Anda di halaman 1dari 14

Uji Iritasi

Mukosa Vagina
Presented by kelompok 7
Meet the Group

Ervina Rahmayani Mutia Wildana Rizky Fadly


2201203 Zahra Putra
2201216 2201228
Meet the Group

Tri Nur Widia Putri


Fitriani Vania Nafisa
2201238 Dayuri
2201237 2201241
Uji Iritasi Mukosa Vagina
Uji iritasi mukosa vagina adalah suatu uji yang
digunakan untuk menguji
sediaan uji yang kontak langsung dengan jaringan
vagina dan tidak dapat diuji
dengan cara lain.
Tujuan uji iritasi mukosa vagina adalah untuk
mengevaluasi keamanan dari alat-alat kesehatan yang
kontak dengan mukosa
vagina.
Prinsip Uji Iritasi Mukosa
Vagina
Sediaan uji dibuat ekstrak dalam larutan NaCl 0.9%
atau minyak zaitun dan selanjutnya ekstrak dipaparkan
ke dalam lapisn mukosa vagina hewan uji selama tidak
kurang dari 5x pemaparan dengan selangwaktu antar
pemaparan 24 jam, setelah itu jaringan vagina diamati
dan setelah selesai hewan uji dikorbankan sesuai
prosedur da dievaluasi secara histopalogi.
Pemilihan Hewan
Uji
Hewan uji yang digunakan adalah
kelinci albino betina yang sehat dan
dewasa, dengan galur yang sama,
bobot sekitar 2 kg, jumlah hewan
tidak kurang dari
6 ekor (3 ekor untuk uji, 3 ekor
untuk kontrol).
Penyiapan sediaan
dan dosis uji
1 2
Sediaan uji dibuat secara Jika
aseptis di dalam lemari aseptis, luas daerah sampel tidak dapat
bahan uji yang ditentukan, maka digunakan
berbentuk: 100 mg
 Bubuk; elastomer atau 200 mg plastik
 Cairan; atau bahan lain untuk setiap 20
 Film, pipa/tabung, ml cairan
lempeng dan elastomer ekstraksi
Cara pemberian sediaan uji
Sejumlah 1 mL sediaan uji dipaparkan pada lapisan
mukosa hewan uji menggunakan kateter atau spuit
injeksi dengan sonde tumpul.
Dilakukan 5 kali pemaparan berturut-turut dengan selang
waktu 24 jam. Hal yang sama dilakukan terhadap hewan
kontrol menggunakan media ekstraksi.
Jika hewan uji mengeluarkan urin, maka pemberian
larutan uji diulang 10 menit kemudian.
Tahapan uji

1. Penyiapan Hewan Uji


2. Penyiapan Sediaan Uji
3. Cara Pemberian Sediaan
Uji
4. Pengamatan
5. Penilaian
6. Analisis Data
7. Pelaporan Hasil Pengujian
Tahapan uji
1. Penyiapan hewan 2. Penyiapan sediaan 3. Cara pemberian
4. Pengamatan
uji uji sediaan uji
• Bubuk, dilarutkan dalam Pemaparan 1 mL sediaan uji
pelarut yang inert pada lapisan mukosa vagina
Pengamatan dilakukan
• Cairan, langsung menggunakan spuit atau
untuk melihat adanya iritasi
diaplikasikan atau kateter, dilakukan 5x
pada lapisan mukosa vagina
diencerkan dengan pelarut pemaparan, pemberian
hewan uji berupa eritema,
yang inert larutan uji diulang 10 menit
udema dan eksudat.
• Film, pipa/tabung, kemudian jika hewan uji
lempeng dan elastomer mengeluarkan urin
Tahapan uji
7. Pelaporan hasil
5. Penilaian 6. Analisis Data
pengujian

Pelaporan hasil pengujian


dilakukan setelah pengujian
24 jam setelah dosis akhir
selesai. Pelaporan ini
diberikan, kelinci
mengenai dasar pemikiran
dikorbankan menggunakan
untuk pengujian in vivo
sodium phenobarbital.
sebagai bukti dari data
Kemudian vagina kelinci
pengujian sebelumnya,
dibuka dan diperiksa
kemudian zat pembawa,
terhadap kongesti vaskuler,
hewan uji, dan hasil uji serta
dan luka pada lapisan epitel
pembahasan dan kesimpulan,
daftar pustaka
Pengamatan Uji dihentikan
saat ditemukan eritema
atau udema yang parah
meskipun waktu pengujian
(5 hari) belum tercapai.

Bila ditemui adanya eritema, eksudat


dan udema yang parah, maka hewan
Amati jaringan vaginal => langsung dikorbankan dengan cara
24 jam setelah membuka vagina dan perineum yang
untuk melihat adanya ; eritema, sesuai dengan prosedur pembunuhan
pemaparan
eksudat dan udema hewan uji, serta diperiksa jaringan
vaginal secara mikroskopis, maka
pengujian dianggap selesai.

Bila tidak ditemukan


eritema, eksudat dan
udema yang parah uji
dapat dilanjutkan
sampai hari ke 5.
Penilaian
Kelinci dikorbankan dengan cara diinjeksi pada dosis letal
menggunakan sodium pentobarbital 24 jam setelah dosis akhir
diberikan. Kemudian vagina kelinci diambil dengan hati-hati
dan dibuka secara longitudinal, diperiksa terhadap kongesti
vaskuler, tanda-tanda iritasi umum dan luka pada lapisan epitel.
Pemotongan dilakukan didaerah vagina, serviks, dan korpus
uteri secara membujur dan melintang lalu potongan
tersebutdimasukkan dalam larutan dapar formalin 10%,
selanjutnya dibuat preparate histopatologi ditambahkan gambar
p Kemudian preparat histopatologi dievaluasi secara
mikroskopik, dinilai pengaruh iritasi
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai