Anda di halaman 1dari 64

AKUNTANSI

PERUSAHAAN
DAGANG &
PERSEDIAAN

flickr.com

PRAYUDI NUGROHO
(PKN STAN, 2022)

gemar-akuntansi.blogspot.com
Persh dagang Persh manufaktur (manufacturing
(merchandising company) company):
Persh jasa (service
company)
Persh yang membeli barang Persh yang membeli bahan barang
dagangan dari suatu pihak (bahan
dagangan dari suatu pihak,
Persh yang baku), lalu mengolahnya lebih
lalu menjualnya kepada
memberikan jasa lanjut menjadi barang jadi (dengan
pihak lain (tanpa mengubah
pada pihak lain mengubah fisik barang dagangan
fisik barang dagangan
sehingga mengakui secara signifikan), lalu menjual
secara signifikan) sehingga
pendapatan, beban, barang dagangan itu (barang jadi)
mengakui pendapatan, kepada pihak lain sehingga
dan profit (net COGS, Gross Profit, mengakui pendapatan, COGM,
income / net loss) beban, dan profit (net COGS, Gross Profit, beban, dan
dari usaha jasa itu income / net loss) dari profit (net income / net loss) dari
usaha dagang itu usaha manufaktur itu
Siklus operasi persh dagang (Kieso, Weygandt, Kimmel, ed. 3, 2015)
Persh manufaktur (manufacturing COST persediaan 
company):
segala biaya yang dikeluarkan perusahaan
Persh dagang (merchandising dalam rangka untuk memperoleh
company) Persediaan (Inventory) adalah ….
persediaan hingga persediaan itu dapat
• Aset lancar (berupa barang) yang berfungsi sebagaimana tujuan yang
Persediaan (Inventory) dimiliki perusahaan, yang dibeli ditetapkan (siap digunakan untuk
(diperoleh) untuk selanjutnya memperoleh pendapatan)
• Aset lancar (berupa diolah lebih lanjut terlebih
barang) yang dimiliki dahulu (melalui proses
perusahaan, yang dibeli pengolahan yang signifikan) Mencakup harga beli, ongkos angkut
(diperoleh) untuk sebelum akhirnya dijual kembali pembelian, dan biaya lainnya yang terkait
selanjutnya dijual kepada pihak lain dalam rangka dengan perolehan persediaan yang
kembali kepada pihak untuk memperoleh pendapatan bersangkutan
lain (tanpa perlu (revenue)
dilakukan pengolahan
lebih lanjut secara • Terbagi atas bahan baku (raw
signifikan) dalam rangka material), barang setengah jadi /
untuk memperoleh barang dalam proses (work in
pendapatan (revenue). process), dan barang jadi
(finished good)
• Dikenal dengan istilah
Merchandise Inventory

qstockinventory.com
Pengaruh persediaan (pada perusahaan dagang)

Cost of Goods Gross Profit


Sales revenue minus = (laba kotor)
Sold (COGS)

PERSEDIAAN

Gross Profit (laba Operating Net Income


kotor) minus =
expenses (laba bersih)

Persediaan AKHIR pada Persediaan AWAL pada


=
suatu periode periode berikutnya
Arus Cost Persediaan (pada perusahaan dagang)

Persediaan awal Harga Pokok Pembelian


(beginning inventory) (Cost of Goods Purchased COGP)

Hal-hal yang berpengaruh pada cost suatu


persediaan

Harga Pokok Barang yang tersedia untuk dijual


• Return and allowances
(Cost of Goods Available for Sale / COGAFS) • Discount (trade discount & cash discount)
• Syarat pengangkutan dan ongkos angkut
persediaan serta barang dalam perjalanan
(Goods in Transit)
• Barang konsinyasi (Consigned Goods)

Harga Pokok Penjualan Persediaan akhir (ending


(Cost of Goods Sold) inventory)
Sistem pencatatan arus mutasi persediaan
Sistem PERPETUAL
Arus mutasi persediaan (penjualan dan pembelian) dicatat secara kontinu
dan detil (cost pembelian dan harga jualnya) sehingga dapat diketahui
harga pokok penjualan serta jumlah fisik dan nilai persediaan akhir
natuco.vn setiap saat  harga pokok penjualan ditetapkan pada tiap penjualan

Sistem PERIODIK
Arus mutasi persediaan (penjualan dan pembelian) TIDAK dicatat secara
kontinu dan detil (hanya mencatat harga jualnya) sehingga harga pokok
penjualan serta jumlah dan nilai persediaan akhir baru dapat diketahui
saat pembukuan ditutup dan dilakukan cek fisik (stock opname) pada
akhir periode
PERBEDAAN penerapan SISTEM PERIODIK dan SISTEM PERPETUAL

SISTEM PERPETUAL SISTEM PERIODIK


Pembelian dicatat dengan Pembelian dicatat dengan
Inventory (D) dan Cash/Account payable (K) Purchases (D) dan Cash/Account payable (K)

Penjualan dicatat sebagai berikut: Penjualan dicatat sebesar harga/nilai penjualan saja dengan
a) Pencatatan harga/nilai penjualan dengan Cash/account Cash/account receivable (D) dan Sales
receivable (D) dan Sales revenue (K) revenue (K)
b) Pencatatan harga pokok penjualan dengan
Cost of Goods Sold (D) dan Inventory (K)

Nilai Cost of Goods Sold (COGS) / Harga Pokok Penjualan Nilai Cost of Goods Sold (COGS) / Harga Pokok Penjualan
(HPP) dapat diketahui setiap terjadi penjualan (HPP) dapat diketahui setelah dilakukan stock opname (cek
fisik) atas persediaan (atau akhir periode)

Stock opname penting untuk mengecek kesesuaian saldo Stock opname penting untuk menetapkan COGS dan nilai
persediaan antara pembukuan dengan fisik (akurasi data) persediaan akhir
serta penghitungan loss atas persediaan (karena rusak,
hilang, dsb)
PERBEDAAN penerapan SISTEM PERIODIK dan SISTEM PERPETUAL

SISTEM PERPETUAL SISTEM PERIODIK


Persediaan lebih terkontrol, sehingga selisih persediaan Persediaan kurang terkontrol, sehingga selisih persediaan
(karena barang hilang/berlebih) relatif lebih mudah diketahui (karena barang hilang/berlebih) relatif lebih sulit diketahui
(karena adanya catatan detil tentang arus mutasi persediaan) (karena tidak adanya catatan detil tentang arus mutasi
persediaan)

Umumnya diterapkan pada barang-barang yang jumlahnya Umumnya diterapkan pada barang-barang yang jumlahnya
sedikit tapi harga satuannya besar banyak tapi harga satuannya kecil

Ongkos angkut pembelian (freight in) dicatat dengan Ongkos angkut pembelian (freight in) dicatat dengan
mendebet account “Inventory” mendebet account “Freight in”

Saat akhir periode dibuat jurnal penutup untuk menutup Saat akhir periode dibuat jurnal penutup untuk menutup
account COGS dengan Income Summary (D) dan COGS (K) account inventory (awal) dan membuka account inventory
(akhir) dengan:
Income Summary (D) dan Inventory (K)
(menutup persediaan awal)
Inventory (D) Income Summary (K)
(membuka persediaan akhir)
Perhatian ….. !

• Pembayaran dengan credit card kadang menimbulkan beban tambahan (credit card expense), yang ditanggung oleh
penjual atau pembeli sesuai ketentuan jual beli

• Penjualan mengandung pajak (tax) seperti PPh, PPN, PPnBM, dan pajak lainnya, yang umumnya dipungut langsung oleh
penjual dari pembeli, lalu penjual menyetorkannya kepada negara. Perhitungan pajak tidak melibatkan retur / diskon, tapi
langsung berdasarkan nilai jual beli
PENJUAL PEMBELI

A/R / Cash 110 Inventory / Purchases 110


Sales 100 Cash / A/P 110
Sales tax payable 10
Sales tax payable 10
Cash 10

• Pencatatan transaksi jual beli dapat dilakukan secara BRUTO atau NETTO (sudah dikurangi diskon)  PSAK / IFRS
lebih mengutamakan NETTO
• Diskon terdiri atas TRADE DISCOUNT (diskon karena besarnya nilai jual beli, langsung mengurangi nilai pembelian/
penjualan) dan CASH DISCOUNT (diskon karena pelunasan jual beli pada periode diskon)
Perhatian ….. !

• Pembelian/penjualan dengan TRADE DISCOUNT dicatat NETTO (nilai jual beli langsung dipotong dengan diskon)
• Pembelian/penjualan dengan CASH DISCOUNT dicatat secara NETTO (nilai jual beli langsung dipotong dengan diskon)
atau BRUTO (nilai jual beli belum dipotong dengan diskon)

Cash discount
(Kieso,Weygandt,
Kimmel, ed. 3, 2015)

Contoh diskon
lainnya
50% / 20% / 10%

• Retur berupa pengembalian barang atau cash refund, sedangkan allowance berupa pengurangan nilai transaksi jual beli
• Retur pembelian dibuktikan dengan DEBIT MEMO (mendebet / mengurangi A/P), sedangkan retur penjualan dibuktikan
dengan CREDIT MEMO (mengkredit / mengurangi A/R)
• Retur & allowance diperhitungkan terlebih dahulu sebelum menghitung diskon
Pengaruh RETUR dan DISKON PEMBELIAN (dicatat secara BRUTO)

SISTEM PERPETUAL SISTEM PERIODIK


Pembelian: Pembelian:
Inventory 100 Purchases 100
Account payable 100 Account payable 100
Retur pembelian (10%): Retur pembelian (10%):
Account payable 10 Account payable 10
Inventory 10 Purchases return & allowances 10
Pelunasan pembelian saat periode diskon (10%): Pelunasan pembelian saat periode diskon (10%):
Account payable 90 Account payable 90
Inventory 9 Purchases discount 9
Cash 81 Cash 81
Pelunasan pembelian tanpa diskon: Pelunasan pembelian tanpa diskon:
Account payable 90 Account payable 90
Cash 90 Cash 90
Pengaruh RETUR dan DISKON PEMBELIAN (dicatat secara NETTO)

SISTEM PERPETUAL SISTEM PERIODIK


Pembelian (diskon 10%): Pembelian (diskon 10%):
Inventory 90 Purchases 90
Account payable 90 Account payable 90
Retur pembelian (10%): Retur pembelian (10%):
Account payable 9 Account payable 9
Inventory 9 Purchases return & allowances 9
Pelunasan pembelian saat periode diskon (10%): Pelunasan pembelian saat periode diskon (10%):
Account payable 81 Account payable 81
Cash 81 Cash 81
Pelunasan pembelian tanpa diskon: Pelunasan pembelian tanpa diskon:
Account payable 81 Account payable 81
Inventory 9 Discount loss / not taken 9
Cash 90 Cash 90
Pengaruh RETUR dan DISKON PENJUALAN (dicatat secara BRUTO)

SISTEM PERPETUAL SISTEM PERIODIK

Penjualan (COGS = 40%): Penjualan:


Account receivable 100 Account receivable 100
Sales 100 Sales 100
COGS 40
Inventory 40

Retur penjualan (10%): Retur penjualan:


Sales 10 Sales return & allowances 10
Customer refund payable 10 Account receivable 10
Customer refund payable 10
Account receivable 10
Estimated inventory return 4
COGS 4
Inventory 4
Estimated inventory return 4
Pelunasan penjualan saat periode diskon (10%): Pelunasan penjualan saat periode diskon:
Sales 9 Cash 81
Account receivable 9 Sales discount 9
Cash 81 Account receivable 90
Account receivable 81
Pelunasan penjualan tanpa diskon: Pelunasan penjualan tanpa diskon:
Cash 90 Cash 90
Account receivable 90 Account receivable 90
Pengaruh RETUR dan DISKON PENJUALAN (dicatat secara NETTO)

SISTEM PERPETUAL SISTEM PERIODIK


Penjualan (COGS = 40%, diskon = 10%): Penjualan:
Account receivable 90 Account receivable 90
Sales 90 Sales 90
COGS 40
Inventory 40

Retur penjualan (10%): Retur penjualan:


Sales 9 Sales return & allowances 9
Customer refund payable 9 Account receivable 9
Customer refund payable 9
Account receivable 9
Estimated inventory return 4
COGS 4
Inventory 4
Estimated inventory return 4
Pelunasan penjualan saat periode diskon (10%): Pelunasan penjualan saat periode diskon:
Cash 81 Cash 81
Account receivable 81 Sales discount 9
Account receivable 90

Pelunasan penjualan tanpa diskon: Pelunasan penjualan tanpa diskon:


Account receivable 9 Cash 90
Sales 9 Account receivable 90
Cash 90
Account receivable 90
Ongkos angkut persediaan

Ongkos angkut terbagi atas ongkos angkut masuk / pembelian (Freight / Transportation In) dan ongkos angkut keluar / penjualan (Freight /
Transportation Out)
• Freight In akan menambah nilai COGS / INVENTORY
• Freight Out akan menambah nilai SELLING EXPENSE

Penanggung ongkos angkut seharusnya didasarkan pada ketentuan FOB (Free On Board) Shipping Point atau FOB Destination 
ketentuan “transfer of title (perpindahan kepemilikan)”
• Pada FOB Shipping Point, kepemilikan barang yang dijual berpindah dari penjual pada pembeli saat barang sudah diserahkan pada
pengangkut, sehingga ongkos angkut dan resiko pengangkutan seharusnya ditanggung oleh pembeli
• Pada FOB Destination, kepemilikan barang yang dijual berpindah dari penjual pada pembeli saat barang sudah diterima pembeli,
sehingga ongkos angkut dan resiko pengangkutan seharusnya ditanggung oleh penjual
Namun demikian, ongkos angkut kadang-kadang dibayar dulu oleh salah satu pihak sehingga menimbulkan adanya utang kepada pihak
tersebut  hati2 dalam penjurnalan

Goods in Transit
• Artinya adalah barang yang masih dalam perjalanan oleh pengangkut pada saat pembukuan perusahaan (pembeli / penjual) ditutup
(pada akhir periode)
• Sangat mungkin diperlukan jurnal penyesuaian terkait adanya goods in transit agar tercipta data keuangan yang up to date pada laporan
keuangan
Goods in Transit – Perpetual system

Kesalahan pencatatan transaksi PT KANJURUHAN (perusahaan dagang peralatan kantor) terkait dengan barang dalam
perjalanan hingga 31 Mei 2017 (saat pembukuan ditutup)

Jurnal penyesuaian PT KANJURUHAN per 31 Mei 2017 (jika diterapkan sistem perpetual dan nilai bruto untuk mencatat
transaksi persediaan, serta COGS sebesar 40% harga penjualan) (jurnal dalam ribu $)
Pada 1 Mei 2017 perusahaan telah mencatat pembelian kredit 1000 unit barang dagangan @ $ 200 Account payable 200
dari PT PAJAJARAN dengan syarat FOB Destination, padahal barang itu masih dalam perjalanan Inventory 200
oleh pengangkut dan baru diterima pada 1 Juni 2017. Barang ini tidak masuk dalam persediaan akhir
per 31 Mei 2017. Ongkos angkut dibayar tunai oleh PT PAJAJARAN kepada pengangkut sebesar $
10,000.

Pada 2 Mei 2017 perusahaan belum mencatat pembelian kredit 3000 unit barang dagangan @ $ 100 Inventory 300
dari PT TARUMANAGARA dengan syarat FOB Shipping Point, karena barang itu masih dalam Account payable 300
perjalanan oleh pengangkut dan baru diterima pada 22 Juni 2017. Barang sudah termasuk pada
persediaan akhir per 31 Mei 2017. Ongkos angkut telah dibayar tunai oleh PT KANJURUHAN
kepada pengangkut sebesar $ 10,000. Pembayaran ongkos angkut telah dicatat benar oleh PT
KANJURUHAN.
Goods in Transit – Perpetual system

Pada 7 Mei 2017 perusahaan sudah mencatat penjualan kredit 1000 unit barang dagangan @ $ Sales 400
400 kepada PT SALAKANAGARA dengan syarat FOB Destination, padahal barang itu masih Account receivable 400
dalam perjalanan oleh pengangkut dan baru diterima pembeli pada 29 Juni 2017. Barang sudah Inventory 160
tidak termasuk dalam persediaan akhir per 31 Mei 2017. Ongkos angkut telah dibayar tunai COGS 160
oleh PT KANJURUHAN kepada pengangkut sebesar $ 10,000. Pembayaran ongkos angkut
telah dicatat benar oleh PT KANJURUHAN.

Pada 20 Mei 2017 perusahaan belum mencatat penjualan kredit 2000 unit barang dagangan @ Account receivable 600
$ 300 kepada PT SUNDA GALUH dengan syarat FOB Shipping Point, meskipun masih Sales 600
dalam perjalanan oleh pengangkut dan baru diterima pembeli pada 29 Juni 2017. Barang sudah COGS 240
tidak termasuk dalam persediaan akhir per 31 Mei 2017. Ongkos angkut telah dibayar tunai Inventory 240
oleh PT SUNDA GALUH kepada pengangkut sebesar $ 10,000.
Goods in Transit – Periodic system
Kesalahan pencatatan transaksi PT SRIWIJAYA (perusahaan dagang alat elektronik) terkait dengan barang dalam perjalanan
hingga 30 September 2017 (saat pembukuan ditutup)

Jurnal penyesuaian PT SRIWIJAYA per 30 September 2017 (jika diterapkan sistem perpetual dan nilai bruto untuk mencatat
transaksi persediaan, serta COGS sebesar 40% harga penjualan) (jurnal dalam ribu $)
Pada 7 Agustus 2017 perusahaan telah mencatat pembelian kredit 2000 unit barang dagangan @ $ Account payable 600
300 dari PT SAMUDERA PASAI dengan syarat FOB Destination, padahal barang itu masih dalam Purchases 600
perjalanan dan baru diterima pada 1 Oktober 2017. Barang tidak termasuk dalam persediaan akhir.
Pada 8 Agustus 2017 perusahaan telah mencatat pembelian kredit 3000 unit barang dagangan @ $ Account payable 1,200
400 dari PT KUTAI dengan syarat FOB Destination, meskipun barang itu baru diterima pada 2 Purchases 1,200
Oktober 2017 (saat ini masih dalam perjalanan oleh pengangkut). Barang sudah termasuk dalam Inventory akhir ( - ) 1,200,000
persediaan akhir
Pada 15 Agustus 2017 perusahaan belum mencatat pembelian kredit 4000 unit barang dagangan @ $ Purchases 2,000
500 dari PT DEMAK dengan syarat FOB Shipping Point, karena barang itu sedang dalam Account payable 2,000
perjalanan oleh pengangkut dan baru diterima pada 5 Oktober 2017. Barang belum termasuk dalam Inventory akhir ( + ) 2,000,000
persediaan akhir,.
Goods in Transit – Periodic system

Pada 17 Agustus 2017 perusahaan belum mencatat pembelian kredit 6000 unit barang dagangan @ $ Purchases 4,200
700 dari PT CIREBON dengan syarat FOB Shipping Point, namun barang itu sudah termasuk Account payable 4,200
dalam persediaan akhir meskipun masih dalam perjalanan oleh pengangkut dan baru diterima pada
13 Oktober 2017.
Pada 1 September 2017 perusahaan belum mencatat pembelian kredit 1000 unit barang dagangan @ Inventory akhir ( - ) 200,000
$ 200 dari PT BANTEN dengan syarat FOB Destination, tapi barang itu sudah termasuk dalam
persediaan akhir meskipun barang itu baru diterima pada 15 Oktober 2017 (saat ini masih dalam
perjalanan oleh pengangkut).
Pada 8 September 2017 perusahaan sudah mencatat pembelian kredit 5000 unit barang dagangan @ Inventory akhir ( + ) 3,000,000
$ 600 dari PT PAJANG dengan syarat FOB Shipping Point, namun barang itu belum termasuk
dalam persediaan akhir karena masih dalam perjalanan oleh pengangkut dan baru diterima pada 17
Oktober 2017.

Pada 9 September 2017 perusahaan sudah mencatat penjualan kredit kepada 1000 unit barang Sales 1,000
dagangan @ $ 1,000 kepada PT YOGYAKARTA dengan syarat FOB Destination, Barang itu masih Account receivable 1.000
termasuk dalam persediaan akhir meskipun sedang dalam perjalanan oleh pengangkut dan baru
diterima pembeli pada 28 Oktober 2017.
Goods in Transit – Periodic system

Pada 18 September 2017 perusahaan sudah mencatat penjualan kredit 3000 unit barang dagangan @ Sales 9,000
$ 3,000 kepada PT SURAKARTA dengan syarat FOB Destination, dan barang sudah tidak Account receivable 9,000
termasuk dalam persediaan akhir karena sedang dalam perjalanan oleh pengangkut dan baru diterima Inventory akhir ( + ) 9,000,000 x
pembeli pada 30 Oktober 2017 0.4 = 3,600,000
Pada 19 September 2017 perusahaan belum mencatat penjualan kredit 4000 unit barang dagangan @ Account receivable 16,000
$ 4,000 kepada PT MANGKUNEGARA dengan syarat FOB Shipping Point, dan barang itu masih Sales 16,000
termasuk dalam persediaan akhir meskipun sudah dalam perjalanan oleh pengangkut dan baru Inventory akhir ( - ) 16,000,000 x
diterima pembeli pada 2 November 2017. 0.4 = 6,400,000
Pada 28 September 2017 perusahaan belum mencatat penjualan kredit 6000 unit barang dagangan @ Account receivable 36,000
$ 6,000 kepada PT SUMEDANGLARANG dengan syarat FOB Shipping Point, namun barang itu Sales 36,000
sudah tidak termasuk dalam persediaan akhir karena sudah dalam perjalanan oleh pengangkut dan
baru diterima pembeli pada 10 November 2017.
Pada 29 September 2017 perusahaan belum mencatat penjualan kredit kepada 2000 unit barang Inventory akhir ( + ) 4,000,000 x
dagangan @ $ 2,000 kepada PT GOWA TALLO dengan syarat FOB Destination, namun barang itu 0.4 = 1,600,000
sudah tidak termasuk dalam persediaan akhir karena sedang dalam perjalanan oleh pengangkut dan
baru diterima pembeli pada 20 November 2017.
Pada 30 September 2017 perusahaan sudah mencatat penjualan kredit 5000 unit barang dagangan @ Inventory akhir ( - ) 25,000,000 x
$ 5,000 kepada PT BONE dengan syarat FOB Shipping Point, namun barang itu masih termasuk 0.4 = 10,000,000
dalam persediaan akhir meskipun sudah dalam perjalanan oleh pengangkut dan baru diterima
pembeli pada 23 November 2017
Metode Penetapan Cost Persediaan Harus diterapkan KONSISTEN

Berdasarkan COST Berdasarkan NON-COST


Specific Identification Method Lower of Cost or NRV (LCNRV) Method
(barang yang dijual dapat diidentifikasi asal waktu (nilai persediaan ditetapkan berdasarkan yang
perolehannya) lebih rendah antara cost dengan NRV)
FIFO (First In First Out) Method (Perpetual & Periodik) Retail Method
(barang yang diperoleh pertama akan dijual (nilai persediaan ditetapkan berdasarkan
pertama) penerapan rasio harga retail)
AVERAGE Method (Perpetual & Periodik)
(barang yang dijual dapat berasal dari perolehan Gross Profit Method
kapan saja karena selisih harga perolehannya relatif (nilai persediaan ditetapkan berdasarkan
sama) penerapan % gross profit)
LIFO (Last In First Out) Method (Perpetual & Periodik)
(barang yang diperoleh terakhir akan dijual
pertama) natuco.vn

Asumsi COST FLOW  FIFO, Average, LIFO


SPECIFIC IDENTIFICATION
METHOD
PT MAJAPAHIT selama Januari - Maret 2018 membeli persediaan sebagai berikut:
a) 15 Januari 2018 membeli 1000 unit dengan cost $ 10 per unit
b) 14 Februari 2018 membeli 2000 unit dengan cost $ 11 per unit bpk.ee

c) 1 Maret 2018 membeli 3000 unit dengan cost $ 12 per unit


Jika pada 9 April 2018 terjual 4000 unit persediaan seharga $ 20 per unit, dan bisa diidentifikasi bahwa barang terjual
sebanyak 500 unit (dari hasil pembelian 15 Jan 2018), 500 unit (dari hasil pembelian 14 Feb 2018), dan sisanya (dari hasil
pembelian 1 Mar 2018) maka data per 31 Maret 2018 (saat penutupan pembukuan) adalah …..
COGS = (500 x $10) + (500 x $11) + (3000 x $12) = $ 46,500
Persediaan akhir = (500 x $10) + (1,500 x $11) = $ 21,500
Sales = 4000 x $20 = $ 80,000
Gross Profit = $ 80,000 - $ 46,500 = $ 33,500

Keunggulan  Akurat dalam penetapan COGS


Kelemahan  Jarang dipakai, kecuali pada persh dengan variasi persediaan sedikit (spt piano, mobil, barang antik),
ditengarai bisa digunakan untuk memanipulasi net income
1. menjual persediaan yang unit cost-nya murah saat dibeli sehingga net income meningkat, atau
2. menjual persediaan yang unit cost-nya mahal saat dibeli sehingga net income menurun
Bisa diterapkan dengan dibantu barcode (electronic product code)
FIFO Method – PERIODIC System

PT SINGHASARI selama Januari - Juni 2018 membeli dan menjual persediaan sebagai berikut:
a) 15 Januari 2018 membeli 1000 unit dengan cost $ 10 per unit
b) 14 Februari 2018 membeli 2000 unit dengan cost $ 11 per unit
c) 1 Maret 2018 membeli 3000 unit dengan cost $ 12 per unit
d) 9 April 2018 terjual 4000 unit persediaan seharga $ 20 per unit
e) 1 Mei 2018 membeli 2000 unit dengan cost $ 13 per unit
f) 1 Juni 2018 terjual 1500 unit persediaan seharga $ 20 per unit
maka data per 30 Juni 2018 (saat penutupan pembukuan) adalah …..
ketoanleanh.e
du.vn
COGS = (1000 x $10) + (2000 x $11) + (2500 x $12) = $ 62,000
Persediaan akhir = (2000 x $13) + (500 x $12) = $ 32,000
Sales = (4000 x $20) + (1500 x $20) = $ 110,000
Gross Profit = $ 110,000 - $ 62,000 = $ 48,000
FIFO Method – PERPETUAL System

PT JENGGALA selama Januari - Juni 2018 membeli dan menjual persediaan sebagai berikut:
a) 15 Januari 2018 membeli 1000 unit dengan cost $ 10 per unit
b) 14 Februari 2018 membeli 2000 unit dengan cost $ 11 per unit
c) 1 Maret 2018 membeli 3000 unit dengan cost $ 12 per unit
ketoanleanh.
d) 9 April 2018 terjual 4000 unit persediaan seharga $ 20 per unit edu.vn

e) 1 Mei 2018 membeli 2000 unit dengan cost $ 13 per unit


f) 1 Juni 2018 terjual 1500 unit persediaan seharga $ 20 per unit
maka data per 30 Juni 2018 (saat penutupan pembukuan) adalah …..

COGS = (1000 x $10) + (2000 x $11) + (2500 x $12) = $ 62,000


Persediaan akhir = (2000 x $13) + (500 x $12) = $ 32,000
Sales = (4000 x $20) + (1500 x $20) = $ 110,000
Gross Profit = $ 110,000 - $ 62,000 = $ 48,000

Ingat;
Nilai COGS, Persediaan Akhir, dan Gross Profit “Perpetual FIFO dan Periodik FIFO” akan sama sepanjang tidak ada retur,
allowance, diskon, atau hal khusus lainnnya (yang berdampak pada perhitungan nilai-nilai di atas)
Kartu Persediaan
FIFO Method – PERPETUAL System
Tanggal Pembelian Penjualan Saldo
Unit Unit cost Jumlah Unit Unit cost Jumlah Unit Unit cost Jumlah
15 Januari 1000 10 10000 1000 10 10000
14 Februari 2000 11 22000 1000 10 10000
2000 11 22000
1 Maret 3000 12 36000 1000 10 10000
2000 11 22000
3000 12 36000
9 April 1000 10 10000 2000 12 24000
2000 11 22000
1000 12 12000
1 Mei 2000 13 26000 2000 12 24000
2000 13 26000
1 Juni 1500 12 18000 500 12 6000
2000 13 26000
AVERAGE Method – PERIODIC System
PT PANJALU selama Januari - Juni 2018 membeli dan menjual persediaan sebagai berikut:
a) 15 Januari 2018 membeli 1000 unit dengan cost $ 10 per unit
b) 14 Februari 2018 membeli 2000 unit dengan cost $ 11 per unit
c) 1 Maret 2018 membeli 3000 unit dengan cost $ 12 per unit
d) 9 April 2018 terjual 4000 unit persediaan seharga $ 20 per unit
e) 1 Mei 2018 membeli 2000 unit dengan cost $ 13 per unit
f) 1 Juni 2018 terjual 1500 unit persediaan seharga $ 20 per unit

maka data per 30 Juni 2018 (saat penutupan pembukuan) adalah …..

(1000 x $10) + (2000 x $11) + (3000 x $12) + (2000 x $13)


Cost rata-rata = --------------------------------------------------------------------------------- = $ 11.75
(1000 + 2000 + 3000 + 2000)

COGS = (5500 x $11.75) = $ 64,625


Persediaan akhir = (2500 x $11.75) = $ 29,375
Sales = (4000 x $20) + (1500 x $20) = $ 110,000
Gross Profit = $ 110,000 - $ 64,625 = $ 45,375 Kajianpustaka.com
AVERAGE Method – PERPETUAL System

PT DAHA KADIRI selama Januari - Juni 2018 membeli dan menjual persediaan sebagai berikut:
a) 15 Januari 2018 membeli 1000 unit dengan cost $ 10.00 per unit
b) 14 Februari 2018 membeli 2000 unit dengan cost $ 11.00 per unit
c) 1 Maret 2018 membeli 3000 unit dengan cost $ 12.00 per unit
d) 9 April 2018 terjual 4000 unit persediaan seharga $ 20 per unit
e) 1 Mei 2018 membeli 2000 unit dengan cost $ 13.00 per unit
f) 1 Juni 2018 terjual 1500 unit persediaan seharga $ 20 per unit Kajianpustaka.com
maka data per 30 Juni 2018 (saat penutupan pembukuan) adalah …..

a) Periode (I) 1 Januari 2018 – 8 April 2018


Cost rata-rata (I) = { (1000 x $10) + (2000 x $11) + (3000 x $12) } / (1000 + 2000 + 3000) = $ 11.33
COGS (I) = (4000 x $11.33) = $ 45,333 (pembulatan)
Persediaan yang tersisa (I) = (2000 x $11.33) = $ 22,667 (pembulatan)
b) Periode (II) 8 April 2018 – 30 Juni 2018
Cost rata-rata (I) = { (2000 x $11.33) + (2000 x $13) } / (2000 + 2000) = $ 12.17 (pembulatan)
COGS (II) = (1500 x $12.17) = $ 18,250 (pembulatan)
Persediaan yang tersisa (II) = (2500 x $12.17) = $ 30,417 (pembulatan)
Sales = (4000 x $20) + (1500 x $20) = $ 110,000
Gross Profit = $ 110,000 – ($ 45,333 + $ 18,250) = $ 46,417
Kartu Persediaan
AVERAGE Method – PERPETUAL System
Tanggal Pembelian Penjualan Saldo
Unit Unit cost Jumlah Unit Unit cost Jumlah Unit Unit cost Jumlah
15 Januari 1000 10 10000 1000 10 10000
14 Februari 2000 11 22000 1000 10 10000
2000 11 22000
3000 10.67 32000
1 Maret 3000 12 36000 3000 10.67 32000
3000 12 36000
6000 11.33 68000
9 April 4000 11.33 45333 2000 11.33 22667
1 Mei 2000 13 26000 2000 11.33 22667
2000 13 26000
4000 12.17 48667
1 Juni 1500 12.17 18250 2500 12.17 30417
LIFO Method – PERIODIC System

PT KAHURIPAN selama Januari - Juni 2018 membeli dan menjual persediaan sebagai berikut:
a) 15 Januari 2018 membeli 1000 unit dengan cost $ 10 per unit
b) 14 Februari 2018 membeli 2000 unit dengan cost $ 11 per unit
c) 1 Maret 2018 membeli 3000 unit dengan cost $ 12 per unit
d) 9 April 2018 terjual 4000 unit persediaan seharga $ 20 per unit
e) 1 Mei 2018 membeli 2000 unit dengan cost $ 13 per unit
f) 1 Juni 2018 terjual 1500 unit persediaan seharga $ 20 per unit
maka data per 30 Juni 2018 (saat penutupan pembukuan) adalah …..

COGS = (2000 x $13) + (3000 x $12) + (500 x $11) = $ 67,500


Persediaan akhir = (1000 x $10) + (1500 x $11) = $ 26,500
Sales = (4000 x $20) + (1500 x $20) = $ 110,000
Gross Profit = $ 110,000 - $ 67,500 = $ 42,500 Facturacionpymes.es
LIFO Method – PERPETUAL System

PT MEDANG selama Januari - Juni 2018 membeli dan menjual persediaan sebagai berikut:
a) 15 Januari 2018 membeli 1000 unit dengan cost $ 10 per unit
b) 14 Februari 2018 membeli 2000 unit dengan cost $ 11 per unit
c) 1 Maret 2018 membeli 3000 unit dengan cost $ 12 per unit
d) 9 April 2018 terjual 4000 unit persediaan seharga $ 20 per unit
e) 1 Mei 2018 membeli 2000 unit dengan cost $ 13 per unit
f) 1 Juni 2018 terjual 1500 unit persediaan seharga $ 20 per unit
maka data per 30 Juni 2018 (saat penutupan pembukuan) adalah …..

COGS = (3000 x $12) + (1000 x $11) + (1500 x $13) = $ 66,500


Persediaan akhir = (1000 x $10) + (1000 x $11) + (500 x $13) = $ 27,500
Sales = (4000 x $20) + (1500 x $20) = $ 110,000 Facturacionpymes.es

Gross Profit = $ 110,000 - $ 66,500 = $ 43,500


Kartu Persediaan
LIFO Method – PERPETUAL System

Tanggal Pembelian Penjualan Saldo


Unit Unit cost Jumlah Unit Unit cost Jumlah Unit Unit cost Jumlah
15 Januari 1000 10 10000 1000 10 10000
14 Februari 2000 11 22000 1000 10 10000
2000 11 22000
1 Maret 3000 12 36000 1000 10 10000
2000 11 22000
3000 12 36000
9 April 3000 12 36000 1000 10 10000
1000 11 11000 1000 11 11000
1 Mei 2000 13 26000 1000 10 10000
1000 11 11000
2000 13 26000
1 Juni 1500 13 19500 1000 10 11000
1500 11 16500
INGAT:
Perbandingan FIFO, Average, dan LIFO Method
(asumsi: harga barang meningkat seiring peningkatan kondisi ekonomi)

UNSUR Perbandingan
COGS FIFO < Average < LIFO
Cost persediaan akhir FIFO > Average > LIFO
Gross profit FIFO > Average > LIFO
Net income FIFO > Average > LIFO

IFRS dan PSAK hanya membolehkan penerapan FIFO dan Average


GAAP membolehkan penerapan FIFO, Average, dan LIFO (terbatas pada kondisi inventory khusus)
Adjusting entry atas selisih saldo persediaan (perpetual system)
Jika terdapat selisih kurang (catatan < fisik) Inventory xx
COGS xx
Jika terdapat selisih lebih (catatan > fisik) COGS / Loss on decline of inventory xx
Inventory xx

Closing entry atas account persediaan dan COGS

Sistem PERPETUAL (ada account COGS) Income summary xx


COGS xx
Sistem PERIODIK (tidak ada account COGS)

a) menutup saldo persediaan awal Income summary xx


Inventory xx

b) membuka saldo persediaan akhir Inventory xx


Income summary xx
Lap. Laba Rugi (PERPETUAL) Lap. Laba Rugi (PERIODIK)
Sales xx Sales xx
(-) Sales return/allowances (xx) (-) Sales return/allowances xx
(-) Sales discount (xx) (-) Sales discount xx (xx)
Net Sales xx Net Sales xx
COGS (xx) Cost of Goods Sold (COGS) :
Beginning inventory xx
Purchases xx
(-) Purchases return/allowances (xx)
(-) Purchases discount (xx)
Net Purchases xx
Freight In xx
Cost of Goods Purchases (COGP) xx
Cost of Goods Available for Sale (COGAFS) xx
Ending Inventory (xx)
COGS (xx)
Gross Profit xx Gross Profit xx
Operating expenses (selling & adm  rinci) (xx) Operating expenses (selling & adm  rinci) (xx)
Other income & expense (net) xx Other income & expense (net) xx
Net income xx Net income xx
Multiple step  rinci // Single Step  tidak rinci (hanya akun utama)
Efek ERROR dalam nilai persediaan  perlu koreksi

Penyebab:
1) Salah penghitungan fisik dan penetapan nilai persediaan
bmnkita.id
2) Salah terkait transfer of title atas goods in transit

Jenis error Pengaruh pada COGS Pengaruh pada gross profit & net income
Understated beginning inventory Understated Overstated
Overstated beginning inventory Overstated Understated
Understated ending inventory Overstated Understated
Overstated ending inventory Understated Overstated

Jenis error Pengaruh pada asset Pengaruh pada liability Pengaruh pada owners equity

Understated ending Understated - Understated


inventory
Overstated Overstated - Overstated
ending inventory
Counterbalanced Error (terkoreksi dengan sendirinya)
2016 (dalam ribu $) 2017 (dalam ribu $)
Incorrect Correct Incorrect Correct
Sales 80 80 90 90
Beginning inventory 20 20 12 15
Cost of goods purchased 40 40 68 68
Cost of goods available for sale 60 60 80 83
Ending inventory 12 15 23 23
COGS 48 45 57 60
Gross profit 32 35 33 30
Operating expenses 10 10 20 20
Net income 22 25 13 10

$ 3,000 net income understated $ 3,000 net income overstated


Error terkoreksi dengan sendirinya (counterbalanced) setelah 2 tahun
LCNRV (Lower of Cost or Net Realizable Value) Method kinhdoanhviet.com

• Historical cost tidak digunakan saat future utility (revenue-producing ability)


dari aset ternyata menurun hingga di bawah original cost, sehingga nilai
persediaan dicatat pada nilai yang lebih rendah antara cost dengan NRV
(Net Realizable Value) atau nilai bersih yang diperkirakan dapat direalisasi jika persediaan tersebut dijual)
• NRV = estimated selling price – direct cost to sell
• bisa diterapkan secara individual, grup, dan total
• Jurnal penyesuaian dibuat saat NRV < COST (guna mengakui penurunan nilai inventory dari COST menjadi NRV)

a. Metode LOSS Loss due to decline of inventory to NRV xx


Inventory xx

b. Metode COGS COGS xx


Inventory
xx

c. Metode LOSS - ALLOWANCE Loss due to decline of inventory to NRV xx


Allowance to reduce inventory to NRV
xx

d. Metode COGS - ALLOWANCE COGS xx


LCNRV (Lower of Cost or Net Realizable Value) Method
• Efek adjustment atas inventory:
a. Metode LOSS  Other expense meningkat, operating income menurun, inventory akhir menurun
b. Metode COGS  COGS meningkat, gross profit menurun, inventory akhir menurun
c. Metode LOSS - ALLOWANCE  Other expense meningkat, operating income menurun, inventory akhir menurun akibat adanya
Allowance to reduce inventory to NRV
d. Metode COGS - ALLOWANCE  COGS meningkat, gross profit menurun, inventory akhir menurun akibat adanya Allowance to
reduce inventory to NRV

PT KALINGGA selama Januari - Juni 2018 membeli dan menjual persediaan sebagai berikut:
a) 15 Januari 2018 membeli 1000 unit dengan cost $ 10 per unit
b) 14 Februari 2018 membeli 2000 unit dengan cost $ 11 per unit
c) 1 Maret 2018 membeli 3000 unit dengan cost $ 12 per unit
d) 9 April 2018 terjual 4000 unit persediaan seharga $ 20 per unit
e) 1 Mei 2018 membeli 2000 unit dengan cost $ 13 per unit
f) 1 Juni 2018 terjual 1500 unit persediaan seharga $ 20 per unit
Perusahaan menerapkan sistem perpetual saat mencatat mutasi persediaan. Maka data per 30 Juni 2018 (saat penutupan pembukuan)
seharusnya adalah …..
COGS = (1000 x 10) + (2000 x 11) + (2500 x 12) = $ 62,000
Persediaan akhir = (2000 x 13) + (500 x 12) = $ 32,000
Sales = (4000 x 20) + (1500 x 20) = $ 110,000 Gross Profit = $ 110,000 - $ 62,000 = $ 48,000
LCNRV (Lower of Cost or Net Realizable value) Method

Jika NRV persediaan per 30 Juni 2018 (saat penutupan pembukuan) adalah $ 14 per unit maka tidak ada perubahan
COGS, persediaan akhir, dan gross profit karena cost < NRV

Jika ternyata NRV persediaan per 30 Juni 2018 (saat penutupan pembukuan) adalah $ 11 per unit maka:
Persediaan akhir (cost) = (2000 x 13) + (500 x 12) = $ 32,000
Persediaan akhir (NRV) = 2500 x 11 = $ 27,500
Selisih antara Cost dengan NRV = $32,000 - $ 27,500 = $ 4,500

Sales = (4000 x 20) + (1500 x 20) = $ 110,000


COGS = (1000 x 10) + (2000 x 11) + (2500 x 12) = $ 62,000
(asumsi: Selisih antara Cost dengan NRV dimasukkan pada COGS  metode COGS
Gross Profit = $ 110,000 – ($ 62,000 + $4,500) = $ 43,500

kinhdoanhviet.com
Adjustment (COGS Method) COGS 4,500
Inventory 4,500
LCNRV (Lower of Cost or Net Realizable value) Method (Kieso, Weygandt, Kimmel, ed. 3, 2015)
LCNRV (Lower of Cost or Net Realizable value) Method (Kieso, Weygandt, Warfield, 2018)
LCNRV (Lower of Cost or Net Realizable value) Method (Kieso, Weygandt, Warfield, 2018)
kinhdoanhviet.com
Aset Biologis (non current asset) beserta persediaan (produk agrikultur) yang terkait atasnya

• Biological asset (aset biologis)  berupa makhluk hidup (hewan ternak/tanaman) diukur dengan nilai awal
pengakuan (initial recognition), kemudian pada akhir periode disesuaikan nilainya menjadi “fair value less
costs to sell (NRV)”. Gain/loss yang terjadi akibat selisih antara COST dengan NRV diakui/dicatat sebagai
other income/expense pada income ststement.

• Agricultural product (produk agrikultur)  hasil produk aset biologis (wool, kapas, susu, daging, buah,
dsb), yang diukur/diakui/dicatat pada “fair value less costs to sell (NRV)” saat diperoleh/dipanen. Setelah
diperoleh/dipanen, NRV menjadi Cost
Aset Biologis (non current asset) beserta persediaan (produk agrikultur) yang terkait atasnya
Aset Biologis (non
current asset)
beserta persediaan
(produk agrikultur)
yang terkait atasnya
(Kieso, Weygandt, Warfield, 2018)
GROSS PROFIT Method

Merupakan ukuran pengganti untuk memperkirakan


(mengestimasi) nilai inventory (Substitute Measure to
Approximate Inventory), yang mana nilai persediaan
dicatat dengan memperhatikan tingkat % laba kotor
(gross profit) terhadap nilai bersih penjualan dari
persediaan tersebut

Tahapan:
• Net sales – Estimated Gross Profit = estimated
COGS
• COGAFS – Estimated COGS = estimated ending
inventory

IFRS tetap mensyaratkan cek fisik atas inventory sebagai


fotomodelka.info
tambahan proses verifikasi atas data inventory berdasarkan
(Kieso, Weygandt, Warfield, 2018) gross profit method
GROSS PROFIT Method

Pada 18 September 2021 PT MATARAM dilanda banjir yang menghancurkan hampir seluruh persediaannya.
Hitunglah Kerugian (loss) berupa ending inventory yang musnah jika ditetapkan:
a.mark up on cost = 66,67%
b.gross profit sebesar rata-rata gross profit 3 tahun terakhir
Untuk menetapkan nilai kerugian (nilai persediaan akhir yang hancur), perusahaan memakai data keuangan yang tersisa,
yaitu:

Uraian Nilai (ribu $)


Saldo piutang (terkait penjualan) per 1 Jan 2021 115.250
Saldo piutang (terkait penjualan) per 18 September 2021 500.000
Jumlah pelunasan piutang (terkait penjualan) s.d. 18 September 2021 490.250
Saldo utang dagang (terkait pembelian) per 1 Jan 2021 75.750
Saldo utang dagang (terkait pembelian) per 18 September 2021 300.000
Jumlah pelunasan utang (terkait pembelian) s.d. 18 September 2021 315.750
Persediaan awal (1 Jan 2021) 57.750
Jumlah ongkos angkut pembelian s.d 18 September 2021 2.250
Jumlah ongkos angkut penjualan s.d 18 September 2021 1.500
GROSS PROFIT Method

Uraian Nilai (ribu $)


Persediaan konsinyasi (titipan consignor) yang hancur (kerugian ditanggung consignee) 1.000
Persediaan yang tidak ikut hancur karena berada di gudang lain 15.000
Hasil penjualan atas barang yang hancur terkena banjir (tapi masih bisa dijual) 6.000
Hasil penerimaan ganti rugi dari perusahaan asuransi atas persediaan yang hancur 20.000
Beban penjualan selain ongkos angkut penjualan s.d 18 September 2021 8.000
% gross profit = 55% (2016), 40% (2017), 50% (2018), 45% (2019), 40% (2020)

TAHAP 1:
Penetapan nilai pembelian dan penjualan kredit

A/R awal + sales - pelunasan = A/R akhir


115.250.000 + sales kredit - 490.250.000 = 500 juta Sales kredit = 875 juta

A/P awal + purchases kredit - pelunasan = A/P akhir


75.750.000 + purchases kredit - 315.750.000 = 300 juta Purchases kredit = 540 juta
GROSS PROFIT Method

Tahap 2 : Tahap 3 :
Penghitungan Kerugian (loss) berupa ending inventory yang Penghitungan Kerugian (loss) berupa ending inventory yang
musnah jika ditetapkan mark up on cost = 66,67% musnah jika ditetapkan gross profit sebesar rata-rata gross
profit 3 tahun terakhir
Mark up on cost = 66,67% = 2/3
Gross profit on sales price Gross profit on sales price = 1/3 x (50% + 45% + 40%) =
= % mark up cost / (100% + % mark up cost) 45%
= (2/3) / (1 + (2/3)) = (2/3) / (8/3) = 40%

Sales 875.000
Sales 875,000
COGS Inventory awal 57.750
COGS: Inventory awal 57,750
Purchases 540.000
Purchases 540,000
Freight in 2.250
Freight in 2,250
Cost of goods available for sale 600,000 Cost of goods available for sales 600.000

(-) Inventory akhir 75,000 525,000 (-) Inventory akhir 118.750 481.250
Gross profit (45% net sales) 393.750
Gross profit (40% net sales) 350,000

Loss = 75 jt + 1 jt - 6 jt - 20 jt - 15 jt = 35 jt Loss = 118,75 jt + 1 jt - 6 jt - 20 jt - 15 jt = 78,75 jt


RETAIL Method
kinhdoanhviet.com
• Merupakan metode yang dipakai retailer untuk menetapkan nilai inventory pada harga
retail, kemudian retailer mengonversi harga retail ke cost inventory.
• Nilai persediaan dicatat dengan memperhatikan tingkat cost to retail ratio (perbandingan
antara cost persediaan dengan harga jual retail-nya dari persediaan tersebut)

Tahapan:
• Goods available for sale (retail) – net sales (retail ) = ending inventory (retail)
• Goods available for sale (cost) / Goods available for sale (retail) = cost to retail ratio
• Ending inventory (retail) x cost to retail ratio = estimated cost of ending inventory

At COST ($) At RETAIL • Cost to retail ratio = Goods available for sale
($)
(cost) / Goods available for sale (retail) =
Beginning inventory 140,000 215,000
750,000 / 1,000,000 = 75%
Goods purchased 610,000 785,000
• Estimated cost of ending inventory = Ending
Goods available for sale 750,000 1,000,000
inventory (retail) x cost to retail ratio = $
Less net sales 700,000
300,000 x 75% = $ 225,000
Ending inventory at retail 300,000
RETAIL Method
Metode penetapan inventory
(A) Metode konvensional / LCNRV
Manfaat:
(B) Metode cost / average / approximate
• Memungkinkan penetapan net income tanpa cek fisik
inventory.
Hal khusus terkait Retail Method
• Menjadi ukuran kendali guna menentukan selisih kurang
 Freight costs
atas inventory (inventory shortages.
 Purchase returns
• Mengatur jumlah inventory yang dikelola (merchandise
 Purchase discounts and allowances
on hand).
 Transfers-in
• Memberi informasi terkait dengan asuransi
 Normal shortages
 Abnormal shortages
Catatan:
 Employee discounts
Beberapa perusahaan menyempurnakan penerapan retail
method melalui penghitungan inventory secara terpisah
Catatan:
sesuai departemen (divisi) penjualan atau klas persediaan
Ketika penjualan dicatat secara gross (bruto), sales
dengan gross profit yang selevel
discount tidak diakui.
At COST (ribu At RETAIL (ribu
RETAIL Method $) $)
Beginning inventory 92,000 200,000
Berdasarkan data di Goods purchased 220,000 437,000
samping, tetapkan nilai Purchases returns 7,500 13,000
ending inventory
Purchases discounts 2,500
dengan
Freight In 30,000
• Metode
Transfer In 20,000 45,000
konvensional /
Sales 602,000
LCNRV dan
• Metode cost / Sales returns 2,000

average / Normal loss 2,500


approximate Abnormal loss 2,000 3,500
Mark Up (5% net sales)
Mark Up Cancellation (20% mark up)
Mark Down (2,5% net sales)
Mark Down Cancellation (20% mark down)
Employee discount (5% net sales)
RETAIL Method
Persediaan konsinyasi (Consignment Goods)

• Pihak yang terlibat adalah pemilik barang (consignor), penjual barang (consignee), dan pembeli (konsumen)
• Selama barang masih berada pada consignee dan belum terjual pada pembeli maka barang masih milik consignor
• Consignee BUKAN pemilik barang, namun hanya bertugas untuk menjualkan barang milik consignor (barang
konsinyasi), lalu consignee mendapat komisi dari consignor atas barang yang berhasil terjual pada konsumen
• Pengeluaran yang dilakukan oleh consignee dalam rangka menjual barang konsinyasi DAPAT merupakan tanggung
jawab consignee sendiri, atau DAPAT pula ditanggung oleh consignor (reimbursement), tergantung perjanjian antara
consignor dengan consignee

PT TERNATE (consignor) melakukan perjanjian penjualan barang dagangan secara konsinyasi dengan PT TIDORE
(consignee). Transaksi terkait penjualan konsinyasi selama 2017 adalah sebagai berikut:
• 17 Agustus Consignor mengirim barang senilai $185 juta kepada consignee. Ongkos angkut sebesar $15 juta dibayar
tunai oleh consignor.
• 23 Agustus Consignee membayar biaya iklan sebesar $10 juta, yang nantinya akan diganti oleh consignor.
• 2 November Consignee melaporkan pada consignee bahwa 75% barang sudah terjual secara tunai senilai $400 juta.
• 27 Desember Consignee menyerahkan hasil penjualan barang konsinyasi kepada consignor, dipotong komisi penjualan
20% dan biaya iklan yang telah dibayar sebelumnya.
Persediaan konsinyasi (Consignment Goods)

CONSIGNOR CONSIGNEE
17 Agt Inventory on consignment 185
Inventory 185
Inventory on consignment 15
Inventory 15
23 Agt Receivable from consignor 10
Cash 10
2 Nov Cash 400
Payable to consignor 400
27 Des Cash 310 Payable to consignor 400
Advertising expense 10 Receivable from consignor 10
Commission expense 80 Commission revenue 80
Consignment sales 400 Cash 310
COGS (75% x (185 jt + 15 jt)) 150
Inventory on consignment 150
Persediaan dengan syarat Right of Return
Transaksi Jurnal Keterangan
1 Mei PT SIAK menjual barang secara kredit ke AR 1.750.000 *) 500 x $ 3,500
PT DELI sebanyak 500 unit @ Rp $ 3,500 Sales 1.680.000 *) 500 x $ 3,500 x (100% - 4%)
dengan perjanjian bahwa barang dapat Refund liability 70.000 *) 500 x $ 3,500 x 4%
dikembalikan (right of return) sampai COGS 1.087.680 *) 500 x $ 2,266 x (100% - 4%)
akhir Mei. Atas penjualan ini Estimated inventory return 45.320 *) 500 x $ 2,266 x 4%
diperkirakan 4% barang akan kembali. Inventory 1.133.000 *) 500 x $ 2,266
COGS sebesar $ 2,266

20 Mei PT SIAK menerima pengembalian 10 Refund liability 35.000 *) 10 x $ 3,500


unit barang dari PT DELI AR 35.000
Inventory 22.660 *) 10 x $ 2,266
Estimated inventory return 22.660

1 Juni PT SIAK memberi tahu PT DELI bahwa Refund liability 35.000 *) $ 70,000 - $ 35,000
periode pengembalian barang sudah Sales 35.000
selesai sehingga perusahaan tidak bisa COGS 22.660
menerima lagi pengembalian barang Estimated inventory return 22.660 *) $ 45,320 - $ 22,600
dari PT DELI
Persediaan dengan syarat Repurchase Agreement
Transaksi Jurnal Keterangan
10 Nov PT PAGARUYUNG menjual barang persediaan Cash 30.000
2021 secara tunai dengan syarat Repurchase A/P 30.000
Agreement ke PT BACAN senilai Rp 30 jt, yang
akan dibeli kembali senilai Rp 33 jt setahun
mendatang. Tingkat diskonto 10%

31 Des PT PAGARUYUNG mencatat interest expense Interest expense 500 *) 10% x $ 30 jt x 2/12
2021 terkait Repurchase Agreement A/P 500

10 Nov PT PAGARUYUNG membeli kembali aset yang Interest expense 2.500 *) 10% x $ 30 jt x 10/12
2022 telah dijual ke PT BACAN A/P 2.500
A/P 33.000
Cash 33.000
Persediaan dengan syarat Purchase Commitment
Transaksi Jurnal
15 Nov PT JAILOLO melakukan kontrak purchase commitment dengan PT TIDAK DICATAT
DOMPU, yang mana PT JAILOLO berkomitmen untuk membeli
persediaan PT DOMPU seniilai Rp 50 jt secara tunai

20 Nov Harga pasar kontrak purchase commitment menjadi Rp 48 juta Unrealized gain/loss income 2.000
Purchases commitment liability 2.000

15 Des PT JAILOLO mengeksekusi kontrak setelah PT DOMPU bersedia Purchases commitment liability 1.000
menurunkan nilai komitmen menjadi Rp 49 jt Unrealized gain/loss income 1.000
Inventory 48.000
Purchases commitment liability 1.000
Cash 49.000
Accounting System

• Merupakan sarana untuk menghasilkan proses dan laporan hasil kegiatan akuntansi yang dilakukan entitas

• Tujuan utamanya untuk pengendalian internal (internal control), sehingga mencakup penataan personel / sumber daya
entitas dan penerapan prosedur dalam penanganan transaksi (mencegah penyalahgunaan wewenang oleh personel)

• Adanya penerapan:
 general ledger dan subsidiary ledger
 general journal dan special journal (revenue/sales journal, purchases journal, cash receipt journal, dan cash
payment / disbursement journal)
terutama dalam rangka pencatatan transaksi yang berulang-ulang (memiliki frekuensi transaksi yang tinggi)

• Banyak diterapkan dengan bantuan sistem / aplikasi komputer (karena menangani transaksi elektronik)
romeltea.com

Anda mungkin juga menyukai