Anda di halaman 1dari 33

MANAGAMENT KESELAMATAN

KERJA LABORATORIUM
• untuk memenuhi standar K3 baik secara
internasional, regional maupun badan
sertifikasi.
• Kinerja tersebut merupakan salah satu aspek
penting dalam sistem manjemen keselamatan
dan kesehatan kerja.
• aspek pengukuran kinerja tersebut
dilaksanakan dalam berbagai di laboratorium
yang dimulai sejak tahap pra-analitik, analitik
sampai tahap pasca analitik
• Sistem Manajemen Keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan siklus yang
berkelanjutan
• Pengukuran kinerja tersebut bertujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan,
kelemahan atau kekurangan pelaksanaan
program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang telah diterapkan oleh
laboratorium/rumah sakit
• Maka dapat digunakan sebagai dasar
untuk melaksanakan upaya perbaikan
atau penyempurnaan secara terus
menerus.
• faktor penyebab terjadinya kecelakaan
pada umumnya bersumber pada faktor
lingkungan kerja dan faktor manusia,
Dalam laboratorium pada tahap awal kita
harus mengetahui :
1. Kegiatan yang akan dilakukan
2. Bahan-bahan yang tersedia
3. Fasilitas peralatan proses yang tersedian
4. Peralatan K3 yang tersedia
Peraturan K3 dalam Laboratorium
1. Melaksanakan pekerjaan laboratorium hanya
ketika ada dosen atau petugas laboran dan
tidak diijinkan mengadakan percobaan
laboratorium yang tidak diijinkan
2. Perhatian untuk keselamatan perlu dimulai
bahakan sebeleum melakukan aktivitas yang
pertama. Selalu membaca dan memikirkan
masing-masing tugas laboratorium sebelum
dimulai
3. Mengetahui letak penempatan dan
penggunaan dari semua peralatan
keselamatan di dalam laboratorium
4. Menggunakan APD
5. Bersihkan meja laboratorium dari semua
material tak perlu seperti pakaian dan buku
sebelum pekerjaan di mulai
6. Periksalah label bahan dua kali untuk
meyakinkan mempunyai unsur yang benar
7.JANGAN KEMBALIKAN kelebihan material
apapun kedalam kemasan yang aslinya kecuali
jika diberi ijin oleh dosen/petugas laboran
8. Hindarilah pergerakan dan pembicaraan yang tak
perlu di dalam laboratorium
9. Apapun kecelakaan dalam lboratorium,
bagaimanapun kecilnya, harus dilaporkan dengan
seketika kepada petugas laboran
10. Sebelum minggalkan laboratorium, pastikan
bahwa kran air dan gas sudah tutup
Manajemen resiko laboratorium

Menurut G. Terry pelaksanaan manajemen


:
• Perencanaan (Planning )
• Organisasi ( Organizing )
• Pelaksaan ( Actuating )
• Pengawasan ( Controlling )
A. Perencanaan (Planning) :
Apa yang dikerjakan
Bagaimana mengerjakannya
Mengapa mengerjakan
Siapa yang mengerjakan
Kapan harus dikerjakan
Di mana kegiatan itu harus dikerjakan
B.Organisasi (O rganizing ) :
• Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja
laboratorium dapat dibentuk dalam beberapa
jenjang, mulai dari tingkat laboratorium
daerah (wilayah) sampai ke tingkat pusat
atau nasional.
• Keterlibatan pemerintah dalam organisasi ini
baik secara langsung atau tidak langsung
sangat diperlukan.
C.Pelaksanaan (Actuating) :
• Fungsi pelaksanaan atau penggerakan adalah
kegiatan mendorong semangat kerja dosen,
laboran dan mahasiswa
• mengerahkan aktivitas mahasiswa,
• mengkoordinasikan berbagai aktivitas
mahasiswa menjadi aktivitas yang kompak
(sinkron), sehingga semua aktivitas mahasiswa
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya.
D.Pengawasan (Controlling)
• memantau dan mengarahkan secara berkala praktek-
praktek laboratorium yang baik, benar dan aman.
• memastikan semua petugas laboratorium memahami
cara-cara menghindari risiko bahaya dalam laboratorium.
• melakukan penyelidikan / pengusutan segala peristiwa
berbahaya atau kecelakaan.
• mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan
tentang keamanan kerja laboratorium.
• melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa
berbahaya dan mencegah meluasnya bahaya tersebut
Dalam mengelola laboratorium
1. Tata Ruang
2. Alat yang baik dan terkalibrasi
3. Infra Struktur Laboratorium :
– Laboratory assessment
– Fasilitas Umum
– Administrasi Laboratorium
4. Administrasi Laboratorium
• Inventarisasi peralatan laboratorium yang ada
• Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat – alat
yang rusak , alat-alat yang dipinjam dan alat -alat yang
dikembalikan.
• Keluar masuk surat menyurat
• Daftar pemakaian laboratorium, sesuai jadwal kegiatan
praktikum dan penelitian
• Daftar inventaris bahan dan alat laboratorium
• Daftar inventaris alat-alat mebel lain
• Sistem evaluasi dan pelaporan
5.Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium :
Tujuan dalam inventarisasi dan keamanan adalah:
• Mencegah kehilangan dan penyalah gunaan
• Mengurangi biaya operasional
• Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
• Meningkatkan kualitas kerja
• Mengurangi resiko kehilangan
• Mencegah pemakaian yang berlebih
• Meningkatkan kerja sama
• Pengamanan Laboratorium
Pengamanan laboratorium meliputi antara lain :
• Tanggung Jawab
• Kerapian
• Pertolongan Pertama
• Pakaian
• Pintu- pintu laboratorium
• Alat-alat
• Tabung gas
• Pemadam kebakaran
• Organisasi Laboratorium
BUDAYA 5R DI TEMPAT
KERJA
Pengertian (definisi) 5R ialah cara
(metode) untuk mengatur / mengelola
tempat kerja menjadi tempat kerja yang
lebih baik secara berkelanjutan.
Penerapan 5R bertujuan untuk
Meningkatkan efisiensi dan kualitas di
tempat kerja.
Adapun manfaat penerapan 5R di tempat
kerja antara lain :
• Meningkatkan produktivitas karena pengaturan
tempat kerja yang lebih efisien.
• Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja
selalu bersih dan menjadi luas/lapang.
• Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas
tempat kerja yang bagus/baik.
• Menambah penghematan karena menghilangkan
berbagai pemborosan di tempat kerja.
 Budaya 5R sudah banyak diterapkan
padaperusahaan, rumah sakit, laboratorium,
bahkan
 Dengan menerapkan budaya 5R di tempat
Tersebut itulah perusahaan, rumah sakit ,
laboratorium banyak yang berkembang menjadi
perusahaan kelas atas.
 Budaya 5R merupakan investasi awal
bagisebuah perusahaan untuk menuju
kesuksesan berkelanjutan.
LANGKAH PENERAPAN 5R
DI TEMPAT KERJA
1. Ringkas
– Memilah barang yang diperlukan & yang
tidak diperlukan.
– Memilah barang yang sudah rusak dan
barang yang masih dapat digunakan.
– Memilah barang yang harus dibuang atau
tidak.
– Memilah barang yang sering digunakan
atau jarang penggunaannya.
2. Rapi
– Menata/mengurutkan peralatan/barang
berdasarkan alur proses kerja.
– Menata/mengurutkan peralatan/barang
berdasarkan keseringan penggunaannya.
– Pengaturan (pengendalian) visual supaya
peralatan/barang mudah ditemukan, teratur
dan selalu pada tempatnya.
3. Resik
– Membersihkan tempat kerja dari semua
kotoran, debu dan sampah.
– Menyediakan sarana dan prasarana
kebersihan di tempat kerja.
– Meminimalisir sumber-sumber kotoran
dan sampah.
– Memperbarui/memperbaiki tempat kerja
yang sudah usang/rusak.
4. Rawat
– Mempertahankan 3 kondisi di atas dari
waktu ke waktu.
5. Rajin
– Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4
hal di atas.
PENGENDALIAN VISUAL PENERAPAN 5R
DI TEMPAT KERJA

Langkah ini dilakukan dengan cara :


 menata
 mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses
kerja dan juga
 menata /mengurutkan peralatan/barang berdasarkan
keseringan
 penggunaan serta pengaturan/pengendalian
(manajemen) secara visual peralatan
 barang di tempat kerja dengan label/tanda dengan
maksud/tujuan barang/peralatan lebih cepat/mudah
ditemukan sehingga terdapat keteraturan di tempat kerja
 Manfaat dari pengaturan (pengendalian) visual ialah
supaya orang ataupun orang lain (tamu/pengunjung) di
tempat kerja dapat dengan mudah mengetahui
(memahami) situasi tempat/area kerja secara langsung
bahkan tanpa harus menanyakan kepada petugas yang
bekerja di tempat kerja.
 Pengendalian visual dapat dilakukan dengan
memberi tanda/nama/label pada lantai kerja, pada
peralatan, pada laci/rak, kotak penyimpanan, dsb. Untuk
lebih memudahkan penerapannya, maka dapat
ditambahkan sistem kode warna dalam mengorganisir
tanda/nama/label tempat kerja.
CONTOH LABEL DAN KODE WARNA SEBAGAI
PENGENDALIAN VISUL DALAM
MENGORGANISIR TEMPAT KERJA

LABEL KETERANGAN
 Batas Area Kerja
 Batas Ruangan Kerja
 Batas jalur lalu lintas
 Produk jadi
 Sarana umu
 Bahan-bahan baku
 Sarana P3K.
 Sarana Keselamatan.
 Sarana Darurat & Evakuasi.
 Jalur Pejalan Kaki
 Barang-barang yang akan
diprose

 Barang/bahan inspeksi QC

 Produk/Bahan Ditolak (Reject)


 Sisa Pekerjaan yang tidak
terpakai.
 Tanda Berhenti.
 Rak/Lemari.
 Meja.
 Perlengkapan/Peralatan/
Mesin.

 Area terbatas untuk tujuan


operasional.
 Mesin/Alat Berbahaya.
 Area terbatas untuk
keselamatan.
 Sarana Darurat
Kebakaran.

 Zona mengandung bahaya


FORMAT PEMASANGAN
LABEL PADA AREA KERJA
PENGENDALIAN VISUAL DI
TEMPAT KERJA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai