Rahmawati
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala


rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Purwokerto, 23 Agustus 2023

Penulis
Daftar Isi
BAB 1

Pendahuluan

Latar Belakang Berdirinya Daulah Mughal

Kejayaan peradaban Islam bisa dirasakan di semua penjuru


dunia. Salah satu penjuru kejayaan Islam adalah India, yaitu
kerajaan Mughal. Daulah Mughal berkuasa di India mulai abad
XVI-XIX, berdampingan dengan 3 daulah lainnya yaitu Daulah
Usmaniyah dan Daulah Syafawiyah. Daulah Usmaniyah mengalami
kemunduran pada tahun 1909 M dan benar-benar dihapuskan pada
tahun 1924. Salah satu factor kemunduran Daulah Usmani yaitu
kondisi pemerintahan yang lemah dan kemerosotan akhlak para
pemimpinnya.

Kemudian, digantikan dengan berdirinya Daulah Mughal.

Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur


(1526-1530 M) yang merupakan generasi ke 5 dari timur. Ayahnya
bernama Umar Mirza(penguasa Farghana). Kepemimpinan Babur
sudah diwariskan oleh ayahnya saat Babur berusia 11 tahun. Ia
punya ambisi kuat untuk menguasai Samarkand, kota terpenting di
Asia Tengah pada saat itu.

Ia mengalami kekalahan dalam usaha pertamanya. Tetapi karena


mendapat amunisi tambahan dari Daulah Syafawi, akhirnya
Samarkand bisa Ia kuasai pada 1494 M. Target berikutnya adalah
Kabul (ibu kota Afghanistan). Setelah berhasil dikuasai, Babur
melanjutkan ekspansinya ke India. India dalam keadaan krisis
dibawah kepemimpinan Ibrahim Lodi. Kondisi dalam negeri
diliputi kekacauan. Paman Ibrahim Lodi (Alam Khan & Daulat
Khan) meminta utusan ke Kabul dan meminta bantuan Babur untuk
menjatuhkan Ibrahim Lodi di Delhi. Pada 1525 M Punjab langsung
dikuasai oleh Babur.

Kemudian Babur beserta pasukannya bergerak ke Delhi. Ibrahim


Lodi akhirnya berhasil dikalahkan dan meninggal dunia beserta
ribuan tentaranya dalam pertempuran dahsyat di Panipat (21 Apil
1526 M). Babur tampil sebagai pemenang dan kemudian
menegakkan pemerintahannya di Delhi. Berdirilah Daulah Mughal
di India. Daulah Mughal memberi warna baru bagi peradaban
orang-orang India yang sebelumnya identic dengan Hindu.
Walaupun Babur bukanlah orang asli India, tetapi dia adalah
peletak peradaban Islam yang baru di India.
BAB II

Pembahasan

1. Raja-raja pada masa Daulah Mughal


a. Zahiruddin Muhammad/Babur (1526-1530). Zahiruddin
Muhammad atau Babur adalah seorang penakluk dari
Asia Tengah yang mendirikan wangsa Mughal di India.
Ia merupakan keturunan langsung Timur Lenk melalui
sang ayah dan juga keturunan Genghis Khan dari
keluarga ibunya. Oleh karena itu, atas dasar kenyataan
sejarah, Kerajaan Mughal merupakan warisan dari
kebesaran Timur Lenk, pendiri dinasiti Timurid di Persia
dan Asia Tengah. Babur mendirikan Kesultanan Mughal
pada 30 April 1526 dan memerintah hingga 26
Desember 1530.
b. Nasiruddin Muhammad/Humayun (1530-1540).
Naziruddin Muhammad atau yang dikenal sebagai
Humayun lahir pada 7 Maret 1508. Ia merupakan Kaisar
Mughal kedua (1530-1540), yang berhasil menguasai
wilayah cukup besar yang saat ini menjadi bagian dari
Afghanistan, Pakistan, dan bagian utara India. Semasa
kepemimpinannya, Humayun sempat kehilangan
wilayah Mughal kepada Sher Shah Suri, pendiri
Kekaisaran Sur di India Utara. Beruntung, Humayun,
penerus Kerajaan Mughal, berhasil merebut kembali
kekuasaannya dari Sher Shah Suri 15 tahun kemudian
dengan dibantu Dinasti Iran Safawiyyah.
c. Jalaluddin Muhammad/Akbar(1556-1605). Jalaluddin
Muhammad atau Akbar-e-Azam adalah Sultan Mughal
ketiga yang memerintah sejak 15 Oktober 1556 hingga
27 Oktober 1605. Ia diangkat menjadi sultan ketika
masih berusia 13 tahun, karena harus menggantikan
ayahnya, Humayun, yang wafat. Meskipun usianya
terbilang masih sangat muda, Jalaluddin mampu
memimpin dengan sangat baik, bahkan membawa
kerajaannya menuju puncak kejayaan. Di bawah
kendalinya, Kesultanan Mughal tidak hanya maju di
bidang politik dan militer, tetapi juga di bidang
ekonomi, pendidikan, arsitektur, seni dan budaya, serta
keagamaan. Pada akhir pemerintahannya, kerajaannya
berhasil menguasai wilayah yang cukup besar di bagian
Utara India. Jalaluddin pun menjadi sosok yang paling
dihargai karena memiliki pemikiran yang liberal
terhadap agama, budaya, dan kepercayaan.
d. Nuruddin Muhammad Salim/Jahangir (1605-1627. Raja
setelah Jalaludin Akbar adalah Nuruddin Muhammad
Salim, atau yang dikenal dengan nama Jahangir.
Jahangir lahir pada 30 Agustus 1569, sebagai anak
ketiga dan tertua yang hidup dari Jalaluddin Akbar.
Kejayaan yang diraih Akbar pun masih dapat
dipertahankan oleh putranya yang memerintah
Kesultanan Mughal sejak 1605 hingga 1627 ini. Di
bawah kekuasaannya, Mughal memiliki pertahanan
militer yang tangguh dan sukar ditaklukkan. Selain itu,
sistem pemerintahan yang telah diterapkan oleh Akbar
juga membawa kemajuan dalam segala bidang lainnya.

e. Shahabuddin Muhammad Khurram/Shah Jahan (1628-


1658).Shahabuddin Muhammad Khurram atau Shah
Jahan adalah Sultan Mughal kelima yang memerintah
sejak 19 Januari 1628 hingga 31 Juli 1658. Pada masa
kepemimpinannya, Shah Jahan kerap mendapat ujian
terhadap politik toleransi Mughal dan tercatat terjadi dua
kali pemberontakan. Pemberontakan pertama datang dari
Raja Jujhar Singh Bundela, yang berupaya memberontak
dan mengacau keamanan, tetapi berhasil dituntas.
Pemberontakan kedua datang dari Afghan Pir Lodi atau
Khan Jahan, Gubernur dari provinsi bagian selatan. Pada
akhirnya, pemberontakan berhasil dipatahkan pada 1631
dan Khan Jahan dihukum mati. Ketika Shah Jahan
berkuasa, ia memerintahkan untuk membangun Taj
Mahal, yang menjadi salah satu bukti kemajuan di
bidang arsitektur Mughal.
f. Muhiuddin Muhammad/Alamgir/Aurangzeb (1658-
1707) Muhiuddin Muhammad atau Alamgir lahir pada 4
November 1618 di Mughal. Ia merupakan putra dari
Shah Jahan dan Mumtaz Mahal. Ketika sang ayah wafat,
Aurangzeb ditunjuk untuk duduk di singgasana pada
1658. Ia kemudian menerapkan banyak kebijakan baru.
Pada masa kekuasaan Aurangzeb, pemerintahan daerah
dipegang oleh seorang Sipah Salar atau kepala
komandan. Selain itu, para pejabat daerah diharuskan
mengikuti latihan kemiliteran. Selain tegas, Aurangzeb
juga terkenal sederhana. Menurut sejarah, ia adalah
sosok yang taat beragama dan kerap menolak memakai
uang negara untuk kehidupan pribadinya. Pada masa
pemerintahannya, pajak dihapuskan, harga bahan pangan
diturunkan, dan korupsi diberantas. Selama satu
setengah abad, Kesultanan Mughal menjadi negara
adikuasa yang menguasai perekonomian dunia,
mengalahkan Dinasti Qing di China dan Eropa Barat.
Berkat keberhasilannya, Aurangzeb bahkan disebut-
sebut sebagai Raja Mughal terbesar melebihi Raja
Akbar.
g. Muhammad Mu'azzam/Bahadur Shah Alam (1707-1712)
Setelah Aurangzeb tidak lagi berkuasa, takhta kerajaan
jatuh ke tangan Muhammad Mu'azzam, yang
memerintah sejak tahun 1707 hingga 1712. Pada masa
kekuasaannya, Bahadur berhasil mengambil alih negara
Jodhpur dan Amber tanpa terjadi pertumpahan darah. Di
sisi lain, kepemimpinannya juga tidak terlepas dari
berbagai gangguan, terutama pemberontakan.
h. Muizuddin Muhammad/Jahandar Shah (1712-1713)
Jahandar Shah memerintah Kesultanan Mughal dalam
waktu yang cukup singkat, yakni sejak 1712 hingga
1713. Selama memimpin, Jahandar banyak dipengaruhi
oleh wali raja, Zulfikar Khan. Ia juga sempat mengalami
kekalahan dalam Perang Agra pada 10 Januari 1713 dari
saudaranya, Farrukhsiyar.

i. Abu Zafar Sirajuddin Muhammad/Bahadur Shah II


(1837-1857).Bahadur Shah II merupakan sultan terakhit
yang memerintah Kesultanan Mughal antara 1837
hingga 1857. Memasuki pertengahan abad ke-19, Inggris
telah mengendalikan sebagian besar wilayah kekuasaan
Mughal. Bahadur Shah II, yang hanya memiliki otoritas
atas Kota Shahjahanabad, akhirnya digulingkan setelah
Pemberontakan India pada 1857. Ia kemudian
diasingkan ke Myanmar oleh Inggris, dan peristiwa ini
menandai berakhirnya Kesultanan Mughal.

2. Kemajuan Daulah Mughal

 Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan


 Perluasan wilayah dan konsolidasi kekuatan.
 Pemeerintah daerah dipegang oleh seorang Sipah
salar (kepala komandan), sub distrik dipegang
oleh Faujdar (komandan).
 Akbar menerapkan politik toleransi universal
(sulakhul). Dengan politik ini, semua rakyat
dianggap sama.
 Pada masa Akbar, terbentuk landasan
institusional dan geografis bagi kekuatan
imperiumnya yang dijalankan oleh elit militer
dan politik yang pada umumnya terdiri atas
pembesar-pembesar Afghan, Iran, Turki dan
Muslim asli India.
2. Bidang Ekonomi
 Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi
usaha pertanian.
 Adanya sistem pemerintahan local yang
digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian
dan melindungi petani.
 Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan
pada beberapa provinsi utama pada imperium
ini.
 Perdagangan dan pengolahan indsutri pertanian
mulai bekembang. Pada masa Akbar konsesi
perdagangan diberikan kepada The British East
India Company (EIC) –Perusahaan Inggris-India
Timur untuk menjalankan usaha perdagangan di
India sejak 1600.

3. Bidang Agama
 Pada masa Akbar, Ia memproklamasikan sebuah
cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-i-
Ilahi. Konsep itu merupakan upaya
mempersatukan umat-umat beragama di India.
 Berkembangnya aliran keagamaan Islam di
India.
 Dibentuk sejumlah badan keagamaan
berdasarkan persekutuan terhadap madzhab
hokum, tharikat Shufi, persekutuan terhadap
ajaran Syaikh, ulama, dan wali individual.
4. Bidang Seni dan Budaya
 Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti
Padmavat yang mengandung pesan kebajikan
manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang
penyair istana.
 Sukses dalam bidang arsitektur. Taj Mahal di
agra merupakan puncak karya arsitektur pada
masanya, diikuti oleh istana Fatpur Sikri
peninggalan akbar dan Masjid Raya Delhi di
Lahore.
 Taman-taman kreasi Mughol menonjolkan gaya
campuran yang harmonis antara Asia Tengah,
Persia, Timur Tengah, dan local.
3. Keruntuhan Daulah Mughal
Setelah satu setengah abad dinasti Mughal berada
dipuncak kejayaannya, para pelanjut Aurangzeb tidak
sanggupnmempertahankan kebesaran yang telah dibina oleh
sultan-sultan sebelumnya. Pada abad ke-18 M kerajaan ini
mengalami kemunduran. Kekuasaan politiknya mulai
merosot.
Ada beberapa factor yang menyebabkan kekuasaan Daulah
Mughal Mengalami kemunduran pada setengah abad
terakhir sebelum akhirnya berakhir pada 1858 M, yaitu:
 Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuasaan militer
sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah
pantai tidak dapat diawasi oleh kekuatan maritime
Mughal.
 Kurangnya cakap pemerintahan Aurangzeb
sehingga konflik antar agama terjadi sangat sukar
diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya.
 Semua sultan pewaris tahta kerajaan pada paro
terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang
kepemimpinan.
 Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan
elit politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam
penguunaan uang Negara.
BAB III
PENUTUP/KESIMPULAN
Dalam setiap kebudayaan memiliki 4 tahapan, yaitu lahir,
tumbuh, runtuh, dan silam. Dinasti Mughal telah melewati
konsepsi itu. Namun kerajaan Mughal tidak mungkin lepas
dari sejarah Islam dan India. Dari pemaparan di atas dapat
disimpulkan bahwa:
a) Islam telah mewariskan dan memberi pengayaan
terhadap khazanah kebudayaan India.
b) Dengan hadirnya Dinasti Mughal, maka kejayaan
India dengan peradaban Hindunya yang nyaris
tenggelam kembali muncul.
c) Dinasti Mughal telah berhasil membentuk
kemosmopolitan Islam-India daripada membentuk
kultur muslim secara ekslusif.
d) Kemunduran suatu peradaban tidak lepas dari
lemahnya control elite penguasa, dukungan rakyat
dan kuatnya sistem keamanan. Karena itu masuknya
kekuatan asing dengan bentuk apapun perlu
diwaspadai.

Anda mungkin juga menyukai