Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN SAYANG IBU

PADA PROSES PERSALINAN

Dewi Taurisiawati R
Memberikan Asuhan Sayang Ibu
Persalinan adalah sesuatu yang menegangkan
dan menggugah emosi bagi ibu dan keluarganya,
tapi bisa pula menjadi sesuatu yang
menyakitkan dan menakutkan bagi ibu.
Pastikan bahwa setiap ibu mendapatkan asuhan
sayang ibu selama proses persalinan.
Rekomendasi WHO (2018) : Perawatan
Persalinan Untuk Pengalaman Proses
Kelahiran Bayi yang Nyaman
1. Perawatan selama proses persalinan dan
kelahiran bayi.
a. Merawat ibu dengan penuh respect.
b. Melakukan komunikasi efektif antara care
provider dengan ibu dan keluarga.
c. Pendampingan proses persalinan dengan
orang yang dikehendaki oleh ibu.
d. Pendampingan bidan dengan metode COC .
2. Kala 1 Persalinan
a. Waktu yang dibutuhkan untuk melampaui
pembukaan servik dan efficement tiap ibu adalah
berbeda karena ada beberapa variabel yang
mempengaruhi, biasanya pembukaan sampai 5
cm berjalan lebih lambat pada paritas yang
rendah.
b. Ibu diinformasikan bahwa durasi waktu
persalinan tiap ibu berbeda
c. Auskultasi rutin menggunakan doppler atau
pinard fetal stetoskop direkomendasikan untuk
menegakkan diagnosa kesejahteraan janin
Kala 1 Persalinan
d. Pemeriksaan VT setiap 4 jam sekali
direkomendasikan pada ibu dengan resiko
rendah.
e. Analgesik epidural direkomendasikan hanya
untuk ibu bersalin dalam kondisi baik dan
sehat, permintaan analgesik tsb pd proses
persalinan tergantung preferensi ibu.
f. Opioid parenteral seperti fentanyl,
diamorphine, petidine penggunaannya selama
persalinan adalah preferensi dari ibu bersalin .
Kala 1 Persalinan
g. Tehnik relaksasi selama persalinan termasuk
relaksasi otot progresif, pernafasan, musik,
dan tehnik lainnya bisa digunakan oleh ibu
bersalin atas preferensi ibu.
h. Tehnik manual seperti pijatan, atau kompres
hangat dan tehnik lainnya bisa digunakan oleh
ibu bersalin atas preferensi ibu.
i. Asupan cairan oral dan makanan tetap
direkomendasikan saat persalinan pada low
risk women.
Kala 1 Persalinan
j. Melakukan mobilitas dan posisi tegak dianjurkan
untuk ibu bersalin dengan resiko rendah.
Tidak Direkomendasikan pada Kala I
a.Penilaian pembukaan 1cm/jam pada fase aktif
tidak akurat untuk mengidentifikasi resiko pada
ibu.
b. Pembukaan persalinan tidak akan terlalu cepat
sebelum mencapai pembukaan 5cm, pemberian
oksi dan SC tidak direkomendasikan pada kondisi
ini tergantung pada kondisi ibu.
Tidak Direkomendasikan pada Kala I
c. Pelvimetri klinis secara rutin saat persalinan
tidak direkomendasikan pada ibu bersalin
fisiologis.
d. Kardiotokografi rutin saat persalinan tidak
dianjurkan pada ibu bersalin normal.
e. Pencukuran rambut kemaluan/ perineum
pada persalinan normal tidak dianjurkan.
f. Enema untuk mempercepat penurunan janin
tidak direkomendasikan.
Tidak Direkomendasikan pada Kala I
g. Penghilang rasa sakit yang diberikan tanpa
indikasi tidak dianjurkan.
h. Pembersihan vagina rutin dengan klorheksidin
selama persalinan untuk mengurangi
morbiditas menular tidak direkomendasikan.
i.Penggunaan amniotomi saja untuk mencegah
keterlambatan persalinan tidak
direkomendasikan.
Tidak Direkomendasikan pada Kala I
j. Penggunaan amniotomi dini dan pemberian
oksi lebih awal tidak dianjurkan.
k. Penggunaan oksi pada ibu bersalin yang
menggunakan analgesik epidural tidak
dianjurkan.
l. Penggunaan agen anti spasmodik tidak
dianjurkan.
m. Penggunaan cairan IV dengan tujuan
memperpendek durasi persalinan tidak
dianjurkan.
b. Kala II Persalinan
1. Periode waktu kala II bagi tiap ibu bersalin
berbeda bisa 3 jam bisa 2 jam pada ibu bersalin
yang lain.
2. Bagi ibu bersalin dengan/ tanpa analgesik
epidural, boleh memilih posisi bersalin.

Tidak direkomendasikan pada Kala II


3. Penggunaan episiotomi rutin atau secara bebas
tanpa indikasi tidak dianjurkan.
4. Penekanan fundus saat bersalin tidak dianjurkan.
c. Kala III Persalinan
1. Penggunaan uterotonika untuk mencegah HPP
direkomendasikan.
2. Oksitosin 10 IU (IV/IM) adalah obat yang
direkomendsikan untuk HPP.
3. Penggunaan uterotonika lain diijinkan jika oksi
tdk tersedia, antara lain :
Ergometrin/ methylergometrin, atau misoprostol
oral.
4. Penjepitan tali pusat lebih dari 1 menit setelah
kelahiran bayi direkomendasikan untuk
meningkatkan keehatan ibu dan bayi.
c. Kala III Persalinan
5. Penegangan tali pusat terkendali
direkomendasikan untuk persalinan kala III.

Tidak direkomendasikan pada Kala III


1. Pijat uterus tidak direkomendasikan untuk
mencegah HPP , terutama pada ibu yang
menerima oksi pencegahan.
d. Setelah Kelahiran bayi
1. BBl fisiologis haru melakukan Skin to Skin Contact
(SSC) dengan ibunya selama 1 jam pertama
persalinan untuk emcegah hipotermi dan
mendukung pemberian ASI.
2. Semua BBL termasuk BBLR yang masih bisa
menyusu, harus diletakkan ke payudara sesegera
mungkin setelah lahi atau ketika kondisi sudah
stabil secara klinis.
3. Semua BBL harus mendapatkan Vit K 1 mg secara
IM segera setelah lahir ( setelah 1 jam pertama
bayi skin to skin contact dengan ibu).
d. Setelah Kelahiran bayi
4. Memandikan bayi harus ditunda hingga 24
jam setelah kelahiran bayi. Jika tidak
memungkinkan ditunda karena alasan budaya
maka memandikan bayi harus ditunda
setidaknya 6 jam setelah kelahiran.
Pakaian bayi setidaknya 2 lapis dan diberi topi.
Ibu dan bayi harus tinggal dalam 1 kamar 24
jam sehari.
Kenyamanan ibu sangat diprioritaskan dalam
proses persalinan. Berbagai metode persalinan
normal semakin berkembang. Antara lain water
birth delivery, lotus birth delivery, gentle birth,
hypnobithing, home birth delivery and active
birth.
Proses persalinan tersebut harus dengan
bantuan dokter atau bidan sesuai kondisi ibu
dan bayi.

Anda mungkin juga menyukai