Anda di halaman 1dari 18

Kisah Cerpen

KD : Memahami, membandingkan, menganalisis,


mengevaluasi, menginterprestasi, memproduksi,
menyunting struktur dan kaidah teks cerita pendek.

Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat memahami, membandingkan,
menganalisis, dan mengevaluasi teks cerita pendek
berdasarkan kaidah-kaidah baik melalui lisan maupun
tulisan.
2. Siswa dapat menginterprestasi, menyunting,
mengabstraksi, dan mengonversi teks cerita pendek
baik secara lisan maupun tulisan.
Kisah Cerpen
Cerpen
- Suatu cerita pendek yang isinya tentang
permasalahan sehari-hari ataupun cerita
yang hanya sekilas saja.

- Mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh


pertikaian, peristiwa, dan pengalaman (tokoh dalam
cerpen tidak sampai mengalami perubahan nasib).
- Karya sastra yang hanya menghibur dan mendidik para
pembacanya.
- Bacaan karya sastra yang hanya di baca sekali duduk
atau sekilas saja, dengan ending sesuai pembaca.
Berbentuk
Cerpen Prosa

Novel
Prosa
Bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan
bahasa bebas dan panjang, juga tidak terikat dengan
aturan – aturan.
Novel
Menceritakan cerita yang luar biasa atau dasyad yaitu
yang dapat merubah jalan hidup, cara pandang tokoh.
Puisi
Suatu sastra yang diuraikan dengan menggunakan bahasa
yang singkat, padat dan indah, juga mempunyai makna.
Tahapan memahami tentang teks
cerpen
 Membandingkan & Memproduksi
 Menganalisis & Menyunting
 Mengidentifikasi & Mengabstraksi
 Mengevaluasi & Mengonversi
Membandingkan & Memproduksi
 Membandingkan
Melihat persamaan atau perbedaan antara dua hal. Yaitu
membandingkan dua teks cerpen berarti melihat
persamaan atau perbedaan kedua teks tersebut dari
aspek isi maupun aspek kebahasaannya.

 Memproduksi
Menghasilkan atau membuat cerpen.
Memilih/menentukan Merumuskan Membuat
tema tujuan/amanat sinopsis
Menganalisis & Menyunting
 Menganalisis
Mengurai suatu cerpen ke dalam bagian-bagian dan
menelaah hubungan antarbagian.

 Menyunting
Menyempurnakan naskah dari segi isi dan bahasa
(ejaan, diksi, struktur kalimat)
Mengabstraksi & Mengidentifikasi
Mengabstraksi
Mengungkapkan segala konflik-
Mengidentifikasi & Mengabstraksi
 Mengidentifikasi
Mengenali, menentukan, atau menetapkan identitas,
tanda pengenal, ciri, atau penentu identitas suatu hal.

 Mengabstraksi
Membuat intisari teks cerpen. Inti teks cerpen terletak
pada bagian awal/pengenalan peristiwa, konflik,
klimaks, dan penyelesaian.
Ciri – ciri Cerpen :
1. Bersifat rekaan atau khayal, bahkan ada yang kisah nyata.
2. Ceritanya lebih pendek dibanding dengan novel.
3. Tema atau ceritanya mengupas masalah kehidupan sehari-
hari atau sederhana dan tidak mengubah nasib tokoh.
4. Jumlah katanya tidak lebih dari 10.000 kata.
5. Tokoh yang dimunculkan hanya beberapa orang dan tidak
melukiskan seluruh kehidupan pelakunya.
6. Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuatu
yang berarti bagi tokohnya.
7. Bahasa yang digunakan umumnya mengandung unsur
estetika atau tidak baku.
8. Menceritakan satu kejadian dan beralur tunggal dan lurus.
Fungsi cerpen :
 Fungsi rekreatif
Memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para
pembacanya.
 Fungsi didaktif
Mengarahkan dan mendidik para pembacanya, karena adanya
nilai-nilai kebenaran.
 Fungsi estetis
Memberikan keindahan bagi para pembacanya.
 Fungsi moralitas
mengandung nilai moral sehingga para pembacanya
mengetahui mana hal yang baik dan tidak baik.
 Fungsi relegiulitas
mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi
para pembacanya.
Struktur Teks Cerpen
Abstrak
Merupakan bagian awal paragraf atau ringkasan maupun inti suatu cerita.
Orientasi
Bagian pendahuluan yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar
belakang bagaimana peristiwa itu terjadi.
Komplikasi
Munculnya konflik, reaksi para pelaku, dan konflik yang semakin
meningkat.
Evaluasi
meninjau kembali atau mengulang hasil bacaan yang sedang di teliti.
Resolusi
Penyelesaian masalah yang dihadapi para pelaku.
Koda
Bagian akhir dari suatu cerita yang memberi kesimpulan maupun solusi.
Diagramnya
Bagian Bagian Bagian
Awal/Pengenalan Tengah/permasalahan Akhir/Penyelesaian

- Abstrak - Komplikasi/konflik - Evaluasi


- Orientasi - Klimaks - Resolusi
- Peristiwa awal - Koda
- Informasi tentang apa - Munculnya suatu - Konflik diarahkan
yang akan dikisahkan persoalan pada pemecahan
- Gambaran setting, - Persoalan memuncak masalah/penyelesaian
deskripsi tokoh - Penyelesaian : pelaku
- Pelaku mulai bahagia/sedih/mening
beraksi/berinteraksi gal/mengambang
- Nilai/pelajaran yang
dapat dipetik dari
perubahan
perilaku/sikap pelaku
Ciri Kebahasaan
1. Bersayap
2. Simbol atau kiasan
3. Berbahasa baku

Bersayap ( konotatif, ambigu, bermakna ganda )


Kalimat biasa Kalimat bersayap

Pagi hari berkabut Pagi hari masih berselimut kabut tebal yang
putih.
Malam itu bulan terang. Malam itu, bulan menampakkan wajahnya
Cahayanya menerangi yang sumringah. Senyumnya menebarkan
malam. kelembutan surgawi.

Simbol atau kiasan


- Burung gagak mengaok-ngaok di ranting pohon depan rumahnya. ( Simbol
kematian/kesedihan )
Menganalisis Cerpen
Membangun dua unsur yaitu Unsur Intrinsik dan
Unsur Ekstrinsik

 Unsur Intrinsik
Unsur yang membangun karya sastra itu sendiri ( plot,
penokohan, tokoh, tema, sudut pandang, latar, dan
amanat ).
 Unsur Ekstrinsik
Unsur luar yang turut mempengaruhi kehadiran cerita
tersebut ( ekonomi, politik, sosial, dan lain-lain ).
Macam – macam unsur intrinsik
 Tema
ide utama yang menjiwai cerita
 Penokohan
penggambaran watak atau sifat para tokoh dalam cerita.
 Tokoh
para pemeran atau para pelaku yang berperan dalam cerita.
 Latar atau setting
gambaran tempat, waktu, dan suasana dalam cerita.
 Alur
Rangkean peristiwa yang direka pengarang melalui tahapan-tahapan
peristiwa yang saling berhubungan.
 Sudut pandang atau poient of view
posisi atau keberadaan, keterlibatan pengarang dalam cerita.
 Amanat atau pesan ( message )
sesuatu yang dipesankan oleh pengarang kepada pembaca untuk
mengambil pelajaran yang positif dan bermanfaat.
Gaya bahasa
1. Simile (pembandingan suatu hal dengan hal lain : seperti,
serupa, sama, bagai, bagaikan, laksana )
2. Metafora (membandingkan benda dengan benda lain : Aku
ini binatang jalang )
3. Personifikasi (Sifat manusia disamakan dengan benda mati
: Padi di sawah membisikkan kata-kata, “awas ada lembu
datang!”
4. Hiperbola (membesar-besarkan atau berlebih-lebihan :
Suara pak Enda memecahkan kaca-kaca jendela)
5. Litotes (mengungkapkan dengan cara merendahkan :
Silahkan singgah ke gubukku yang reyot (padahal rumahnya
megah))
6. Metonimia (menggunakan nama orang atau merek barang
untuk mengacu suatu benda : Garuda akan setia menemani
penerbangan Anda (pesawat Garuda))
Kaidah – kaidah teks cerpen
 Bersifat rekaan atau khayal, (ada yang berkisah
nyata).
 Tema mengupas masalah sederhana
 Panjangnya tidak lebih dari 10.000 kata
 Tokoh yang dimunculkan hanya beberapa orang.
 Berpusat pada satu konflik yang dialami tokoh utama.
 Akhir cerita tidak merubah nasib tokoh
 Bahasa yang digunakan umumnya mengandung unsur
estetika.
Tidak ada yang sia-sia di dunia ini. Betapa pun
sederhananya perbuatan baik yang kamu lakukan,
tidak akan sia-sia.

Kepercayaan pada diri sendiri adalah rahasia


utama untuk mencapai sukses.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai