Mengenai kewajiban zakat pada tiga jenis hewan ini dijelaskan dalam hadits Anas bin Malik
mengenai surat Abu Bakr tentang zakat.[1]
1. Hewan ternak yang diniatkan untuk diperdagangkan. Hewan seperti ini dikenai zakat
barang dagangan walau yang diperdagangkan cuma satu ekor kambing, satu ekor sapi
atau satu ekor unta.
2. Hewan ternak yang diambil susu dan digembalakan di padang rumput disebut sa-
imah. Hewan seperti ini dikenai zakat jika telah mencapai nishob dan telah memenuhi
syarat lainnya.
3. Hewan ternak yang diberi makan untuk diambil susunya dan diberi makan rumput
(tidak digembalakan). Seperti ini tidak dikenai zakat karena tidak termasuk hewan
yang diniatkan untuk diperdagangkan, juga tidak termasuk hewan sa-imah.
4. Hewan ternak yang dipekerjakan seperti untuk memikul barang dan menggarap
sawah. Zakat untuk hewan ini adalah hasil upah dari jerih payah hewan tersebut jika
telah mencapai haul dan nishob.[2]
1. Ternak tersebut ingin diambil susu, ingin dikembangbiakkan dan diambil minyaknya.
Jadi, ternak tersebut tidak dipekerjakan untuk membajak sawah, mengairi sawah,
memikul barang atau pekerjaan semacamnya. Jika ternak diperlakukan untuk bekerja,
maka tidak ada zakat hewan ternak.
2. Ternak tersebut adalah sa-imah yaitu digembalakan di padang rumput yang mubah
selama setahun atau mayoritas bulan dalam setahun[3]. Yang dimaksud padang
rumput yang mubah adalah padang rumput yang tumbuh dengan sendirinya atas
kehendak Allah dan bukan dari hasil usaha manusia.[4]
3. Telah mencapai nishob, yaitu kadar minimal dikenai zakat sebagaimana akan
dijelaskan dalam tabel. Syarat ini sebagaimana berlaku umum dalam zakat.
4. Memenuhi syarat haul (bertahan di atas nishob selama setahun).[5][6]
Dalil bahwasanya hewan ternak harus memenuhi syarat sa-imah disimpulkan dari hadits
Anas bin Malik mengenai surat yang ditulis Abu Bakr tentang zakat,
َو ِفى َص َد َقِة اْلَغَنِم ِفى َس اِئَم ِتَها ِإَذ ا َكاَنْت َأْر َبِع يَن ِإَلى ِع ْش ِريَن َو ِم اَئٍة َش اٌة
“Mengenai zakat pada kambing yang digembalakan (dan diternakkan) jika telah mencapai
40-120 ekor dikenai zakat 1 ekor kambing.”[7] Berdasarkan mafhum sifat, dapat dipahami
bahwa jika hewan ternak bukan sebagai sa-imah, maka tidak ada kewajiban zakat dengan satu
ekor kambing.[8] Unta dan sapi diqiyaskan dengan kambing.[9]
Sedangkan mengenai nishob dan kadar wajib zakat langsung dijelaskan dengan tabel-tabel
berikut untuk memudahkan. Ketentuan ini berasal dari hadits Anas tentang surat Abu Bakr
mengenai zakat.[10] Sedangkan untuk ketentuan ternak sapi dijelaskan dalam hadits Mu’adz
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
ِإَلى اْلَيَمِن َفَأَم َر ِنى َأْن آُخَذ ِم ْن ُك ِّل َثَالِثيَن َبَقَر ًة َتِبيًعا َأْو َتِبيَع ًة َو ِم ْن ُك ِّل-صلى هللا عليه وسلم- َبَع َثِنى الَّنِبُّى
َأْر َبِع يَن ُمِس َّنًة
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkanku untuk mengambil dari setiap 30 ekor
sapi ada zakat dengan kadar 1 ekor tabi’ (sapi jantan umur satu tahun) atau tabi’ah (sapi
betina umur satu tahun) dan setiap 40 ekor sapi ada zakat dengan kadar 1 ekor musinnah
(sapi berumur dua tahun).”[11]
Sumber : https://rumaysho.com/2462-panduan-zakat-hewan-ternak.html
Tak ada ketentuan tipe hewan dalam hal zakat hewan ternak. Unta dan berbagai macam
jenisnya, sapi dan berbagai macam jenisnya, termasuk kerbau dan juga kambing dan berbagai
macam jenisnya, termasuk kambing kacang (ma’iz) dan domba. Semuanya masuk dalam
kewajiban zakat. Mengenai kewajiban zakat pada tiga jenis hewan ini dijelaskan dalam hadits
Anas bin Malik mengenai surat Abu Bakar tentang zakat.
Dari Anas bin Malik berkata, “Mengenai zakat pada kambing yang digembalakan (dan
diternakkan) jika telah mencapai 40-120 ekor dikenai zakat 1 ekor kambing.” Berdasarkan
mafhum sifat, dapat dipahami bahwa jika hewan ternak bukan sebagai saimah, maka tidak
ada kewajiban zakat dengan satu ekor kambing. Unta dan sapi diqiyaskan dengan kambing.”
Sedangkan mengenai nishab dan kadar wajib zakat langsung dijelaskan dengan tabel-tabel
berikut untuk memudahkan. Ketentuan ini berasal dari hadits Anas tentang surat Abu Bakar
mengenai zakat. Sedangkan untuk ketentuan ternak sapi dijelaskan dalam hadits
Mu’adz radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkanku untuk mengambil dari setiap 30 ekor sapi ada zakat dengan kadar 1 ekor
tabi’ (sapi jantan umur satu tahun) atau tabi’ah (sapi betina umur satu tahun) dan setiap 40
ekor sapi ada zakat dengan kadar 1 ekor musinnah (sapi berumur dua tahun).”
Berbeda dengan dengan sapi dan kambing yang tidak ditentukan berdasar jenis kelamin
hewan yang bisa dizakatkan. Ustadz Mudhoffar Lc, MA menjelaskan, zakat bagi hewan
ternak unta, haruslah dengan unta betina. Adapun ketentuan nishab dan kadarnya adalah
seperti yang ada di dalam buku Yusuf Al Qardhawi adalah sebanyak 25 ekor.
1. Memiliki 25-35 ekor kambing maka kadar wajib zakatnya adalah seekor unta betina
berumur satu tahun,
2. Memiliki 36-45 ekor unta diwajibkan zakat dengan seekor unta betina berumur 2
tahun,
3. Memiliki 46-60 ekor dikenakan zakat berupa unta betina berumur tiga tahun,
4. Memiliki 61-75 ekor berupa seekor unta betina berumur empat tahun,
5. Memiliki 76-90 ekor, diwajibkan zakat dua ekor unta betina berumur dua tahun,
6. Memiliki 91-120 ekor dikenakan zakat beruopa dua ekor unta betina umur tiga tahun,
7. Memiliki dengan jumlah di atas 121 ekor, setiap kelipatan 40 maka ditambah unta
betina usia 2 tahun, sedangkan jika kelipatan 50 maka ditambah unta betina berusia
tiga tahun.
Tertuliskan di dalam buku Yusuf Al Qardhawi tentang nishab hewan ternak sapi adalah
sebanyak 30 ekor sapi. Adapun perhitungan kadar zakatnya adalah sebagai berikut.
1. Memiliki 30-39 ekor sapi maka kadar wajib zakatnya adalah seekor sapi jantan
berumur satu tahun,
2. Memiliki 40-59 ekor sapi diwajibkan zakat dengan seekor sapi betina berumur satu
tahun,
3. Memiliki 60-69 ekor dikenakan zakat berupa dua ekor sapi berumur satu tahun,
4. Memiliki 70-79 ekor berupa seekor unta betina berumur satu tahun,
5. Memiliki 80-89 ekor, diwajibkan zakat dua ekor sapi betina berumur dua tahun,
6. Memiliki 90-99 ekor dikenakan zakat berupa tiga ekor sapi jantan umur satu tahun,
7. Memiliki 100-109 ekor, dikenakan kewajiban zakat dua ekor sapi jantan dan seekor
sapi betina,
8. Jika jumlahnya mencapai 110-119 ekor dikenakan kewajiban zakat sebanyak 2 ekor
sapi betina dan seekor sapi jantan,
9. Jumlah kepemilikan di atas 120 ekor, setiap kelipatan 30 maka ditmabah seekor sapi
jantan usia satu tahun, sedangkan jika kelipatan 40 maka ditamba sapi betina berusia
satu tahun.
Dari riwayat Bukhari, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila jumlah
kambing yang dilepas mencari makan sendiri kurang dari 40 ekor, maka tidak wajib atasnya
zakat.” (Riwayat Bukhari no. 1454)
Juga dalam kitab Yusuf Al Qardhawi Zakat kambing, menjelaskan bahwa nishab kambing
40 ekor. Jika seseorang yang memiliki kambing 1-39, maka ia tidak wajib zakat. Jika jumlah
kambing sebanyak 40 – 120 ekor, maka wajib dikenakan zakat seeekor kambing. Begitupun
seterusnya, setiap bertambah seratus jumlahnya maka jumlah yang di zakatkan bertambah
satu ekor kambing. (muf/smn)
Zakat Binatang Ternak – Dalil yang menunjukkan adanya kewajiban zakat binatang ternak
adalah hadis Nabi riwayat al-Bukhari dari Abī Żar, sebagai berikut:
مامن رجل تكون له ابل أوبقرأوغنم ال يؤ ّد ى حّقهاإّالأوتي بهايوم القيامة اعظم ماتكون وأسمنه تطؤه بأخفافهاتنطحه
1[بقرونها كلّم اجازت أخراهارّد ت عليه اوالهاحّتى يقض بين الّناس
Dari hadis tersebut di atas, jumhur ulama sepakat bahwa binatang yang wajib dikeluarkan
zakatnya adalah unta, sapi, kerbau dan kambing.
Nisab ternak dan kadar zakat antara ternak satu dengan yang lain barbeda. Pada bagian ini
akan dijelaskan tentang nisab dan kadar zakat masing-masing.
Nisab unta adalah lima ekor, dengan kadar zakat seekor kambing. Adapun jika lebih dari
nisab maka dapat dilihat tabel berikut:
10 – 14 2 ekor kambing
15 – 19 3 ekor kambing
20 – 24 Bintu Mahdah
25 – 35 Bintu Labun
36 – 45 Hiqqah
46 – 60 Jidzal
91 – 90 2 ekor hiqqah
Nisab sapi adalah 30 ekor dengan kadar zakat satu ekor sapi jantan atau betina umur satu
tahun. Jika jumlahnya lebih dari jumlah tersebut, maka dapat dilihat pada tabel berikut:
Ketentuan nisab sapi tersebut, berdasarkan hadis Nabi saw dari Mu’ad, sebagai berikut:
4[ الى اليمن فأمرني أن أخذ من كّل ثال ثين بقرة تببعااو تبيعة ومن كّل اربعين مسّنة.م.بعثني النبي ص
Sedangkan untuk nisab kambing[5] adalah 40 ekor, dengan kadar zakat 1 ekor kambing, ini
berlaku untuk jumlah 40-120 ekor, dan apabila lebih maka dapat dilihat tabel berikut:
Sumber: https://www.tongkronganislami.net/zakat-binatang-ternak/
a) Unta
c) Kambing
1- Hewan yang dimiliki harus melewati satu tahun (sampai haul) yaitu telah melewati masa
satu tahun qamariyah penuh.
ال َزَكاَة ِفي َم اٍل َح َّتى َيُح وَل َع َلْيِه اْلَح ْو ُل: َيُقوُل، َسِم ْعُت َر ُس وَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم: َعْن َعاِئَش َة َر ِض َي ُهللا َع ْنُها َقاَلْت
)(الترمذي
Dari Aisyah ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulallah saw bersabda: “Tidak wajib zakat pada
harta sehingga ia telah melewati masa satu tahun.” (HR at-Tirmidzi)
Sebagaimana diriwatkan dari Abu Bakar, Ustman dan Ali ra, haul merupakan sesuatu yang
telah ditetapkan dalam mazhab ahli fiqih Madinah dan ulama seluruh negeri ”tidak dikenakan
zakat sehingga ia mencukupi nisab dan genap haul”
2- Digembala di tempat yang bebas tanpa upah yaitu digembalakan di ladang yang boleh
untuk menggembala. Sedangkan hewan yang dikandangkan (diberi makan di kandang dan
tidak digembalakan), maka tidak wajib zakat
) ِفي َس اِئَم ِة ْالَغَنِم َز َكاٌة (البخاري: َعْن َأَنِس ْبِن َم اِلٍك َرِض َي ُهللا َع ْنُه َأَّن الَنِبَّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو آِلِه َو َس َّلَم َقاَل
Rasulallah saw bersabda: ”kambing yang digembala (diladang bebas) dizakatkan (HR
Bukhari)
) ِفي ُك ِّل ِإِبٍل َس اِئَم ٍة ِفي ُك ِّل َأْر َبِع يَن ِبْنُت َلُبوٍن (صحيح ابو داود و النسائي: ِلَم ا ُر ِوَى َأَّن الَنِبَّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو آِلِه َو َس َّلَم َقاَل
Rasulallah saw bersabda: ”Unta yang digembala (di tempat bebas, tanpa upah) setiap 40 unta
zakatnya satu ekor binta labun” (HR Shahih Abu Dawud, an-Nasai’)
3- Cukup nishab atau cukup bilangan hewan yang hendak dikeluarkan zakatnya. Mencapai
nishab, yaitu batas minimal yang jika harta sudah melebihi batas itu, wajib mengeluarkan
zakat; jika kurang dari itu, tidak wajib zakat. Syarat mencapai nishab adalah syarat yang
disepakati oleh jumhur ulama. Hikmahnya adalah orang yang memiliki kurang dari nishab
tidak termasuk orang kaya, sedang zakat hanya diwajibkan atas orang kaya untuk
menyenangkan orang miskin.
Nishab Unta
Nishab unta adalah 5 ekor, maka barangsiapa memiliki 4 ekor unta, ia belum wajib zakat.
Zakat wajibnya seperti dalam table berikut ini:
Keterangan: jika bilangan unta lebih dari angka angka tersebut diatas maka peraturanya:
setiap 40 unta zakatnya 1 bintu labun (anak unta jantan genap 2 tahun masuk 3 tahun)
setiap 50 unta zakatnya 1 huqqah (unta betina genap 3 tahun masuk 4 tahun)
contohnya:
Dalil dari ketentuan tersebut adalah hadist panjang yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Anas
ra, “bahwa Abu Bakar ra telah menetapkan ketentuan zakat ini seperti apa yang telah
disampaikannya kepada penduduk Bahrain”
Nishab sapi dan kerbau adalah 30 ekor sapi. Kurang dari itu, tidak wajib zakat.
30 ekor sapi zakatnya seekor tabi’ (1 ekor anak sapi usia 1 tahun dan masuk ke tahun kedua,
disebut tabi’ artinya ikut, karena ia masih mengikuti induknya),
40 ekor sapi zakatnya seekor sapi musinnah (1 ekor anak sapi usia 2 tahun dan masuk 3
tahun, disebut musinnah artinya bergigi karena sudah mulai tampak giginya).
Dan seterusnya
عن ُم َعاذ ِبْن َج َبٍل َر ِض َي ُهللا َع ْنُه َقاَل َبَعَثِني َر ُس وُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِإَلى اْلَيَمِن َفَأَم َرِني َأْن آُخ َذ ِم ْن ُك ِّل َأْر َبِع يَن َبَقَر ًة ُم ِس َّنًة َو ِم ْن
)ُك ِّل َثاَل ِثيَن َتِبيًعا َأْو َتِبيَعًة (حسن مالك و أبو داود
Muadz bin Jabal ra, ia berkata, “Rasulullah saw. mengutusku ke Yaman, dan menyuruhku
untuk mengambil setiap 40 ekor sapi seekor musinnah dan setiap 30 ekor sapi satu ekor tabi’
jantan atau betina” (HR Malik, Abu Dawud)
Nishab Kambing
Nishab kambing adalah 40 ekor. Kurang dari itu walaupun kurang satu ekor, tidak wajib
zakat.
Dan seterusnya
Keterangan: jika bilangan kambing lebih dari angka angka tersebut diatas maka peraturanya
sbb, setiap 100 ekor kambing zakatnya 1 ekor kambing
Yang dimaksud dengan hewan campuran adalah hewan yang dimiliki oleh dua orang pemilik
dan dijadikan satu, hukumnya seperti hewan dimiliki oleh satu pemilik dengan syarat:
Contohnya, Abdullah memiliki 60 ekor kambing dan Ahmad memiliki 60 ekor kambing,
jumlah kambing mereka berdua 120 ekor kambing. Maka zakat yang dikeluarkan atas mereka
berdua adalah 1 ekor kambing, jika dipisahkan maka masing masing wajib mengeluarkan 1
ekor kambing
1. Ternak tersebut ingin diambil susu, ingin dikembangbiakkan dan diambil minyaknya.
Jadi, ternak tersebut tidak dipekerjakan untuk membajak sawah, mengairi sawah,
memikul barang atau pekerjaan semacamnya. Jika ternak diperlakukan untuk bekerja,
maka tidak ada zakat hewan ternak.
2. Ternak tersebut adalah sa-imah yaitu digembalakan di padang rumput yang mubah
selama setahun atau mayoritas bulan dalam setahun[3]. Yang dimaksud padang
rumput yang mubah adalah padang rumput yang tumbuh dengan sendirinya atas
kehendak Allah dan bukan dari hasil usaha manusia.[4]
3. Telah mencapai nishob, yaitu kadar minimal dikenai zakat sebagaimana akan
dijelaskan dalam tabel. Syarat ini sebagaimana berlaku umum dalam zakat.
4. Memenuhi syarat haul (bertahan di atas nishob selama setahun).[5][6]
Dalil bahwasanya hewan ternak harus memenuhi syarat sa-imah disimpulkan dari hadits
Anas bin Malik mengenai surat yang ditulis Abu Bakr tentang zakat,
َو ِفى َص َد َقِة اْلَغَنِم ِفى َس اِئَم ِتَها ِإَذ ا َكاَنْت َأْر َبِع يَن ِإَلى ِع ْش ِريَن َو ِم اَئٍة َش اٌة
“Mengenai zakat pada kambing yang digembalakan (dan diternakkan) jika telah mencapai
40-120 ekor dikenai zakat 1 ekor kambing.”[7] Berdasarkan mafhum sifat, dapat dipahami
bahwa jika hewan ternak bukan sebagai sa-imah, maka tidak ada kewajiban zakat dengan satu
ekor kambing.[8] Unta dan sapi diqiyaskan dengan kambing.[9]
Sedangkan mengenai nishob dan kadar wajib zakat langsung dijelaskan dengan tabel-tabel
berikut untuk memudahkan. Ketentuan ini berasal dari hadits Anas tentang surat Abu Bakr
mengenai zakat.[10] Sedangkan untuk ketentuan ternak sapi dijelaskan dalam hadits Mu’adz
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
ِإَلى اْلَيَمِن َفَأَم َر ِنى َأْن آُخَذ ِم ْن ُك ِّل َثَالِثيَن َبَقَر ًة َتِبيًعا َأْو َتِبيَع ًة َو ِم ْن ُك ِّل-صلى هللا عليه وسلم- َبَع َثِنى الَّنِبُّى
َأْر َبِع يَن ُمِس َّنًة
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkanku untuk mengambil dari setiap 30 ekor
sapi ada zakat dengan kadar 1 ekor tabi’ (sapi jantan umur satu tahun) atau tabi’ah (sapi
betina umur satu tahun) dan setiap 40 ekor sapi ada zakat dengan kadar 1 ekor musinnah
(sapi berumur dua tahun).”[11]
Sumber : https://rumaysho.com/2462-panduan-zakat-hewan-ternak.html
1. Ternak tersebut ingin diambil susu, ingin dikembangbiakkan dan diambil minyaknya.
Jadi, ternak tersebut tidak dipekerjakan untuk membajak sawah, mengairi sawah,
memikul barang atau pekerjaan semacamnya. Jika ternak diperlakukan untuk bekerja,
maka tidak ada zakat hewan ternak.
2. Ternak tersebut adalah sa-imah yaitu digembalakan di padang rumput yang mubah
selama setahun atau mayoritas bulan dalam setahun[3]. Yang dimaksud padang
rumput yang mubah adalah padang rumput yang tumbuh dengan sendirinya atas
kehendak Allah dan bukan dari hasil usaha manusia.[4]
3. Telah mencapai nishob, yaitu kadar minimal dikenai zakat sebagaimana akan
dijelaskan dalam tabel. Syarat ini sebagaimana berlaku umum dalam zakat.
4. Memenuhi syarat haul (bertahan di atas nishob selama setahun).[5][6]
Dalil bahwasanya hewan ternak harus memenuhi syarat sa-imah disimpulkan dari hadits
Anas bin Malik mengenai surat yang ditulis Abu Bakr tentang zakat,
َو ِفى َص َد َقِة اْلَغَنِم ِفى َس اِئَم ِتَها ِإَذ ا َكاَنْت َأْر َبِع يَن ِإَلى ِع ْش ِريَن َو ِم اَئٍة َش اٌة
“Mengenai zakat pada kambing yang digembalakan (dan diternakkan) jika telah mencapai
40-120 ekor dikenai zakat 1 ekor kambing.”[7] Berdasarkan mafhum sifat, dapat dipahami
bahwa jika hewan ternak bukan sebagai sa-imah, maka tidak ada kewajiban zakat dengan satu
ekor kambing.[8] Unta dan sapi diqiyaskan dengan kambing.[9]
Sedangkan mengenai nishob dan kadar wajib zakat langsung dijelaskan dengan tabel-tabel
berikut untuk memudahkan. Ketentuan ini berasal dari hadits Anas tentang surat Abu Bakr
mengenai zakat.[10] Sedangkan untuk ketentuan ternak sapi dijelaskan dalam hadits Mu’adz
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
ِإَلى اْلَيَمِن َفَأَم َر ِنى َأْن آُخَذ ِم ْن ُك ِّل َثَالِثيَن َبَقَر ًة َتِبيًعا َأْو َتِبيَع ًة َو ِم ْن ُك ِّل-صلى هللا عليه وسلم- َبَع َثِنى الَّنِبُّى
َأْر َبِع يَن ُمِس َّنًة
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkanku untuk mengambil dari setiap 30 ekor
sapi ada zakat dengan kadar 1 ekor tabi’ (sapi jantan umur satu tahun) atau tabi’ah (sapi
betina umur satu tahun) dan setiap 40 ekor sapi ada zakat dengan kadar 1 ekor musinnah
(sapi berumur dua tahun).”[11]
Sumber : https://rumaysho.com/2462-panduan-zakat-hewan-ternak.html
.Para shahābat Bimbingan Islām yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla
Kita lanjutkan pada pembahasan tentang zakāt dan sudah dibahas sebelumnya 5 (lima) jenis
yang wajib dizakāti diantaranya:
_))Adapun hewan ternak (kata beliau) maka dia wajib pada 3 (tiga) jenis diantaranya ((_
Maka di sini, di dalam madzhab Syāfi'i, mereka memandang selain 3 (tiga) jenis tersebut
maka tidak dizakāti.
Disana ada sebagian ulamā menyebutkan bahwa kuda termasuk hewan yang dizakāti.
Adapun pendapat Syāfi'iyah bahwa yang wajib dizakāti hanyalah 3 (tiga) jenis saja, kecuali
apabila memang disiapkan sebagai barang perdagangan maka wajib dizakāti bukan dari jenis
hewan ternak ( )المواشيakan tetapi masuk ke dalam barang-barang perdagangan ( عروض
)التجارة.
Kata beliau,
Unta dan berbagai macam jenisnya ⑵ Sapi dan berbagai macam jenisnya ⑶ Kambing ⑴((_
_))dan berbagai jenisnya
Tiga jenis di atas wajib dizakāti. Dan tiga jenis tersebut apabila disiapkan untuk
diperdagangkan maka dia masuk di dalam zakāt perdagangan ( )عروض التجارةbukan pada
zakat hewan ternak ()المواشي.
Masuk di dalam zakāt hewan ternak ( )المواشيapabila diinginkan selain untuk barang
perdagangan, misalnya:
(( اإلسالم والحرية والملك التام والنصاب والحول والسوم:))وشرائط وجوبها ستة أشياء
Dan syarat wajibnya untuk dizakāti ada 6 (enam) macam: Islam, merdeka, memiliki harta ((_
tersebut dengan sempurna, kadar tertentu pada sebuah harta, al haul, digembalakan secara
_))bebas
_⑴ Al Islām (_)اإلسالم
ُخ ْذ ِم ْن َأْم َو اِلِه ْم َص َد َقًة ُتَطِّهُر ُهْم َو ُتَز ِّك يِه ْم ِبَها
Dan ambilah dari harta-harta mereka shadaqah (zakāt) yang membersihkan mereka dan "_
_".mensucikan mereka dengan zakāt tersebut
Orang-orang kāfir, mereka tidak dibersihkan dan tidak disucikan. Oleh karena itu kewajiban
zakāt hanya untuk orang muslim.
Begitu juga dalam hadīts Ibnu 'Abbās radhiyallāhu Ta'āla 'anhu, manakala Rasūlullāh
shallallāhu 'alayhi wa sallam mengutus Mu'ādz bin Jabbal ke Yaman diperintahkan untuk
berdakwah.
Tatkala mereka telah bersyahādat dan tatkala mereka telah shalāt. Maka kata Rasūlullāh
shallallāhu 'alayhi wa sallam:
ُتْؤ َخ ُذ ِم ْن َأْغ ِنَياِئِهْم َو ُتَر ُّد َع َلى ُفَقَر اِئِه ْم، َفَأْع ِلْم ُهْم َأَّن َهَّللا اْفَتَرَض َع َلْيِه ْم َص َد َقًة ِفي َأْم َو اِلِهْم
Maka ajarkanlah kepada mereka bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla mewajibkan "_
kepada mereka untuk menunaikan shadaqah (zakāt) di dalam harta mereka, yang diambil dari
_".orang yang kaya di antara mereka dan dikembalikan kepada para faqīr mereka
(Hadīts Riwayat Bukhāri nomor 1395)
_⑵ Merdeka (_)الحرية
Merdeka bukan seorang budak, karena budak tidak wajib zakāt. Dan budak tidak memiliki
harta, harta budak adalah milik Sayyid (Tuannya). Maka zakāt wajib bagi seorang yang
merdeka.
Dan ini dinukilkan oleh Imām Nawawi sebagai ijma'. Begitu juga dikatakan oleh Ibnu Rusyd
di dalam kitābnya.
Artinya, seseorang memiliki harta di tangannya dan dia bisa menginfāqkan atau
menggunakan harta tersebut sesuai dengan keinginannya dan untuk kemaslahatan dia.
Maka ini yang disebut sebagai harta yang dimiliki secara sempurna, bukan harta yang
dimiliki secara tidak sempurna.
Misalnya:
Apabila seseorang hanya memiliki intifa' saja, bisa memanfaatkan tetapi tidak bisa memiliki
secara fisik maka ini tidak memiliki secara sempurna.
Contohnya:
Misalnya lagi:
Misalnya:
Intinya, di antara syarat harta tersebut dizakāti adalah seseorang memiliki harta tersebut
secara sempurna baik secara fisik (mampu untuk menggunakannya sesuai dengan
keinginannya dan juga untuk kemaslahatan dirinya), maka wajib dizakāti.
_⑸ Al Haul (_)الحول
Telah mencapai satu tahun dari kalender hijriyyah. Apabila harta sudah mencapai nisab dan
juga haul maka wajib untuk dizakāti.
Dalīlnya sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yang diriwayatkan oleh Abū Dāwūd
nomor 1573.
َلْيَس ِفي َم اٍل َزَك اٌة َح َّتى َيُحوَل َع َلْيِه اْلَح ْو ُل
Tidak ada zakāt dari sebuah harta sampai dia mencapai atau melewati satu haul (satu tahun "_
_".kalender hijriyyah
Digembalakan secara bebas artinya apabila hewan ternak tersebut digembalakan di tempat
gembalaan yang tidak ditumbuhkan (ditanam) oleh orang tersebut atau tidak disengaja (tidak
ada biayanya) maka wajib dizakāti.
Adapun hewan ternak yang diternakkan dengan cara diberikan pakan maka dia tidak dizakāti
dan disebutkan di antara dalīlnya adalah hadīts Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Hadīts dari Annas bin Mālik yang menceritakan tentang surat yang ditulis oleh Abū Bakar
radhiyallāhu Ta'āla 'anhu dan ini hukumnya adalah marfu'.
Artinya apa yang ditulis beliau adalah dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, kata beliau
(Abū Bakar radhiyallāhu 'anhu) dalam suratnya :
Beliau bersabda:
َوِفي َص َد َقِة َاْلَغَنِم َس اِئَم ِتَها ِإَذ ا َكاَنْت َأْر َبِع يَن ِإَلى ِع ْش ِر يَن َوِم اَئِة َش اٍة
Adapun di dalam kambing yang digembalakan atau diternakkan tanpa diberikan pakan "_
secara khusus. Apabila telah mencapai 40 ekor sampai 120 ekor maka wajib dikenai zakāt
_".satu ekor kambing
Mafhum dari kalimat ini, apabila hewan ternak tersebut bukan digembalakan secara bebas,
maka dia tidak dikenai zakāt.
Inilah yang bisa disampaikan pada halaqah kali ini, In syā Allāh kita akan lanjutkan pada
halaqah berikutnya.
وصلى هللا على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
واخردعوانا أن الحمد هلل رب العالمين
والسالم عليكم ورحمة هّللا وبركاته
______________________