Anda di halaman 1dari 26

Kebijakan Fiskal dan Moneter

Kebijakan Fiskal
Merupakan Kebijakan Ekonomi yang digulirkan oleh
pemerintah dalam mengarahkan perekonomian melalui
pengaturan pengeluaran (G) dan pendapatan pemerintah (T)
Besarnya pajak yang diterima pemerintah dipengaruhi oleh
tingkat pendapatan
Sebaliknya pajak dapat mempengaruhi pola produksi atau
konsumsi
Mekanisme Kebijakan Fiskal

Jika pemerintah melakukan pemotongan tingkat pajak (T), maka


akan meningkatkan pengeluaran yang direncanakan oleh
perusahaan.
Kemudian diikuti oleh tingkat multiplier pajak yang pada
akhirnya meningkatkan Pendapatan
Jika pemerintah meningkatkan Government Expenditure (G)
maka akan meningkatkan pengeluaran yang direncanakan
oleh perusahaan.
Kemudian diikuti dengan tingkat multiplier G yang pada
akhirnya meningkatkan Pendapatan
Ingat!!!

Y = C(Y-T) + I + G + NX
Kebijakan fiskal yang ekspansif (Penurunan tingkat
pajak)  Menggeser kurva Aggregate Demand ke kanan
Kebijakan fiskal yang kontraktif (Peningkatan tingkat
pajak)  Menggeser kurva Aggregate Deman ke kiri
Politik Anggaran
 Anggaran Defisit (Deficit Budget) merupakan anggaran yang direncanakan untuk defisit, dengan
menerapkan kebijakan pengeluaran pemerintah direncanakan lebih besar dari penerimaan
pemerintah (T<G atau G>T).
◦ Tujuannya untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi (dalam kondisi resesi) sehingga
diharapkan adanya peningkatan pendapatan yang lebih besar dari besarnya defisit anggaran.

 Anggaran Surplus (Surplus Budget) Adalah anggaran pemerintah bila penerimaan lebih besar dari
pengeluaran ( T>G atau G<T ). Politik anggaran surplus dilakukan bila perekonomian sedang dalam
kondisi overheat.
◦ Melalui anggaran ini pemerintah mengurangi pengeluarannya untuk menurunkan tekanan
pemerintah atau mengurangi daya beli dengan menaikkan pajak.

 Anggaran Berimbang (Balance Budget) Adalah anggaran yang apabila pengeluaran sama dengan
penerimaan (G=T atau T=G ).
◦ Tujuannya adalah untuk peningkatan disiplin dan kepastian anggaran.
Indonesia menganut politik anggaran defisit!!!
Kebijakan Moneter
Tiga Fungsi Uang
Media pertukaran: Sebagai alat tukar bagi pembeli untuk
membeli barang dan jasa kepada penjual
Satuan hitung: sebagai tolak ukur yang dapat memberikan
harga suatu komoditas
Penyimpan nilai: kemampuan uang menyimpan hasil
transaksi untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang-
mendatang.
Dua Jenis Uang

1.Uang dalam bentuk komoditas yang memiliki nilai


instrinsik, misal : uang emas
2. Uang Fiat
Uang tanpa memiliki nilai instrinsik, adapun nilainya
ditetapkan oleh pemerintah, misal : Rupiah, Dollar, Euro,
dll
Uang Dalam Arti Sempit (Narrow Money)

Merupakan ‘Uang Kartal’ dan ‘Uang Giral’ yang


dikuasai oleh masyarakat dan siap dibelanjakan.
Uang Giral merupakan selurah saldo rekening
koran (giro) milik masyarakat yang ada di bank-bank
umum.
Uang dalam arti luas (Quasi Money)

Uang milik masyarakat yang disimpan di bank


dalam bentuk deposito berjangka (time deposit)
atau tabungan.
deposito berjangka dan tabungan disebut juga
‘Quasi Money’ atau ‘Near Money’
Jumlah uang beredar = Narrow Money + Quasi
Money
Uang dan Inflasi
 Terdapat hubungan langsung antara pertumbuhan jumlah uang beredar
dengan inflasi
 Pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan penyebab utama inflasi
 Menurut Irving Fisher :

MV = PT
M = jumlah uang beredar
V = perputaran uang dalam satu periode biasanya satu tahun
P = harga barang dan jasa
T = volume transaksi
 Menurut persamaan di atas jika M naik sedangkan T tetap maka P akan
naik, begitu pula sebaliknya jika turun.
Kebijakan Moneter adalah kebijakan ekonomi makro
yang mengatur money supply sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu
Kebijakan moneter di Indonesia dikendalikan oleh Bank
Indonesia
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah
Yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain
adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang
tercermin pada inflasi
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki
kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui
penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau
suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi
yang ditetapkan oleh Pemerintah
Jenis-jenis Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)
Adalah suatu kebijakan dengan jalan menambah jumlah
uang yang beredar (money supply). Disebut juga kebijakan
moneter longgar (easy money policy)
Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran
dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan
masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau
depresi
Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive
policy).
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi
jumlah uang yang beredar.. Disebut juga dengan
kebijakan uang ketat (tight money policy)
Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian
mengalami inflasi
Mekanisme kebijakan Moneter
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Politik Diskonto (discount rate)
Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Operasi Pasar Terbuka
 Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan
menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities).
 Jika bank sentral ingin menambah jumlah uang beredar, bank sentral akan
membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar
berkurang, maka bank sentral akan menjual surat berharga pemerintah kepada
masyarakat.
 Dalam kasus di Indonesia surat berharga pemerintah, diantaranya adalah SBI
(Sertifikat Bank Indonesia) dan SBPU (Surat Berharga Pasar Uang).
Politik Diskonto
Politik diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar
dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum.
Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus
meminjam ke bank sentral.
Untuk membuat jumlah uang bertambah, bank sentral menurunkan
tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat
bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar


dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus
disimpan.
Untuk menambah jumlah uang, bank sentral menurunkan rasio
cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, bank
sentral menaikkan rasio
Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur
jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada
pelaku ekonomi.
Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit
untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit (prudent)
Kebijakan Fiskal dijalankan oleh Pemerintah
Kebijakan Moneter dijalankan oleh Bank Sentral
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai