Anda di halaman 1dari 28

‫اْلِع اَد ِة‬

‫َب‬
‫ِن‬ ‫و‬ ‫ُد‬‫ُب‬ ‫ۡع‬‫َي‬‫ِل‬ ‫اَّل‬ ‫َس‬ ‫ن‬
‫ِإۡل ِإ‬ ‫ٱ‬ ‫َو‬ ‫َّن‬ ‫ِج‬ ‫ۡل‬‫ٱ‬ ‫ُت‬ ‫ۡق‬‫َو َم ا َخ َل‬
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
(QS ADzDzariyat 51:56)
‫اِئ اْلِع اَد ِة‬
‫َنَت ُج َب‬
‫َاِإل َمْياُن‬
‫َاِإل ْس َالُم‬
‫َاِإل ْح َس اُن‬
‫َاِإل ْخ َباُت‬
‫َالَّتْق ـ ـَوى‬ ‫َالَّتَوَّك ُل‬ ‫ِل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِع‬
‫َاْلَم َح َّبُة‬ ‫َاْل َب َدُة َا َّس ْيَم ُة‬
‫َالَّرَج اُء‬
‫َاَخْلْو ُف‬
‫َالَّتْو َبُة‬
‫َالُّد َعاُء‬
‫َاُخْلُش ْوُع‬
Kisi-kisi Materi
• Prinsip mencapai Ibadah yang benar:
– ‫ َاِإل َمْياُن‬Iman (QS. 4:136 )
– ‫ َاِإل ْس َالُم‬Islam (QS. 2:112 )
– ‫ َاِإل ْح َس اُن‬Ihsan(QS. 16:97 , 2:195 )
– ‫ َاِإل ْخ َباُت‬Tunduk(QS. 9:112 )
– ‫ َالَّتَوُّك ُل‬Tawakal (QS. 11:88 )
– ‫ َاْلَم َح َّبُة‬Cinta (QS. 2:165 )
– ‫ َالَّرَج اُء‬Raja' /Harapan (QS.2:218 , 18:110 )
– ‫ َاَخْلْو ُف‬Takut (QS. 76:7 )
– ‫ َالَّتْو َبُة‬Taubat (QS. 9:112 )
– ‫ َالُّد َعاُء‬Do'a (QS. 25:77 )
– ‫ َاُخْلُش ْوُع‬Khusuk (QS. 2:45 -46 )
• Tercapainya nilai-nilai taqwa (QS. 2:21 , 2:183)
‫أنواع العبادة‬
‫العبادة المحضة •‬
‫العبادة غير المحضة •‬
Ibadah Mahdhah
• Keberadaannya berdasarkan adanya dalil
perintah.
• Tatacaranya harus berpola kepada contoh
Rasul saw.
• Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal)
• Tauqifi (given)
Ibadah Ghairu Mahdhah
• Berdasarkan perintah umum.
• Tidak ada panduan tatalaksana (kaifiyah)
secara terinci
• Lebih banyak mencakup masalah mu’amalah
• Tujuan kemaslahatan
Takhayul Bid’ah Churafat (TBC)
dalam Ibadah
Takhayul
‫َقاَل َبْل َأْلُقوا َفِإَذ ا ِح َباُلُهْم َو ِعِص ُّيُهْم ُيَخ َّيُل ِإَلْيِه ِم ْن ِس ْح ِر ِهْم َأَّنَها‬
‫َتْس َع ى‬
“Berkata Musa: “Silahkan kamu sekalian
melemparkan.” Maka tiba-tiba tali-tali dan
tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada
Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran
sihir mereka.” (QS. Thaha: 66)
Churafat
• Khurafat adalah nama seorang lelaki dari bani Udzrah, yang
hilang dari kampungnya dalam kurun waktu yang lama.
Kemudian dia kembali. Dia menyangka telah disekap Jin,
dan dia telah melihat berbagai kejadian aneh. Lalu
diceritakan kepada masyarakatnya panjang lebar. Hingga
jadi istilah mereka untuk menyebut berita dusta, ‘Beritanya
Khurafat’. Mereka juga membuat istilah, “Lebih pembohong
dari pada Khurafat.” Hingga al-Hariri menyebut setiap
kedustaan dengan Khurafat. (al-A’lam, az-Zirikli, 2/303).
Bid’ah
‫ َو َأْح َس َن اْلَهْد ِي َهْد ُي‬، ‫ ِإَّن َأَص َدَق اْلَحِد يِث ِكَتاُب ِهَّللا‬، ‫ َو َم ْن ُيْض ِلْل َفال َهاِدَي َلُه‬، ‫َم ْن َيْهِد ُهَّللا َفال ُمِض َّل َلُه‬
‫ َو ُك َّل َض الَلٍة‬، ‫ َو ُك َّل ِبْد َع ٍة َض الَلٌة‬، ‫ َو ُك َّل ُم ْح َد َثٍة ِبْد َع ٌة‬، ‫ َو َش َّر اُألُم وِر ُم ْح َد َثاُتَها‬، ‫ُمَحَّم ٍد َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
‫ِفي الَّناِر‬

Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa
menyesatkannya. Dan yang disesatkan oleh Allah tidak ada yang bisa memberi
petunjuk padanya. Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah
dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan,
setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah
adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka” (HR. An Nasa’i
no. 1578, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan An Nasa’i)
Sasaran Materi
• Memahami makna ibadah salimah
• Mengerti unsur-unsur yang dihasilkan dan
wajib diwujudkan dalam beribadah secara
benar.
• Mengerti hubungan ibadah salimah dengan
taqwa
‫ َاِإل َمْياُن‬Iman (QS. 4:136 )
• Iman: meyakini akan kefardhuan atau
kesunnahan ibadah yang dilakukannya
• Ia melakukan ibadah itu atas dasar keyakinan,
bukan ikut-ikutan saja
• Dengan demikian ia akan bersemangat dalam
beribadah, dan akan terus beribadah dalam
kondisi apapun, meskipun berat
• Tentu, kalau ada rukhshah (keringanan) ia tidak
enggan mengambilnya
‫ِإل‬
‫ َا ْس ُم‬Islam (QS. 2:112 )
‫َال‬
• Menyerahkan dirinya kepada Allah dalam
beribadah seperti seorang tawanan perang
yang ditawan oleh musuh
• Sesungguhnya segala sesuatu yang ia miliki
adalah milik Allah, maka seluruh miliknya
diserahkan pada kehendak Allah
‫ َاِإل ْح َس اُن‬Ihsan(QS. 16:97 , 2:195 )
• Ini merupakan kualitas amal ibadah
• Rasul SAW menggambarkannya:
‫َأْن َتْعُبَد َهَّللا َك َأَّنَك َتَر اُه َفِإْن َلْم َتُك ْن َتَر اُه َفِإَّنُه َيَر اَك‬
Engkau menyembah Allah seakan engkau
melihatNya, kalau engkau tidak dapat melihatNya
maka sesungguhnya Dia melihatmu (HR Bukhari)
• Mesti membaguskan ibadahnya, tidak asal-
asalan
‫ا‬ ‫ِإل‬
‫ َا ْخ َب ُت‬Tunduk (QS. 9:112)
• ‫َاَخْلْبُت‬
– Tempat yang rendah di bumi
– Tempat yang tenang di bumi
• Ikhbat: tawadhu’ dan merasa tenang (sakinah) kepada Allah
• Ia seperti air tawar yang dijumpai sang musafir yang haus dan
memerlukannya ketika ia sampai di tempat minum yang pertama, lalu
ia meminumnya untuk menghilangkan dahaga, sehingga hilanglah
bisikan yang meragukannya apakah ia harus meneruskan perjalanan
atau kembali ke kampung halaman akibat beratnya perjalanan
• Meskipun ia sendirian, iradahnya tidak kendor
• Meskipun fitnah terus menerpanya, tak mampu menggoyahkannya
• Baginya sama apakah pujian atau cacian
• Buta terhadap kekurangan orang yang tidak beramal
‫َّك‬
‫َو ُل‬‫َّت‬‫ل‬‫َا‬ Tawakal (QS. 11:88 )
• Tawakkal pada hakikatnya adalah kondisi yang tersusun dari berbagai
macam unsur, yang tidak sempurna hakikat tawakkal kecuali dengannya
1. Tingkat pertama: ma’rifah kepada Rabb berikut sifat-sifatNya
2. Tingkat kedua: itsbat (menetapkan) adanya sebab dan musabab
3. Tingkat ketiga: kekokohan hati di dalam maqam tauhid tawakkal
4. Tingkat keempat: bertumpu dan bersandarnya hati kepada Allah, dan
merasa tenang terhadapNya (bukan kepada sebab-sebab)
5. Tingkat kelima: husnuzh-zhann kepada Allah
6. Tingkat keenam: istislam (berserahnya) hati kepada Allah, tertariknya
semua dorongan kepadaNya, dan memutuskan rintangan-rintangannya
7. Tingkat ketujuh: tafwidh (menyerahkan segala urusannya kepada Allah)
8. Tingkat kedelapan: ridha
‫ َاْلَم َح َّبُة‬Cinta (QS. 2:165 )
• 2:165 orang beriman itu sangat amat cintanya
kepada Allah
• Ibadah dengan penuh cinta akan terasa indah
dan ni’mat
• Ibadah menjadi suatu yang dirindukan, bukan
beban
‫ُقْم َيا ِباَل ُل َفَأِر ْح َنا ِبالَّص اَل ِة‬
Berdirilah wahai Bilal, hiburlah kami dengan
shalat (HR Abu Dawud)
‫ُء‬ ‫ا‬ ‫َج‬‫َّر‬ ‫ل‬‫َا‬ Raja' /Harapan (2:218 , 18:110)
• Raja’ adalah percaya kepada kemurahan Allah
• Tanda-tanda raja’ yang benar adalah melakukan ketaatan
dengan baik
• Ada tiga raja’
– Raja’ orang yang melakukan ketaatan kepada Allah sesuai
dengan petunjukNya, kemudian mengharapkan pahalaNya
– Raja’ orang yang melakukan dosa-dosa kemudian bertaubat lalu
mengharapkan ampunanNya, maafNya, kebaikanNya,
kedermawananNya, kesabaranNya, dan kemurahanNya
– Raja’ orang yang terus-menerus meninggal perintah dan
bergelimang dosa sambil mengharapkan rahmat Allah tanpa
beramal  ini tertipu, khayalan, dan harapan palsu
‫ َاَخْلْو ُف‬Takut (QS. 76:7 )
• ‫َاَخْلْو ُف‬
– Tergerak hatinya untuk berlari darinya
– Sifat orang mu’min secara umum
• ‫َاَخْلْش َيُة‬
– Khauf yang disertai ma’rifah tentang siapa yang ditakuti
– Sifat para ulama yang arif
• ‫َالَّرْه َبُة‬
– Bersungguh-sungguh lari dari sesuatu yang dibenci
• ‫َاْلَوَج ُل‬
– Getaran hati karena mengingat yang ditakuti kekuasaan dan hukumannya atau
ketika melihatnya
• ‫َاَهْلْيَبُة‬
– Khauf yang disertai rasa ta’zhim (penghormatan) dan ijlal (pengagungan), tetapi
kebanyakan disertai dengan mahabbah dan ma’rifah
• ‫اِإل ْج َالُل‬
– Ta’zhim yang disertai dengan rasa cinta
– Sifat orang muqarrabin
Kesadaran dan Ilmu
• Khauf didahului oleh kesadaran dan ilmu
– Membenarkan ancaman
– Mengingat kejahatan
– Mewaspadai akibat
• Khauf memiliki dua pergantungan
– Sesuatu yang dibenci dan ditakuti itu sendiri
– Sebab dan jalan yang mengantarkan kepadanya
• Khauf yang lebih tinggi adalah khauf terhadap
tipu daya dan tercemari kelezatan
Mahabbah, Raja’ dan Khauf
• Kedudukan hati itu bagaikan kedudukan burung
– Mahabbah sebagai kepalanya
– Khauf dan raja’ sebagai kedua sayapnya
• Apabila kepala dan kedua sayapnya sehat,
bagus terbangnya
• Apabila terpotong kepalanya, mati
• Apabila tidak ada sayapnya, mudah ditangkap
pemburu atau predator burung
‫ َالَّتْو َبُة‬Taubat (QS. 9:112 )
• Ia merasakan banyaknya dosa dan kesalahan
• Ia beribadah untuk kembali bertemu dengan
Rabbnya, memohon ampunanNya
• Ia tidak ingin ditinggal sendiri oleh Rabbnya
atau diasingkan olehNya
• Kalau engkau mendekati Allah dengan berjalan,
maka Allah akan mendekatimu dengan berlari
• Allah suka kepada orang yang bertaubat
‫ُء‬ ‫ا‬ ‫َع‬ ‫لُّد‬‫َا‬ Do'a (QS. 25:77 )
• Doa adalah otaknya ibadah
• Doa mesti dengan keyakinan akan
dikabulkanNya doa itu (40:60)
• Doa mesti dengan harap dan cemas
• Shalat secara bahasa pun artinya doa, karena di
dalam shalat penuh dengan doa
• Nabi SAW dalam setiap amal selalu berdoa
(lihat risalah Al-Ma’tsurat dari Hasan Al-Banna)
‫ َاُخْلُش ْوُع‬Khusuk (QS. 2:45 -46 )
• Khusyu’ secara bahasa artinya rendah, hina dan tenang
(20:108)
– Bumi disifati khusyu’: kering, rendah, dan tidak menjadi tinggi
dengan pemandangan dan tumbuh-tumbuhannya (41:39)
• Khusyu’ menurut istilah berhentinya hati di hadapan
Allah dengan tunduk dan merendahkan diri dan penuh
konsentrasi
• Tanda-tandanya
– Apabila ditentang dan ditolak dengan kebenaran, ia
menghadapinya dengan sikap menerima dan patuh
– Bila hatinya khusyu’ maka anggota badannya juga ikut tenang
Teguran Allah
• 57:16 turun setelah empat tahun sejak
dakwah pertama dimulai
• Ayat ini merupakan celaan Allah terhadap
perilaku orang beriman yang belum juga
khusyu’
• Ibnu Abbas: Sesungguhnya Allah menganggap
lamban hati orang-orang beriman karena itu
Dia mencela mereka pada permulaan tahun
ketigabelas sejak diturunkannya Al-Qur’an
Hasilnya TAQWA
• Jika kita sudah benar di dalam beribadah,
maka ibadah kita akan menuai hasil, yaitu
TAQWA
• Allah akan memberikan berbagai kemuliaan
kepada orang-orang yang bertaqwa
‫وهللا أعلم بالصواب‬
Maraji’
• https://umayonline.wordpress.com/
2008/09/15/ibadah-mahdhah-ghairu-
mhadhah/

Anda mungkin juga menyukai