Anda di halaman 1dari 24

Komplikasi Persalinan

Dan Penatalaksanaannya
Oleh Kelompok 4
Oleh Kelompok 4
Deva Rosa F NIM 216039
Munazah Alya Zafirah NIM 226001
Lia Oktavia NIM 226048
Ayunda Aprilia NIM 226052
Sinta Anggraeni Irwanto NIM 226040
Rena Fidia Sari NIM 226064
Ratna Eka Putri NIM 226065
Wahyu Dwi Anggraeni P.NIM 226080
Definisi Persalinan
Persalinan adalah suatu proses dimana seorang
wanita melahirkan bayi yang diawali dengan
kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada
saat pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran
plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan
ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam
Komplikasi Dalam Persalinan
Komplikasi persalinan merupakan suatu
kondisi yang dapat mengancam jiwa
seseorang, hal ini dapat terjadi selama proses
kelahiran. Kegawatan tersebut harus segera
ditangani, karena jika lambat dalam menangani
akan menyebabkan kematian ibu
Macam-macam Komplikasi Pada
Persalinan
1. Kondisi janin yang tidak sehat
Kondisi janin yang tidak meyakinkan atau yang disebut dengan istilah gawat
janin, adalah salah satu komplikasi persalinan yang perlu mendapat perhatian.
salah satu kondisi yang termasuk gawat janin yaitu Detak jantung bayi yang
tidak teratur. Penyebab dan kondisi yang mungkin mendasarinya adalah
Tingkat oksigen yang tidak mencukupi. Komplikasi persalinan ini mungkin
terjadi pada kehamilan yang berlangsung selama 42 minggu atau lebih.
2. Asfiksia perinatal
adalah komplikasi persalinan berupa gagal memulai dan mempertahankan pernapasan
saat melahirkan, bisa disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak memadai. Bisa juga
disebabkan oleh Kadar oksigen rendah atau hipoksemia Tingkat karbondioksida yang
tinggi Asidosis atau terlalu banyak asam dalam darah. Biasanya kondisi ini akan
menunjukkan gejala seperti detak jantung rendah, tingkat pH rendah yang menunjukkan
keasaman tinggi. Berdampak pada bayi yang dilahirkan dengan skor APGAR (penilaian
kondisi yang baru lahir) yang kurang. Dengan indikasi seperti: Warna kulit yang kurang
baik, Detak jantung rendah, Tonus otot lemah, Terengah-engah, Napas lemah, Cairan
ketuban, bernoda mekonium.
3. Distosia bahu
Distosia bahu adalah ketika kepala bayi sudah keluar melewati vagina tetapi bahu
bayi masih tersangkut dan tidak bisa keluar. Ini tidak banyak terjadi, tetapi
komplikasi persalinan ini mungkin terjadi dan menyebabkan setengah dari orang-
orang yang mengalaminya berakhir dengan operasi caesar. Komplikasi persalinan
ini bersifat sementara dan dapat diatasi.
4. Perdarahan hebat
biasanya melahirkan normal akan kehilangan sekitar 500 mililiter darah. Sementara saat
operasi caesar rata-rata kehilangan darah hingga 1000 mililiter. Tapi perdarahan bisa terjadi
setelahnya. Bisa 24 jam setelah melahirkan atau sampai 12 minggu kemudian untuk kasus
perdarahan sekunder. Biasanya disebabkan karena tonus uterus. Umumnya juga, perdarahan
terjadi setelah plasenta dikeluarkan, karena kontraksi rahim terlalu lemah dan tidak dapat
memberi tekanan yang cukup pada pembuluh darah di tempat plasenta menempel.
Perdarahan bisa menyebabkan tekanan darah rendah, gagal organ, syok hingga kematian.
5. Komplikasi persalinan berupa malposisi
Malposisi adalah posisi bayi yang dapat menyulitkan proses
persalinan pervaginam. Posisi itu di antaranya:, Bayi menghadap ke
atas, Sungsang, yaitu posisi bokong lebih dulu atau kaki lebih
dulu,Menyamping, horizontal atau melintang. Masalah posisi
lainnya juga bisa berkaitan dengan tali pusar. Misalnya tali pusar
melilit bayi, dikompresi atau tali pusat muncul sebelum bayi. Jika
lilitan terjadi di leher, tali pusar tertekan atau muncul sebelum bayi,
dibutuhkan bantuan medis untuk mengatasinya.
6. Komplikasi persalinan plasenta previa
Plasenta previa adalah kondisi saat plasenta menutupi jalan lahir.
Mungkin terjadi pada mereka yang Pernah melahirkan sebelumnya,
terutama yang sudah empat kali hamil atau lebih, Memiliki riwayat
plasenta previa, sebelumnya Pernah operasi caesar, Riwayat operasi
uterus ,Kehamilan multiple, Berusai di atas 35 tahun ,Memiliki fibroid,
Merokok. Plasenta previa dapat memicu terjadinya plasenta akreta,
yaitu suatu kondisi yang berpotensi mengancam nyawa. Di mana
plasenta tidak dapat dipisahkan dari dinding rahim.
7. Komplikasi persalinan disproporsi sefalopelvis
Disproporsi sefalopelvis adalah kepala bayi tidak dapat melewati panggul
ibu. Biasanya terjadi karena:Bayi yang besar atau ukuran kepala besar
Posisi bayi yang tidak biasa Panggul ibu kecil atau bentuknya yang tidak
biasa.
8. Uterus pecah
Uterus atau rahim yang pecah dapat meningkatkan risiko bayi kekurangan
oksigen. Karena itu, biasanya diperlukan operasi caesar. Tanda-tanda
terjadinya pecah rahim di antaranya:Detak jantung bayi abnormal, Nyeri pada
perut atau bekas luka ibu yang pernah operasi caesar, Pembukaan lambat,
Perdarahan, Detak jantung ibu cepat dan tekanan darah rendah.
9. Persalinan cepat
Tahapan normal persalinan bisa memakan waktu selama 6 hingga 18 jam. Tetapi
beberapa bisa terjadi dalam waktu yang lebih singkat, mulai dari 3 hingga 5 jam.
Persalinan itu disebut persalinan cepat. Beberapa kondisi yang menyebabkan
persalinan cepat:Ukuran bayi yang lebih kecil dari rata-rata, Kontraksi rahim
yang efisien dan kuat, Jalan lahir yang baik, Riwayat persalinan cepat.Jika
mengalaminya dapat memberikan dampak seperti:Ibu merasa tidak terkendali
Tidak cukup waktu pergi ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan Meningkatkan
robekan pada vagina, perdarahan dan syok setelah melahirkan.Risiko pada bayi
meliputi:Bayi minum cairan ketuban, Kemungkinan infeksi yang tinggi, jika
persalinan terjadi di lokasi yang tidak steril.
Penatalaksanaan Komplikasi Persalinan

1. Kondisi janin yang tidak sehat


Penatalaksanaan :
1) Meningkatkan hidrasi pada ibu hamil
2) Menjaga oksigenasi Amnioinfusion, yaitu cairan
dimasukkan ke dalam rongga ketuban untuk mengurangi
tekanan pada tali pusat Tokolisis, yaitu penghentian
sementara waktu kontraksi jika diperlukan untuk
menunda persalinan premature.
3) Dekstrosa hipertonik intravena, yaitu suntikan
kalori dan sumber air untuk menghidrasi tubuh Operasi
caesar juga mungkin dilakukan untuk beberapa kasus
tertentu.
2. Asfiksia Perinatal
1) Setelah melahirkan, untuk mengatasi kondisi yang terjadi
dapat memberikan pernapasan mekanis atau pengobatan tertentu
sesuai kondisi.

3. Distosia Bahu
1) Mengubah posisi ibu
2) Memutar bahu bayi secara manual
3) Mungkin juga dilakukan episiotomi atau operasi pelebaran
jalan lahir untuk memberi ruang untuk bahu bayi.
4) Tetapi jika detak jantung bayi bermasalah, mungkin juga
terjadi kondisi seperti: Cedera pleksus brakialis janin, yang merupakan
cedera saraf yang memengaruhi bahu, lengan dan tangan tetapi
bisa sembuh seiring waktu. Fraktur janin, yaitu tulang selangka
patah, yang biasanya bisa disembuhkan.Cedera otak hipoksia-
iskemik, merupakan kondisi rendahnya suplai oksigen ke otak.
Meski jarang terjadi, tetapi kondisi ini dapat mengancam jiwa
dan menyebabkan kerusakan otak.
4. Pendarahan Hebat
1) Penggunaan obat
2) Pijat rahim
3) Pengangkatan sisa plasenta
4) Mengikat pembuluh darah yang rusak
5) Operasi
6) kemungkinan laparotomi, untuk menemukan penyebab
perdarahan
7) histerektomi, untuk mengangkat rahim.
5. Malposisia.
a. Presentasi Dahi
• PF vaginal dapat diraba pangkal
hidung, tepi atas orbita, sutura
frontalis dan ubun-ubun besar.
• Bila janin hidup lakukan SC
• Bila janin mati, pembukaan
belumlengkap lakukan SC
b. Presentasi Muka
• PF Vagina: Terba muka, mulut, hidung dan pipi
• Pada presentasi muka dengan dagu depan
akan terjadi kesulitan penurunan karena
kepala dalam keadaan defleksi maksimal
lakukan SC
• Posisi dagu belakang, bila pembukaan
lengkap :
- lahirkan dengan persalinan spontan
pervaginam
- bila kemajuan persal lambat lakukan
oksitosin drip
- bila penurunan kurang lancar, lakukan forsep
• Jangan lakukan ekstraksi vakum pada
presentasi muka.
c. Presentasi Ganda (Majemuk)
• Apabila pada presntasi kepala teraba juga
tangan/lengan dan/atau kaki.
• Apabila pada presentasi bokong teraba juga
tangan/lengan.
• Persalinan spontan hanya terjadi bila janin
kecil atau mati dan maserasi
• Lakukan koreksi dengan jalan Knee Chest
Position,dorong bag yg prolaps ke atas, dan
pada saat kontraksi masukkan kepala
memasuki pelvis.
• Bila koreksi tidak berhasil lakukan SC
d. Presentasi Bokong dan Kaki
• janin letak memanjang dengan
bagian terendahnya bokong, kaki
atau kombinasi keduanya
• partus lama merupakan indikasi
untuk melakukan sc karena
kelainan kemajuan
persalinan merupakan salah
satu tanda disproporsi,
• lakukan versi luar pada kehamilan
>37 minggu
6. Plasenta Previa
1) Diawasi di rumah sakit untuk kasus
yang parah
2) Transfusi darah
3) Operasi caesar, jika terjadi perdarahan
tak berhenti atau jika detak jantung
janin tidak meyakinkan.
7. Disproporsi sefalopelvis
7. 1) Sectio saecaria (Operasi caesar)
8. Uterus pecah
a. Perbaiki Keadaan Umum
• Atasi syok dengan pemberian cairan
dan darah
• Berikan antibiotika
• Oksigen
b. Laparatomi
• Histerektomi, dilakukan jika
- Fungsi reproduksi ibu tidak
diharapkan lagi
- Kondisi buruk yang membahayakan ibu
• Repair Uterus (Histerorafi), dilakukan jika
- Masih mengharapkan fungsi
reproduksinya
- Kondisi klinis ibu stabil
- Rupture tidak berkomplikasi
9. Persalinan Cepat
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik and content by Swetha Tandri

Anda mungkin juga menyukai