Anda di halaman 1dari 35

13

Kebijakan Fiskal dan Kebijakan


Moneter
Subarna Tirtakusumah
2022, 2023
Peranan Pemerintah Dalam Perekonomian

• Sejak adanya pendekatan ekonomi makro yang


dicanangkan oleh J. M. Keynes dianggap perlu adanya
campur tangan pemerintah dalam perekonomian.
• Bentuk campur tangan itu setidaknya dilakukan melalui
kebijakan fiskal (pengaturan T dan G) dan kebijakan
moneter (pengaturan jumlah uang beredar).
• Tujuan dari kebijakan garis besarnya ada tiga, yaitu
* Mencapai pertumubuhan ekonomi yang cepat
* Stabilitas harga dan
* Menghilngkan/mengurangi pengangguran
Kerangka Kerja Kebijakan Fiskal dan
Kebijakan Moneter
Pendapatan
Pasar Aset
Pasar Barang
Pasar Uang Pasar Obligasi
Perm. Agregat (AD)
Permintaan Permintaan Penw. Agregat (AS)
Penawaran Penawaran

Suku Bunga
Kebijakan
Kebijakan
Moneter Fiskal
Kebijakan Fiskal
• Merupakan Kebijakan Ekonomi yang digulirkan oleh pemerintah
dalam mengarahkan perekonomian melalui pengaturan
pendapatan pemerintah/pajak (T) dan pengeluaran (G).
• Pajak adalah pungutan yang dilakukan pemerintah kepada
warganya, yang sifatnya bisa dipaksakan berdasarkan undang-
undang.
Secara ekonomi makro pajak dipengaruhi besar kecilnya
pendapatan nasional
• Pengeluaran pemerintah adalah pengeluaran yang dilakukan
pemerintah untuk membiayai pengadaan barang dan jasa publik
dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pengeluaran pemerintah tidak bergantung kepada besar
kecilnya pendapatan nasional, tetapi ditentukan oleh tujuan
dan permasalahan ekonomi yang dihadapi.
Jenis-Jenis Pajak

Tax
Income Tax Lump Sum Tax
(Direct Tax) (Indirect Tax)

Progressive Tax
Proportional Tax
Regressive Tax
Perbedaan Jenis-Jenis Pajak
Wajib Pengha Pj. Progresif Pj. Proporsional Pj. Regresif Pj. Lump sum
Pajak Silan (Rp)

% Rp % Rp % Rp % Rp

A 5.000.000
5 250.000 10 500.000 15 750.000 20 1.000.000

B 10.000.000
10 1.000.000 10 1.000.000 10 1.000.000 10 1.000.000

C 20.000.000
15 3.000.000 10 2.000.000 5 1.000.000 5 1.000.000
Politik Anggaran
 Anggaran Defisit (Deficit Budget) merupakan anggaran yang
direncanakan untuk defisit, dengan menerapkan kebijakan pengeluaran
pemerintah direncanakan lebih besar dari penerimaan pemerintah (T<G
atau G>T).
◦ Tujuannya untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi (dalam kondisi
resesi) sehingga diharapkan adanya peningkatan pendapatan yang
lebih besar dari besarnya defisit anggaran.
 Anggaran Surplus (Surplus Budget) Adalah anggaran pemerintah bila
penerimaan lebih besar dari pengeluaran ( T>G atau G<T ). Politik
anggaran surplus dilakukan bila perekonomian sedang dalam kondisi
overheat.
◦ Melalui anggaran ini pemerintah mengurangi pengeluarannya untuk
menurunkan tekanan pemerintah atau mengurangi daya beli dengan
menaikkan pajak.
 Anggaran Berimbang (Balance Budget) Adalah anggaran yang apabila
pengeluaran sama dengan penerimaan (G=T atau T=G ).
◦ Tujuannya adalah untuk peningkatan disiplin dan kepastian anggaran.
Jenis-Jenis Kebijakan Fiskal
• Kebijakan fiskal yang ekspansif dilakukan melalui
penurunan tingkat pajak atau peningkatan pengeluaran
pemerintah akan
 Menggeser kurva AD ke kanan

• Kebijakan fiskal yang kontraktif dilakukan melalui


peningkatan tingkat pajak dan atau penurunan
pengeluaran pemerintah akan
 Menggeser kurva AD ke kiri
Mekanisme Kebijakan Fiskal
• Jika pemerintah melakukan pemotongan tingkat
pajak (T), maka akan meningkatkan pengeluaran
yang direncanakan oleh perusahaan. Vv.
• Kemudian diikuti oleh tingkat multiplier pajak yang
pada akhirnya meningkatkan Pendapatan.
• Jika pemerintah meningkatkan Government
Expenditure (G) maka akan meningkatkan
pengeluaran yang direncanakan oleh perusahaan.
• Kemudian diikuti dengan tingkat multiplier G yang
pada akhirnya meningkatkan Pendapatan.
THE CIRCULAR FLOW OF MACROECONOMIC ACTIVITY
Finale goods and services: private goods, public goods
Factor of production (land, labor, capital and skill)

Income (rent, wage, interest, profit)


Factor of production Corporate tax
Y T Y

HOUSEHOLD GOVERNMENT PRODUCERS


S C T G C I

Investment
Individual tax Government Exp
Saving

Domestic Consumption

FINANCIAL INT Credit INVESTORS


Economic Equilibirium in AD-AS Model
(3 Sector Economic Model)
• Pendp National (GDP): AS = Y = C + S + T (aggregate supply)
• Permintaan Agregat: AD = C + I + G (aggregate demand)
• Pendapatan Disposibel: Yd = Y – T
• Fungsi Pajak: T = T0 + tY
– To = pajak lump sum ; t = tkt pajak proporsional
• Fungsi Konsumsi: C = a + bYd
• Fungsi Tabungan: S = - a + sYd
– b = MPC = ∆C/ ∆ Y ; s = MPS = ∆ S/ ∆ Y
• I dan G mrpk variabel yang otonom
• Koefisien Multiplier: k = 1/(1-b+bt)
Kebijakan Moneter
• Kebijakan Moneter adalah kebijakan ekonomi
makro yang mengatur jumlah uang beredar (money
supply) dan tingkat bunga (interest rate) sebuah
negara untuk mencapai tujuan tertentu.
• Walaupun kebijakan moneter dpt dilakukan untuk
mempengaruhi berbagai tujuan ekonomi, fokus
kebijakan moneter terutama adalah menjaga
stabilitas harga (pengendalian inflasi).
• Berbeda dengan kebijakan fiskal, yang dilakukan
oleh pemerintah, kebijakan moneter dilakukan oleh
Bank Sentral.
Arti dan Fungsi Uang
• Uang adalah sesuatu yang disepakati bersama
sebagai media/ perantara dalam pertukaran
/perdagangan.
• Fungsi Uang:
1. Media pertukaran: Sebagai alat tukar bagi pembeli
untuk membeli barang dan jasa kepada penjual
2. Satuan hitung: sebagai tolak ukur yang dapat
memberikan harga suatu komoditas
3. Penyimpan nilai: kemampuan uang menyimpan
hasil transaksi untuk mengalihkan daya beli dari
masa sekarang-mendatang.
Dua Jenis Uang
1.Uang dalam bentuk komoditas yang memiliki
nilai instrinsik sama dengan nilai nominal,
misal : uang emas
2. Uang Fiat
Uang tanpa memiliki nilai instrinsik, adapun
nilainya ditetapkan oleh pemerintah, misal :
Rupiah, Dollar, Euro, dll
Uang Beredar Dalam Arti Sempit
(Narrow Money)
• Merupakan ‘Uang Kartal’ dan ‘Uang Giral’ yang
dikuasai oleh masyarakat dan siap
dibelanjakan.
• Uang Giral merupakan selurah saldo rekening
koran (giro) milik masyarakat yang ada di bank-
bank umum.
Uang dalam arti luas (+ Quasi Money)
• Uang milik masyarakat yang disimpan di
bank dalam bentuk deposito berjangka
( time deposit ) atau tabungan.
• Deposito berjangka dan tabungan disebut
juga ‘Quasi Money’ atau ‘Near Money’
• Jumlah uang beredar = Narrow Money +
Quasi Money
• Kebijakan moneter di Indonesia dikendalikan
oleh Bank Indonesia
• Bank Indonesia memiliki tujuan untuk
mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah
• Yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah
antara lain adalah kestabilan terhadap harga-
harga barang dan jasa yang tercermin pada
inflasi
Peranan BI

Flexible Inflation Targeting Framework (ITF)


Sumber Laporan BI 2010
• Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia
memiliki kewenangan untuk melakukan
kebijakan moneter melalui penetapan
sasaran-sasaran moneter (seperti uang
beredar atau suku bunga) dengan tujuan
utama menjaga sasaran laju inflasi yang
ditetapkan oleh Pemerintah
Jenis-jenis Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter ekspansif (Monetary
expansive policy) Adalah suatu kebijakan
dengan jalan menambah jumlah uang yang
beredar (money supply). Disebut juga
kebijakan moneter longgar (easy money policy)
Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi
pengangguran dan meningkatkan daya beli
masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat
perekonomian mengalami resesi atau depresi
• Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary
contractive policy).
• Adalah suatu kebijakan dalam rangka
mengurangi jumlah uang yang beredar..
Disebut juga dengan kebijakan uang ketat
(tight money policy)
• Kebijakan ini dilakukan pada saat
perekonomian mengalami inflasi
Mekanisme kebijakan Moneter
• Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
• Politik Diskonto (discount rate)
• Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
• Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Operasi Pasar Terbuka
 Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang
beredar dengan menjual atau membeli surat berharga
pemerintah (government securities).
 Jika bank sentral ingin menambah jumlah uang beredar, bank
sentral akan membeli surat berharga pemerintah. Namun,
bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka bank
sentral akan menjual surat berharga pemerintah kepada
masyarakat.
 Dalam kasus di Indonesia surat berharga pemerintah antara
lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank
Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar
Uang.
Politik Diskonto
Politik diskonto adalah pengaturan jumlah uang
yang beredar dengan memainkan tingkat bunga
bank sentral pada bank umum.
Bank umum terkadang mengalami kekurangan
uang sehingga harus meminjam ke bank sentral.
Untuk membuat jumlah uang bertambah, bank
sentral menurunkan tingkat bunga bank sentral,
serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi
membuat uang yang beredar berkurang.
Rasio Cadangan Wajib
(Reserve Requirement Ratio)
• Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah
uang yang beredar dengan memainkan jumlah
dana cadangan perbankan yang harus
disimpan di bank sentral.
• Untuk menambah jumlah uang, bank sentral
menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk
menurunkan jumlah uang beredar, bank
sentral menaikkan rasio
Imbauan Moral
(Moral Persuasion)
• Himbauan moral adalah kebijakan moneter
untuk mengatur jumlah uang beredar dengan
jalan memberi imbauan kepada pelaku
ekonomi.
• Contohnya seperti menghimbau perbankan
pemberi kredit untuk berhati-hati dalam
mengeluarkan kredit (prudent)
Uang dan Inflasi
 Terdapat hubungan langsung antara pertumbuhan jumlah uang
beredar dengan inflasi
 Pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan penyebab utama
inflasi
 Menurut Irving Fisher :
MV=PT
M = jumlah uang beredar
V = perputaran uang dalam satu periode biasanya satu tahun
P = harga barang dan jasa
T = volume transaksi
 Menurut persamaan di atas jika M naik sedangkan T tetap maka P
akan naik, begitu pula sebaliknya jika turun.
The Theory of Money, GDP and Price
 Teori kuantitas uang mengasumsikan bhw perputaran uang
adl stabil dan menyimpulkan bhw GDP nominal adl
proporsional thd persediaan uang.
 Krn faktor2 produksi dan fungsi produksi menentukan GDP riil, teori
kuantitas menunjukkan bhw tkt harga proporsional thd kuantitas
uang.
 Krn itu, tk pertumbuhan kuantitas uang menentukan tk inflasi.
 Menurut teori ekonomi klasik, uang adalah netral: jumlah
uang beredar tdk mempengaruhi variabel2 riil. Krn itu, teori
klasik membolehkan kita mempelajari bgm variabel2 riil
ditentukan tanpa referensi apapun ttg jumlah uang beredar
 Ekulibirium dlm pasar uang kmd menentukan tk harga, dan
akibatnya, seluruh variabel nominal lain. Pemisahan teoritis
dr variabel2 riil dan nominal ini disebut dikotomi kalsik.
Transactions and the Quantity Equation
• Semakin banyak uang yang dibutuhkan utk bertransaksi,
semakin banyak uang yang dipegang
• Quantity Equation  M x V = P x T atau V = PT / M
– Dimana
• MV : nilai uang yang digunakan utk seluruh transaksi
• M : kuantitas uang
• V : transactions velocity of money
• PT : Nilai transaksi keseluruhan
• P : harga dari suatu transaksi tertentu
• T : total jumlah transaksi
– Contoh
• 60 roti dijual dlm satu tahun dgn harga Rp.5000 per buah, maka T = 60 , P =
Rp.5000 dan jumlah uang yang dipertukarkan PT = 60 x Rp.5000 =
Rp.300.000.
• Anggaplah jumlah uang dlm perekonomian Rp.100.000, maka kita bisa
menghitung perputaran uang menjadi
• V = PT / M = Rp.300.000 / Rp.100.000 = 3 kali per tahun
The Quantity Theory of Money:
From transactions to Income
• Karena dalam persamaan MV = PT, T sulit diukur, maka
T diganti dgn output perekonomian Y. Walaupun
keduanya ada perbedaan, misalnya transaksi mobil
bekas mrpk bagian dr T ttp bukan bagian dr Y.
• Persamaan kuantitas menjadi  M.V = P.Y
Dalam hal ini,
– Y : output atau GDP riil
– P : GDP deflator
– PY : nilai uang dari output riil atau GDP nominal
Determination of Inflation
DEMAND PULL INFLATION COST PUSH INFLATION

AS1 AS2
P P
AS1

E2 E2
P2 P2
E1 AD2 E1
P1 P1
AD1
AD1

0 Y1 Y2 YR 0 Y2 Y1 YR
Contoh Soal dan Jawaban

• Diketahui C = 100 + 0,6 Yd ; T = 200 + 0,1Y ; I = 300 – 5i ; G =


400 ; X = 250 ; M = 150 + 0,15 Yd
• Ditanyakan berapakah pendapatan nasional, pajak,
pendapatan disposibel, konsumsi, investasi dan impor bila
tingkat bunga 4%?
• Jawaban: Dalam keseimbangan Keynesian Cross Y = AE
• Y = C + I + G + (X – M)
• Y = [100+0,6(Y-T)] + (300-5i) + 400 + {250-[150+0,15(Y-T)]}
• Y = 100+300+400+250-150 + (0,6Y-0,6T) -5(4) – (0,15Y-0,15T)
• Y = 900 + 0,6Y – 0,15Y - 0,6T + 0,15T – 20
• Y – 0,6Y + 0,15Y = 880 – 0,45(200+0,1Y)
Contoh Soal dan Jawaban lanjutan
• 0,55Y – 0,045Y = 880 – 90  0,505Y = 790 
• Y = 790/0,505 = Rp 1.564 triliun
• T = 200 + 0,1(1564) = Rp 356 triliun
• Yd = Y-T = 1564-356 = Rp 1.208 triliun
• C = 100 + 0,6(1208) = Rp 825 triliun
• M = 150 + 0,15(1208) = Rp 331 triliun
• Budget = T – G = 356 – 400 = - Rp 44 triliun (defisit budget)
• Ekspor Neto = X – M = 250 – 331 = Rp 81 triliun (defisit
Neraca Perdagangan)
TUGAS 8
Ditulis tangan dan dikumpulkan melalui delink paling
lambat tanggal 22 Des 2023, pukul 22.00

• Baca Buku, Pengantar Makroekonomi


– Sadono Sukirno, Bab 5, Bab 8 dan Bab 9
• Kerjakan Soal-Soal
– Soal ESEI, Hal 199, No. 2 dan 7
– Soal KUANTITATIF, Hal 199-200, No. 1
– Soal ESEI, hal 293 No. 1 dan 3
– Soal ESEI, hal 322, No. 1
SELAMAT BELAJAR
Semoga Sukses

Anda mungkin juga menyukai