Anda di halaman 1dari 29

KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA


DALAM RANGKA PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING SERTA MEMASUKI NEW NORMAL

Disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika
Pada Acara
Bimbingan Teknis Aparatur Industri Dinas Pemerintah Kabupaten/ Kota

Jakarta, 8 - 26 Juni 2020


Outline
KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
DALAM RANGKA PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING

Profil Direktorat Jenderal Industri Kebijakan, Prioritas Industri dan


Logam, Mesin, Alat Transportasi 01 04 Rencana Aksi Tahun 2020 - 2024
Sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
dan Elektronika Elektronika

,
Overview Kondisi Terkini Fokus Utama Pengembangan Industri
(Perekonomian Global dan Indonesia, Perubahan
Perilaku akibat Pandemi Covid – 19 )
02 05 Sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika

Kebijakan New Normal Hilirisasi dan Komersialisasi Produk


Dalam Menghadapi Pandemi 03 06 Riset dan Inovasi dalam
Covid – 19 Penanggulangan Wabah Covid-19
(Peta Sebaran, Skenario Kebijakan, Kebijakan Sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Penanganan dan Tuntutan Masyarakar Pasca Elektronika
Covid – 19) 2
Kerangka kelembagaan digunakan untuk mencapai visi,
misi, tujuan, strategi, indikator dan target yang
diamanatkan kepada Direktorat Jenderal Industri Logam,
Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika melalui:
1. Undang-undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian,
2. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perindustrian sebagaimana diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2018 tentang Perubahan
atas Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perindustrian
3. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian

I TUGAS DAN FUNGSI

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin,


Bertanggung Alat Transportasi, dan Elektronika berada
jawab Pada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri Plt
.

Achmad Rodjih
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Almanshoer
Dipimpin
Alat Transportasi, dan Elektronika dipimpin
Oleh
oleh Direktur Jenderal

TUGAS
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan
struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri,
standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau serta
peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri logam, industri mesin, industri alat
transportasi dan maritim, serta industri elektronika dan telematika.
OVERVIEW KONDISI TERKINI

Potential Short-Term Impact of Covid-19 on Global Economy COVID-19: Bencana dahsyat

Menjelma sebagai pandemi global, menyebar


ke 213 negara dan teritori di setiap benua
1 kecuali Antartika.

Menjangkiti 4,8 juta orang dengan korban


meninggal dunia lebih dari 300 ribu, sejauh ini.
2
Memicu perubahan dalam berbagai aspek
Pandemik global menyebabkan supply shock bagi manufaktur
global karena banyak pabrik dalam jalinan mata-rantai pasokan 3 kehidupan.
dunia menghentikan aktivitas produksi. Kurva aggregate supply
(AS) bergeser ke kiri dari AS1 ke AS2. Menghempaskan perekonomian dunia, terparah setelah
Depresi Besar 1929-1939 dengan puncaknya 1933.
Bursa saham dan obligasi tertekan. Investasi mandek. Jutaan
pekerja dirumahkan atau ter-PHK. Semua itu mengakibatkan
4 Perkiraan ADB: global cost mencapai US$4,1 triliun atau
hampir 5 persen PDB global. Sangat boleh jadi bakal lebih
demand shock, menggeser aggregate demand (AD) ke kiri atau besar lagi.
ke bawah, dari AD1 ke AD2.
NEW NORMAL
5
Output dan tingkat harga turun
Sumber: Faisal Basri - Dunia dan Indonesia Usai Coronavirus Covid-19
OVERVIEW KONDISI TERKINI

PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL DAN INDONESIA PADA MASA PENYEBARAN


VIRUS SARS, EBOLA dan COVID-19
Perkiraan
Pertumbuhan
Ekonomi
Dunia Tahun
2020:
IMF
(April 2020)
-3,0%
JP MORGAN
(20 Maret
2020)
-1,1%
The Economist
Intelligence
Unit (26 Maret
-2,2%
2020)

Sumber: IMF (April2020)


PERUBAHAN YANG DISEBABKAN PANDEMI COVID - 19

PANDEMI COVID – 19 MENYEBABKAN PERUBAHAN PERILAKU KONSUMEN

4 Megashift Perilaku Konsumen Paska COVID-19 Pasca COVID-19 akan cenderung mengurangi kegiatan di luar

Sumber: 30 Consumer Behaviour


New Normal, 2020
Sumber: Mckinsey
PERUBAHAN YANG DISEBABKAN PANDEMI COVID - 19

PANDEMI COVID – 19 MENYEBABKAN PERUBAHAN PERILAKU KONSUMEN – Lanjutan 1

Trend Manufaktur Pasca Covid - 19 Ekosistem Digital dengan Interkoneksi antar Sektor akan Menjadi
Tren Baru
KEBIJAKAN NEW NORMAL DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID - 19
Skenario Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 Kebijakan Penanganan yang telagh dilakukan Pemerintah

8
Sumber: CSIS Commentaries DMRU-015, 26 March 2020
KEBIJAKAN NEW NORMAL DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID - 19
KEBIJAKAN NEW NORMAL DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID - 19

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/328/2020 TENTANG


PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DI TEMPAT KERJA
PERKANTORAN DAN INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN USAHA PADA SITUASI PANDEMI

Tujuan
__________
Meningkatkan upaya tempat kerja khususnya perkantoran dan industri dalam pencegahan penularan COVID-
19 bagi pekerja selama masa pandemi.
Sasaran
__________
Sasaran panduan ini ditujukan untuk Tempat Kerja Instansi Pemerintah, Perusahaan Swasta, BUMN, Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Pencegahan dan pengendalian covid-19 di lingkungan kerja
perkantoran dan industri
__________
1. Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
2. Saat kembali bekerja pasca Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
3. Prosedur apabila menemukan pekerja terkena otg, odp, pdp atau konfirmasi Covid – 19.
Koordinasi antara tempat kerja dengan pemerintah daerah dalam
penanganan
__________
Covid-19
Dalam penanganan pandemi COVID-19 Pemerintah Daerah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Pemerintah, swasta dan masyarakat harus saling bekerjasama
dan berkolaborasi dalam upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di wilayahnya. Tempat kerja dan dunia usaha
merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan COVID-19.
KEBIJAKAN NEW NORMAL DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID - 19

KEBIJAKAN/REGULASI KEMENPERIN MENGHADAPI COVID-19 SELAMA PSBB


A. Surat Edaran Menperin No. 4/2020 tentang Pelaksanaan Operasional Pabrik Dalam Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)

11
KEBIJAKAN NEW NORMAL DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID - 19

KEBIJAKAN/REGULASI KEMENPERIN MENGHADAPI COVID-19 SELAMA PSBB (lanjutan 1)


B. Surat Menperin No. S/336/M-IND/IND/IV/2020 kepada C. Surat Edaran Menperin No. 8/2020 tentang Kewajiban Pelaporan Bagi
Gubernur/Bupati/Walikota seluruh Indonesia perihal Izin Operasional dan Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri yang Memiliki Izin
Mobilitas Kegiatan Industri. Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri

TATA CARA PELAPORAN PELAKSANAAN OPERASIONAL


Kepala daerah dalam melakukan pengawasan terhadap DAN MOBILITAS KEGIATAN INDUSTRI
IOMKI, dapat :

Memberikan peringatan dan penyegelan


sementara bila ditemukan adanya pelanggaran
terhadap penerapan protokol pencegahan COVID-
19, namun dapat dicabut bila perusahaan
memenuhi kewajiban penerapan protocol
pencegahan COVID-19

Mengusulkan kepada Menteri Perindustrian


untuk mencabut IOMKI, bilamana setelah
diberikan peringatan dan penyegelan sementara
tetap ditemukan adanya pelanggaran terhadap
penerapan protokol pencegahan COVID-19

12
KEBIJAKAN NEW NORMAL DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID - 19 22

TUNTUTAN DUNIA DAN MASYARAKAT PASCA COVID-19

1. Research and Development Dituntut untuk:


• Bergerak
2. Inovasi cepat
• Tanpa batas
3. Teknologi • Kolaborasi

Peran engineer ke depan menjadi sangat penting

Momentum yang tepat untuk meningkatkan peranan Engineer untuk


menghadapi era new normal:
• Peningkatan produktivitas dan efisiensi industri
• Peningkatan survival manusia
• Daya tahan terhadap potensi pandemi baru ke depan
KEBIJAKAN NEW NORMAL DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID - 19 22

PEMULIHAN INDUSTRI
Pemetaan industri yang hard hit/ suffer akibat penyebaran Covid-19 sehingga perlu diberi perhatian lebih dan
pemetaan industri dengan demand tinggi yang bisa memperkuat neraca perdagangan. Secara ringkas 60% dari
industri suffer dan 40% demand tinggi. Hal ini akan menyebabkan tertekannya pertumbuhan industri.

Hard Hit/ Suffer Demand Tinggi

Industri alat kesehatan dibawah pembinaan


Direktorat IPAMP – Direktorat Jenderal ILMATE
Catatan:
Angka persentase menunjukan terhadap PDB Industri Pengolahan
Non Migas Tahun 2019

UTILISASI INDUSTRI MANUFAKTUR DAN SHARE PDB


PRIORITAS INDUSTRI TAHUN 2020 - 2024

Pengembangan INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN


ELEKTRONIKA nasional tahun 2020-2024 diarahkan pada prioritas sebagai berikut

1. Industri Alat Kesehatan 4. Industri Pembangkit Energi


Produk disposable dan consumables; Hospital Furniture; Implan Ortopedi Industri Alat Kelistrikan yang terdiri dari: Motor/ generator listrik; Baterai;
dan Gigi; Electromedical device; Diagnostic instrument; PACS (Picture Solar cell; Turbin; dan Mesin Peralatan Pembangkit Listrik
Archiving and Communication System); Software and IT; Diagnostics
reagents; POCT (Point of Care Testing); dan Radiologi
5. Industri Barang Modal, Komponen, Bahan
2. Industri Alat Transportasi Penolong dan Jasa Industri
• Industri Kendaraan Bermotor terdiri dari: ICE Vehicles; Kendaraan Listrik (HEV,
• Industri Mesin dan Perlengkapan yang terdiri dari: Industrial tools;
PHEV, BEV, FcEV); Flexi Engine; AMMDes; Industri Kendaraan Perang; Battery EV;
PCU (Power Control Unit); Smart Vehicle; dan Komponen utama lainnya (KBM) . Mesin CNC dan CNC controller; Flexible Machining Center; Mesin
• Industri Kereta Api terdiri dari: Lokomotif; Kereta api rel diesel; Kereta api rel diesel Produksi berbasis otomasi; Mesin peralatan pabrik; Mesin pertanian
elektrik; Kereta api rel listrik; Monorel; LRT/MRT; High Speed Train; dan Komponen dan kehutanan; dan Mesin penambangan, penggalian dan konstruksi.
utama dan penunjang. • Jasa Industri yang terdiri: Perancangan pabrik dan Jasa proses industri
• Industri Perkapalan terdiri dari: Kapal Niaga/Kerja (pembangunan kapal baru dan
(presisi dan bernilai tambah tinggi).
reparasi); Kapal Penangkap Ikan; Kapal untuk kepentingan Alutsista; Bangunan lepas
pantai dan Komponen perkapalan.
• Industri Kedirgantaraan terdiri dari: Pesawat terbang termasuk Drone; Pesawat 6. Industri Logam Dasar
untuk kepentingan Alutsista; Komponen pesawat dan Perawatan pesawat (MRO).
• Industri Pengolahan dan Pemurnian Besi dan Baja Dasar yang terdiri dari: Paduan
besi (ferro alloy); Baja tahan karat (stainless steel long and flat products); Baja
3. Industri Elektronika dan Telematika/ICT untuk keperluan khusus/ baja engineering (antara lain untuk kesehatan,
• Industri Elektronika Konsumsi dan Komponen terdiri dari: Smart home pertahanan, alat transportasi,elektronika, permesinan); Slab, Billet, Bloom; Hot
appliances; Smartphone Component (Screen, Charger, Camera, Batteries); Rolled Coils (HRC), Hot Rolled Plate (HRP), Cold Rolled Coils (CRC), Wire rod &
Komponen elektronika (tanpa komponen fabrikasi/fabless, semikonduktor, bar; dan Profile, wire, pipe, dan baja Pratekan (PC Bar, PC Strand, PC Wire).
kompressor, motor listrik, smart sensor, smart actuator); IoT; dan Baterai (untuk • Industri Pengolahan dan Pemurnian Logam Dasar Bukan Besi yang terdiri dari:
kebutuhan industri elektronika) Smelter Grade Alumina; Alumunium ingot dan alumunium alloy; Mixed
• Industri Komputer dan Peralatan Komunikasi terdiri dari: Komputer/Laptop; Hydroxide Precipitate (MHP), Mixed Sulfide Precipitate (MSP), Nickel Alloy
Peralatan telekomunikasi (radar dan satelit, 5G, switch & hub, fiber optik, smart (Nickel Pig Iron (NPI), Ferro Nickel (FeNi), Nickel Matte); Copper Cathode;
card); Smart mobile phone; dan Infrastruktur Telekomunikasi. Copper/Brass Sheet; dan Paduan tembaga (copper alloy).
• Software dan Konten terdiri dari: Animasi; Games dan Konten; Software IoT dan • Industri Logam Mulia, Tanah Jarang (Rare earth), dan Bahan Bakar Nuklir yang
Manufacturing Execution System (MES); dan Mobile Application terdiri dari: Hasil Pemurnian Anode Slime (Dore); dan Logam tanah jarang.
Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,
dan Elektronika (SS 1)
Persentase tenaga Nilai investasi Produktivitas Produktivitas
kerja di sektor sektor ILMATE tenaga kerja sektor sektor ILMATE
ILMATE terhadap ILMATE
total pekerja

Rencana Aksi
Strategi dan aktivitas utama yang bersifat signifikan untuk mencapai Sasaran Strategis pada Perjanjian Kinerja diatas

RnDnD Promosi Investasi


1. Roadmap IndustriTransportasi Berbasis Bio Fuel & 1. Profiling investor dalam rangka pendalaman
Green Fuel struktur
2. Kemandirian Industri Automotif (AMMDes)) 2. Investasi industri kendaraan bermotor listrik
3. PemberdayaanTechnopark untuk mendorong industri berbasis baterai
berbasis digital 3. Investasi aintenance Repair & Overhaul (MRO)

Reviu Kebijakan Business climate


1. Harmonisasi DIM terkait RUU Minerba (UU Nomor 1. Usulan deregulasi ketentuan impor BMTB dalam
4/2009)
konteks investasi (Permendag No. 118/2018)
2. Pemanfaatan Slag Industri sebagai By Produk
2. Pembiayaan modal kerja untuk industri alat
Logam
3. Sinkronisasi regulasi antar K/L (Contoh pada Migas mesin pertanian dan industri kapal
memiliki ketententuan tersendiri)

Vokasi Indutri Sertifikasi Kompetensi


1. Mendorong sektor ILMATE untuk melakukan Pendidikan dan Pengembangan SKKNI dan Sertifikasi Sumber Daya Industri
Pelatihan berbasis Vokasi Sektor ILMATE
2. Mendorong Industri untuk mendapatkan Super Deductible Tax
Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika (SS 2)
Perusahaan dengan nilai Indonesia Industry 4.0 Nilai ekspor produk industri Logam, Mesin, Alat
Readiness Index (INDI 4.0) > 3.0 di sektor industri Transportasi, dan Elektronika berteknologi tinggi
Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
(Perusahaan)

Rencana Aksi
Strategi dan aktivitas utama yang bersifat signifikan untuk mencapai Sasaran Strategis pada Perjanjian Kinerja diatas

Akselarasi Penerapan
Industry 4.0
Pilot project, Pembentukan Lighthouse IR
4.0, Pendampingan Pilot Project Selected
Industry, dan Pembangunan integrated
industy dashboard dan integrated
ecosystem dan Kerjasama NRC

Hilirisasi Produk Unggulan


Ekspor – high technology
product.
Merumuskan kebijakan guna menggeser
komoditas prioritas ekspor dari tingkat
processing atau co-manufacturing product
ke arah high technology product.
Meningkatnya kemampuan industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
(SS 3)
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika (Rerata Tertimbang) - (Persen)

Rencana Aksi
Strategi dan aktivitas utama yang bersifat signifikan untuk mencapai Sasaran Strategis pada Perjanjian Kinerja diatas

Local content - govt 01


procurement
Optimalisasi TKDN pada proyek – proyek
pemerintahan (Contoh: Migas, Pembangkit
Listrik, dll ) dan Peninjauan regulasi

02
Local content – non
govt procurement
Penerapan TKDN produk industry (Ct. Ponsel
4G), Pengusulan penambahan penerapan
TKDN produk Laptop/ Notebook dan Smart
Watch
Meningkatnya penguasaan pasar industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika (SS 4)
Pertumbuhan ekspor produk Kontribusi ekspor produk industri Rasio impor bahan baku industri
industri Logam, Mesin, Alat Logam, Mesin, Alat Transportasi, Logam, Mesin, Alat Transportasi,
Transportasi, dan Elektronika dan Elektronika terhadap total dan Elektronika terhadap PDB
ekspor sektor industri non migas

Rencana Aksi
Strategi dan aktivitas utama yang bersifat signifikan untuk mencapai Sasaran Strategis pada Perjanjian Kinerja diatas

Safeguard Promosi Kemampuan


1. H&I Section 1. Promosi ekspor ke negara berkembang dan LDCS
2. Fasilitasi Pameran, One on One Meeting, Business
Matching

BMAD Advokasi Terhadap


1. HRC, HRP, H&I Section, Tin Plate
2. (Usulan BjLAS & Sunset Reviu: CRC)
Industri Calon Eksportir
1. Mendorong ekspor produk ILMATE melalui
pembiayaan LPEI (Contoh Kereta Api)

Regulasi Perlindungan 2. Pendampingan industry yang memproduksi


komoditas ekspor prioritas sector ILMATE

Produsen Regulasi SNI Wajib


1. Sistem Informasi Basisdata Imei Nasional (SIBINA) -
Validasi IMEI untuk Penanggulangan PeredaranTelepon Pemberlakuan SNI Wajib Produk Direktorat Jenderal
Seluler Ilegal ILMATE
2. SIBANA – Smart Engine –Tata Niaga – Impor Integrasi
data pada satu sistem melalui SIINAS
Pilot Project Pengembangan Alat Mekanis Multi Guna Pedesaan (AMMDes)

✓ Kapasitas Produksi AMMDes mencapai 3.000


unit/tahun
✓ Komponen lokal sebesar 70%
✓ 21 pilot project untuk 6 jenis AMMDes
✓ Potensi Ekspor ke Timor Leste, Kamboja,
Myanmar dan nigeria
✓ Direncanakan masuk ke e-katalog
✓ AMMDes Aplikasi yang telah siap sebanyak 15
(lima belas) tipe dan 3 (tiga) tipe dalam tahap
pengembangan, yaitu: AMMDes pemadam
kebakaran hutan dan lahan serta
perkampungan, AMMDes pengolahan sampah
dan AMMDes tangki air bersih
20
PENGEMBANGAN KENDARAAN BERMOTOR LISTRIK
Demonstration Project Of Electric Motorcycle & Mobile Battery Sharing (2019 -2021)

LAUNCHING
(28 AGUSTUS 2018 di
KEMENPERIN)

21
FASILITASI PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN DARURAT BENCANA (PENINGKATAN POPULASI STARTUP COMPANY
SOFTWARE KONTEN)
Startup dalam menjalankan bisnisnya harus memiliki kemampuan dalam menciptakan inovasi yang menarik sehingga diminati dan sesuai
kebutuhan pasar.

SEBARAN INFEKSI COVID-19 LEBIH MASIF DAN DESTRUKTIF....


How Digital Technologies Enable
to Increase Creativity Value

PELUANG BAGI
STARTUP UNTUK
MENGEMBANGKAN
APLIKASI SEBAGAI
SOLUSI
PENCEGAHAN/
PENANGANAN
BENCANA YANG
TERJADI

Direktorat IET berperan sebagai colaborator ABG dan komunitas melakukan kegiatan fasilitasi penumbuhan
startup dalam menghasilkan produk inovasi berbasis teknologi serta komersialisasinya khususnya
pengembangan aplikasi pengelolaan darurat bencana
PENUMBUHAN STARTUP SEBAGAI SALAH SATU ENABLER EKOSISTEM INOVASI DALAM18
PENERAPAN INDUSTRI 4.0
Peranan Industry 4.0 akan Semakin Penting Paska COVID-19

Pre-COVID19 Post-COVID19
businesses run better Survival, damage limitation, resillience

Peranan Industri 4.0: Peranan Industry 4.0:


1. Meningkatkan 1. Mempertahankan bisnis tetap jalan
2. Memperpendek waktu recovery
keunggulan kompetitif
3. Meningkatkan resiliensi bisnis di
2. Efisiensi biaya
jangka menengah dan panjang
dan produktivitas 4. Mengurangi kebergantungan kepada
3. sustainability and innovation. modal manusia (karena social distancing
dan less-contact economy)
https://www.themanufacturer.com/articles/what-is-the-future-for-industry-4-0-in-the-post-covid-19-paradigm/
INISIATIF MAKING INDONESIA 4.0 SEKTOR ILMATE

Hasil Self-Assement INDI 4.0 Sektor Hasil Self-Assement INDI 4.0 Sektor
Industri Elektronika Industri Otomotif

No Kegiatan Sektor Sektor


• Berdasarkan nilai INDI sektor Industri R4 atau lebih dan SEPEDA
Elektronika Otomotif
MOTOR mempunyai kesamaan tingkat kesiapan, yaitu kesiapan
1 Pemetaan Kesiapan Industri menuju Industri 4.0
sedang, sedangkan komponen tingkat kesiapanya lebih rendah
a Sosialisasi Making Indonesia
4.0 [Pemda/Industri] 100 1556
yaitu kesiapan awal.
b Sosialisasi INDI 4.0 [Industri] 100 528 • Secara umum tantangan dalam implementasi 4.0 di sektor
c Asesmen INDI 4.0 untuk sektor Otomotif adalah pilar “manajemen dan organisasi” dan “orang &
industri [Industri] 50 378 Budaya”.
2 Pelatihan Bimtek Industri 4.0 • Untuk menjembatani tingkat kesiapan antara automaker dan
a Pelatihan Bimtek Industri 4.0 untuk 20 industri komponennya maka program implementasi 4.0 dilakukan
Manajer [Orang] dengan membangun kolaborasi antara automaker dan industri
b Pelatihan Bimtek Industri 4.0 untuk 20 322 komponenya.
Engineer [Orang]
PENGEMBANGAN HILIRISASI INDUSTRI BERBASIS LOGAM
HILIRISASI SEKTOR INDUSTRI
HILIRISASI DAN KOMERSIALISASI PRODUK-PRODUK RISET DAN INOVASI DALAM
PENANGGULANGAN WABAH COVID-19

Progres Kolaborasi Pengembangan Ventilator Dalam Negeri (Tim Jogja)

SKEMA PENGEMBANGAN VENTILATOR


RENCANA KEGIATAN SELANJUTNYA

1. Belum ada jaminan pemesanan dari user


Uji Fungsi di Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan (BPFK) Surabaya sehingga belum dapat menyusun rencana
KENDALA produksi maupun untuk keperluan pemesanan
komponen part produk dari supplier
Uji Klinis di RSUP Dr. Sardjito setelah 2. Untuk memulai mass production membutuhkan
mendapatkan Laporan Hasil Uji (LHU) dari modal kerja yang cukup besar untuk pemesanan
BPFK Surabaya komponen

Mempersiapkan Fasilitas Produksi Secara


Paralel

1. Secara umum kegiatan


Kesimpulan
Melengkapi Dokumen Ijin Edar Produk terlaksana dengan baik
2. Perlunya dukungan
terutama modal kerja untuk
mass production
Menyiapkan Dokumen After Sales Service
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
Kementerian Perindustrian
Jln. Gatot Subroto Kav. 52 – 53
Lantai 11 - 12, Jakarta
http://lmate.kemenperin.go.id

Anda mungkin juga menyukai