Anda di halaman 1dari 43

KETAHANAN INDUSTRI DAN PERWILAYAHAN

PADA MASA NEW NORMAL

Disampaikan oleh:
Sekretaris Ditjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional

Bimbingan Teknis Aparatur Industri 2020


Jakarta, Juni 2020
OUTLINE

I. ORGANISASI DITJEN KPAII


II. STRATEGI DITJEN KPAII
III. FASILITAS BAGI INDUSTRI
IV. PERWILAYAHAN INDUSTRI
V. DAMPAK PANDEMI COVID-19 PADA EKONOMI & INDUSTRI
VI. KEBIJAKAN KETAHANAN DAN PERWILAYAHAN INDUSTRI PADA MASA PANDEMI COVID-19
DAN NEW NORMAL

2
I. ORGANISASI DITJEN KPAII

TUGAS
Direktorat Jenderal Ketahanan, Perwilayahan,
dan Akses Industri Internasional mempunyai DIREKTORAT JENDERAL
tugas menyelenggarakan perumusan dan KETAHANAN,
pelaksanaan kebijakan di bidang ketahanan PERWILAYAHAN, DAN AKSES
industri, iklim usaha, fasilitas industri, INDUSTRI INTERNASIONAL
percepatan penyebaran dan pemerataan SEKRETARIAT
DIREKTORAT
pembangunan industri, serta akses industri JENDERAL
internasional.

FUNGSI DIREKTORAT DIREKTORAT


1. Perumusan kebijakan; KETAHANAN DIREKTORAT SUMBER DAYA DIREKTORAT
PERWILAYAHAN INDUSTRI DAN
2. Pelaksanaan kebijakan; DAN IKLIM
USAHA INDUSTRI PROMOSI
AKSES INDUSTRI
INTERNASIONAL
3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan INDUSTRI INTERNASIONAL

kriteria;
4. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis
dan supervisi;
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan BIDANG
ATASE ATASE
INDUSTRI
INDUSTRI INDUSTRI
KDEI
di bidang ketahanan industri, iklim usaha, BRUSEL TOKYO
TAIWAN

fasilitas industri, percepatan penyebaran dan


pemerataan pembangunan industri, serta TUJUAN
pengembangan akses industri internasional. Meningkatkan Peran Industri secara Internasional
maupun Kewilayahan 3
II. STRATEGI DITJEN KPAII

Strategi Meningkatkan Investasi

Dukungan Iklim Usaha Promosi & Pendampingan


• Harmonisasi Dit. Dit. • Promosi Investasi
Kebijakan Investasi KIUI ASDIPI • Road Show & Business
• Penyediaan Fasilitas Matching
Fiskal & Nonfiskal • Pendampingan calon
• Pengawasan dan investor
Pengendalian Usaha
Industri Investasi
Industri

Penempatan Investasi Pembinaan Industri


• Penyiapan Kawasan • Daftar Kebutuhan
Dit.
Industri Dit.
Sektoral Investasi
• Zonasi Wilayah PI
• Pengisian Rantai Nilai
Industri Industri
• Perizinan Investasi
4
Strategi Meningkatkan Ekspor

Dukungan Fasilitas Ekspor


Produk Pembinaan Industri
• Fasilitasi Pembiayaan Dit.
Industri Dit.
Ekspor KIUI Sektoral • Peningkatan Daya
Saing Industri
• Pendampingan kasus
unfair trading • Pe ingkatan Nilai
Tambah
• Penurunan Hambatan
Ekspor (NTMs)
Dit. Dit. • Penyiapan Produk
ASDIPI AII
Pilihan Ekspor

Promosi Internasional Pemanfaatan FTA


• Peningkatan Kapasitas • Percepatan Negosiasi FTA
Produsen untuk Ekspor • Peningkatan Utilisasi FTA
• Pendampingan Promosi • Perluasan ke pasar non tradisional
dan Ekspor
• Inisiasi FTA Bilateral sesuai
• Link & Match dengan Kebutuhan/Kepentingan Industri
Jejaring Produksi Global
5
Strategi Mempercepat Penyebaran Industri

WPPI Pembangunan Kawasan Industri


1. Pembangunan Kawasan Industri Prioritas.
2. Pembangunan Kawasan Industri sebagai Proyek Strategis
Perwilayahan KPI Nasional.
Industri 3. Penataan Kawasan Industri Eksisting.
4. Koordinasi Percepatan Pembangunan Kawasan Industri.
KI 5. Pengembangan Kawasan Industri Tematik

Pengembangan Kawasan Peruntukan


Industri (KPI) Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)
1. Melakukan review terhadap 1. Penyusunan Masterplan Pengembangan WPPI.
pengembangan Kawasan Peruntukan 2. Koordinasi penyediaan infrastruktur pendukung industri
Industri. (jalan, jaringan kereta api, pelabuhan, bandara, air, energi,
2. Koordinasi pembangunan infrastruktur telekomunikasi, fasilitas pendidikan, fasilitas litbang dan
dalam mendukung pengembangan KPI. inovasi) dengan K/L terkait dan Pemda.

6
Strategi Mendukung Making Indonesia 4.0

Promosi investasi ke negara industri Redesain Zona Industri:


manufaktur maju: - Identifikasi zona industri eksisting.
- Road show ke beberapa investor teknologi - Reviu NSPK terkait tata ruang dan pertanahan.
Industry 4.0 kelas dunia.
- Identifikasi lokasi-lokasi potensial sebagai
- Percepatan FDI melalui aliansi strategis pada zona industri dan konektivitasnya.
5 sektor industri prioritas.
- Penyusunan Roadmap zona industri yang
- Merancang insentif untuk FDI. komprehensif.
- Penyesuaian kebijakan yang diperlukan - Penyusunan NSPK untuk menjaga konsistensi
untuk menarik investasi teknologi level 4.0. zonasi.

7
III. FASILITAS BAGI INDUSTRI UU No. 25 Tahun 2007
PMK No. 150 Tahun 2018 Cakupan Industri Pionir
Fasilitas Tax Holiday Per BKPM 1/2019 jo. Per BKPM 8/2019
1. Industri logam dasar hulu: besi baja atau bukan besi baja
2. Industri pemurnian dan atau pengilangan minyak dan gas bumi
Tujuan
3. Industri petrokimia
mendorong investasi pada industri yang 4. Industri kimia dasar organik
Pengurangan PPh Badan 100% selama 5 sampai memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai 5. Industri kimia dasar anorganik
dengan 20 tahun (sesuai dengan nilai investasi); 6. Industri bahan baku utama farmasi
tambah dan eksternalitas yang tinggi,
7. Industri pembuatan peralatan iradiasi, elektromedikal, atau
Pengurangan PPh Badan 50% selama 2 tahun setelah memperkenalkan teknologi baru, dan memiliki elektroterapi
jangka waktu pemanfaatan Fasilitas Tax Holiday nilai strategis bagi perekonomian nasional 8. Industri pembuatan komponen utama peralatan elektronika atau
berakhir. telematika
9. Industri pembuatan mesin dan komponen utama mesin
Jangka 10.Industri pembuatan komponen robotik yang mendukung industri
Nilai Investasi (Aktiva Tetap) pembuatan mesin-mesin manufaktur
waktu
Pengurangan PPh Badan 50% selama 5 tahun; 11.Industri pembuatan komponen utama mesin pembangkit tenaga
Rp 500 miliar s.d. <Rp 1 triliun 5 tahun Pengurangan PPh Badan 25% selama 2 tahun listrik
12.Industri pembuatan kendaraan bermotor dan komponen utama
Rp 1 triliun s.d. <Rp 5 triliun 7 tahun setelah jangka waktu pemanfaatan Fasilitas kendaraan bermotor
Mini Tax Holiday berakhir. 13.Industri pembuatan komponen utama kapal
Rp 5 triliun s.d. <Rp 15 triliun 10 tahun
14.Industri pembuatan komponen utama kereta api
15.Industri pembuatan komponen utama pesawat terbang
Rp 15 triliun s.d. <Rp 30 triliun 15 tahun Nilai Investasi (Aktiva Tetap) 16.Industri pengolahan berbasis hasil pertanian, perkebunan, atau
≥ Rp 30 triliun 20 tahun kehutanan yang menghasilkan bubur kertas (pulp)
Rp 100 miliar s.d. <Rp 500 miliar 17.Infrastruktur ekonomi
18.Ekonomi digital

Kriteria Mendapatkan Tax Holiday Pengajuan Permohonan Fasilitas Tax Holiday


1. Industri Pionir • Bersamaan dengan Pendaftaran untuk kegiatan berusaha melalui sistem Online
2. Berstatus badan hukum Indonesia Single Submission (OSS) atau paling lama 1 tahun setelah penerbitan pendaftaran
3. Nilai investasi min. Rp. 100 miliar penanaman modal.
4. Penanaman modal baru • Cakupan industri yang tidak tercantum dalam cakupan industri pionir tetapi
5. Memenuhi ketentuan DER 4:1 memenuhi nilai investasi minimal Rp. 100 Miliar, permohonan diajukan melalui OSS 8
Fasilitas Tax Allowance Pokok Perubahan PP 78/2019 Bentuk Fasilitas
• Simplifikasi prosedur ▪ Pengurangan penghasilan neto
• PP No. 78 Tahun 2019 • Perluasan sektor usaha sebesar 30% dari jumlah
• Permenperin No. 47 Tahun 2019 • Peningkatan kepastian hukum Penanaman Modal,
• PMK No. 11 Tahun 2020 dibebankan selama 6 tahun
masing-masing 5% pertahun;
Alur Proses Fasilitas Tax Allowance ▪ Penyusutan dan amortisasi
Tujuan dipercepat;
▪ Tarif PPh dividen sebesar 10%
mendorong investasi pada industri atau tarif menurut perjanjian
penghindaran pajak berganda
tertentu di daerah – daerah
yang berlaku;
tertentu yang akan mendorong ▪ Kompensasi kerugian 5 s.d. 10
pertumbuhan ekonomi, pemerataan tahun
pembangunan, dan percepatan
pembangunan di daerah tertentu Kriteria dan
Persyaratan Industri
• memiliki nilai investasi
Cakupan Industri yang tinggi atau untuk
ekspor;
Lampiran I Lampiran II • memiliki penyerapan
tenaga kerja yang besar;
atau
119 sektor 11 sektor • memiliki kandungan lokal
yang tinggi 9
9
Fasilitas Investment Allowance •PP Nomor 45 Tahun 2019
•PMK Nomor 16 Tahun 2020
Untuk Industri Padat Karya

Bentuk Fasilitas Penerima Fasilitas Industri Padat


• Pengurangan penghasilan neto sebesar 60% a. WP Badan dalam negeri
Karya Tertentu
dari jumlah penanaman modal berupa aktiva b. Melakukan penanaman modal pada
tetap berwujud yang dibebankan selama 6 industri padat karya tertentu (sesuai
tahun (10% per tahun)
• Dimanfaatkan secara on-off sepanjang WP
memenuhi jumlah tenaga kerja minimal
lampiran A PMK)
c. Mempekerjakan tenaga kerja Indonesia
minimal 300 orang
45 Sektor
industri padat
karya

Pengajuan Permohonan Saat Mulai Berproduksi 6 tahun


5 hari kerja Komersial (SMB) setelah SMB
Seluruh proses melalui
• Upload persyaratan kelengkapan: sistem OSS
WP dapat memanfaatkan Batas waktu WP
1. Rincian aktiva tetap
2. Surat Keterangan Fiskal (SKF) fasilitas sejak SMB sepanjang memanfaatkan
telah mempekerjakan 300 fasilitas.
• Apabila WP memenuhi persyaratan, akan tenaga kerja
mendapat notifikasi persetujuan

10
Fasilitas Pembebasan Bea Masuk (BM)
PMK No. 176 Tahun 2009 jo.
PMK No. 188 Tahun 2015
Pembebasan Bea Masuk Mesin MASTER LIST
Serta Barang dan Bahan Permenperin Nomor
31/2017 Tentang
Kriteria dan Persyaratan
Perubahan Ketiga Atas
Industri Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor
• Industri yang menghasilkan 2 Tahun (Mesin)
19/M-IND/PER/2/2010
barang; Tentang Daftar Mesin,
• Industri yang menghasilkan Barang Dan Bahan
jasa (Pariwisata & Produksi Dalam Negeri
Kebudayaan, Transportasi/ Untuk Pembangunan Atau
Perhubungan, Pelayanan Pengembangan Industri
Kesehatan Publik, Dalam Rangka
Pertambangan, Konstruksi, 2-4 Tahun Barang Penanaman Modal.
Industri Telekomunikasi, dan dan Bahan
Kepelabuhanan)

11
Fasilitas Pembiayaan Ekspor
PMK No. 198 Tahun 2017
Meliputi:

Bentuk Pembiayaan
Pembiayaan/Kredit
Kegiatan Pendukung Penjaminan ekspor Asuransi Ekspor
Ekspor Barang Ekspor Jasa Eskpor
Ekspor

PKE
SELURUH KOMODITI

NEGARA-NEGARA DI KAWASAN
AFRIKA, ASIA SELATAN, DAN TIMUR
TENGAH, KECUALI NEGARA YANG
MENDAPAT PERHATIAN KHUSUS

Rp 1,6 T

s.d. 31 DES 2023

12
FASILITAS NON FISKAL
(PP Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri - PP Nomor 2 Tahun 2017)

Pelatihan SDM
Konsultasi &
Bantuan Hukum Sertifikasi SDM

Konsultasi Haki
Lisensi/Patent
Fasilitas
Non Fiskal
Litbang IKM Pengamanan
(OVNI)

Sertifikasi
Bantuan Promosi “standar” IKM
Infrastruktur
Industri

Catatan : Fasilitas non fiskal lainnya yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian 13
Jaminan Keamanan Investasi dan Usaha: Objek Vital Nasional Sektor Industri (OVNI)

▪ Pemberian bantuan pengamanan oleh Kepolisian Negara RI kepada


perusahaan industri dan kawasan industri yang telah ditetapkan sebagai OVNI.
▪ Sebagai jaminan keamanan dan kenyamanan dalam melakukan investasi dan
kegiatan usaha oleh industri.

Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian Nomor


805/M-IND/Kep/12/2017

14
14
IV. PERWILAYAHAN INDUSTRI
JUMLAH KAWASAN INDUSTRI OPERASIONAL TAHUN 2015 JUMLAH KAWASAN INDUSTRI OPERASIONAL TAHUN 2020
PERSENTASE
NO PULAU JUMLAH KI LUAS (HA) NO PULAU JUMLAH KI LUAS (HA) LUAS (%)
LUAS
1 Jawa 47 29.551,89 81,64% 1 Jawa 68 37,077.35 70.90%
2 Kalimantan 1 246,00 0,68% 2 Kalimantan 8 2,374.13 4.54%
3 Sulawesi 1 332,00 0,92% 3 Sulawesi 3 3,832.00 7.33%
4 Sumatera 31 6.069,73 16,77% Pertumbuhan
dalam 5 Tahun
4 Sumatera 35 9,015.26 17.24%
Total 80 36.199,62 100,00%
Total 114 52,298.74 100.00%

Keterangan :
Terjadi peningkatan kawasan industri baik dari sisi jumlah maupun JUMLAH KAWASAN INDUSTRI DALAM TAHAP KONSTRUKSI TAHUN 2020*
luasannya.
NO PULAU JUMLAH KI LUAS (HA)
1. Dari sisi jumlah, terjadi peningkatan sebesar 42.5 persen, 1 Jawa 15 4,067.48
2. Sementara dari sisi luas mengalami peningkatan 16.099 Ha 2 Kalimantan 11 4,959.33
atau sebesar 44,47persen. Kawasan industri di luar Jawa
3 Maluku Papua 2 600.00
mengalami peningkatan sebanyak 13 Kawasan Industri
dengan penambahan luas lahan seluas 8.574 ha pada tahun 4 Nusa Tenggara 1 191.00
2020 5 Sulawesi 2 849.00
3. Meskipun dari sisi jumlah peningkatan masih banyak terjadi 6 Sumatera 7 4,083.00
di Jawa, tetapi karena di luar Jawa ketersediaan lahan masih
Total 38 14,749.81
relatif luas maka peningkatan persentase luas kawasan di
luar Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan di Jawa. *Lahan sudah clear & clean

15
Persebaran Kawasan Industri Secara Nasional

16
16
PERSEBARAN KAWASAN INDUSTRI RPJMN 2020-2024

USULAN 27 KAWASAN INDUSTRI


RJPMN 2020-2024
14 di Pulau Sumatera,
6 di Pulau Kalimantan,
Ladong 1 di Pulau Madura,
Kuala Tanjung 1 di Pulau Jawa,
Sei Mangkei Tanah Kuning 3 di Pulau Sulawesi dan Maluku,
1 di Pulau Papua
Bintan Aviation 1 di Nusa Tenggara Barat
Tenayan
Tanjung Buton Galang Batang
Weda Bay
Kemingking Palu
Ketapang Surya Borneo Teluk Bintuni

Tanjung Enim Sadai Batanjung Batulicin


Way Pisang Takalar
Pesawaran Jorong
Katibung

Bangkalan
Tanggamus
Brebes Sumbawa Barat

Miscellaneous Industry Agro Industry Oil & Gas Industry Metal based Industry Coal Based Industry Maritime Industry Aerospace Industry

17
17
Rekapitulasi Profil 27 KI RPJMN 2020 -2024
STATUS OPERASIONAL KAWASAN INDUSTRI
27 Kawasan Industri RPJMN 2020-2024 dibagi menjadi
RPJMN PER MEI 2020
dua kelompok yaitu:
1. Kawasan Industri Prioritas (9 KI) Operasional
2. Kawasan Industri Pengembangan (18 KI) 24%

Status Pengelola Kawasan Industri


Pengelola Jumlah
BUMN & Afiliasi 8
Konstruksi Persiapan
BUMD 5 55%
21%
Swasta 11
Keterangan:
Belum Ditentukan 3* 1. Tahap Persiapan: berupa persiapan pembangunan kawasan meliputi
penyusunan dokumen perencanaan, inisiasi kerjamasa, dan
*KI Bintuni yang sedang dalam proses KPBU,
perizinan terkait pembebasan lahan.
serta KI Brebes dan KI Pesawaran
2. Tahap Konstruksi: berupa pembebasan/pengadaan lahan,
konstruksi (pematangan lahan dan pembangunan infrastruktur
dasar dalam Kawasan), sertifikasi lahan
Status Lahan Kawasan Industri 3. Tahap Operasional: lahan kawasan siap untuk digunakan oleh
Dari 27 KI total rencana lahan yang akan tenant, pengelola telah melakukan kegiatan operasional
dikembangkan adalah seluas 53.742 ha dengan lahan manajemen kawasan
yang sudah dikuasai seluas 26.814 ha (49.89 %) *Rekapitulasi Data Per Mei 2020
18
Hambatan & Upaya Penyelesaian dalam Pembangunan Kawasan Industri (KI)

Di masa New Normal, diharapkan upaya penyelesaian hambatan-hambatan dalam pembangungan KI dapat digenjot
kembali sehingga dapat segera mendorong pembangunan KI untuk menjadi salah satu motor penggerak pemulihan
ekonomi akibat Covid-19.
ASPEK DETAIL PERMASALAHAN UPAYA PENYELESAIAN PIHAK TERKAIT
Penyiapan 1. Dokumen Perencanaan 1. Menyusun pedoman penyusunan dokumen Perencanaan Kemenperin. Pemda,
Dokumen (Masterplan, FS, dan DED) belum Kawasan industri (Masterplan, FS, DED) calon pengelola
Perencanaan dimiliki 2. Melakukan pendampingan pada pemerintah daerah atau
2. Dokumen Perencanaan telah ada calon pengelola yang berniat menyusun dokumen
namun perlu disesuaikan dengan Perencanaan Kawasan industri
kondisi terkini
Lahan dan Tata 1. Rencana KI belum sesuai Rencana 1. Menyusun pedoman Kawasan Peruntukan Industri Kemenperin, Kemen
Ruang Tata Ruang 2. Mendorong Pemda untuk menyusun RTRW yang ATR/BPN, Kemendagri,
2. Pembebasan lahan yang mengakomodasi kepentingan Kawasan industri LMAN/Kemenkeu,
terhambat disebabkan spekulasi 3. Pendampingan dan supervisi penyelesaian permasalahan Pemda, calon
harga, masalah sosial, dan lahan dan tata ruang dengan pihak-pihak terkait pengelola
kekurangan dana untuk 4. Penerapan skema KPBU pada Kawasan industri yang
pembebasan lahan dikelola BUMN/BUMD
3. Sertifikasi lahan yang lama 5. Mendorong Pemda membentuk tim terpadu pengawasan
lahan Kawasan Industri
6. Mendorong BUMN dan Pemda untuk memanfaatkan
lahan-lahan yang tidak produktif untuk dibangun kawasan
industri

*Rekapitulasi Data Per Mei 2020 19


HAMBATAN & UPAYA PENYELESAIAN DALAM PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI

ASPEK DETAIL PERMASALAHAN UPAYA PENYELESAIAN PIHAK TERKAIT


Perizinan 1. Proses Izin Lokasi yang belum selesai 1. Pendampingan dan supervisi Kemenperin,
karena proses pertek yang lama, penyelesaian permasalahan BKPM,
belum sesuai RTRW, dan tumpang perizinan kawasan industri
tindih kepemilikan lahan
2. Proses Izin Lingkungan (penyusunan
AMDAL yang menghabiskan waktu
yang lama)
3. IUKI yang belum dapat diproses
karena komitmen belum lengkap
Infrastruktur 1. Kurangnya akses baik jalan, kereta 1. Melakukan pendataan kebutuhan Kemenperin,
Luar KI api, pelabuhan maupun bandara infrastruktur luar Kawasan Kemen PUPR,
2. Kurangnya pasokan listrik, gas, air industri Kemenhub,
dan telekomunikasi 2. Melakukan koordinasi untuk Kemen. ESDM,
penyediaan infrastruktur di luar pemda, pengelola
kawasan industri dengan KI
kementerian terkait
*Rekapitulasi Data Per Mei 2020

20
HAMBATAN & UPAYA PENYELESAIAN DALAM PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI

ASPEK DETAIL PERMASALAHAN UPAYA PENYELESAIAN PIHAK TERKAIT


Infrastruktur 1. Infrastruktur Dasar dalam KI belum 1. Penerapan skema KPBU pada Kemenperin,BKP
Dalam KI tersedia atau belum lengkap, Kawasan industri yang dikelola M,
biasanya karena kurangnya BUMN/BUMD LMAN/Kemenkeu,
kemampuan finansial pengelola KI 2. Mendorong Kawasan Industri yang Pemda, pengelola
2. Proses perizinan infrastruktur dikelola BUMD untuk mencari mitra KI
dalam KI yang berbelit (Wilus IUPTL strategis untuk membangun
untuk Pembangkit listrik KI, Izin Kawasan industry
Tersus/TUKS, dan Izin Pengambilan 3. Melakukan koordinasi dengan K/L
Air) terkait untuk mempercepat
perizinan infrastruktur dalam KI
Pengelola & 1. Pengelola KI kurang memiliki 1. Melakukan promosi investasi Kemenperin,
Tenant kemampuan manajerial, finansial, Kawasan Industri BKPM, Pemda,
dan marketing 2. Penerapan standar Kawasan pengelola KI
industri
*Rekapitulasi Data Per Mei 2020

21
V. DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP EKONOMI & INDUSTRI

22
DAMPAK COVID TERHADAP PDB NASIONAL DAN GLOBAL

23
PEMETAAN INDUSTRI TERDAMPAK PANDEMI COVID-19
Pemetaan industri yang hard hit/suffer akibat penyebaran Covid-19 sehingga perlu diberi perhatian lebih dan pemetaan industri
dengan demand tinggi yang bisa memperkuat neraca perdagangan. Pemetaan ini meliputi Industri Kecil, Menengah dan Besar.
Secara ringkas 60% dari Industri suffer dan 40% Moderat atau demand tinggi. Hal ini akan menyebabkan tertekannya pertumbuhan
industri.

24
PERMASALAHAN DAN USULAN STIMULUS SEKTOR INDUSTRI

A. Permasalahan Sektor Industri Terdampak Covid-19

25
B. Usulan Paket Stimulus dan Kebijakan Tambahan Sektor Industri

26
27
VI. KEBIJAKAN KETAHANAN DAN PERWILAYAHAN INDUSTRI PADA MASA PANDEMI
COVID – 19 DAN NEW NORMAL

1. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi vaksin Covid-19 baru akan tersedia pada akhir tahun
2021, sehingga diperlukan tatanan normal baru (new normal) selama vaksin belum ditemukan.
2. Beberapa negara mulai membuka kembali aktivitas perjalanan secara bertahap dengan menerapkan
kondisi dan prosedur ‘new normal’, berdasarkan press release World Travel and Tourism Council (WTTC)
yang mewakili sektor travel dan tourism global pada 30 April 2020.
3. Presiden menyampaikan bahwa masyarakat harus berdamai dengan Covid-19 sampai ditemukan vaksin
yang efektif. Masyarakat bisa tetap beraktivitas di masa PSBB namun tetap harus disiplin dalam mematuhi
protokol kesehatan (kondisi normal baru). Serta akan dimulainya tatanan normal baru di beberapa
provinsi, kabupaten, dan kota dengan kondisi “Kurva Penularan Covid-19 Ro* di bawah 1” pada sektor-
sektor tertentu dengan menerapkan tatanan normal baru.
*Ro adalah basic reproduction number, yaitu jumlah kasus baru yang tertular dari satu kasus infektif pada populasi
sepenuhnya rentan.
4. Ketahanan dan perwilayahan industri turut mengambil peran dalam memacu pemulihan ekonomi di masa
new normal melalui beberapa instrumen dan kebijakan

28
A. Surat Edaran Menperin No. 4/2020 tentang Pelaksanaan Operasional Pabrik Dalam Masa
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)

29
30
B. Surat Menperin No. S/336/M-IND/IND/IV/2020 kepada Gubernur/Bupati/Walikota seluruh
Indonesia perihal Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI)

• Sesuai dengan Surat Menteri Perindustrian No. S/336/M-IND/IND/IV/2020.


Kepala daerah dalam melakukan pengawasan terhadap IOMKI, dapat :
• Memberikan peringatan dan penyegelan sementara bila ditemukan adanya
pelanggaran terhadap penerapan protokol pencegahan COVID-19, namun
dapat dicabut bila perusahaan memenuhi kewajiban penerapan protocol
pencegahan COVID-19
• Mengusulkan kepada Menteri Perindustrian untuk mencabut IOMKI,
bilamana setelah diberikan peringatan dan penyegelan sementara tetap
ditemukan adanya pelanggaran terhadap penerapan protokol pencegahan
COVID-19

31
C. Surat Edaran Menperin No. 8/2020 tentang Kewajiban Pelaporan Bagi Perusahaan Industri dan
Perusahaan Kawasan Industri yang Memiliki Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri

Tata Cara Pelaporan Pelaksanaan Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri

32
33
Jumlah IOMKI Berdasarkan Sektor Industri

34
Jumlah IOMKI Dicabut dan Industri Menyampaikan Laporan Pelaksanaan IOMKI

Catatan:
- Dari 17.243 IOMKI yang telah diterbitkan, sebanyak 8.853 industri (50%) sudah memberikan laporan mingguan.
- IOMKI yang dicabut pada umumnya terkait pemenuhan data & izin usaha yang tidak sesuai/tidak lengkap. 35
Hasil Pemantauan Industri

60 962 118 8.931 *Update 26 Mei 2020

Tindakan Pencegahan yang dilakukan berdasarkan SE Menteri Perindustrian Nomor 4 Tahun 2020
❑ Melakukan screening awal kepada seluruh pekerja ❑ Meningkatkan frekuensi pembersihan secara rutin
melalui pemeriksaan suhu tubuh dan gejala gangguan antara lain dengan menggunakan disinfektan.
pernapasan seperti batuk/flu/sesak napas.
❑ Melakukan pengaturan jumlah pekerja di fasilitas umum
❑ Melarang pekerja yang tidak sehat untuk bekerja dan
seperti tempat ibadah, kantin, dan toiler.
merekomendasikan untuk memeriksakan diri.
❑ Memastikan pekerja yang tidak sehat dan mempunyai ❑ Menyediakan suppelement dan makanan bergizi untuk
riwayat perjalanan ke wilayah terdampak Covid-19 tidak seluruh karyawan.
masuk area pabrik. ❑ Menyiapkan panduan bagi pekerja mulai dari keluar
❑ Memastikan area kerja memiliki sirkulasi udara yang baik tempat tinggal sampai kembali ke tempat tinggal.
dan memiliki fasilitas cuci tangan. ❑ Turut menyosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat
❑ Memastikan ketersediaan sabun dan air atau hand (PHBS) dan informasi tentang Covid-19
sanitizer serta masker, sarung tangan, dan pakaian ❑ Memastikan jarak minimal yang diperlukan (social /
pelindung. physicot distancing) antar pekerja dan tidak
berkelompok saat bekerja dan beristirahat 36
Kemudahan Perizinan Berusaha Bagi Bidang Usaha Tertentu Terkait Penanganan Wabah COVID-19

Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No 86 Tahun 2020


tentang Pemberian Kemudahan Perizinan Berusaha Bagi Bidang Usaha Tertentu Terkait Penanganan
Wabah COVID-19.
Ada 11 (sebelas) KBLI yang diberikan kemudahan perizinan berusaha yaitu:
Bidang Usaha KBLI Uraian KBLI
Baju pelindung, face shield, shoe cover, 32904 Industri Peralatan Untuk Pelindung Keselamatan
dan masker non medis
Masker medis 32509 Industri Peralatan Kedokteran Dan Kedokteran Gigi Serta
Perlengkapan Lainnya
Hand sanitizer dan disinfektan 20231 Industri Sabun Dan Bahan Pembersih Keperluan Rumah Tangga
Sepatu boots dari karet 15203 Industri Sepatu Teknik Lapangan/Keperluan Industri
Sarung tangan karet 22199 Industri Barang Dari Karet Lainnya YTDL
Farmasi 21011 Industri Bahan Farmasi
21012 Industri Produk Farmasi Untuk Manusia
Thermometer 26511 Industri Alat Ukur Dan Alat Uji Manual
Ventilator 26602 Industri Peralatan Elektromedikal Dan Elektroterapi
Thermometer elektronik 26513 Industri Alat Ukur Dan Alat Uji Elektronik
Goggles/kacamata pelindung 32503 Industri Kaca Mata

37
Insentif Fiskal dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19

38
Fasilitas Dukungan Gas dan Listrik Bagi Industri di saat Pandemi Covid-19

Video Conference dengan Kemenko


Surat Menteri Perindustrian ke PLN Keputusan Menteri ESDM No. 8
Ekonomi, PT PLN, BKF dan Kemenperin Peraturan Presiden No. 40 Tahun
Nomor B 415/ M-IND/2020 Tahun 2020 tentang Penetapan
terkait Tindaklanjut Surat Menteri ke PLN 2016 tentang Penetapan harga
Pengguna dan Harga Gas Bumi
Gas Bumi
Tertentu di Bidang Industrira Pe
Surat Menteri Perindustrian tentang Dalam vidcon pada tanggal 20 Mei 2020 Penurunan harga Gas Bumi Bagi netapan Pengguna Dan Harga Gas Bumi
Permohonan Keringan Kepada PLN. Adapun terkait tindaklanjut Surat Menteri ke PLN Industri HARUS berlaku efektif Dalam hal Harga Gas Bumi tidak
permohonan kemudahan yang diajukan disampaikan kesimpulan sbb: tanggal 1 April 2020 dapat memenuhi keekonomian
industri pengguna gas dan Harga Gas
kepda PLN adalah: • Kementerian Perindustrian diminta untuk • Rperpres tentang Tata Cara Bumi lebih tinggi daripada US S 6/
• Penghapusan Rekening Minimum Pemakaian menyusun rincian usulan penurunan tarif Penetapan Pengguna Dan Harga MMBTU, Menteri ESDM Menetapkan
40 Jam Nyala termasuk untuk pelanggan listrik untuk jenis industri, golongan, jumlah Gas Bumi Tertentu (di Setneg) Harga Gas Bumi Tertentu.
industri premium 233 jam nyala dari periode 1 pemakaian dan biayanya terkait dengan • Permen ESDM No. 8 Tahun 2020
April 2020 – 31 Desember 2020. industri manufaktur. Kemenperin agar secara tentang Tata Cara Penetapan Bidang industri yang dapat
• Penundaan pembayaran 50% tagihan PLN rinci mengajukan usulan/ exercise untuk 3 - Pengguna Dan Harga Gas Bumi memanfaatkan Harga Gas Bumi
selama 6 bulan mulai April-September 2020 4 bulan ke depan, misal dari bulan Agustus Tertentu Di Bidang Industri. Tertentu:
dengan jaminan cicilan berupa giro mundur ke Desember. Sesuai tanggapan dari • Keputusan Menteri ESDM No. 89 1. Industri pupuk;
selama 12 (dua belas) bulan. Kemenkeu atas Surat Menteri Perindustrian, Tahun 2020 tentang tentang 2. Industri petrokimia;
• Penghapusan Denda Keterlambatan apabila usulan 1 yaitu penghapusan Pengguna Dan Harga Gas Bumi 3. Industri oleochemical;
pembayaran rekening minimum 40 jam nyala disetujui, Tertentu Bagi Industri. 4. Industri baja;
maka usulan 2 dan 3 (penundaan • Rpermenperin tentang 5. Industri keramik;
pembayaran dan penghapusan denda) tidak Rekomendasi Pengguna Gas Bumi 6. Industri kaca; dan
perlu diberikan lagi. Tertentu. (dalam proses 7. Industri sarung tangan. 39
harmonisasi di Kemenkum & HAM)
PENGAMANAN INDUSTRI MELALUI TRADE REMEDIES
Trade Remedies Pengenaan Bea Masuk Pengenaan Bea Masuk Anti
Tindakan Pengamanan Dumping (BMAD)
Antidumping, Safeguard,
(BMTP)
AntiSubsidi
6%
• Perlindungan pasar dalam negeri
dari praktek dumping dan subsidi 9%
serta lonjakan produk impor yang 9%
menyebabkan kerugian IDN
55% 31% 44%
• Secara spesifik (produk sejenis)
efektif dalam membendung impor 27%
• Memberikan tenggang waktu bagi
IDN untuk memperbaiki kinerja
perusahaan melalui structural 19%
adjustment

• Diperbolehkan oleh WTO Logam & Turunannya (IH Sec, HRP, SWR, Tinplate, Canai
Logam dan Turunannya (IH Sec, SWR, Canai Lantaian Bukan
Paduan, Aluminium, Evaporator) Lantaian Bukan Paduan)
• Permohonan penyelidikan dapat Kimia Hilir (BOPET, BOPP)
Tekstil dan Produk Tekstil (Benang, Kain, Tirai)
diajukan oleh IDN maupun Instansi
Pemerintah Hasil Hutan (Coated Paper) Tekstil dan Produk Tekstil (SDY, POY, PSF)

Landasan Hukum Bahan Galian Non Logam (Ubin Keramik) Bahan Galian Non Logam (Frit Kaca)
• PP 34 Tahun 2011 tentang Tindakan
Antidumping Tindakan Imbalan Dan Dalam Proses Pertimbangan dan Penyelidikan KPPI/KADI
Tindakan Pengamanan Perdagangan Fruktosa, Cold Rolled Coil/Sheet, Baja Lapis Aluminium Seng, Biaxially-oriented
• Peraturan Menteri Perindustrian
Polyethylene Terephthalate, Biaxially Oriented Polypropylene, Garmen
Nomor 107/M-IND/PER/11/2015
40
Peran Kawasan Industri dalam Menanggulangi Covid-19 pada Masa New Normal

1. Melanjutkan fungsi gugus tugas pengawasan IOMKI bagi kegiatan operasional KI maupun tenant,
khususnya jika memiliki status OVNI, gugus tugas dapat melibatkan PAMOBVIT;
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan baik untuk perusahaan maupun pekerja
khususnya terkait penggunaan masker dan physical distancing;
3. Disiplin dalam pengawasan alur keluar masuk KI termasuk pelaksanan system check point;
4. Menyiapkan fasilitas untuk mengakomodasi protokol kesehatan (tempat makan darurat, tempat ibadah,
dll);
5. Bekerjasama dengan Pengelola KI untuk menyediakan spanduk atau media informasi lain mengenai
pelaksanaan dan kepatuhan IOMKI;
6. Mendorong pengelola KI dan perusahaan industri agar transportasi pekerja menggunakan kendaraan
khusus (bus dll) dengan tetap memenuhi ketentuan di masa new normal;
7. Mendorong pengelola KI dan perusahaan industri agar melakukan pengaturan jam masuk dan pulang
pekerja yang nantinya akan dievaluasi lebih lanjut;
8. Melaksanakan kewajiban pelaporan IOMKI baik Kawasan industri maupun tenant;
9. Menyiapkan fasilitas rapid test atau PCR bagi pekerja baik secara mandiri maupun bekerjasama dengan
fasilitas kesehatan 41 41
Peran Kawasan Industri dalam Upaya Pemulihan Ekonomi pada Masa New Normal

1. Melakukan pemetaan tenant industri yang terdampak covid-19


2. Menyiapkan SOP pengelolaan kawasan/estate regulation yang berbasis
protokol kesehatan covid-19
3. Mengkoordinasikan kebutuhan atau masukan yang dibutuhkan tenant industri
dalam proses pemulihan produksi dan menyampaikan ke Kemenperin
4. Melakukan promosi Kawasan Industri secara terkoordinir dengan mengincar
relokasi industri dari negara lain
5. Mengkoordinir pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan di lingkungan
Kawasan industri dan tenant
6. Mengkoordinir penyiapan fasilitas rapid test atau PCR bagi pekerja baik secara
mandiri maupun bekerjasama dengan fasilitas kesehatan

42
TERIMA KASIH
Ditjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional
Kementerian Perindustrian
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52 – 53, Lt. 13, Jakarta 43

Anda mungkin juga menyukai