Anda di halaman 1dari 53

Patient Safety dan

Pencegahan Infeks
i dalam Asuhan Per
salinan
KELOMPOK 2
AFIFAH SYAHIDAH
DIAH FEBRIYANI
FITHRI NUR RAHMA
HETTY HERAWATI
LILA ANIMAH PANEJA PANE
NADYA NURUL AZIZAH
RANI SAHARA TARIGAN
OUTLINE
1 Alat Pelindung Diri Standar (APD) Pada Asuhan Persalinan

2 Pengelolaan Alat Bekas Pakai Pada Asuhan Persalinan

3 Pengelolaan Ruangan Pada Asuhan Persalinan

4 Patient Safety Cuci Tangan

5 Pengelolaan Limbah Pada Asuhan Persalinan

6 Pencegahan Infeksi Pada Ibu Beresiko ( HIV, Hepatitis dan Covid-19)


Pengertian Pencegaha
n Infeksi dan Patient S
afety
Pengertian
Insert Your Image

Menurut Vincent (2008), Keselamatan pasien didefinisikan


sebagai penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari hasil
tindakan yang buruk yang berasal dari proses perawatan
kesehatan.

Pencegahan Infeksi merupakan tindakan yang dilakukan untuk


melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan
dan tenaga kesehatan lainnya dengan menghindarkan
transmisi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus dan
jamur.
Insiden Keselamatan Pasien

Insiden yang terkait dengan proses pelayanan

Insiden yang terkait dengan keterampilan praktisi


Definisi Tindakan Dalam Pencegahan Infeksi
Asepsis/Tindakan Aseptik
Segala tindakan untuk mencegah Antisepsis
masuknya mikroorganisme kedalam
Tindakan PI berhubungan dengan
tubuh yang berpotensi menimbukan
membunuh/menghambat pertumbuhan
penyakit
mikroorganisme yang terdapat pada
Sterilisasi kulit dan jaringan lainnya.

Tindakan untuk menghilangkan semua


mikroorganisme termasuk endospora
bakteri pada benda mati/instrumen Dekontaminasi
Tindakan untuk memastikan peralatan,
tempat dan ruangan yang digunakan
Desinfeksi dan Desinfeksi Tingkat Tinngi untuk memberikan asuhan tidak
(DTT) terkontaminasi cairan tubuh dan
Desinfeksi : Tindakan menghilangkan bakteri.
mikroorganisme penyebab penyakit pada Mencuci/Membilas
benda mati dan instrumen.
Tindakan untuk menghilangkan semua
DTT : Tindakan untuk menghilangkan semua
cemaran darah, cairan tubuh atau benda
mikroorganisme kecuali endospora bakteri
asing (misal : debu, kotoran) dari kulit
dengan merebus/kimiawi.
atau instrumen/peralatan.
Prinsip Pencegahan Infeksi
• Setiap orang (ibu, BBL, dan penolong persalinan) harus dianggap memiliki resiko menulark
an penyakit. Hal ini dikarenakan terdapat penyakit infeksi yang bersifat asimptomatik (tanp
a gejala).
• Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi
• Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda-benda lain yang akan dan telah bers
entuhan dengan kulit tak utuh/selaput mukosa atau darah, harus dianggap terkontaminasi s
ehingga setelah selesai digunakan harus dilakukan proses pencegahan infeksi secara benar.
• Jika tenaga kesehatan tidak mengetahui apakah permukaan benda-benda dan instrumen su
dah diproses untuk PI atau belum makan benda-benda tersebut tetap dianggap terkontamin
asi.
• Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi hingga sekecil mung
kin dengan menerapkan tindakan-tindakan pencegahan infeksi yang benar dan konsisten
(Hastuty 2012).
Insert Your Image

Alat Pelindung Diri


Alat pelindung yang digunakan untuk melindungi kulit dari resiko
terpapar atau terkena cairan tubuh,sekret, eksreta pasien.
APD ketika persalinan
Insert Your Image

Alat pelindung diri secara lengkap pada setiap kala yaitu kala I terdiri dari
penutupan kepala, masker dan sarung tangan, kala II, kala III, dan kala IV terdiri
dari penutup kepala, kacamata goggles, masker, sarung tangan, apron, sepatu
boots. Risiko infeksi dapat dicegah pada saat persalinan dengan menggunakan
APD
1. Pelindung kepala
2.Masker

3. Kaca mata

4. Apron
5. Sepatu boots

6. Sarung tangan
Insert Your Image

Pengelolaan Alat
Bekas Pakai
Dekontaminasi
Dekontaminasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk memastikan petugas
kesehatan dapat memproses peralatan bekas pakai dengan aman. Peralatan medis,
sarung tangan, dan permukaan seperti meja pemeriksaan harus di dekontaminasi segera
setelah terpapar cairan tubuh dengan menggunakan larutan klorin 0,5% selama sekitar 10
menit.
Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% Rumus membuat larutan klorin 0,5% dari
dari larutan konsentrat berbentuk cair produk klorin bubuk
Pencucian & Pembilasan
Pencucian merupakan cara yang cukup efektif untuk membasmi
hampir semua mikroorganisme yang ada pada alat bekas pakai.
Gunakan sarung tangan karet
Tahap
Pencucian Cucilah alat berbahan karet dan logam secara terpisah
Menurut
Depkes Buka klem dan gunting lalu sikat dengan sikat halus atau sikat gigi
(2004)
Cuci semua alat sampai bersih dengan menggunakan air bersih dan sabun

Tempatkan pada wadah bersih dan kering lalu biarkan hingga kering dengan
diangin-anginkan.
Selagi memakai sarung tangan, cuci sarung tangan dengan sabun dan air lalu
lepaskan dan gantung. Biarkan kering dengan diangin-angikan.
Desinfeksi Tingkat Tinggi

Selama 20
Perebusan
menit

Desinfeksi Selama 20
Pengukusan
Tingkat Tinggi menit

Larutan klorin
Kimiawi atau
glutaraldehid.
Sterilisasi
Sterilisasi merupakan tindakan untuk menghilangkan semua mik
roorganisme (bakteri, jamur, parasit, dan virus) termasuk bakteri
endospora. Cara sterilisasi adalah sebagai berikut:

Sterilisasi dengan panas kering menggunakan oven panas tinggi pada temperatur 170 ̊C
selama 60 menit.

Sterilisasi dengan stoom. Menggunakan uap panas dalam autoclave 106 pada temperatur
121 ̊C selama 30 menit jika instrumen terbungkus dan 20 menit jika tidak terbungkus.
Insert Your Image

Pengelolaan
Ruangan
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 tahun 2017 tentang Ijin
Penyelenggaraan Praktik Bidan sudah diatur bagaimana standar ruang tindakan atau
ruang bersalin.
Pengelolaan Ruangan

1 2 3 4

Ukuran ruangan Dinding dan lantai Akses keluar masuk Ruangan bersih dan
minimal 3x4 m2 untuk terbuat dari bahan pasien ke ruangan tidak berdebu.
satu tempat tidur yang tidak tembus air, minimal 90 cm..
persalinan dengan mudah dibersihkan,
ukuran sesuai keras, rata dan tidak
standar.. licin..
Pengelolaan Ruangan

5 6 7

Tersedia meja Tersedia tempat untuk Tersedia minimal 2 titik


resusitasi untuk mencuci tangan kelistrikan.
neonatal dan set dengan air mengalir
saturasinya.. dan tersedia sabun
dan antiseptik
Prosedur Pembersihan

Insert Your Image Insert Your Image

Petugas kebersihan
menggunakan APD yaitu Petugas kebersihan
masker, sarung tangan, melepaskan APD dan
kaca mata, dan topi meninggalkan ruangan.
pelindung.
01 03

Insert Your Image Insert Your Image

Lakukan pembersihan Bersihkan peralatan di


dimulai dari tempat terjauh janitor.
ke tempat terdekat dari
pintu.

02 04
Prosedur Pembersihan
Accesoris dan peralatan ruangan
Pembuangan sampah Pembersihan lantai ruangan
Seperti bed pasien, kursi tunggu,
Petugas kebersihan Dengan menggunakan loby
meja pasien, tiang infus, dan bel
menggunakan APD duster dan mopping rata
panggil, tensi meter, jam dinding, TV
yaitu masker, sarung keseluruhan dengan chemical
dan AC ruangan di dusting
tangan, kaca mata dan presept.
menggunakan clening cloot warna
topi pelindung.
kuning dengan chemical surfanios.

01 02 03 04 05

Plafond dan dinding ruangan Pembersihan toilet


Dengan menggunakan windows Dimulai dari atas kebawah
washer memakai chemical menggunakan bros lantai
surfanios atau presept. dan tapas dengan chemical
karbol wangi
Insert Your Image

Patient safety cuci


tangan
Insert Your Image
Insert Your Image
Insert Your Image

Pengelolaan
Limbah
Secara garis besar limbah dibagi menjadi limbah berbentuk padat,
cair, dan gas. Termasuk didalamnya adalah kelompok limbah
radioaktif, sampah (non-medis) dan limbah medis. Limbah medis
dikategorikan dalam limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
Metode dan Alat

• Insenerasi
• Dekontaminasi secara kimia (misal : menggunakan
disinfektan).
• Penggunaan steam autoclaving atau hydroclaving.
• Microwave.
• Pengemasan menggunakan kantong plastik khusus
dan/atau safety box.
• Penyimpanan sementara tanpa atau menggunakan
refrigerasi.
• Kombinasi sebagian atau kesemuanya.
Jenis – Jenis
Limbah
• Limbah benda tajam
• Limbah Infeksius
• Limbah bahan kimia
• Limbah patologis
• Limbah radioaktif
• Limbah farmasi
• Limbah sitotoksis
• Limbah dengan kandung
an logam yang tinggi
Tatalaksana
Limbah cair
Limbah padat medis
• Saluran pembuangan limbah harus
menggunakan sistem saluran
• Mengecek kadaluarsa.
tertutup, kedap air, dan limbah
• Dipisahkan baik yang tajam atau
harus mengalir dengan lancar, serta
infeksius.
terpisah dengan saluran air hujan.
• Lakukan sterilisasi.
• Lakukan insenerator untuk bahan
• Air limbah yang berasal dari
yang tidak di daur ulang dengan
laboratorium harus diolah di Instansi
membakar limbah selambat-
Pengelola Air Limbah (IPAL).
lambatnya 24 jam.
Kualitas limbah (efluen) rumah sakit
yang akan dibuang ke badan air
atau lingkungan harus memenuhi
persyaratan baku mutu effluent
sesuai keputusan Mentri
Lingkungan Hidup Nomor Kep-
58/MenLH/12/1995 atau peraturan
daerah setempat.
Tatalaksana
Limbah sitotoksis Limbah farmasi

• Tidak boleh dibuang dengan • Dalam jumlah kecil dapat diolah


penimbunan (landfill) atau kesaluran dengan insenerator.
limbah umum.
• Dalam jumlah banyak menggunakan
• Pembuangan yang dianjurkan yaitu fasilitas pengelolaan yang khusus
dikembalikan ke perusahaan seperti rotary klin atau dikembalikan
penghasil, insenerasi pada suhu ke distributor.
tinggi, dan degenerasi kimia.
Tatalaksana

Limbah bahan kimia Limbah radioaktif

• Limbah padat radioaktif dibuang


• Dengan insenerasi.
sesuai dengan teknisi dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
• Dikembalikan ke distributornya yang
(PP Nomor 27 Tahun 2002) dan
akan menangani dengan aman.
kemudian diserahkan kepada
BATAN untuk penanganan lebih
lanjut atau dikembalikan kepada
negara distributor.
Tatalaksana

Limbah bahan logam berat mudah


menguap

• Limbah dengan bahan mercuri atau


alumunium tidak boleh dibakar atau
di insenerasi karena beresiko
mencemari udara dengan uap
beracun dan tidak boleh dibuang ke
landfill karena dapat mencemari
tanah.
• Dikirim ke negara yang mempunyai
fasilitas pengolahan.
Insert Your Image

Pencegahan Infeksi
Pada Ibu Bersalin
Beresiko
Human Immunodeficie
ncy Virus (HIV)
Pencegahan Transmisi Vertikal Infeksi HIV
dari Ibu ke Anak

HIV atau Human Immunodeficiency Virus Enzymelinked immunosorbent assay


adalah retrovirus yang menginfeksi (ELISA) merupakan tes skrining HIV
sistem imunitas seluler, mengakibatkan yang paling sering digunakan unruk
kehancuran ataupun gangguan fungsi mengidentifikasi antibodi spesifik virus.
sistem tersebut. Tes ini harus dikonfirmasi dengan
Jika kerusakan fungsi imunitas seluler Western blot assay atau
berlanjut, akan menimbulkan berbagai immunoflourescent antibody assay
infeksi ataupun gejala sindrom Acquired (IFA).
ImmunoDeficiency Syndrome (AIDS).
(Valerian et all 2013)
(Hartanto 2019)
Pencegahan MTCT dapat dicapai
apabila:
1. Terdeteksi dini
2. Terkendali
3. Pemilihan rute persalinan yang aman
4. Pemantauan ketat tumbuh-kembang bayi dan balita dari ibu HIV po
sitif
5. Dukungan tulus dan perhatian berkesinambungan kepada ibu, bay
i, dan keluarganya

(Hartanto 2019)
• Highly active anti-retroviral therapy (HAART)
adalah kemoterapi antivirus yang disarankan
oleh WHO untuk ibu hamil sebagai
pengobatan utama HIV selama masa
kehamilan dan postpartum. Selain
memperbaiki kondisi maternal, HAART
terbukti dapat mencegah transmisi perinatal
yaitu dengan mengurangi replikasi virus dan
menurunkan jumlah viral load maternal.

• Selama proses persalinan, ARV dapat


diberikan, zidovudine IV 2 mg/kg bolus
perlahan selama satu jam dilanjutkan dengan
1 mg/kg/jam hingga proses persalinan
selesai, dapat diberikan kepada wanita
dengan viral load RNA HIV > 1.000 kopi/mL
atau yang tidak diketahui kadar viral load nya.

(Valerian et all 2013)


(Hartanto 2019)
• Bagi wanita dengan viral load <50 kopi/mL tanpa kontraindikasi obstetrik, dapat melaku
kan persalinan per vaginam. Bagi wanita dengan viral load >400 kopi/mL, dapat melaku
kan persalinan dengan seksio sesarea. Untuk wanita dengan viral load 50 – 399 kopi/m
L pada usia gestasi 36 minggu seksio sesarea dapat dipertimbangkan sesuai perkiraan
viral load, lama terapi, faktor obstetrik, dan pertimbangan pasien.

• Amniotomi saat persalinan per vaginam dalam kondisi ibu mengonsumsi ARV dan tersu
presi virusnya, tidak meningkatkan risiko transmisi perinatal. Bila ibu masih dalam kondi
si viremia, tindakan amniotomi, penggunaan vakum atau forsep, dan episiotomi dihindar
i karena berpotensi meningkatkan risiko transmisi.

• Pada persalinan per vaginam maupun seksio sesarea tali pusat harus diklem secepat m
ungkin dan bayi harus dibersihkan segera.

(Hartanto 2019)
(Suhaimi et all 2009)
Hepatitis B
Persalinan dengan hepatitis B

• Hepar => Hati, -itis => Peradangan

• Peradangan pada sel-sel hati yang penyebabnya


bermacam-macam, mulai dari infeksi (virus, bakteri,
parasit), obat-obatan (termasuk obat tradisional),
konsumsi alkohol, lemak yang berlebih sampai dengan
penyakit autoimmune.

• Hepatitis dapat disebabkan oleh berbagai macam virus


seperti virus hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis
C (HCV), hepatitis D (HDV) dan hepatitis E (HEV).
Penularan

• Horizontal => perkutan, selaput lendir atau mukosa.

• Vertikal => MTCT (Mother To Child Transmission) =>


penularan VHB in-utero, penularan perinatal, dan
penularan postnatal.

• persalinan pada kehamilan dengan hepatitis B dengan


tindakan section caeseria (resiko penularan lebih
rendah)
Hal yang harus diperhatikan dalam pertolongan
persalinan dengan Hepatitis B ;hand hygiene
• Hindari menyentuh permukaan yang tidak tidak perlu yang dekat dari pasien untuk mencegah kontaminasi dari
kedua tangan bersih dari permukaan lingkungan dan transmisi pathogen dari tangan yang terkontaminasi ke per
mukaan.

• Ketika tangan tampak kotor, terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh, cuci tangan dengan sabun dan air
non-antimikroba atau antimikroba dan air.

• Lakukan cuci tangan saat :


Sebelum kontak dengan pasien.
Setelah kontak dengan darah, cairan tubuh, selaput lender, luka, dan kulit yang tidak utuh.
Setelah kontak dengan pasien.
Ketika tangan akan berpindah dari tempat terkontaminasi ke area bersih selama memberikan pelayanan.
Setelah kontak dengan benda mati di sekitar pasien (termasuk alat medis).
Setelah melepaskan sarung tangan.
Jangan memakai kuku palsu atau ekstender jika tugas termasuk kontak langsung dengan pasien yang berisiko t
inggi untuk infeksi
(WHO
Hal yang harus diperhatikan dalam pertolongan
persalinan dengan Hepatitis B ;gloves

• Kenakan sarung tangan Ketika akan kontak dengan darah atau bahan yang berpotensi menular lainnya, selap
ut lendir, kulit tidak utuh, atau kulit yang berpotensi terkontaminasi.

• Kenakan sarung tangan dengan fit dan daya tahan yang sesuai dengan fungsi :
Sarung tangan sekali pakai untuk perawatan pasien langsung.
Sarung tangan utilitas yang dapat digunakan kembali untuk membersihkan lingkungan atau peralatan medis.
Lepaskan sarung tangan setelah kontak dengan pasien dan/atau lingkungan sekitarnya (termasuk peralatan m
edis) menggunakan teknik yang tepat untuk mencegah kontaminasi tangan. Jangan memakai sarung tangan y
ang sama untuk perawatan lebih dari satu pasien.
Ganti sarung tangan selama perawatan pasien jika tangan cenderung berpindah dari tempat tubuh yang terkon
taminasi (mis. Area perineum) ke tempat tubuh bersih (mis. Wajah).

(WHO
Hal yang harus diperhatikan dalam pertolongan
persalinan dengan Hepatitis B ;Praktik injeksi

Berhati-hatilah untuk mencegah cedera saat menggunaka


n jarum, pisau bedah, dan instrumen atau perangkat tajam
lainnya; saat memegang instrumen tajam setelah prosedu
r; saat membersihkan instrumen bekas; dan saat membua
ng jarum bekas.

(WHO
2009)
COVID-19
Panduan pertolongan persalinan Covid-19
Jika ada tanda-tanda bersalin segera menghubungi
bidan melalui telepon/WA. Bidan melakukan Jika tidak dapat melakukan pertolongan persalinan,
skrinning resiko termasuk resiko infeksi covid-19. segera berkolaborasi dan rujuk ke PKM/RS sesuai
Apabila ada faktor resiko, segera rujuk ke PKM/RS standar.
sesuai standar.

Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar,


Keluarga/pendamping dan semua tim yang bertugas
dengan kewaspadaan covid-19. Bidan dapat
menerapkan protokol pencegahan penularan covid-
berkoordinasi dengan RT/RW/Kades tentang status
19.
ibu apakah sedang isolasi mandiri (ODP/PDP/Covid
+)

Pertolongan persalinan dilakukan sesuai standar APN,


IMD dan Pemasangan IUD paska persalinan dengan APD Melakukan rujukan persalinan terencana untuk ibu
level 2, dan menerapkan protokol pencegahan penularan bersalin dengan resiko, termasuk risiko ODP/PDP/Covid+
covid-19 (pada ibu bukan PDP, Covid+). sesuai standar.
(pasien pendamping maks 1 orang menggunakan masker.
Penanganan Persalinan Covid-19

• Penularan COVID-19 terjadi melalui kontak, droplet dan


airborne. Untuk itu perlu dijaga proses penularan ini terjadi
pada tenaga kesehatan dan bayinya sendiri. Isolasi
tenaga kesehatan dengan APD yang sesuai dan
tatalaksana isolasi bayi dari ibu ODP/PDP/terkontaminasi
COVID-19 merupakan fokus utama dalam manajemen
pertolongan persalinannya. Selain itu, jaga jarak minimal 1
meter jika tidak diperlukan tindakan
Tabel Penggunaan APD
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan
Cuci tangan, hindari menyentuh mata,
hidung dan mulut yang belum dicuci.

Hindari kontak dengan orang sakit,


menggunakan masker.

Perilaku hidup bersih dan sehat


(PHBS).

Tutupi mulut dan hidung saat batuk


dengan tisu. Bila tidak ada tisu
lakukan etika batuk.
Menggunakan masker medis.

Bersihkan dan lakukan disinfeksi


secara rutin permukaan dan benda
yang sering disentuh.
Insert Your Image

Thank you

Anda mungkin juga menyukai