Anda di halaman 1dari 14

Menyebarkan Kebaikan Melalui Ihsan

Surah Al-Baqarah/2 : 83
Pembahasan
01. Bacaan 07. Sikap yang mencerminkan Makna Ayat

02. Arti Ayat


08. Hadist yang bersangkutan
03. Hukum bacaan tajwid

04. Asbabun Nuzul 09. Arti Hadist

05. Makna perkata 10. Kandungan dan Makna Hadist

06. Isi dan Kandungan Ayat


KELOMPOK
• Alliefio Charsulino
• Alya Adya Mecca
• Ardi Ridan Santara
• Najwa Salsabila
• Nazwa Adlia Putri
• Nirwan Syah Gustiar
Bacaan
Surah Al-Baqarah/2 : 83

‫َو ِاْذ َاَخ ْذ َنا ِم ْيَثاَق َبِنْٓي ِاْس َر ۤا ِء ْيَل اَل َتْع ُبُد ْو َن ِااَّل َهّٰللا َو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِاْح َس اًنا َّو ِذ ى اْلُقْر ٰب ى َو اْلَيٰت ٰم ى‬
‫َو اْلَم ٰس ِكْيِن َو ُقْو ُلْو ا ِللَّناِس ُح ْس ًنا َّو َاِقْيُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰا ُتوا الَّز ٰك وَۗة ُثَّم َتَو َّلْيُتْم ِااَّل َقِلْياًل ِّم ْنُك ْم َو َاْنُتْم‬
‫ُّم ْع ِرُض ْو َن‬

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “ Janganlah akamumenyembah se-
lain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin.
Dan bertutur katalah yang baik kepada sesame manusia, laksanakanlah sholat dan tunaiknlah zakat. Tetapi
kemunia kam berpaling (menginkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu(masih menjadi) pem-
bangkang.
Hukum bacaan tajwid
Lafal Hukum Bacaan Alasan Cara Membaca/Keterangan

‫َبِنْٓي ِاْس َر ۤا ِء ْيل‬ Mad ja’iz munfasil Mad tabi’I diikuti hamzah Suara “ni” dibaca panjang antara 2 hingga
bukan dalam satu kata 5 harakat

Mad wajib muttasil Mad tabi’I diikuti hamzah dalam Suara “ra” dibaca sepanjang 5 harakat
satu harakat

‫َو ِباْلَو اِلَد ْيِن‬ Izhar qamariyyah Alif lam (AI) qamariyyah Suara “al” (lam sukun) dibaca jelas
diikuti huruf wawu
‫ِاْح َس اًنا َّو ِذ ى اْلُقْر ٰب ى‬ Idgam bigunnah Tanwin diikuti huruf wawu Suara tanwin pada huruf nun
dimasukkan ke suara wawu
‫َو ُقْو ُلو‬ Mad Tabi’i Huruf wawu sukun Lam dan qof berharakat dibaca
didahului dammah sepanjang 2 harakat
‫ُح ْس ًنا َّو َاِقْيُم وا‬ Idgam bigunnah Tanwin diikuti huruf wawu Suara tanwin pada huruf nun
dimasukkan ke suara wawu
‫َتَو َّلْيُتْم ِااَّل‬ Izhar syafawi Mim sukun diikuti huruf Suara mim sukun dibaca jelas
hamzah
‫َقِلْياًل ِّم ْنُك ْم‬ Idgam bigunnah Tanwin diikuti hururf mim Suara tanwin pada huruf lam
dimasukkan ke suara mim
‫ِّم ْنُك ْم‬ Ikhfa Nun sukun diikuti hururf kaf Suara nun sukun dibaca samar dengan den-
gung
Lafal Hukum Bacaan Alasan Cara Membaca/Keterangan

Ikhfa Nun sukun diikuti Suara nun suskun dibaca samar dengan
huruf ta dengung
‫َو َاْنُتْم ُّم ْع ِر ُض ْو َن‬ Idgam mimi Hururf mim sukun Suara mim sukun dibaca
diikuti hururf mim dengung
Mad arid lissukun Mad tabi’I dibaca Suara ”dun” dipanjangkan
waqaf hingga 6 harakat
Asbabun Nuzul
Tidak ada sebab khusus dari ayat ini. Namun, ada beberapa hal yang sangat ditekankan, yakni: mengabdi
hanya kepada Allah swt, berbuat baik kepada kedua orang tua, seperti bertutur kata yang sopan, berperilaku
yang membuat mereka senang, mendoakan kebaikan bagi keduanya, dan menyambung tali silaturahmi di an-
tara saudara atau sanak kerabat keduanya. Berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan ke-
wajiban seorang anak yang wajib ditunaikan. Ihsan kepadak eduanya, bukan sekadar berbakti sebagai balas
jasa, tetapi juga harus lebih dari itu. Sebab, ihsan itu bermakna bersikap atau berbuat melebihi kadar yang di-
terima. Meski, dalam konteks kepada orang tua, tidak ada satu anak pun di dunia ini yang mampu membalas
jasa dan kebaikan kedua orang tuanya. Hal lainnya adalah mengambil pelajaran dari umat terdahulu. Mereka
dihancurkan dan dibinasakan oleh Allah swt., disebabkan oleh sikap ingkar, memusuhi, dan membangkang
terhadap paral Rasul yang diutus untuk mereka. Saat ini, semakin banyak ditemukan jejak dan bekas-bekas
peninggalan mereka. Semuanya dapat diamati dan diteliti melalui kaidah ilmu pengetahuan modern. Pene-
muan- penemuan ini semakin menyadarkan kita tentang keharusan berbuat baik (ihsan) kepada Allah swt.,
dengan sesama, maupun dengan lingkungan sekitar
Makna Perkata
Lafal Arti Lafal Arti
‫ِاْذ‬ Ketika ‫اْلَم ٰس ِكْيِن‬ Orang-orang miskin

‫َاَخ ْذ َنا‬ Kami mengambil ‫ُقْو ُلْو ا‬ Bertutur katalah


‫ِم ْيَثاَق‬ Janji ‫لَّناِس‬ Kepada manusia

‫اَل َتْع ُبُد ْو َن‬ Janganlah kalian ‫ُح ْس ًنا‬ Kebaikan/yang baik
menyembah
‫ِااَّل‬ Kecuali ‫َاِقْيُم وا الَّص ٰل وَة‬ Dirikan shalat
‫ٰا ُتوا الَّز ٰك وَۗة‬
‫ِباْلَو اِلَد ْيِن‬ Dengan/kepada kedua orang Tunaikan zakat
tua
‫ِاْح َس اًنا‬ Berbuat baik ‫َتَو َّلْيُتْم‬ Kalian berpaling

‫ِذ ى اْلُقْر ٰب ى‬ Kerabat ‫َقِلْياًل ِّم ْنُك ْم‬ Sebagian kecil dari
kalian
‫اْلَيٰت ٰم ى‬ Anak-anak yatim ‫ُّم ْع ِرُضْو َن‬ Para pembangkang
Isi dan kandungan Ayat
a. Saling menasihati, agar manusia mengabdi hanya kepada Allah swt. (tidak menyekutukan-Nya), selalu berbuat
baik kepada orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang miskin.
b. Mengingatkan bahwa berbuat baik kepada orang tua itu merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh se-
tiap anak. Sebab, melalui perantara kedua orang tua itulah, Allah swt. menciptakan keberadaan diri kita seba-
gai manusia.
c. Berbuat baik itu luas cakupannya, bukan hanya terkait ibadah kepada Allah swt., tetapi melingkupi hubungan
sosial kemasyarakatan. Hal ini berarti, menyebarkan kebaikan itu luas, seluas alam semesta ini, meski harus
disadari bahwa objek kebaikan itu berurutan mulai dari diri sendiri, orang tua, kerabat terdekat, sampai
masyarakat sekitar.
d. Bergaul dengan sesama manusia, harus mengedepankan sopan santun dan akhlak yang mulia.
e. Harus ada keterkaitan antara dimensi ritual dan dimensi sosial. Artinya, beragama itu harus dihayati dan dia-
malkan, sehingga semakin kuat iman seseorang, harus semakin baik akhlak dan budi pekertinya.
f. Hindari sikap umat terdahulu yang banyak melakukan pembangkangan, berpaling, dan mengingkari ajaran
yang dibawa rasul-Nya. Tentu sikap seperti ini, jangan sampai menimpa umat Islam.
Sikap yang mencerminkan makna ayat

a. Mengabdi hanya kepada Allah swt., berbakti kepada kedua orang tua, terus menebarkan kebaikan, baik
kepada karib kerabat maupun mereka yang membutuhkan uluran tangan (anak-anak yatim dan fakir
miskin).
b. Saat menasihati gunakanlah tutur kata yang santun, sopan dan berkahlak mulia. Hindarilah nasihat
yang tidak sopan dan tidak pantas untuk dilakukan.
c. Membalas kebaikan melebihi kadar yang diterima. Berbuat baik bukan ingin dipuji atau riya dan tanpa
mengharapkan pamrih.
d. Mau berbagi kebahagiaan dan peduli terhadap penderitaansesama, kaum duafa dan siapa pun yang
membutuhkan.
e. Terdapat hubungan yang sangat erat antara shalih ritual dan shalih sosial.
f. Menghindari sikap yang mementingkan diri sendiri, sementara melupakan kondisi sosial di sekitarnya.
g. Berusaha tetap menyebarkan kebaikan untuk semua, tanpa melihat adanya perbedaan latar belakang dan
status sosial seseorang
Hadist yang Bersangkutan

‫ َم ا‬..." : ‫َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َقاَل َك اَن الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َباِرًز ا َيْو ًم ا ِللَّناِس َفَأَتاُه ِج ْبِريُل َفَقاَل‬
‫ َفِإْنَلْم َتُك ْن َتَر اُه َفِإَّنُه َيَر اَك‬،‫ اِإْل ْح َس اُن ؟ َقاَل َأْن َتْع ُبَد َهَّللا َك َأَّنَك َتَر اُه‬...“

Artinya : “ Abu Hurairah r.a berkata : Nabi saw. Pada suatu hari muncul di hadapan para sahabat, lalu datang
Malaikat Jibril a.s yang kemudian bertanya : ‘…. Apakah Ihsan itu?’
Nabi saw. menjawab : ‘Kamu menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya, dan bila
kamu tidak mampu melihat-Nya sesungguhnya dia melihatmu…” (H.R.Bukhari)
Kandungan dan Makna Hadist

a. Rasulullah saw. mendapat pelajaran langsung dari Malaikat Jibril, bahwa dalam memberikan
nasihat itu perlu variasi, seperti penggunaan metode dialogis interaktif, supaya lebih mudah di-
pahami dan tidak bosan.
b. Rasulullah saw. menjelaskan bahwa hakikat Iḥsan ialah beribadah kepada Allah swt. dengan
penuh keikhlasan, dan merasakan adanya pengawasan Allah swt. dalam setiap gerak- gerik yang
dilakukan manusia.
c. Selalu menyebarkan kebaikan dengan ikhlas, tanpa adanya niat untuk pamer dan riya, tidak
mengharap balasan dari orang yang dibantu atau ditolong, dan bersemangat dalam melakukan
semua kebaikan. Cukuplah Allah swt. saja yang membalasnya, karena sekecil apapun kebaikan
itu, akan selalu dilihat dan diawasi oleh Allah swt
Kesimpulan

Allah SWT mengingatkan kita agar beribadah kepada


Allah, dan berbuat baik kepada kedua orang tua serta
sesama muslim. Selain itu juga anjuran untuk
bersedekah kepada anak-anak yang bapaknya telah
meninggal sebelum mereka berusia baligh, membantu
orang-orang yang membutuhkan, bertutur kata yang
baik dan melaksanakan sholat, serta membayar zakat
Thanks !

Anda mungkin juga menyukai