PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN INDUSTRI
LINGKUP PERIZINAN BERUSAHA
OUTLINE
PENDAHULUAN
1
LINGKUP PENGAWASAN PERIZINAN BERUSAHA
2
I.
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Penyelengaraan Perizinan Berusaha untuk kegiatan Usaha Industri dan
Kawasan Industri adalah salah satu upaya pemerintah untuk
mendorong perekonomian nasional
Hal ini sesuai dengan amanat yang tertuang didalam Undang-Undang
Nomor 11 tentang Cipta Kerja yang telah disusun dengan metode
Omnibus Law
4
TUJUA
N
5
LANDASAN
HUKUM
UU Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian
UU Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
PP Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
PP Nomor 16 Tahun 2021 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
PP Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
PP Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
PP Nomor 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian
Permenperi Nomor 75 Tahun 2010 Tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (Good Manufacturing Practices)
Permenperin Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Penyampaian Data Industri, Data Kawasan Industri, Data Lain, Informasi
Industri, dan Informasi Lain Melalui Sistem Informasi Industri Nasional
Permenperin Nomor 30 Tahun 2019 Tentang Perubahan atas Permenperin Nomor 15 Tahun 2019 Tentang Penerbitan Izin Usaha
Industri dan Izin Perluasan dalam Kerangka Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
Permenperin Nomor 9 Tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha dan/atau Produk pada Sektor Perindustrian
Permenperin Nomor 25 Tahun 2021 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengawasan dan Pengendalian Industri
II.
LINGKUP PENGAWASAN
PERIZINAN BERUSAHA
LINGKUP PENGAWASAN PERIZINAN
BERUSAHA
ASPEK PENGAWASAN:
A. Persyaratan Dasar
B. Persyaratan Umum
C. Persyaratan Khusus
D. PB Usaha untuk Menunjang Kegiatan Usaha (PB UMKU)
8
A. PERSYARATAN DASAR
9
B. PERSYARATAN UMUM
ASPEK PENGAWASAN KRITERIA
Persyaratan Umum Tingkat Kepemilikan Akun SIINas
Risiko Rendah
Penyampaian Data Industri Melalui SIINAS
Berlokasi di Kawasan Industri atau dapat berlokasi di luar Kawasan Industri (Sesuai dengan Skala
Industrinya)*
Legalitas Nomor Induk Berusaha (NIB)
Melaksanakan persiapan/konstruksi dan siap berproduksi
10
ASPEK KRITERIA
PENGAWASAN
Persyaratan Umum Kepemilikan Akun SIINas
Tingkat Risiko Penyampaian Data Industri Melalui SIINAS
Menengah Tinggi
Berlokasi di Kawasan Industri atau dapat berlokasi di luar Kawasan Industri (Sesuai dengan Skala
Industrinya)*
Legalitas Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Sertifikat Standar Terverifikasi
Melaksanakan persiapan/konstruksi dan siap berproduksi
ASPEK KRITERIA
PENGAWASAN
Persyaratan Umum Berlokasi di Kawasan Industri atau dapat berlokasi di luar Kawasan Industri (Sesuai dengan Skala
Tingkat Risiko Tinggi Industrinya)*
Legalitas Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Izin
Melaksanakan Persiapan/Konstruksi dan Siap Berproduksi
11
BERLOKASI DI KAWASAN INDUSTRI ATAU DAPAT BERLOKASI DI LUAR KAWASAN INDUSTRI
12
SKALA MENDAPATKAN SKOR 1
Usaha Kecil Tidak Berlokasi di Kawasan Industri/Kawasan Industri Kecil Menengah/Kawasan Peruntukan Industri/ Sentra
Industri Kecil Menengah
Usaha Menengah a. Memiliki Surat Keterangan Pengecualian Berlokasi di Kawasan Industri bagi Industri Menengah
berdampak luas pada lingkungan yang berlokasi diluar Kawasan Industri
b. Memiliki Surat Keterangan Pengecualian Berlokasi di Kawasan Peruntukan Industri bagi Industri
Menengah tidak berdampak luas pada lingkungan yang berlokasi diluar Kawasan Peruntukan Industri
Usaha Besar a. Memiliki Surat Keterangan pengecualian berlokasi di Kawasan Industri bagi:
- Industri dengan bidang usaha yang membutuhkan lokasi khusus atau bahan baku khusus
- Industri yang berlokasi di Kabupaten/Kota yang tidak memiliki Kawasan Industri atau memiliki
Kawasan Industri namun kavling Kawasan Industri penuh
b. Tidak Memiliki Surat Keterangan pengecualian berlokasi di Kawasan Industri bagi perusahaan industry
yang telah menjalankan kegiatan usaha sebelum tahun 2014
13
C. PERSYARATAN KHUSUS
ASPEK KRITERIA
PENGAWASAN
Persyaratan Khusus Memiliki sarana produksi dan fasilitas produksi
Tingkat Risiko
Menengah Rendah & Memiliki struktur organisasi SDM yang terdokumentasi dengan uraian tugas dan
Tingkat Risiko pembagian kewenangan dalam organisasi usaha
Menengah Tinggi Menyediakan pelayanan minimal kepada konsumen
14
ASPEK KRITERIA
PENGAWASAN
Persyaratan Khusus Kepemilikan akun SIINas
Tingkat Risiko Tinggi Kewajiban penyampaian laporan industri tahap pembangunan dan tahap komersialisasi
Penyelesaian pembangunan sarana dan prasarana industri atau kesiapan Perusahaan Industri untuk berproduksi
komersial
Kesesuaian KBLI yang diajukan dengan kegiatan usaha industri yang dilakukan
Kesesuaian skala usaha yang diajukan dengan kegiatan industri yang dilakukan
Kepemilikan oleh WNI atas Industri yang hanya dapat dimiliki oleh WNI
Pemenuhan persyaratan penanaman modal untuk bidang usaha yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan mengenai daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di
bidang penanaman modal dan Pemenuhan persyaratan untuk jenis industri tertentu dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
15
CONTOH ASPEK PENGAWASAN PERSYARATAN KHUSUS INDUSTRI MAMIN
ASPEK PENGAWASAN KRITERIA
16
ASPEK KRITERIA
PENGAWASAN
Persyaratan Khusus Pelayanan minimal yang harus disediakan oleh perusahaan industri, antara lain memberikan informasi
KBLI 10221 secara tepat dan komunikasi yang baik
INDUSTRI PENGOLAHAN Persyaratan produk yang dihasilkan setelah mendapatkan perizinan berusaha harus:
DAN PENGAWETAN a. Memiliki Sertifikat Halal
IKAN DAN BIOTA AIR b. Memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI 8223:2016 tentang Tuna dalam kemasan
(BUKAN UDANG) kaleng dan SNI 8222:2016 tentang Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng)
DALAM KALENG sebagaimana diwajibkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
Skala Usaha Kecil & Usaha 58/PERMEN-KP/2016 tentang Pemberlakuan SNI Tuna Dalam Kemasan Kaleng dan
Menengah SNI Sarden dan Makerel Dalam Kemasan Kaleng Secara Wajib dan/atau
Tingkat Risiko Menengah perubahannya
Tinggi c. Menerapkan proses produksi sesuai dengan Permenperin mengenai Pedoman
Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (Good Manufacturing Practices)
Memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang terdokumentasi paling sedikit SOP pengadaan bahan
baku, penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, proses produksi, pengemasan, penyimpanan
barang jadi, dan distribusi
17
CONTOH ASPEK PENGAWASAN PERSYARATAN KHUSUS INDUSTRI LOGAM
ASPEK PENGAWASAN KRITERIA
Persyaratan Khusus Persyaratan minimal untuk sarana:
KBLI 25111 a. lokasi sarana produksi bebas dari sumber pencemaran;
INDUSTRI BARANG DARI b. memiliki ruang produksi;
LOGAM BUKAN c. memiliki fasilitas sanitasi paling sedikit:
ALUMINIUM SIAP PASANG 1. sarana penyediaan air;
UNTUK BANGUNAN 2. sarana pembuangan air dan limbah;
Skala Usaha Besar 3. sarana pembersihan/pencucian;
Tingkat Risiko Menengah 4. sarana toilet;
Tinggi 5. sarana hygiene karyawan, minimal untuk cuci tangan karyawan;
d. memiliki mesin dan/atau peralatan produksi serta fasilitas pengujian produk
18
ASPEK PENGAWASAN KRITERIA
Persyaratan Khusus Standar pelayanan minimal yang harus disediakan oleh perusahaan industri, antara lain
KBLI 25111 memberikan informasi secara tepat dan komunikasi yang baik
INDUSTRI BARANG DARI
Persyaratan produk yang dihasilkan setelah mendapatkan perizinan berusaha harus sesuai
LOGAM BUKAN
dengan persyaratan produk yang ditetapkan dalam standar yang berlaku (apabila terdapat SNI
ALUMINIUM SIAP PASANG
Wajib yang diberlakukan)
UNTUK BANGUNAN
Skala Usaha Besar Memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP):
Tingkat Risiko Menengah - Pengadaan bahan baku
Tinggi - Penerimaan bahan baku
- Penyimpanan bahan baku
- Proses produksi
- Proses quality control
- Pengemasan
- Penyimpanan barang jadi
- Distribusi
19
D. PB UMKU
Jenis PB UMKU sangat bervariasi, antara lain dalam bentuk Izin, Persetujuan, Penetapan,
Pengesahan, Penunjukan, Registrasi, Rekomendasi, Sertifikat, Sertifikasi, Konsultasi, dan Surat
Keterangan.
PB UMKU tidak termasuk izin yang sifatnya transaksional (berlaku hanya untuk sekali kegiatan),
seperti Izin Terbang untuk Pesawat, Pilot, Pramugari/a dan Persetujuan Impor/Ekspor
20
CONTOH ASPEK PENGAWASAN PERSYARATAN PB UMKU INDUSTRI MAMIN
ASPEK PENGAWASAN KRITERIA
Persyaratan PB UMKU Izin Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik
KBLI 10734
INDUSTRI KEMBANG GULA Izin Penerapan Program Manajemen Resiko (PMR) Sarana Produksi Pangan
- Skala Usaha Kecil & Usaha Menengah Olahan
Tingkat Risiko Rendah
- Usaha Besar Sertifikat Pemenuhan Komitmen Produksi Pangan Olahan Industri Rumah Tangga
Tingkat Risiko Tinggi (SPP-IRT)
Standar Kesehatan Pengolahan Pangan Industri Rumah Tangga
21
CONTOH ASPEK PENGAWASAN PERSYARATAN PB UMKU INDUSTRI LOGAM
22
III.
KRITERIA PENGAWASAN
PERIZINAN BERUSAHA
KRITERIA ASPEK PENGAWASAN PERSYARATAN DASAR
Kriteria aspek pengawasan persyaratan dasar dalam penerapan Perizinan Berusaha dijabarkan
dalam 3 kriteria, dimana masing-masing indikator pada kriteria memiliki nilai 0 atau nilai 1,
dengan kategori sebagai berikut:
Niai 1 : Seluruh persyaratan terpenuhi
Nilai 0 : Seluruh persyaratan tidak terpenuhi dan/atau hanya sebagian yang terpenuhi
Adapun bobot dari kriteria aspek pengawasan persyaratan dasar adalah 30 %
24
KRITERIA ASPEK PENGAWASAN PERSYARATAN UMUM
Kriteria aspek pengawasan persyaratan umum dalam penerapan Perizinan Berusaha dijabarkan dalam 4
Persyaratan yaitu:
- Persyaratan Umum Tingkat Risiko Rendah yang memiliki 5 kriteria
- Persyaratan Umum Tingkat Risiko Menengah Rendah yang memiliki 5 kriteria
- Persyaratan Umum Tingkat Risiko Menengah Tinggi yang memiliki 5 kriteria
- Persyaratan Umum Tingkat Risiko Tinggi yang memiliki 3 kriteria
Dimana masing-masing indikator pada kriteria memiliki nilai 0 atau nilai 1, dengan kategori sebagai berikut:
Niai 1 : Seluruh persyaratan terpenuhi
Nilai 0 : Seluruh persyaratan tidak terpenuhi dan/atau hanya sebagian yang terpenuhi
Khusus untuk Kriteria Berlokasi di Kawasan Industri/Kawasan Peruntukan Industri, masing-masing indikator
pada kriterianya memiliki nilai 0, 1 atau nilai 2, dengan kategori sebagai berikut:
a. Niai 2 : Seluruh persyaratan terpenuhi
b. Nilai 1 : Hanya sebagian persyaratan yang terpenuhi
c. Nilai 0 : Seluruh persyaratan tidak terpenuhi
Adapun bobot dari kriteria aspek pengawasan persyaratan umum adalah 30%
25
KRITERIA ASPEK PENGAWASAN PERSYARATAN KHUSUS
Kriteria aspek pengawasan persyaratan khusus dalam penerapan Perizinan Berusaha dijabarkan dalam
2 Persyaratan yaitu:
- Persyaratan Umum Tingkat Risiko Menengah Rendah & Tingkat Risiko Menengah Tinggi, memiliki 5 kriteria
- Persyaratan Umum Tingkat Risiko Tinggi, memiliki 8 kriteria
Dimana masing-masing indikator pada kriterianya memiliki nilai 0, 1 atau nilai 2, dengan kategori
sebagai berikut:
Niai 2 : Seluruh persyaratan terpenuhi
Nilai 1 : Hanya sebagian persyaratan yang terpenuhi
Nilai 0 : Seluruh persyaratan tidak terpenuhi
26
THANK YOU!!
27