HEWAN
TERNAK
Tugas Fiqih
Nama Kelompok:
1. Arfa Danish Hanani
2. Fian Dzakwan
3. Abdul Aziz
Sumber:
https://lazisalharomain.org/2020/05/16/zakat-peternakan-begini-ketentuannya/
https://blog.kitabisa.com/zakat-anam-pengertian-syarat-dan-ketentuannya/
PENGERTIAN ZAKAT
Zakat ternak termasuk dalam zakat mal (harta) dan boleh dibayarkan
kapan saja selama syaratnya terpenuhi.
Dalil
• “Dari Mu’adz ibn Jabal, ia berkata, ‘Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam mengutusku
ke Yaman, kemudian beliau memerintahku untuk mengambil zakat dari setiap tiga puluh ekor
unta, seekor unta berusia setahun, menginjak usia tahun keduanya, jantan atau betina, dan dari
setiap empat puluh ekor unta, seekor unta berusia dua tahun, menginjak usia ketiga’.” (HR. At-
Tirmidzi)
Jumlah
NISAB HEWAN
Besar Zakat KAMBING
Kambing
1 ekor kambing
40-120 (1th) atau domba Kambing dan domba
(2th)
Hewan kambing atau domba baru wajib
2 ekor dizakatkan jika jumlahnya telah mencapai
121-200 40 ekor. Tiap kali ternak bertambah 100
kambing/domba
ekor, maka zakatnya bertambah satu ekor.
3 ekor
201-300
kambing/domba
4 ekor
301-400
kambing/domba
5 ekor
401-500
kambing/domba
NISAB HEWAN
SAPI
Jumlah Sapi dan Kerbau
Besar Zakat
Sapi/Kerbau
1 ekor anak
40 ekor
sapi/kerbau usia 2 th
2 ekor anak
60 ekor
sapi/kerbau usia 2 th
NISAB HEWAN UNTA
مَا ِم ْن َص اِح ِب ِإِبٍل َو اَل َبَقٍر َو اَل َغَنٍم اَل ُيَؤ ِّدْي َح َّقها ِإاَّل ُأْقِع َد َلَها َيْو َم اْلِقَياَم ِة ِبَقاِع َقْر َقٍر َتَطُؤ ُه َذ اُت
…الِّظْلِف ِبِظ ْلِفَها َو َتْنَطُحُه َذ اُت اْلَقْر ِن ِبَقْر ِنَها َلْيَس ِفْيَها َيْو َم ِئٍذ َجَّم اُء َو اَل َم ْك ُس ْو َر ُة اْلَقْر ِن
“Tiada pemilik unta, sapi dan kambing yang tidak menunaikan haknya kecuali kelak pada hari kiamat ia akan di-duduk-kan di pelataran
Qarqar, selanjutnya ia akan diinjak oleh hewan yang berkaki dengan kakinya dan ditanduk oleh hewan yang bertanduk dengan tanduknya.
Kala itu tak ada hewan yang berkaki pincang atau yang tak utuh tanduknya…” [1]
ِفى اِإْل ِبِل َص َد َقُتَها َو ِفى اْلَغَنِم َص َد َقُتَها َو ِفى اْلَبَقِر َص َد َقُتَها
“Dalam unta ada sedekahnya, dalam kambing ada sedekahnya, dan dalam sapi ada sedekahnya…[2]
َلا َز َك اَة ِفى َم اِل اْم ِر ٍئ َح ّتي َيُح ْو َل َع َلْيِه الْـَح ْو ُل
“Tidak ada zakat dalam harta seseorang sampai datang waktu setahun padanya”[3]
DALIL
Mencapai nishab
Nishab unta dimulai dari 5 unta, maka wajib mengeluarkan zakat seekor kambing yang dalam madzhab Imam Syafii kambing gibas yang
telah berusia setahun atau kambing jawa berusia 2 tahun. 10 unta, 2 ekor kambing. 15 unta, 3 ekor kambing. 20 unta 4 ekor kambing. 25 unta
maka seekor unta betina yang genap berusia setahun dan memasuki tahun kedua (bintu makhadh). 36 unta, maka seekor unta betina yang
genap berusia dua tahun dan memasuki tahun ketiga (bintu labuun). 46 unta, maka seekor unta betina yang genap berusia tiga tahun dan
memasuki tahun keempat (hiqqah). 61 unta, maka satu unta betina yang genap berusia 4 tahun dan memasuki tahun kelima. 76 unta, maka
dua binti labun. 91 unta, maka dua 121 unta, maka 3 binti labun. Kemudian dalam setiap kelipatan 40, maka satu binti labun. Dan dalam
kelipatan 50, maka 1 hiqqah.[4]
Daftar nishab ini dijelaskan oleh Rasulullah Saw kepada Abu Said al Khudri ra[5]
Sementara menurut Sayyidina Ali ra, zakat unta yang berjumlah 25 bukan seekor unta binti makhadh, tetapi 5 ekor kambing. Setelah
berjumlah 26 unta, barulah diwajibkan mengeluarkan seekor binti makhadh.[6]
Nishab sapi dimulai dari 30 ekor sapi, maka
wajib dikeluarkan seekor :
DALIL Berdasarkan ini maka tidak wajib zakat jika sapi kurang dari 30 ekor.
Akan tetapi oleh karena sapi memiliki kesamaan dengan unta dalam
sama-sama cukup dijadikan kurban 7 orang maka terdapat riwayat dari
Imam Said bin Musayyib dan Imam Az Zuhri bahwa ketika sapi sudah
berjumlah 5 ekor maka wajib dizakati dengan seekor kambing.[8]
…ِفى ُك ِّل ِإِبٍل َس اِئَم ٍة َأْر َبِع ْيَن ِبْنُت َلُبْو ٍن
“Dalam setiap unta yang menggembala secara bebas dan berjumlah 40 ekor (maka
wajib membayar zakat) seekor unta binti labun…”[9]
Sementara Imam Dawud Az Zhahiri memilah. Untuk kambing maka tidak wajib
dizakati jika makanannya disiapkan dan disajikan (al Ma’luufah). Adapun sapi
dan unta maka tetap wajib dizakati meski berstatus sebagai al Ma’luufah.[11]
[1] HR Muslim no: 988 dari Jabir bin Abdillah ra