Pencegahan Infeks
i dalam Asuhan Per
salinan
KELOMPOK 2
AFIFAH SYAHIDAH
DIAH FEBRIYANI
FITHRI NUR RAHMA
HETTY HERAWATI
LILA ANIMAH PANEJA PANE
NADYA NURUL AZIZAH
RANI SAHARA TARIGAN
OUTLINE
1 Alat Pelindung Diri Standar (APD) Pada Asuhan Persalinan
Alat pelindung diri secara lengkap pada setiap kala yaitu kala I terdiri dari
penutupan kepala, masker dan sarung tangan, kala II, kala III, dan kala IV terdiri
dari penutup kepala, kacamata goggles, masker, sarung tangan, apron, sepatu
boots. Risiko infeksi dapat dicegah pada saat persalinan dengan menggunakan
APD
1. Pelindung kepala
2.Masker
3. Kaca mata
4. Apron
5. Sepatu boots
6. Sarung tangan
Insert Your Image
Pengelolaan Alat
Bekas Pakai
Dekontaminasi
Dekontaminasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk memastikan petugas
kesehatan dapat memproses peralatan bekas pakai dengan aman. Peralatan medis,
sarung tangan, dan permukaan seperti meja pemeriksaan harus di dekontaminasi segera
setelah terpapar cairan tubuh dengan menggunakan larutan klorin 0,5% selama sekitar 10
menit.
Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% Rumus membuat larutan klorin 0,5% dari
dari larutan konsentrat berbentuk cair produk klorin bubuk
Pencucian & Pembilasan
Pencucian merupakan cara yang cukup efektif untuk membasmi
hampir semua mikroorganisme yang ada pada alat bekas pakai.
Gunakan sarung tangan karet
Tahap
Pencucian Cucilah alat berbahan karet dan logam secara terpisah
Menurut
Depkes Buka klem dan gunting lalu sikat dengan sikat halus atau sikat gigi
(2004)
Cuci semua alat sampai bersih dengan menggunakan air bersih dan sabun
Tempatkan pada wadah bersih dan kering lalu biarkan hingga kering dengan
diangin-anginkan.
Selagi memakai sarung tangan, cuci sarung tangan dengan sabun dan air lalu
lepaskan dan gantung. Biarkan kering dengan diangin-angikan.
Desinfeksi Tingkat Tinggi
Selama 20
Perebusan
menit
Desinfeksi Selama 20
Pengukusan
Tingkat Tinggi menit
Larutan klorin
Kimiawi atau
glutaraldehid.
Sterilisasi
Sterilisasi merupakan tindakan untuk menghilangkan semua mik
roorganisme (bakteri, jamur, parasit, dan virus) termasuk bakteri
endospora. Cara sterilisasi adalah sebagai berikut:
Sterilisasi dengan panas kering menggunakan oven panas tinggi pada temperatur 170 ̊C
selama 60 menit.
Sterilisasi dengan stoom. Menggunakan uap panas dalam autoclave 106 pada temperatur
121 ̊C selama 30 menit jika instrumen terbungkus dan 20 menit jika tidak terbungkus.
Insert Your Image
Pengelolaan
Ruangan
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 tahun 2017 tentang Ijin
Penyelenggaraan Praktik Bidan sudah diatur bagaimana standar ruang tindakan atau
ruang bersalin.
Pengelolaan Ruangan
1 2 3 4
Ukuran ruangan Dinding dan lantai Akses keluar masuk Ruangan bersih dan
minimal 3x4 m2 untuk terbuat dari bahan pasien ke ruangan tidak berdebu.
satu tempat tidur yang tidak tembus air, minimal 90 cm..
persalinan dengan mudah dibersihkan,
ukuran sesuai keras, rata dan tidak
standar.. licin..
Pengelolaan Ruangan
5 6 7
Petugas kebersihan
menggunakan APD yaitu Petugas kebersihan
masker, sarung tangan, melepaskan APD dan
kaca mata, dan topi meninggalkan ruangan.
pelindung.
01 03
02 04
Prosedur Pembersihan
Accesoris dan peralatan ruangan
Pembuangan sampah Pembersihan lantai ruangan
Seperti bed pasien, kursi tunggu,
Petugas kebersihan Dengan menggunakan loby
meja pasien, tiang infus, dan bel
menggunakan APD duster dan mopping rata
panggil, tensi meter, jam dinding, TV
yaitu masker, sarung keseluruhan dengan chemical
dan AC ruangan di dusting
tangan, kaca mata dan presept.
menggunakan clening cloot warna
topi pelindung.
kuning dengan chemical surfanios.
01 02 03 04 05
Pengelolaan
Limbah
Secara garis besar limbah dibagi menjadi limbah berbentuk padat,
cair, dan gas. Termasuk didalamnya adalah kelompok limbah
radioaktif, sampah (non-medis) dan limbah medis. Limbah medis
dikategorikan dalam limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
Metode dan Alat
• Insenerasi
• Dekontaminasi secara kimia (misal : menggunakan
disinfektan).
• Penggunaan steam autoclaving atau hydroclaving.
• Microwave.
• Pengemasan menggunakan kantong plastik khusus
dan/atau safety box.
• Penyimpanan sementara tanpa atau menggunakan
refrigerasi.
• Kombinasi sebagian atau kesemuanya.
Jenis – Jenis
Limbah
• Limbah benda tajam
• Limbah Infeksius
• Limbah bahan kimia
• Limbah patologis
• Limbah radioaktif
• Limbah farmasi
• Limbah sitotoksis
• Limbah dengan kandung
an logam yang tinggi
Tatalaksana
Limbah cair
Limbah padat medis
• Saluran pembuangan limbah harus
menggunakan sistem saluran
• Mengecek kadaluarsa.
tertutup, kedap air, dan limbah
• Dipisahkan baik yang tajam atau
harus mengalir dengan lancar, serta
infeksius.
terpisah dengan saluran air hujan.
• Lakukan sterilisasi.
• Lakukan insenerator untuk bahan
• Air limbah yang berasal dari
yang tidak di daur ulang dengan
laboratorium harus diolah di Instansi
membakar limbah selambat-
Pengelola Air Limbah (IPAL).
lambatnya 24 jam.
Kualitas limbah (efluen) rumah sakit
yang akan dibuang ke badan air
atau lingkungan harus memenuhi
persyaratan baku mutu effluent
sesuai keputusan Mentri
Lingkungan Hidup Nomor Kep-
58/MenLH/12/1995 atau peraturan
daerah setempat.
Tatalaksana
Limbah sitotoksis Limbah farmasi
Pencegahan Infeksi
Pada Ibu Bersalin
Beresiko
Human Immunodeficie
ncy Virus (HIV)
Pencegahan Transmisi Vertikal Infeksi HIV
dari Ibu ke Anak
(Hartanto 2019)
• Highly active anti-retroviral therapy (HAART)
adalah kemoterapi antivirus yang disarankan
oleh WHO untuk ibu hamil sebagai
pengobatan utama HIV selama masa
kehamilan dan postpartum. Selain
memperbaiki kondisi maternal, HAART
terbukti dapat mencegah transmisi perinatal
yaitu dengan mengurangi replikasi virus dan
menurunkan jumlah viral load maternal.
• Amniotomi saat persalinan per vaginam dalam kondisi ibu mengonsumsi ARV dan tersu
presi virusnya, tidak meningkatkan risiko transmisi perinatal. Bila ibu masih dalam kondi
si viremia, tindakan amniotomi, penggunaan vakum atau forsep, dan episiotomi dihindar
i karena berpotensi meningkatkan risiko transmisi.
• Pada persalinan per vaginam maupun seksio sesarea tali pusat harus diklem secepat m
ungkin dan bayi harus dibersihkan segera.
(Hartanto 2019)
(Suhaimi et all 2009)
Hepatitis B
Persalinan dengan hepatitis B
• Ketika tangan tampak kotor, terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh, cuci tangan dengan sabun dan air
non-antimikroba atau antimikroba dan air.
• Kenakan sarung tangan Ketika akan kontak dengan darah atau bahan yang berpotensi menular lainnya, selap
ut lendir, kulit tidak utuh, atau kulit yang berpotensi terkontaminasi.
• Kenakan sarung tangan dengan fit dan daya tahan yang sesuai dengan fungsi :
Sarung tangan sekali pakai untuk perawatan pasien langsung.
Sarung tangan utilitas yang dapat digunakan kembali untuk membersihkan lingkungan atau peralatan medis.
Lepaskan sarung tangan setelah kontak dengan pasien dan/atau lingkungan sekitarnya (termasuk peralatan m
edis) menggunakan teknik yang tepat untuk mencegah kontaminasi tangan. Jangan memakai sarung tangan y
ang sama untuk perawatan lebih dari satu pasien.
Ganti sarung tangan selama perawatan pasien jika tangan cenderung berpindah dari tempat tubuh yang terkon
taminasi (mis. Area perineum) ke tempat tubuh bersih (mis. Wajah).
(WHO
Hal yang harus diperhatikan dalam pertolongan
persalinan dengan Hepatitis B ;Praktik injeksi
(WHO
2009)
COVID-19
Panduan pertolongan persalinan Covid-19
Jika ada tanda-tanda bersalin segera menghubungi
bidan melalui telepon/WA. Bidan melakukan Jika tidak dapat melakukan pertolongan persalinan,
skrinning resiko termasuk resiko infeksi covid-19. segera berkolaborasi dan rujuk ke PKM/RS sesuai
Apabila ada faktor resiko, segera rujuk ke PKM/RS standar.
sesuai standar.
Thank you