Anda di halaman 1dari 60

PEMPROSESAN ALAT PERAWATAN DAN

PENGELOLAAN LINEN PASIEN DI FKTP

Disampaikan Pada Pelatihan Dasar PPI


Di LMPI NOVEMBER 2023
Pendahuluan
1 2 3

Pasien dan nakes berisiko HAIs dapat dicegah / Salah satu prinsip PPI
mendapatkan infeksi terkait dikendalikan dengan dengan melaksanakan
pelayanan kesehatan (HAIs) menerapkan prinsip PPI dekontaminasi
jika tidak melaksanakan (pembersihan, disinfeksi dan
tindakan pencegahan dan sterilisasi) pada peralatan
pengendalian infeksi (PPI) perawatan pasien
01

PERMROSESAN ALAT
PERAWATAN PASIEN

endisyt@gmail.com PAGE 3
Pengertian Dekontaminasi

Suatu proses untuk menghilangkan/ memusnahkan


mikroorganisme dan kotoran yang melekat pada
peralatan medis/objek, sehingga aman untuk penggunaan
selanjutnya, termasuk pembersihan, disinfeksi, sterilisasi
Tujuan Dekontaminasi

Memutus mata rantai penularan infeksi dari


peralatan medis kepada pasien, petugas kesehatan,
pengunjung dan lingkungan rumah sakit

5
Indikasi Dekontaminasi

1 2 3
 Peralatan medis Permukaan meja/ Linen bekas pakai
habis pakai permukaan lain yang tercemar
yang tercemar / darah / cairan
tumpahan darah tubuh pasien
atau cairan tubuh
pasien
Prosedur Dekontaminasi permukaan yang tercemar
darah atau cairan tubuh pasien

 Lakukan kebersihan tangan


 Pakai APD: sarung tangan, apron, masker, kaca mata
 Serap darah/cairan tubuh sebanyak-banyaknya dengan
kertas/tisu
 Buang kertas/tisu penyerap kedalam kantong sampah
infeksius
 Bersihkan daerah bekas tumpahan dengan larutan
disinfectan
 Buka sarung tangan
 Lakukan kebersihan tangan

endisyt@gmail.com PA G E 7
Klasifikasi alat-alat medis menurut Dr. Earl Spaulding

Kritikal Semi Kritikal Non Kritikal

www. sciencetemplate.com PA G E 8
Klasifikasi alat-alat medis menurut Dr. Earl Spaulding

endisyt@gmail.com PA G E 9
Klasifikasi alat-alat medis menurut Dr. Earl Spaulding

endisyt@gmail.com PA G E 10
Pre Cleaning

 Pemrosesan perendaman alat medis


bekas pakai untuk menghilangkan
noda darah, cairan tubuh
menggunakan enzyimatik atau
detergen
 (Perendaman sampai seluruh
permukaan alat)

endisyt@gmail.com PA G E 11
Pembersihan

Suatu proses untuk menghilangkan


kotoran yang terlihat atau tidak terlihat
pada peralatan medis / objek setelah
dilakukan perendaman, dengan
menggunakan air mengalir, sikat
detergen sehingga kotoran / bahan
organik hilang dari permukaan

MANUAL

MESIN
endisyt@gmail.com PA G E 12
Prosedur Pembersihan Cara Manual
 Lakukan kebersihan tangan
 Pakai alat pelindung diri (masker, sarung tangan, gaun)
 Keluarkan alat yang telah direndam, bilas dengan air mengalir
 Lepaskan / buka alat medis yang dapat dilepas pada saat
dibersihkan
 Sikat perlahan lahan alat medis dari setiap permukaan termasuk
gerigi dan lekukan Bilas sampai bersih dengan air hangat
 Keringkan alat dengan kain atau angin angin
 Buka sarung tangan dan alat pelindung diri lainnya
 Lakukan kebersihan tangan

endisyt@gmail.com PA G E 13
Disinfeksi

Suatu proses untuk menghilangkan/


memusnahkan mikroorganisme virus,
bakteri, parasit, fungi dan sejumlah spora
pada peralatan medis / objek dengan
menggunakan cairan disinfektan

endisyt@gmail.com PA G E 14
Metode Disinfeksi

• Panas : Washer Bed / Dish Washer 70-80 C


• Radiasi : UV  Lab: Bio Safety Cabinet dan pipa air
• Filtrasi : Hepa Filter  Membersihkan udara di OK, Farmasi
• Gas kimiawi
• Cairan kimia

endisyt@gmail.com PA G E 15
Klasifikasi Disinfeksi

High level disinfection (HDL)/disinfeksi tingkat tinggi (DTT)


01 Dapat membunuh semua mikroorganisme kecuali endospora

Intermediate level disinfection (ILD) / disinfeksi tingkat sedang


02 Disinfeksi ini akan membunuh mikroorganisme bakteri, fungi, virus, namun
tidak mempunyai aktivitas membunuh spora

Low Level Disinfection (LLD) /disinfeksi tingkat rendah


03 Disinfeksi ini tidak mempunyai daya untuk membunuh mikroorganisme
fungi, bakteri, virus

16
Disinfeksi Tingkat Tinggi

 DTT merupakan perlakuan minimun yang direkomendasikan


oleh CDC.
 DTT dapat membunuh semua mikroorganisme, kecuali
endospora.
Cara:
 Rebus dalam air mendidih selama 20 menit
 Rendam dalam larutan kimiawi: Glutaraldehyde,
Hydrogen Peroksida

endisyt@gmail.com PA G E 17
Sterilisasi

Suatu proses menghilangkan


/memusnahkan semua bentuk
mikroorganisme pada peralatan
medis / objek termasuk endospora
yang dapat dilakukan melalui
proses fisika dan kimiawi dengan
menggunakan alat sterilisator

endisyt@gmail.com PA G E 18
Sterilisasi

• Sterilisasi sebaiknya dilaksanakan


disuatu unit tersendiri yang disebut
pelayanan sterilisasi sentral (CSSD)
• Dekontaminasi, pembersihan, dan
disinfeksi dapat dilakukan di ruangan
atau di unit pelayanan sterilisasi sentral
(CSSD).

endisyt@gmail.com PA G E 19
Tujuan Pelayanan Sterilisasi Sentral

1. 3.

Menyediakan alat-alat medis


Menjamin kualitas sterilisasi
yang steril

2. 4.

Membantu mencegah terjadinya


Efisiensi tenaga, bahan dan alat
HAIs

20
Bagan organisasi yang jelas,
Persyaratan 01 menggambarkan alur tanggung
jawab dan komunikasi dengan unit-
Pelayanan unit yang memerlukan pelayanan
sterilisasi
Sterilisasi Sentral Unit sterilisasi harus dipimpin
02 oleh seorang yang memahami
tentang seluruh prosedur
pemrosesan alat

Ada prosedur tertulis mengenai


proses dekontaminasi,
03 pencucian, pengemasan dan
sterilisasi semua alat-alat
medis

Ada loket terpisah antara


04 penerimaan alat-alat medis
kotor dan penyerahan alat-alat
medis steril
21
Persyaratan 05 Ada ruangan tempat penyimpanan
peralatan kotor, bersih dan peralatan
Pelayanan steril yang terpisah.

Sterilisasi Sentral Harus mempunyai tekanan


06 positif  aliran udara dari
dalam ke luar.

07 Temperatur 24±2C.

Upayakan tidak ada pipa, kabel


08 yang menonjol untuk
menghindari timbunan kuman.

22
Hanya petugas penyimpanan
Persyaratan 09 barang yang boleh masuk.
Distribusi stok barang dengan
Pelayanan sistem FIFO.
Sterilisasi Sentral Ada meja kerja yang cukup
memadai (stainless steel)
10 untuk memproses alat-alat
medis dan alat-alat
tenun/linen

Memiliki alat ukur


11 kelembaban dan
temperatur

Udara dari ruangan kotor


12 tidak mengalir ke ruangan
bersih
23
Lantai dan dinding mudah
Persyaratan 13 dibersihkan
Pelayanan
Sterilisasi Sentral
Ada tempat cuci tangan
14 dengan air mengalir

15 Kualitas air baik

Mesin sterilisator diperiksa


16 secara teratur. Sebaiknya
memiliki dua pintu depan
dan belakang.
24
Persyaratan
Pelayanan 17 Tersedia Alat Pelindung Diri

Sterilisasi Sentral
Ada pemeriksaan secara
berkala dengan indikator fisik,
18 kimiawi dan mikrobiologik
terhadap alat-alat yang
disterilkan

Jadual dan tata kerja diatur


sedemikian rupa agar unit
19 sterilisasi dapat berfungsi di
luar jam kerja

25
Proses Sterilisasi

Proses sterilisasi terjadi dengan memaparkan energi thermal


dalam bentuk panas kering/basah, zat kimia dalam wujud
cair/gas maupun bentuk radiasi terhadap suatu benda dalam
waktu tertentu.

26
Kriteria sterilan yang ideal

• Daya bunuh yang kuat


• Daya penetrasi yang baik
• Aman / tidak toksik
• Bisa digunakan untuk semua alat indikator
• Proses cepat

endisyt@gmail.com PA G E 27
Pengemasan



 Kegiatan pra sterilisasi untuk menjaga
keamanan dan efektifitas alat-alat medis
pada saat digunakan untuk perawatan
pasien
 Tanggung jawab unit pelayanan sterilisasi
sentral
Syarat Bahan Pengemasan
 Sesuai dengan metoda sterilisasi yang dipakai.
 Dapat menahan mikroorganisme dan bakteri.
 Kuat & tahan lama.
 Mudah digunakan.
 Tidak mengandung racun.
 Segel yang baik.
 Aman & mudah dibuka.
 Masa kadaluarsa.

endisyt@gmail.com PA G E 29
Penyegelan Kemasan
• Menggunakan tape indikator
• Segel harus dibuat sedemikian rupa sehingga apabila dibuka
fungsi segel menjadi hilang
• Harus secara rapat, menggunakan segel panas atau segel
kertas.

endisyt@gmail.com PA G E 30
Jenis Bahan Kemasan

1. Linen
2. Kertas
3. Plastik film
4. Kombinasi plastik film dan kertas

endisyt@gmail.com PA G E 31
Jenis Bahan Kemasan
1. Linen
• Tidak dianjurkan bahan yang di-blech
• Bukan dari bahan kanvas / tebal & kaku

2. Kertas
• Hanya satu kali pakai
• Harus bersifat menolak / tidak mengabsorpsi air
• Harus mempunyai sifat penghalang bakteri yang baik
• Harus bebas dari materi toksik

endisyt@gmail.com PA G E 32
Jenis Bahan Kemasan
3. Plastik film
• Film plastik tidak dapat menyerap air (cairan/uap)
• Tidak bisa digunakan untuk sterilisasi uap
• Dikombinasikan dengan Kertas pada salah satu sisinya (Steripouches)
apabila untuk sterilisasi uap
• Polyethylene dapat menyerap Ethylene Oxide
• Bahan PVC (Polyvinyl Chloride) tidak menyerap EO  tidak
direkomendasikan untuk sterilisasi EO.
4. Kombinasi plastik film dan kertas

endisyt@gmail.com PA G E 33
Standar Prosedur Pengemasan

• Nama alat yang akan dikemas


• Langkah penyiapan dan disortir alat
• Metode sterilisasi yang digunakan
• Cara penempatan item yang benar dalam kemasan
• Cara penempatan indikator kimia internal dan eksternal
• Metode penyegelan kemasan
• Cara penempatan kemasan dalam chamber
• Cara penyimpanan yang benar.

endisyt@gmail.com PA G E 34
Metode Sterilisasi

Sterilisasi dengan suhu tinggi


• Sterilisasi uap (Steam Heat)
• Sterilisasi panas kering (Dry Heat)
Sterilisasi dengan suhu rendah
• Ethylene Oxide
• Hydrogen Peroxide Plasma Sterilization (STERRAD)
• Liquid Paracetic Acid

endisyt@gmail.com PA G E 35
Sterilisasi Uap

• Metode sterilisasi paling tua, aman, efektif,


relatif tidak mahal, bersifat non toksik
• Suhu dan waktu:
• 121 ° C (250° F) selama 30 menit
• 132 ° C (270° F) selama 4 menit .
• Direkomendasikan untuk peralatan yang tahan
panas dan tahan uap.

endisyt@gmail.com PA G E 36
Sterilisasi Panas Kering

• Keuntungan:
• dapat mensterilkan bahan yang tidak dapat ditembus
steam
• tidak bersifat korosi, mencapai seluruh permukaan
alat
• Kelemahan:
• penetrasi panas lambat - waktu lama
• perlu suhu tinggi
• dapat merusak bahan karet

endisyt@gmail.com PA G E 37
Sterilisasi Panas Kering
• Penggunaan untuk:
• minyak, serbuk halus, syringe, kaca, gelas, benda tajam

• Suhu dan waktu:


• 170° C (340° F) selama 60 menit
• 160° C (320° F) selama 120 menit
• 150° C (300° F) selama 150 menit

endisyt@gmail.com PA G E 38
Ethylene Oxide (ETO)
• Untuk sterilisasi alat medis yang sensitif terhadap panas dan uap.
• ETO tidak berwarna, mudah terbakar
• Suhu 29° - 65 °C atau 45 °C -85 °C.
• Keuntungan:
• non korosif terhadap plastik, metal , karet.
• tidak berbau
• Kelemahan:
• waktu lama (2 – 5 jam), biaya tinggi, bersifat toksik, mutagenik,
karsinogenik, iritasi saluran pernapasan, dalam konsentrasi tinggi
dapat menimbulkan pusing, mual, muntah.

endisyt@gmail.com PA G E 39
Kesalahan-kesalahan pengelolaan alat-alat medis

• Pembersihan tidak adekuat


• Konsentrasi larutan disinfektan tidak tepat
• Penyimpanan tidak benar
• Penyimpanan basah setelah sterilisasi

endisyt@gmail.com PA G E 40
endisyt@gmail.com PA G E 41
endisyt@gmail.com PA G E 42
01

PENGELOLAAN LINEN

endisyt@gmail..com PA G E 43
Definisi

Linen infeksius:
Linen kotor yang terkontaminasi dengan darah, cairan
tubuh,sekresi dan ekskresi

Linen non infeksius:


Linen kotor yang tidak terkontaminasi dengan darah
cairan tubuh, sekresi dan ekskresi

endisyt@gmail.com PA G E 44
Pengelolaan Linen di Rumah Sakit

1 2 3

Penanganan linen di Transportasi linen Penanganan linen di


ruangan ke laundry laundry
.

45
Penanganan linen di ruangan
Penanganan dimulai sejak dari ruangan perawatan:

 Bersihkan linen kotor bernoda/terkontaminasi dengan


menggunakan air mengalir diruang cuci (spoelhok), jika belum
sentralisasi
 Lakukan dekontaminasi dengan melakukan perendaman
menggunakan detergen atau enzymatik, kemudian disinfeksi,
lamanya tergantung dari desinfektan yang digunakan.
 Angkat linen dari rendaman detergen/ enzymatik, desinfeksi,
masukan dalam kantong plastik kuning dan ikat rapat jangan
sampai ada kebocoran

endisyt@gmail.com
PA G E 46
Penanganan linen di ruangan

 Segera setelah dilepas dari tempat tidur, pisahkan


linen infeksius dengan linen non infeksius
 Linen infeksius masukkan ke kantong plastik
warna kuning
 Linen non infeksius masukkan ke kantong plastik
warna hitam
 Tidak melakukan dekontaminasi di ruangan
 Tidak meletakkan linen di lantai
 Gunakan alat pelindung diri sesuai indikasi

endisyt@gmail.com PA G E 47
Penanganan linen di ruangan

• Tidak menyeret linen kotor di lantai


• Tidak meletakkan linen kotor di atas kursi dan
meja pasien, di lantai
• Tidak mengibaskan linen kotor
• Pisahkan ruang penyimpanan linen bersih dari
linen kotor

endisyt@gmail.com PA G E 48
Transportasi linen ke laundry
• Petugas ruangan menggantar linen kotor ke laundry
• Petugas ruangan masuk dari pintu ruangan pencucian dan tidak boleh masuk
ke ruangan linen bersih
• Penerimaan linen kotor di laundry harus dibedakan antara linen kotor
infeksius dan non infeksius
• Bagian penerimaan di laundry melakukan pencatatan jumlah linen, kedua
belah pihak pengirim dan penerima harus memaraf pada buku expedisi.

endisyt@gmail.com PA G E 49
Transportasi linen ke laundry

 Pisahkan troli linen kotor dengan linen bersih


 Pisahkan wadah linen infeksius dan non infeksius
 Bersihkan troli sebelum digunakan kembali
 Bila troli pakai pengalas/ sarung, segera dicuci
setelah linen kotor diturunkan

endisyt@gmail.com PA G E 50
Penanganan linen di laundry

Penilaian linen kotor

 Tingkat kotornya (berat sedang atau ringan)


 Jenis linen (tebal, tipis, berwarna atau tidak
berwarna, wool atau katun)
 Linen infeksius atau non infeksius

endisyt@gmail.com PA G E 51
Penanganan linen di laundry

 Bedakan pintu masuk linen kotor ke laundry dan


pintu keluar linen bersih dari laundry ke ruangan
 Linen kotor di laundry harus dibedakan antara
linen infeksius dan non infeksius
Petugas penerimaan laundry melakukan
pencatatan jumlah linen
Kedua belah pihak  pengirim dan penerima
harus memaraf pada buku ekspedisi

endisyt@gmail.com PA G E 52
Penyimpanan

 Linen disimpan di dalam lemari


tertutup atau rak-rak tertutup
sesuai dengan jenis linen, suhu
22 – 27 C dan kelembaban 40 –
60 %.
 Simpan linen dgn sistem FIFO.

endisyt@gmail.com PA G E 53
Penyimpanan linen di ruangan
• Linen disimpan terpisah dari ruang kotor agar tidak
terkontaminasi
• Gudang penyimpanan linen tidak boleh digabung dengan
benda/cairan yang bersifat menguap atau menitrasi
• Pisahkan linen sesuai dengan jenis linen
• Susun linen dengan tehnik tersendiri dengan prinsip linen
bersih yang lama harus lebih dahulu dipakai
• Untuk linen steril perlu dilakukan pemisahan dengan linen
bersih. Linen steril harus disimpan di lemari khusus dan
digunakan sebelum kadaluarsa.

endisyt@gmail.com PA G E 54
Pendistribusian

• Pendistribusian tergantung pada sistem


pengelolaan
• Bila secara sentralisasi, pendistribusiannya
disesuaikan dengan perminataan/kebutuhan
ruangan/unit.
• Bila tidak secara sentralisasi linen bersih
diserahkan ke petugas ruangan, sesuai dengan
jumlah linen kotor yang dikirim.
• Linen bersih dibawa dgn menggunakan trolly
tertutup bersih untuk mencegah kontaminasi dalam
perjalanan

endisyt@gmail.com PA G E 55
Standarisasi laundry

• Bangunan laundry harus terpisah dari bagian


pengelolaan makanan
• Loket penerimaan linen kotor dengan
pendistribusian linen harus dibedakan
• Tekanan udara pada ruang penatalaksanaan linen
kotor harus negatif  mencegah sirkulasi udara
menuju ruang linen bersih
• Pencahayaan harus cukup, sirkulasi udara harus
baik

endisyt@gmail.com PA G E 56
Standarisasi laundry

• Ruang pengelolaan linen bersih dan kotor harus


dibedakan
• Sanitasi lingkungan yang baik / bersih
• Petugas pengelolaan linen kotor di laundry harus
menggunakan alat pelindung diri  tutup kepala,
masker, kaca mata, sarung tangan rumah tangga,
sepatu boat, apron sesuai kebutuhan

endisyt@gmail.com PA G E 57
Kesalahan-kesalahan dalam penanganan linen

• Penggunaan APD tidak sesuai indikasi


• Melakukan penghitungan linen kotor di area perawatan
• Tidak memisahkan linen infeksius dengan non infeksius
• Meletakkan linen kotor di lantai
• Melakukan dekontaminasi di ruangan

endisyt@gmail.com PA G E 58
Kesimpulan

• Salah satu upaya pencegahan HAIs adalah


melakukan dekontaminasi meliputi
pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi alat
maupun linen pasien
• Agar mutu sterilisasi dan linen terjamin baik
diperlukan kegiatan monitoring, evaluasi
dan tindakan lanjut

endisyt@gmail.com PA G E 59
endisyt@gmail.com PA G E 60

Anda mungkin juga menyukai