Disampaikan oleh:
Sekretaris Ditjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional
2
I. ORGANISASI DITJEN KPAII
TUGAS
Direktorat Jenderal Ketahanan, Perwilayahan,
dan Akses Industri Internasional mempunyai DIREKTORAT JENDERAL
tugas menyelenggarakan perumusan dan KETAHANAN,
pelaksanaan kebijakan di bidang ketahanan PERWILAYAHAN, DAN AKSES
industri, iklim usaha, fasilitas industri, INDUSTRI INTERNASIONAL
percepatan penyebaran dan pemerataan SEKRETARIAT
DIREKTORAT
pembangunan industri, serta akses industri JENDERAL
internasional.
kriteria;
4. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis
dan supervisi;
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan BIDANG
ATASE ATASE
INDUSTRI
INDUSTRI INDUSTRI
KDEI
di bidang ketahanan industri, iklim usaha, BRUSEL TOKYO
TAIWAN
6
Strategi Mendukung Making Indonesia 4.0
7
III. FASILITAS BAGI INDUSTRI UU No. 25 Tahun 2007
PMK No. 150 Tahun 2018 Cakupan Industri Pionir
Fasilitas Tax Holiday Per BKPM 1/2019 jo. Per BKPM 8/2019
1. Industri logam dasar hulu: besi baja atau bukan besi baja
2. Industri pemurnian dan atau pengilangan minyak dan gas bumi
Tujuan
3. Industri petrokimia
mendorong investasi pada industri yang 4. Industri kimia dasar organik
Pengurangan PPh Badan 100% selama 5 sampai memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai 5. Industri kimia dasar anorganik
dengan 20 tahun (sesuai dengan nilai investasi); 6. Industri bahan baku utama farmasi
tambah dan eksternalitas yang tinggi,
7. Industri pembuatan peralatan iradiasi, elektromedikal, atau
Pengurangan PPh Badan 50% selama 2 tahun setelah memperkenalkan teknologi baru, dan memiliki elektroterapi
jangka waktu pemanfaatan Fasilitas Tax Holiday nilai strategis bagi perekonomian nasional 8. Industri pembuatan komponen utama peralatan elektronika atau
berakhir. telematika
9. Industri pembuatan mesin dan komponen utama mesin
Jangka 10.Industri pembuatan komponen robotik yang mendukung industri
Nilai Investasi (Aktiva Tetap) pembuatan mesin-mesin manufaktur
waktu
Pengurangan PPh Badan 50% selama 5 tahun; 11.Industri pembuatan komponen utama mesin pembangkit tenaga
Rp 500 miliar s.d. <Rp 1 triliun 5 tahun Pengurangan PPh Badan 25% selama 2 tahun listrik
12.Industri pembuatan kendaraan bermotor dan komponen utama
Rp 1 triliun s.d. <Rp 5 triliun 7 tahun setelah jangka waktu pemanfaatan Fasilitas kendaraan bermotor
Mini Tax Holiday berakhir. 13.Industri pembuatan komponen utama kapal
Rp 5 triliun s.d. <Rp 15 triliun 10 tahun
14.Industri pembuatan komponen utama kereta api
15.Industri pembuatan komponen utama pesawat terbang
Rp 15 triliun s.d. <Rp 30 triliun 15 tahun Nilai Investasi (Aktiva Tetap) 16.Industri pengolahan berbasis hasil pertanian, perkebunan, atau
≥ Rp 30 triliun 20 tahun kehutanan yang menghasilkan bubur kertas (pulp)
Rp 100 miliar s.d. <Rp 500 miliar 17.Infrastruktur ekonomi
18.Ekonomi digital
10
Fasilitas Pembebasan Bea Masuk (BM)
PMK No. 176 Tahun 2009 jo.
PMK No. 188 Tahun 2015
Pembebasan Bea Masuk Mesin MASTER LIST
Serta Barang dan Bahan Permenperin Nomor
31/2017 Tentang
Kriteria dan Persyaratan
Perubahan Ketiga Atas
Industri Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor
• Industri yang menghasilkan 2 Tahun (Mesin)
19/M-IND/PER/2/2010
barang; Tentang Daftar Mesin,
• Industri yang menghasilkan Barang Dan Bahan
jasa (Pariwisata & Produksi Dalam Negeri
Kebudayaan, Transportasi/ Untuk Pembangunan Atau
Perhubungan, Pelayanan Pengembangan Industri
Kesehatan Publik, Dalam Rangka
Pertambangan, Konstruksi, 2-4 Tahun Barang Penanaman Modal.
Industri Telekomunikasi, dan dan Bahan
Kepelabuhanan)
11
Fasilitas Pembiayaan Ekspor
PMK No. 198 Tahun 2017
Meliputi:
Bentuk Pembiayaan
Pembiayaan/Kredit
Kegiatan Pendukung Penjaminan ekspor Asuransi Ekspor
Ekspor Barang Ekspor Jasa Eskpor
Ekspor
PKE
SELURUH KOMODITI
NEGARA-NEGARA DI KAWASAN
AFRIKA, ASIA SELATAN, DAN TIMUR
TENGAH, KECUALI NEGARA YANG
MENDAPAT PERHATIAN KHUSUS
Rp 1,6 T
12
FASILITAS NON FISKAL
(PP Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri - PP Nomor 2 Tahun 2017)
Pelatihan SDM
Konsultasi &
Bantuan Hukum Sertifikasi SDM
Konsultasi Haki
Lisensi/Patent
Fasilitas
Non Fiskal
Litbang IKM Pengamanan
(OVNI)
Sertifikasi
Bantuan Promosi “standar” IKM
Infrastruktur
Industri
Catatan : Fasilitas non fiskal lainnya yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian 13
Jaminan Keamanan Investasi dan Usaha: Objek Vital Nasional Sektor Industri (OVNI)
14
14
IV. PERWILAYAHAN INDUSTRI
JUMLAH KAWASAN INDUSTRI OPERASIONAL TAHUN 2015 JUMLAH KAWASAN INDUSTRI OPERASIONAL TAHUN 2020
PERSENTASE
NO PULAU JUMLAH KI LUAS (HA) NO PULAU JUMLAH KI LUAS (HA) LUAS (%)
LUAS
1 Jawa 47 29.551,89 81,64% 1 Jawa 68 37,077.35 70.90%
2 Kalimantan 1 246,00 0,68% 2 Kalimantan 8 2,374.13 4.54%
3 Sulawesi 1 332,00 0,92% 3 Sulawesi 3 3,832.00 7.33%
4 Sumatera 31 6.069,73 16,77% Pertumbuhan
dalam 5 Tahun
4 Sumatera 35 9,015.26 17.24%
Total 80 36.199,62 100,00%
Total 114 52,298.74 100.00%
Keterangan :
Terjadi peningkatan kawasan industri baik dari sisi jumlah maupun JUMLAH KAWASAN INDUSTRI DALAM TAHAP KONSTRUKSI TAHUN 2020*
luasannya.
NO PULAU JUMLAH KI LUAS (HA)
1. Dari sisi jumlah, terjadi peningkatan sebesar 42.5 persen, 1 Jawa 15 4,067.48
2. Sementara dari sisi luas mengalami peningkatan 16.099 Ha 2 Kalimantan 11 4,959.33
atau sebesar 44,47persen. Kawasan industri di luar Jawa
3 Maluku Papua 2 600.00
mengalami peningkatan sebanyak 13 Kawasan Industri
dengan penambahan luas lahan seluas 8.574 ha pada tahun 4 Nusa Tenggara 1 191.00
2020 5 Sulawesi 2 849.00
3. Meskipun dari sisi jumlah peningkatan masih banyak terjadi 6 Sumatera 7 4,083.00
di Jawa, tetapi karena di luar Jawa ketersediaan lahan masih
Total 38 14,749.81
relatif luas maka peningkatan persentase luas kawasan di
luar Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan di Jawa. *Lahan sudah clear & clean
15
Persebaran Kawasan Industri Secara Nasional
16
16
PERSEBARAN KAWASAN INDUSTRI RPJMN 2020-2024
Bangkalan
Tanggamus
Brebes Sumbawa Barat
Miscellaneous Industry Agro Industry Oil & Gas Industry Metal based Industry Coal Based Industry Maritime Industry Aerospace Industry
17
17
Rekapitulasi Profil 27 KI RPJMN 2020 -2024
STATUS OPERASIONAL KAWASAN INDUSTRI
27 Kawasan Industri RPJMN 2020-2024 dibagi menjadi
RPJMN PER MEI 2020
dua kelompok yaitu:
1. Kawasan Industri Prioritas (9 KI) Operasional
2. Kawasan Industri Pengembangan (18 KI) 24%
Di masa New Normal, diharapkan upaya penyelesaian hambatan-hambatan dalam pembangungan KI dapat digenjot
kembali sehingga dapat segera mendorong pembangunan KI untuk menjadi salah satu motor penggerak pemulihan
ekonomi akibat Covid-19.
ASPEK DETAIL PERMASALAHAN UPAYA PENYELESAIAN PIHAK TERKAIT
Penyiapan 1. Dokumen Perencanaan 1. Menyusun pedoman penyusunan dokumen Perencanaan Kemenperin. Pemda,
Dokumen (Masterplan, FS, dan DED) belum Kawasan industri (Masterplan, FS, DED) calon pengelola
Perencanaan dimiliki 2. Melakukan pendampingan pada pemerintah daerah atau
2. Dokumen Perencanaan telah ada calon pengelola yang berniat menyusun dokumen
namun perlu disesuaikan dengan Perencanaan Kawasan industri
kondisi terkini
Lahan dan Tata 1. Rencana KI belum sesuai Rencana 1. Menyusun pedoman Kawasan Peruntukan Industri Kemenperin, Kemen
Ruang Tata Ruang 2. Mendorong Pemda untuk menyusun RTRW yang ATR/BPN, Kemendagri,
2. Pembebasan lahan yang mengakomodasi kepentingan Kawasan industri LMAN/Kemenkeu,
terhambat disebabkan spekulasi 3. Pendampingan dan supervisi penyelesaian permasalahan Pemda, calon
harga, masalah sosial, dan lahan dan tata ruang dengan pihak-pihak terkait pengelola
kekurangan dana untuk 4. Penerapan skema KPBU pada Kawasan industri yang
pembebasan lahan dikelola BUMN/BUMD
3. Sertifikasi lahan yang lama 5. Mendorong Pemda membentuk tim terpadu pengawasan
lahan Kawasan Industri
6. Mendorong BUMN dan Pemda untuk memanfaatkan
lahan-lahan yang tidak produktif untuk dibangun kawasan
industri
20
HAMBATAN & UPAYA PENYELESAIAN DALAM PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI
21
V. DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP EKONOMI & INDUSTRI
22
DAMPAK COVID TERHADAP PDB NASIONAL DAN GLOBAL
23
PEMETAAN INDUSTRI TERDAMPAK PANDEMI COVID-19
Pemetaan industri yang hard hit/suffer akibat penyebaran Covid-19 sehingga perlu diberi perhatian lebih dan pemetaan industri
dengan demand tinggi yang bisa memperkuat neraca perdagangan. Pemetaan ini meliputi Industri Kecil, Menengah dan Besar.
Secara ringkas 60% dari Industri suffer dan 40% Moderat atau demand tinggi. Hal ini akan menyebabkan tertekannya pertumbuhan
industri.
24
PERMASALAHAN DAN USULAN STIMULUS SEKTOR INDUSTRI
25
B. Usulan Paket Stimulus dan Kebijakan Tambahan Sektor Industri
26
27
VI. KEBIJAKAN KETAHANAN DAN PERWILAYAHAN INDUSTRI PADA MASA PANDEMI
COVID – 19 DAN NEW NORMAL
1. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi vaksin Covid-19 baru akan tersedia pada akhir tahun
2021, sehingga diperlukan tatanan normal baru (new normal) selama vaksin belum ditemukan.
2. Beberapa negara mulai membuka kembali aktivitas perjalanan secara bertahap dengan menerapkan
kondisi dan prosedur ‘new normal’, berdasarkan press release World Travel and Tourism Council (WTTC)
yang mewakili sektor travel dan tourism global pada 30 April 2020.
3. Presiden menyampaikan bahwa masyarakat harus berdamai dengan Covid-19 sampai ditemukan vaksin
yang efektif. Masyarakat bisa tetap beraktivitas di masa PSBB namun tetap harus disiplin dalam mematuhi
protokol kesehatan (kondisi normal baru). Serta akan dimulainya tatanan normal baru di beberapa
provinsi, kabupaten, dan kota dengan kondisi “Kurva Penularan Covid-19 Ro* di bawah 1” pada sektor-
sektor tertentu dengan menerapkan tatanan normal baru.
*Ro adalah basic reproduction number, yaitu jumlah kasus baru yang tertular dari satu kasus infektif pada populasi
sepenuhnya rentan.
4. Ketahanan dan perwilayahan industri turut mengambil peran dalam memacu pemulihan ekonomi di masa
new normal melalui beberapa instrumen dan kebijakan
28
A. Surat Edaran Menperin No. 4/2020 tentang Pelaksanaan Operasional Pabrik Dalam Masa
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
29
30
B. Surat Menperin No. S/336/M-IND/IND/IV/2020 kepada Gubernur/Bupati/Walikota seluruh
Indonesia perihal Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI)
31
C. Surat Edaran Menperin No. 8/2020 tentang Kewajiban Pelaporan Bagi Perusahaan Industri dan
Perusahaan Kawasan Industri yang Memiliki Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri
32
33
Jumlah IOMKI Berdasarkan Sektor Industri
34
Jumlah IOMKI Dicabut dan Industri Menyampaikan Laporan Pelaksanaan IOMKI
Catatan:
- Dari 17.243 IOMKI yang telah diterbitkan, sebanyak 8.853 industri (50%) sudah memberikan laporan mingguan.
- IOMKI yang dicabut pada umumnya terkait pemenuhan data & izin usaha yang tidak sesuai/tidak lengkap. 35
Hasil Pemantauan Industri
Tindakan Pencegahan yang dilakukan berdasarkan SE Menteri Perindustrian Nomor 4 Tahun 2020
❑ Melakukan screening awal kepada seluruh pekerja ❑ Meningkatkan frekuensi pembersihan secara rutin
melalui pemeriksaan suhu tubuh dan gejala gangguan antara lain dengan menggunakan disinfektan.
pernapasan seperti batuk/flu/sesak napas.
❑ Melakukan pengaturan jumlah pekerja di fasilitas umum
❑ Melarang pekerja yang tidak sehat untuk bekerja dan
seperti tempat ibadah, kantin, dan toiler.
merekomendasikan untuk memeriksakan diri.
❑ Memastikan pekerja yang tidak sehat dan mempunyai ❑ Menyediakan suppelement dan makanan bergizi untuk
riwayat perjalanan ke wilayah terdampak Covid-19 tidak seluruh karyawan.
masuk area pabrik. ❑ Menyiapkan panduan bagi pekerja mulai dari keluar
❑ Memastikan area kerja memiliki sirkulasi udara yang baik tempat tinggal sampai kembali ke tempat tinggal.
dan memiliki fasilitas cuci tangan. ❑ Turut menyosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat
❑ Memastikan ketersediaan sabun dan air atau hand (PHBS) dan informasi tentang Covid-19
sanitizer serta masker, sarung tangan, dan pakaian ❑ Memastikan jarak minimal yang diperlukan (social /
pelindung. physicot distancing) antar pekerja dan tidak
berkelompok saat bekerja dan beristirahat 36
Kemudahan Perizinan Berusaha Bagi Bidang Usaha Tertentu Terkait Penanganan Wabah COVID-19
37
Insentif Fiskal dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19
38
Fasilitas Dukungan Gas dan Listrik Bagi Industri di saat Pandemi Covid-19
• Diperbolehkan oleh WTO Logam & Turunannya (IH Sec, HRP, SWR, Tinplate, Canai
Logam dan Turunannya (IH Sec, SWR, Canai Lantaian Bukan
Paduan, Aluminium, Evaporator) Lantaian Bukan Paduan)
• Permohonan penyelidikan dapat Kimia Hilir (BOPET, BOPP)
Tekstil dan Produk Tekstil (Benang, Kain, Tirai)
diajukan oleh IDN maupun Instansi
Pemerintah Hasil Hutan (Coated Paper) Tekstil dan Produk Tekstil (SDY, POY, PSF)
Landasan Hukum Bahan Galian Non Logam (Ubin Keramik) Bahan Galian Non Logam (Frit Kaca)
• PP 34 Tahun 2011 tentang Tindakan
Antidumping Tindakan Imbalan Dan Dalam Proses Pertimbangan dan Penyelidikan KPPI/KADI
Tindakan Pengamanan Perdagangan Fruktosa, Cold Rolled Coil/Sheet, Baja Lapis Aluminium Seng, Biaxially-oriented
• Peraturan Menteri Perindustrian
Polyethylene Terephthalate, Biaxially Oriented Polypropylene, Garmen
Nomor 107/M-IND/PER/11/2015
40
Peran Kawasan Industri dalam Menanggulangi Covid-19 pada Masa New Normal
1. Melanjutkan fungsi gugus tugas pengawasan IOMKI bagi kegiatan operasional KI maupun tenant,
khususnya jika memiliki status OVNI, gugus tugas dapat melibatkan PAMOBVIT;
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan baik untuk perusahaan maupun pekerja
khususnya terkait penggunaan masker dan physical distancing;
3. Disiplin dalam pengawasan alur keluar masuk KI termasuk pelaksanan system check point;
4. Menyiapkan fasilitas untuk mengakomodasi protokol kesehatan (tempat makan darurat, tempat ibadah,
dll);
5. Bekerjasama dengan Pengelola KI untuk menyediakan spanduk atau media informasi lain mengenai
pelaksanaan dan kepatuhan IOMKI;
6. Mendorong pengelola KI dan perusahaan industri agar transportasi pekerja menggunakan kendaraan
khusus (bus dll) dengan tetap memenuhi ketentuan di masa new normal;
7. Mendorong pengelola KI dan perusahaan industri agar melakukan pengaturan jam masuk dan pulang
pekerja yang nantinya akan dievaluasi lebih lanjut;
8. Melaksanakan kewajiban pelaporan IOMKI baik Kawasan industri maupun tenant;
9. Menyiapkan fasilitas rapid test atau PCR bagi pekerja baik secara mandiri maupun bekerjasama dengan
fasilitas kesehatan 41 41
Peran Kawasan Industri dalam Upaya Pemulihan Ekonomi pada Masa New Normal
42
TERIMA KASIH
Ditjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional
Kementerian Perindustrian
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52 – 53, Lt. 13, Jakarta 43